Tangis Ji An pecah seketika setelah mengetahui fakta Ji Soo. Ia tak habis pikir, sang ibu tega membohonginya. Ji An yang syok, memukul dadanya berkali-kali. Ia bingung harus bagaimana sekarang.
Semenetara itu, Nyonya Yang yang sudah berada di
depan pintu tak jadi masuk karena ditelpon Hae Ja. Hae Ja memberitahu Nyonya
Yang soal barang2 Ji Soo yang tertinggal di mobilnya. Hae Ja bilang, ia tak
bisa mengantarkan barang2 Ji Soo karena harus mengganti penyaring air. Nyonya
Yang pun langsung meluncur ke rumah Hae Ja untuk menjemput barang2 Ji Soo.
Di dalam, Ji An yang sudah tak bertenaga
dikejutkan dengan bunyi ponselnya. Telepon dari Senior Jo yang menyuruhnya
kembali ke kantor untuk mencari data FNB perusahaan. Senior Jo bilang, Ha Jung
sudah mencari di ruang data tapi tidak ketemu. Ji An pun menjawab dengan lemas
kalau ia akan segera kembali ke kantor.
Hae Ja memberi saran pada Nyonya Yang untuk merahasiakan soal restoran Haesung dari anak2. Hae Ja menyuruh Nyonya Yang berbohong, Hae Ja bilang, anak2 hanya perlu tahu kalau Nyonya Yang sudah mendapat pekerjaan.
Tuan Seo menawarkan rencana bisnisnya ke salah satu potential partner nya tapi sayangnya ia lupa membuat kartu nama, membuat partnernya jadi kurang yakin dan enggan bekerja sama. Tepat saat itu, Seok Doo menghubunginya. Seok Doo berkata, sudah melihat e-mail yang dikirimkan Tuan Seo. Tapi sayangnya, barang yang direkomendasikan Tuan Seo tidak ada nilainya. Tuan Seo pun berjanji akan mencari produk potensial lainnya. Tak lupa, Tuan Seo juga meminta kartu nama pada Seok Doo.
Tuan Jung tak setuju kalau anniversary perusahaan yang harusnya sebulan lagi dimajukan lebih cepat. Do Kyung beralasan, itu saran dari tim pemasaran terkait penjualan produk musim dingin mereka. Tapi Tuan Jung tetap protes, ia tidak terima dan merasa Do Kyung sudah melangkahinya.
“Jika itu terkait langsung dengan penjualan kita,
kita harus mendiskusikannya dengan cabang-cabang kita. Ini masalah penting.
Kenapa kau memutuskan sendiri? Kau tidak boleh mengabaikan hierarki.” Ucap Tuan
Jung.
Do Kyung jelas kaget dengan reaksi Tuan Jung.
Tuan Jung lantas meminta laporan detailnya kenapa mereka harus memajukan anniv
perusahaan.
Balik ke ruangannya, Do Kyung merasa ada yang
aneh dengan sikap Tuan Jung. Do Kyung lantas menyuruh Ji An memperbaiki
proposal anniv Haesung.
Ji An dengan mudahnya menemukan data lama perusahaan di ruang arsip. Ia pun langsung membawa data2 lama itu ke ruangannya. Ha Jung sepertinya sengaja mengerjai Ji An dengan pura2 tidak bisa menemukan data2 lama itu. Padahal kesemua data2 itu teronggok di ruang data. Dengan suara lemas, Ji An bilang kalau ia harus keluar lagi tapi Manajer Lee melarang dan menyuruh Ji An memperbaiki proposal untuk merayakan anniv Haesung. Manajer Lee bilang, mereka harus menyertakan alasan kenapa harus memajukan Hari H. Manajer Lee minta Ji An menyelesaikan proposal itu sebelum besok siang. Dengan suara lemas dan wajah yang pucat, Ji An pun mengiyakan perintah manajernya.
Nyonya Yang berusaha menyenangkan Ji Soo. Ji Soo yang baru pulang kerja, terkejut melihat sang ibu lagi membersihkan loyang dan cetakan kuenya. Ji Soo mengira ibunya sudah membuang loyang dan cetakan kue itu. Nyonya Yang tersenyum, lalu berkata kalau Ji Soo membeli loyang dan cetakan kue itu saat pertama kali belajar memanggang.
“Ibu bilang semuanya sudah ibu jual dan uangnya
sudah terpakai semua.” Jawab Ji Soo.
“Ibu berusaha menghentikanmu memanggang karena kai
menyia-nyiakan pekerjaan sebagai ahli gigi.” Ucap Nyonya Yang.
“Aku tidak tahan dengan itu karena perutku lemah.
Isi mulut orang itu menjijikkan.” Jawab Ji Soo.
“Baiklah. Omong-omong, kau mendapat pekerjaan di
toko roti. Bekerja keraslah.” Ucap Nyonya Yang.
“Tadinya aku hendak memanggang roti hari ini, jadi,
kubeli panci sekali pakai ini.” jawab Ji Soo.
Kemaren Tuan Seo beliin Ji Soo oven, sekarang
Nyonya Yang ngembaliin loyang dan cetakan kue Ji Soo… entah kenapa, sy merasa
mereka tidak tulus menyenangkan Ji Soo. Sy ngeliatnya mereka kayak lagi
ngebaikin Ji Soo gitu…
Mesin pembuat kopi Woo Hee rusak, karena itulah
Woo Hee memanggil tukang service. Tapi pria itu sepertinya tertarik pada Woo
Hee. Woo Hee yang mulai risih, mengusir pria itu dengan cara halus. Tapi pria
itu malah terus ngajak Woo Hee bicara macam-macam. Woo Hee berusaha menghindar,
tapi pria itu terus mendekatinya, bahkan menawarkan diri membantu Woo Hee
membersihkan meja. Woo Hee pun marah dan secara terang2an mengusir pria itu.
Pria itu jadi kesal. Tepat saat itu, Hyuk datang.
Hyuk pun menjelaskan situasi Woo Hee pada pria itu.
Tanpa mereka sadari, Boss Kang sedang menatap
lirih Woo Hee dari luar jendela.
Setelah itu, kita melihat Boss Kang menangisi Woo
Hee di toko rotinya. Ternyata, itulah yang membuat mata Boss Kang terlihat
sembab, karena Boss Kang menangisi Woo Hee setiap malam.
Dan seperti yang saya duga, penyebab perceraian
Woo Hee adalah KDRT. Woo Hee dan suaminya, Cha Kyung Soo, bercerai 5 tahun
lalu.
Dari adegan Boss Kang yang menangisi Woo Hee,
kita beralih ke adegan si imut Ji Soo yang baru aja selesai membuat roti.
Dengan wajah berseri2, Ji Soo memotret dirinya bersama rotinya yang keluar dari
oven. Sy tebak, Ji Soo mau kirimin fotonya ke Ji An.
Do Kyung yang baru saja pulang, langsung membicarakan soal Ji An dengan ayah dan ibunya. Do Kyung bilang kalau Ji An lagi sibuk memperbaiki proposal anniv Haesung sesuai perintah Tuan Jung.
Malam semakin larut, tapi Ji An masih di kantor menyelesaikan proposalnya. Namun sayangnya, Ji An tak bisa konsentrasi karena fakta tentang Eun Seok terus mengganggu pikirannya.
Ji An akhirnya pulang ke rumah. Tapi karena merasa itu bukan rumahnya, ia pun mau pergi lagi. Tapi suara Do Kyung menghentikan langkahnya. Ji An beralasan, kalau ia mau mencari udara segar.
“Tapi ini sudah lewat tengah malam.” Jawab Do
Kyung.
“Tapi kenapa Kakak di luar, padahal sudah lewat
tengah malam?” tanya Ji An lemas.
“Kakak yang membuatmu pulang larut. Kakak tahu kau
amat stres, tapi kenapa kau minum bir pukul segini? Kakak juga tidak bisa
menyuruh seseorang mengikutimu. Kakak amat mencemaskan adik kakak yang tidak
terduga ini.” jawab Do Kyung.
“Kebanyakan orang di dunia ini hidup seperti ini.”
ucap Ji An.
“Tapi kau tidak berada di kelompok itu.” jawab Do
Kyung.
Ji An yang sudah tak kuat bicara lagi, buru2
masuk ke dalam dengan alasan capek. Do Kyung heran sendiri melihat sikap
adiknya.
Keesokan harinya, Ji An sudah pergi pagi2 sekali untuk melakukan riset. Seohyun pun heran sendiri melihat Ji An bekerja begitu keras. Tuan Choi bilang itu karena Ji An mewarisi darah Nyonya No. Ji An sangat bersemangat dan pantang menyerah persis seperti Nyonya No. Nyonya No menambahkan kalau Ji An berusaha sebaik mungkin menyelesaikan proposal itu agar tidak membuat malu Do Kyung.
“Setelah proposalnya lolos, aku akan
membiarkannya istirahat.” Jawab Do Kyung.
“Harus. Dia hanya akan melewati departemen
pemasaran. Katakan kepadanya agar tidak berusaha terlalu keras.” Ucap Tuan
Choi.
“Kakek menyuruhnya berkontribusi. Di samping itu,
ini acara hari jadi ke-40. Sudah sewajarnya dia merasa tertekan.” Jawab Do
Kyung.
“Kenapa kau tidak membelikan makan siang dan
bilang begitu?” tanya Tuan Choi pada Nyonya No.
“Aku tidak akan bekerja hari ini.” jawab Nyonya
No. Tuan Choi pun heran, tapi Nyonya No
hanya bilang mau mengurus sesuatu di rumah.
Ji An yang sudah berada di kantor, tampak focus
menyelesaikan proposalnya. Perhatian Ji An sedikit teralih ketika seorang
cleaning service masuk. Ji An kemudian menatap ke arah jam dengan tatapan
lirih.
Ji Soo senang banget roti buatannya dipuji oleh
Tuan Seo dan Nyonya Yang. Nyonya Yang pun penasaran dengan bahan roti Ji Soo
karena rotinya sangat lembut. Ji Soo hanya menjawab itu rahasia. Tuan Seo
protes Ji Soo merahasiakannya.
“Aku berusaha menyalin resep Pak Pembuat Roti.”
Jawab Ji Soo.
“Kenapa kau memanggilnya begitu?” tanya Nyonya
Yang.
“Dia pembuat roti, jadi, kupanggil begitu.” jawab
Ji Soo.
Ji Soo lalu menanyai pendapat Ji Tae yang sedari
tadi diam saja. Ji Tae pun menyuruh Ji Soo untuk terus belajar agar bisa
menjadi pembuat roti. Ji Soo mengangguk, lalu berkata kalau ia tidak terlalu
peduli pada makanan lain.
Ji Soo tiba2 ingat Ji An. Ji Soo bilang kalau Ji An juga harus mencicipi rotinya. Karena nama Ji An disebut2, Ji Tae pun jadi ingat kalau kemarin Ji An datang mengunjunginya. Ji Tae lantas memberitahu ayah dan ibunya soal kedatangan Ji An. Ji Tae bilang, sekarang Ji An sudah kembali bekerja di Tim Pemasaran Haesung. Tuan Seo dan Nyonya Yang pun seketika terdiam.
Ji Soo yang baru sampai di toko roti, heran sendiri melihat roti yang dibuat Boss Kang sangat sedikit. Boss Kang beralasan, kalau ia hanya sedang malas. Ji Soo tambah heran. Boss Kang dengan sedikit ketus menjawab kalau ia membuat roti bukan untuk menyenangkan orang lain. Ji Soo penasaran, alasan Boss Kang membuat roti. Boss Kang yang kesal ditanyai terus, menyuruh Ji Soo diam dan bekerja.
Ekspresi Boss Kang barulah berubah saat Ji Soo memberitahunya tentang Woo Hee. Ji Soo bilang, kalau Woo Hee meminta nomor rekening Boss Kang. Boss Kang panic dan menyuruh Ji Soo memberikan nomor rekening Ji Soo saja. Ji Soo heran. Boss Kang kemudian berkata, kalau dia membutuhkan uang cash.
“Tapi kita mendapatkan uang tunai setiap harinya.”
jawab Ji Soo.
“Aku amat ingin uang tunai.” Ucap Boss Kang.
Do Kyung di ruangannya, sedang bicara dengan Ji An di telpon. Do Kyung mengajak Ji An makan siang dan mengaku sudah memesankan taksi untuk Ji An. Ji An yang mulai menghindari Do Kyung, pun beralasan kalau ia sudah memesan makanan duluan. Do Kyung terus memaksa Ji An. Ia membujuk Ji An dengan belut favorit Ji An. Ji An menolak, kali ini ia mengaku takut kalau ada yang memergoki mereka bersama. Mendengar itu, Do Kyung pun tersenyum dan memuji Ji An yang mulai berhati2. Tapi Ji An buru2 menutup teleponnya dengan alasan makanannya sudah datang. Ditolak Ji An, akhirnya Do Kyung meminta Gi Jae menemaninya makan siang.
Pas lagi makan siang, Gi Jae membahas soal Do Kyung yang meminjam personal shoppernya untuk mencari beberapa pakaian, tas, aksesori dan sepatu tempo hari. Gi Jae yakin, Do Kyung punya something special dengan seorang wanita. Do Kyung pun berjanji akan memberitahu Gi Jae nanti. Gi Jae pun makin penasaran. Namun Do Kyung malah mengalihkan topic pembicaraan dengan membahas soal pekerjaan impian.
“Saat SMA, aku kabur dari rumah untuk menjadi
desainer mode. Aku berhasil naik pesawat ke Paris, tapi tertangkap di bandara
di sana dan dipaksa naik pesawat pulang.” Jawab Gi Jae.
“Putra Sungho Medical menjadi desainer mode?”
ucap Do Kyung kaget.
“Tapi kau ingin menjadi fotografer perang.” Jawab
Gi Jae.
“Aku?” tanya Do Kyung.
“Saat itu kau kelas 8 atau 9? Kau jatuh cinta
dengan foto-foto Robert Capa.” Jawab Gi Jae.
Do Kyung pun baru ingat impian masa kecilnya. Gi
Jae berkata, saat itu Do Kyung mengatakan kalau jurnalis sesungguhnya berani
turun ke medan perang. Tapi sekarang Do Kyung malah mengklaim kalau itu
bukanlah pekerjaan impiannya.
Adegan pindah ke Ji An yang mutusin makan siang
dengan kimbab saja setelah melihat kartu ATM Nyonya No yang ia simpan di
agendanya. Saat hendak makan, Ji An ingat kata2 ibunya kalau mereka akan mati
jika Ji An mengungkapkan semuanya. Ternyata, Ji An sempat bicara dengan ibunya.
Sang ibu pun menyuruh Ji An meminta dikirim ke luar negeri. Ji An tentu saja
protes.
Sy bingung nih bagian ini… Saking bingungnya, sy
sampai nonton berulang kali adegan di awal… tp gk ada adegan Ji An ngomong sama
ibunya… Yg ada mah setelah Ji An tahu fakta soal Eun Seok, dia kan langsung
balik kantor, sementara ibunya menjemput barang Ji Soo di rumah Bibi Hae Ja…
Lamunan Ji An seketika buyar setelah ia mendapat
kiriman foto Ji Soo. Dugaan sy benar, Ji Soo memang ngirimin fotonya sama
rotinya ke Ji An. Ji An terdiam sejenak, sebelum akhirnya membalas kiriman Ji
Soo.
Ji Soo senang banget melihat respon Ji An. Menurutnya, hanya Ji An yang menyadari bakatnya. Saking senangnya, Ji Soo langsung menghubungi Ji An. Dengan wajah berseri2, Ji Soo meyakinkan Ji An kalau roti itu ia buat sendiri. Ji Soo juga cerita, kalau ia membuatkan roti untuk sarapan ayah dan ibu dan ayah yang membelikannya oven. Ji An menjawab kata2 Ji Soo dengan mata berkaca-kaca. Ji Soo juga cerita, soal tangan ayah yang terluka jadi ayah terpaksa berhenti bekerja. Ji An pun tambah sedih.
Tak kuat menahan rasa sedihnya, Ji An buru2 mengakhiri pembicaraan mereka. Usai bicara dengan Ji Soo, Ji An teringat kata-katanya pada sang ayah soal keputusannya masuk ke Keluarga Haesung.
“Kenapa
ayah mau menghentikanku? Kenapa aku tidak boleh pergi? Saat orang lain
membenciku, dan tidak mengacuhkanku. Aku merasa sengsara, payah, dan hina. Aku
tidak tahan lagi. Kenapa aku tidak bisa menjadi putri keluarga kaya? Orang tua
kandungku konglomerat. Kenapa aku tidak boleh tinggal bersama mereka padahal
mereka kaya? Maksudku, kenapa harus ayah memilihku dari awal? Tidak peduli
sekeras apa aku berusaha, aku sudah terdiskualifikasi. Aku sudah tidak punya
nilai atau kualifikasi yang bagus. Bagaimana bisa aku mendapat nilai bagus sambil
harus bekerja? Bagaimana bisa aku menang melawan anak-anak yang punya uang
jajan, les privat, dan belajar di luar negeri?”
Ji An juga ingat kata2 Ji Soo kalau ayahnya
pingsan saat mengejar dirinya yang pergi menuju kediaman Haesung.
Tangis Ji An pecah, tapi ia buru2 menghapus
tangisnya.
Tanpa Ji An sadari, Do Kyung melihatnya dari
jauh. Ya, Do Kyung yang baru selesai makan siang dengan Gi Jae, tak sengaja
lewat dan langsung menghentikan mobilnya begitu melihat Ji An. Tapi Do Kyung
gak menghampiri Ji An. Ia cuma berkomentar, soal Ji An yang bekerja keras, lalu
kembali melajukan mobilnya.
Ji Ho yang lagi makan siang sama rekan kerjanya,
tiba2 saja dihubungi sang ayah. Sang ayah bertanya, kapan Ji Ho akan selesai
belajar. Sang ayah juga mengajaknya makan malam bersama. Ji Ho pun terkejut.
Ji An menyerahkan proposal anniv pada Manajer Lee. Manajer Lee, Senior Jo, Senior Song dan Senior Yang pun langsung menatap Ji An kagum karena Ji An berhasil menyelesaikan proposal itu dengan cepat. Sementara Ha Jung kesal melihat Ji An. Dan Senior Oh yang sejak awal mendukung Ha Jung, ikut2an sebal pada Ji An.
Manajer Lee pun langsung menyerahkan proposal itu
pada Do Kyung. Do Kyung takjub Ji An mampu mengerjakan proposal itu sendirian
dalam waktu singkat. Manajer Lee langsung cari muka, ia bilang itu karena
dirinya yang menyuruh Ji An menyelesaikan proposal itu dengan segera. Alih2
dapat pujian, Manajer Lee malah kena damprat Do Kyung. Aigooo, sy ngakak berat
liat pas scene ini…
Di atap Haesung, Ji An sedang meyakinkan dirinya kalau ia bisa melakukannya. Tak lama kemudian, Ha Jung datang mengganggunya. Ha Jung protes karena disuruh menemui Ji An. Ha Jung mengatai Ji An arogan hanya karena Ji An lupa membawa ponsel dan membuat ia terpaksa mencari Ji An. Setelah itu, dengan wajah sebal, Ha Jung memberitahu Ji An kalau Do Kyung mengajak tim mereka makan malam untuk menyelamati Ji An yang berhasil menyelesaikan proposal itu.
Ji An pun berkata, ia sudah punya janji. Ji An
bilang ia harus pulang ke rumahnya lebih awal hari itu.
Ji Tae dapat undangan nonton film. Kenangan akan Soo A pun langsung mengisi pikirannya. Ia ingat, dulu ia dan Soo A sangat ingin menonton film itu. Saat itu, Soo A bertanya, apa Ji Tae mau mendaftarkan diri agar bisa mendapatkan tiket itu. Soo A melarang Ji Tae melakukannya. Ia bilang, lebih tidak menonton film itu daripada harus menanggung malu karena mendaftar agar bisa mendapat tiket.
Ji Tae pun langsung mengirimi Soo A pesan. Dalam
pesannya, ia mengaku mendapatkan tiket nonton Casablanca. Ji Tae ngajak Soo A
ketemuan agar bisa memberikan tiket itu pada Soo A.
Tuan Seo lagi nungguin Ji Ho di depan tempat les
Ji Ho. Pas Tuan Seo lagi lengah, Ji Ho diam2 menyelinap ke teras tempat bimbel
itu, terus pura2 baru keluar dari sana.
Tuan Seo pun mengajak Ji Ho makan. Ji Ho penasaran kenapa sang ayah tiba2 mengajaknya makan. Sang ayah berkata, alasannya karena Ji Tae. Sang ayah minta maaf karena tidak menanyakan pendapat Ji Ho dulu. Ayah mengaku, setelah Ji Ho pindah, ia menyuruh Ji Tae menikah dan menempati kamar Ji Ho. Tapi sayangnya, Ji Tae tak mau mendengarnya. Karena itulah, ia mengajak Ji Ho makan malam, karena ia mau menyuruh Ji Ho membujuk Ji Tae.
Ji Ho tak yakin Ji Tae mau mendengarnya, tapi ia
janji akan membuat Ji Tae berubah pikiran. Setelah itu, Tuan Seo mengatakan
akan bekerja keras membiayai kuliah Ji Ho. Ia tak mau Ji Ho mencari uang
sendiri untuk membayar biaya kuliah. Ji Ho langsung tertegun mendengarnya.
Ji An yang hendak masuk ke rumah Keluarga
Haesung, melihat seorang wanita berdiri di depan pagar. Begitu masuk, wanita
itu langsung berlutut di hadapan Nyonya No. Sontak, Ji An kaget melihatnya.
Wanita itu mengaku salah dan meminta Nyonya No memaafkannya.
“Salahkah jika aku menghentikan sokonganku? Aku
hanya berpikir Yayasan Taeyoung lebih baik dibandingkan Yayasan Mirae untuk
menyokong siswa kurang mampu yang berbakat di bidang seni.” Jawab Nyonya No.
“Aku hanya melakukan perintah Bu No Jin Hee. Dia
ingin aku memberi tahu Shimsung anda telah menemukan putri Anda.” Ucap wanita
itu.
“Pikirmu aku tidak tahu?” tanya Nyonya No.
“Dia juga sudah berjanji. Dia tidak akan
menceritakan soal putrimu kepada siapa pun.” Jawab wanita itu.
“Tentu saja tidak akan. Dia istrinya pemilik
Perusahaan Shimsung. Dia tidak sebodoh itu untuk menyebarkan rumor. Jika ya, dia
akan mempermalukan dirinya dan perusahaannya.” Ucap Nyonya No.
“Konstruksi sekolah asrama kami dihentikan. Tanpa
donasi yang anda janjikan, kami tidak akan bisa membayar biaya konstruksinya.”
Jawab wanita itu.
“Maka kalian akan bangkrut.” Ucap Nyonya No
dingin.
“Kami mendirikan gedungnya karena anda berjanji.”
Jawab wanita itu.
“Aku tidak menjanjikan apa pun. Kubilang aku akan
memikirkannya.” Ucap Nyonya No.
“Anda selalu mensponsori yayasan kami setelah
mengatakan hal yang sama.” Jawab wanita itu.
Wanita itu terus membujuk Nyonya No agar tetap
memberikan sokongan padanya. Tapi Nyonya No yang terlanjur kesal, tidak peduli.
Nyonya No lalu dengan santainya menyuruh para pelayannya menyeret wanita itu
keluar.
Ji An syok melihatnya. Ia tambah syok setelah
teringat kalau wanita itu adalah salah satu wanita yang ditemuinya di Galeri
Seonyi.
Syok, Ji An langsung lari ke atas. Di lantai atas, ia malah bertemu Seohyun yang dengan santainya memberitahu dirinya apa akibat jika seseorang berani membocorkan sesuatu tentang keluarganya. Seohyun bilang, ibuya bukan hanya akan menghancurkan orang itu, tapi juga akan menghancurkan seluruh keluarga itu. Ji An pun makin ketakutan. Ia takut Nyonya No akan menghancurkan keluarganya jika rahasianya terbongkar.
0 Comments:
Post a Comment