My Golden Life Eps 19

Sebelumnya...


Episode ini dibuka dengan Do Kyung yang tak ingin bertemu Ji An lagi. Ji An mengangguk, mengiyakan kata-kata Do Kyung. Tangis keduanya lalu pecah. Ji An menyentuh tangan Do Kyung. Ia berniat menurunkan tangan Do Kyung yang menyentuh pipinya. Tapi Do Kyung malah memegang pipi Ji An dengan kedua tangannya.

Tak lama kemudian, keduanya berciuman. Ji An memejamkan matanya, membiarkan Do Kyung menyentuh bibirnya.

Hingga sebuah cahaya menerangi mereka. Mereka pun saling melepaskan ciuman dan menoleh ke sumber cahaya yang berasal dari mobil Do Kyung.


Seketaris Yoo terkejut dan langsung memalingkan wajahnya. Karena terkejut, Ji An malah pergi dan berniat pulang dengan taksi. Do Kyung sendiri juga bingung kenapa ia mencium Ji An.


Dalam perjalanan pulang bersama Seketaris Yoo, Do Kyung bertanya, sudah berapa lama Seketaris Yoo mengenalnya. Seketaris Yoo berkata, mereka sudah mengenal selama 5 tahun. Seketaris Yoo yakin, Do Kyung mencium Ji An karena mabuk. Tapi kenyataannya, Do Kyung sama sekali tidak mabuk. Do Kyung pun jadi bingung dengan perasaannya.


Ji An kembali ke ruang pegawai yang disediakan Haesung khusus untuk pegawai yang lembur. Ia bingung kenapa ia malah membiarkan Do Kyung menciumnya. Dan tiba-tiba, Ji An kepikiran kata-kata Myung Shin tentang perasaannya pada Do Kyung. Ji An pun menggeleng, berusaha menyangkal kata-kata Myung Shin, kalau ia menyukai Do Kyung.


Do Kyung yang juga sudah sampai di rumah, tak bisa tidur dan terus teringat ciumannya dengan Ji An. Ia bingung, apa yang sudah ia lakukan pada Ji An.


Keesokan harinya, Ji An berjalan gontai menuju Kantor Haesung. Setibanya di sana, ia tak langsung masuk tapi berhenti sejenak dan menatap gedung Haesung. Teringat apa yang sudah dilakukan ibunya, ia mencoba menguatkan hatinya dan kembali bekerja.


Do Kyung sendiri yang baru tiba di kantor, berlatih tentang apa yang mau dikatakannya pada Ji An hari ini. Mulai dari tempat parkir, sampai di dalam lift pun dia masih berbicara sendiri. Dan, ketika pintu lift terbuka, ia terkejut melihat Ji An yang berdiri di hadapannya. Ji An berbicara seperti biasa dengan Do Kyung seolah tak terjadi apa-apa semalam, sementara Do Kyung terlihat gugup.

“Tapi kenapa tidak ke gedung acara?” tanya Do Kyung.

“Kau mabuk setelah minum dua gelas bir? Kita sudah sepakat rekan kerja lain akan bergantian di pagi hari saat sedang tidak sibuk. Kita juga sepakat akan ke sana saat sore.” Jawab Ji An.

“Benar. Semalam kita membicarakan itu.” ucap Do Kyung.

“Maafkan aku. Aku membuat kesalahan tadi malam. Aku pasti minum terlalu banyak.” jawab Ji An.


“Tidak, aku juga minta maaf. Seharusnya aku yang lebih dahulu meminta maaf. Maaf atas kesalahanku, Seo Ji An-ssi.” Ucap Do Kyung.

“Benar,  kita berdua mabuk.” Jawab Ji An, kemudian tersenyum dan kembali menghadap ke arah lift.

Begitu pintu lift terbuka, Ji An pun bergegas keluar. Do Kyung menahannya sejenak dan memberikannya obat salep untuk lututnya yang terluka. Ji An berterima kasih dan bergegas keluar dari lift. Do Kyung heran sendiri melihat sikap Ji An yang biasa-biasa aja.


Tuan Choi memanggil salah seorang pegawainya untuk menanyakan soal video promosi. Pegawainya bilang, tim merekamnya sesuai susunan acara.

“Bukankah perayaan hari jadi Haesung Apparel yang ke-40 amat penting untuk videonya? Kurasa fokusnya sudah ditentukan.” Ucap Tuan Choi.

Apakah Tuan Choi tidak ingin Ji An muncul di dalam video itu? Sepertinya…


Do Kyung heran, karena Ha Jung belum datang juga padahal semua anggota sudah berkumpul. Ji An pun teringat kata-kata Ha Jung semalam tentang Ha Jung yang berencana resign dari Haesung. Ji An kemudian pergi keluar untuk menelpon Ji An. Saat Ji An keluar, Senior Yang menemukan bukti foto pelaku pencurian pada salah satu foto pelanggan. Mereka mengenali sosok di foto itu sebagai Ha Jung.

Ji An berhasil menghubungi Ha Jung. Ia mengira Ha Jung tidak mau bekerja karena ucapannya semalam. Ha Jung pun berkata, tidak ada alasan baginya tidak mau bekerja. Ia mengaku, sudah ada di depan kantor untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya.


Ketika Ha Jung baru saja masuk ke kantornya, dia langsung didamprat Manajer Lee. Tapi Ha Jung dengan angkuhnya berkata, Manajer Lee tidak berhak lagi meneriakinya karena ia sudah bukan karyawan Haesung. Ha Jung lalu menyerahkan surat pengunduran dirinya. 

“Siapa bilang kau boleh menyerahkan surat pengunduran diri?”  Sela Do Kyung.

Manajer Lee pun menunjukkan foto kaki Ha Jung itu. Ji An yang baru masuk pun heran dan Senior Yang langsung membisiki Ji An, memberitahu apa yang terjadi. Ha Jung pun menyangkal itu dirinya.

“Celana dan sepatunya mirip dengan punyamu.” Ucap Senior Yang.

“Kau yang mencuri kain Pak Jung dan hampir mengacaukan peragaan busana, bagian terpenting dalam acara itu, Yoon Ha Jung-ssi?” tanya Do Kyung.


Ha Jung pun akhirnya mengaku kalau memang dia yang mencuri kain itu. Ia bilang, melakukannya karena membenci Ji An, jadi ia ingin mengacaukan acara itu. Ia juga marah karena Do Kyung mempekerjakan Ji An kembali dan memberi Ji An tugas penting setelah mempekerjakan Ji An kembali.

“Yoon Ha Jung-ssi, kau tidak berhak mengatakan itu. Saat mengirim pesan dengan tanggal yang salah, kau langsung dimaafkan setelah menulis surat penjelasan.” Ucap Senior Jo.

“Maksudmu insiden 130.000 dolar itu? Aku akan mengganti uangnya. Aku juga akan mengganti uang kainnya.” Jawab Ha Jung.

“Kau akan mengganti uang kainnya? Itu penghambatan bisnis.” Ucap Do Kyung.


“Laporkan saja kekacauannya dan aku akan mengganti rugi.” Jawab Ha Jung.

“Bagaimana dengan pencuriannya? Kau mencuri barang milik perusahaan, jadi, itu tindak pencurian dan penghambatan bisnis. Sudah pasti kau dipecat. Kau akan membayar ganti rugi pencurian kainnya di kantor polisi, Yoon Ha Jung-ssi.” Ucap Do Kyung.

“Di kantor polisi?” tanya Ha Jung.

Tak lama kemudian, tim security perusahaan datang. Do Kyung pun menyuruh mereka menuntut Ha Jung atas tindakan pencurian dan penghambatan bisnis. Ha Jung pun panic saat tim security menyeretnya keluar. Ia memohon ampun pada Do Kyung, tapi Do Kyung tak peduli. Ha Jung pun berteriak, menyuruh Senior Oh menghubungi ayahnya.


Tim pun kembali melanjutkan rapat. Mereka mendapatkan email kalau upacara penutupan tidak akan dimasukkan ke dalam video promosi.  Yang akan dimasukkan ke dalam video promosi adalah upacara pembukaannya. Ji An pun langsung menatap Do Kyung. Sepertinya ia tahu alasan kenapa upacara penutupan tidak akan dimasukkan ke dalam video promosi.
Di kafe, Hee dan Hyuk lagi membicarakan akun Brad Pitt yang suka mengomentari furniture Hyuk. Sudah bisa ditebak pemilik akun Brad Pitt itu adalah Boss Kang. Tak lama kemudian, Ji Soo datang mengantarkan roti dan Hyuk pun langsung pura-pura sibuk dengan laptopnya.


Hee minta maaf karena telat memberikan uang rotinya. Ji Soo pun berkata, kalau boss nya sama sekali tidak mempermasalahkan uang rotinya. Hee kemudian memuji Ji Soo yang tampak cantik dengan rambut tergerai.

“Rambutku? Pacarku bilang dia suka jika rambutku dibiarkan tergerai.” Jawab Ji Soo.


Ji Soo pun buru-buru pergi. Hee tersenyum. Ia tahu kalau Ji Soo berbohong sudah punya pacar.

“Awalnya kupikir dia penguntit bodoh, tapi sebenarnya dia cukup manis.” Jawab Hyuk.

Akhirnya, Hyuk mulai merhatiin Ji Soo… walaupun sy ngeship Ji Soo ama Boss Kang.. tp sy sadar kok Ji Soo gk mungkin bersatu dengan Boss Kang…


Sampai di toko, Ji Soo langsung menyerahkan uang itu pada Boss Kang. Boss Kang membuka amplopnya dan menemukan pesan Hee terselip di dalamnya. Boss Kang senang Hee mau memesan menu barunya. Boss Kang lantas menghitung uangnya dan ia terkejut Hee membayar penuh. Ia pikir Ji Soo gak ngasih tahu Hee kalau ada diskon 10%.

Ji Soo pun mau mengatakan lagi keinginannya resign dari toko roti Boss Kang, tapi Boss Kang gak mendengarkan omongan Ji Soo dan sibuk sendiri dengan pesanan Hee.


Pekerjaan Tuan Seo juga lancar. Tuan Seo mulai menerima bayaran pertamanya atas hasil kerja kerasnya.

Tuan Seo udah mulai bangkit tp kemungkinan dia bakal jatuh lagi setelah rahasia Ji An bukan Eun Seok terbongkar…


Ji An yang lagi membuat kopi, teringat soal email kalau upacara penutupan acara ultah Haesung tidak akan dimasukkan ke dalam video promosi. Ji An menghela nafas.


Seketaris Yoo memberitahu Do Kyung kalau Ji An ingin bicara. Do Kyung pun menyuruh Seketaris Yoo membiarkan Ji An masuk. Begitu Ji An masuk, Seketaris Yoo langsung meninggalkan mereka berdua.

“Acara penutupan tidak akan dimasukkan ke dalam video. Jadi, aku tidak perlu ada di sini. Kurasa aku bisa memberi tahu orang tuamu lebih awal.” Ucap Ji An.

“Waktunya tinggal beberapa hari lagi. Seperti yang sudah disepakati, mari beri tahu setelah ini selesai.” Jawab Do Kyung.

“Ini terlalu berat.” Ucap Ji An.

“Kakakmu sudah menikah, jadi, tugasmu sudah selesai. Begitu?” tanya Do Kyung.

“Bukan itu.” jawab Ji An.

“Maka teruskan sampai akhir. Bukankah kau harus menyelesaikan acaranya agar bisa diberi pujian?” ucap Do Kyung.


Tuan Seo sedang membereskan barang dan menemukan struk belanjan Ji Ho yang ada tulisan ‘diskon pegawai’. Tuan Seo pun heran.

Sementara Ji Ho yang lagi di tempat kerjanya, memikirkan tentang Supir Ryu. Ia merasa harus memberitahu Ji An soal Supir Ryu, tapi akhirnya ia memutuskan memberitahu Seohyun saja. Ia menyuruh Seohyun berhati-hati dengan Supir Ryu.

Tiba-tiba, telpon ayahnya masuk. Sang ayah menanyakan soal diskon pegawai yang tertera di struk pembelian sepatu itu.  Ji Ho pun mengarang cerita kalau ia meminta bantuan temannya yang bekerja di department store untuk membelikan sepatu. Sang ayah percaya, tapi pas sang ayah mau menutup telepon, terdengar suara dari pengeras suara, “Pelanggan yang terhormat”. Sontak Ji Ho panic dan langsung menutup teleponnya.


Seohyun mengabaikan pesan Ji Ho dan malah pergi bersama Supir Ryu ke taman. Saat Supir Ryu pergi membeli teh, seorang wanita menyapanya. Seohyun fikir wanita itu teman sekelasnya.

“Aku istri dari pria yang berselingkuh denganmu!” jawab wanita itu sembari menjambak rambut Seohyun.

Seohyun pun kaget, istri?

“Kau akan kuhabisi hari ini. Bangun! Kau senang bermain-main dengan suamiku? Aku akan membunuhmu hari ini!” ucap wanita itu.

Untunglah, Supir Ryu cepat datang dan menjauhkan Seohyun dari wanita yang mengaku istrinya itu. Supir Ryu pun menyuruh Seohyun lari ke mobil. Tapi wanita itu sempat menarik baju Seohyun hingga kancingnya terlepas saat Seohyun mulai lari.


Ji An lagi memfoto pelanggan, tapi tiba-tiba ia teringat kenangannya saat berfoto bersama Do Kyung. Ji An pun berusaha mengusir Do Kyung dari pikirannya dan focus bekerja. Tanpa ia sadari, Do Kyung memperhatikannya dari kejauhan sembari tersenyum.


Do Kyung masih terus memperhatikan Ji An. Dan ia tertawa ketika seorang anak kecil menembaki Ji An dengan pistol air.


Ji An terus berjalan, mengawasi jalannya acara. Selama itu pula, Do Kyung terus memperhatikan Ji An. Namun tiba-tiba, Gi Jae muncul di hadapannya. Sontak, ia yang tadinya senyum-senyum menatap Ji An jadi terkejut.


Do Kyung dan Gi Jae bicara di taman. Gi Jae penasara, kenapa Ji An yang dia panggil gadis 20 ribu dollar itu bisa ada di Haesung. Do Kyung pun menjelaskan, kalau Ji An dipekerjakan kembali sebagai pegawai tetap.

“Aku tidak peduli dengan masa lalunya. Jika dia bekerja di sini, kenapa memintaku mempekerjakannya?” tanya Gi Jae.

Do Kyung pun bingung menjawabnya. Gi Jae salah paham, mengira itu karena Do Kyung gak mau ketahuan mengencani Ji An.

“Jaga mulutmu. Dia tidak seperti itu.” jawab Do Kyung.


“Atau kau akan mengencaninya diam-diam dan mengejutkan keluargamu saat waktunya tiba?” tanya Gi Jae.

“Imajinasimu terlalu berlebihan.” Jawab Do Kyung.

“Aku memperhatikanmu selama 20 menit. Kau memandanginya sepanjang waktu. Kau mengerutkan kening, tampak emosional, dan tersenyum. Tidak seperti dirimu.” Ucap Gi Jae.

“Aku melakukan itu?” tanya Do Kyung kaget.

“Apa rencanamu? Jika kau tidak memberitahuku, aku akan membatalkan tawaran kerja itu.” jawab Gi Jae.

“Itu tidak benar. Aku tidak bermaksud apa-apa.” Ucap Do Kyung.

“Aku tidak akan mengkhianati orang tuamu.” Jawab Gi Jae.

“Bukan itu. Sama sekali bukan. Pikirmu aku bocah?” sewot Do Kyung.

“Aku akan memasukkannya ke perusahaan pamanku. Karena kau tidak bisa menyerah jika dia masih di sini?” ucap Gi Jae.

Do Kyung pun menghela nafas dan berkata kalau ia akan merasa lega jika bisa mempertahankan Ji An.

“Apa yang kau bicarakan?” tanya Gi Jae bingung.


Ji An menolong seorang anak yang nyaris ketimpa setrikaan. Ia menahan setrika itu dengan tangannya. Senior Song pun langsung mendekati Ji An. Tapi Ji An mengaku baik-baik saja. Ji An mengelus kepala anak itu sebentar, lalu pergi ke toilet untuk mendinginkan tangannya dibawah air.

Tiba-tiba saja, Seohyun menghubungi Ji An.


Sementara Do Kyung yang baru mengetahui kejadian yang menimpa Ji An, langsung mencari Ji An. Ia pun panic karena tak bisa menemukan Ji An dimana-mana.


Seohyun menyuruh Ji An menjemputnya di belakang sebuah gedung. Ji An terkejut melihat penampilan Seohyun yang berantakan. Seohyun cerita, ia habis bertengkar dengan temannya. Ji An pun sebal karena Supir Ryu tidak menjaga Seohyun. Seohyun berbohong, ia mengaku meninggalkan Supir Ryu dan pergi menemui temannya.

Tiba-tiba, ponsel Ji An berdering. Tahu itu dari Do Kyung, Seohyun pun langsung merebut ponsel Ji An dan mematikannya.  Ia takut dimarahi kakaknya.

“Kau membawa dompet. Kau bisa pergi ke pasaraya dan membeli baju.” Ucap Ji An.

“Mana bisa aku ke pasaraya dengan penampilan seperti ini? Bagaimana jika seseorang mengenaliku?” tanya Seohyun.

Ji An pun melepas jaketnya dan memakaikan jaketnya ke Seohyun, lalu mengajak Seohyun pergi membeli baju. Seohyun yang takut org2 mengenalinya, sontak menolak. Ji An pun akhirnya memesan baju untuk Seohyun secara online.

Do Kyung masih sibuk mencari Ji An. Ia mengajak Seketaris Yoo mencari Ji An ke seluruh rumah sakit.


Ji An membawa Seohyun ke salah satu outlet Haesung. Seohyun menaikkan jaketnya sampai ke kepala dan terus bersembunyi di belakang Ji An.

Do Kyung semakin cemas karena tak bisa menemukan Ji An dimana pun.


Ji An berencana memanggilkan taksi untuk Seohyun agar Seohyun tidak telat pergi sekolah. Untuk pertama kalinya, Seohyun berterima kasih pada Ji An dan mengaku bersyukur memiliki kakak seperti Ji An.

“Kau bisa menghubungi Kak Do Kyung.” Ucap Ji An.

“Aku bisa terkena masalah kalau menghubunginya.” Jawab Seohyun.

“Itu tidak benar. Jika sungguh meminta bantuan, dia akan membantumu. Jadi, mulai sekarang, minta bantuannya jika terjadi sesuatu.” Ucap Ji An.

“Kakak tidak mengenalnya dengan baik. Sebagai pewaris Perusahaan Haesung, dia telah berlatih sejak kecil. Dia tidak akan melakukan hal yang bertentangan dengan aturan keluarga.” Jawab Seohyun.

“Kakak yakin dia tidak selalu begitu.” ucap Ji An.

“Selain itu, kini aku bisa menghubungi Kakak. Untuk apa aku menghubungi Kak Do Kyung?” tanya Seohyun.

“Kakak bersyukur dan meminta maaf.” Jawab Ji An.

“Bersyukur dan meminta maaf untuk apa? Aku hanya merepotkan Kakak.” Ucap Seohyun.

“Kakak tidak bisa memberitahumu sekarang, tapi kau akan segera tahu.” jawab Ji An.


Karena takberhasil menemukan Ji An, akhirnya Do Kyung menunggu Ji An di depan gedung acara. Begitu Ji An datang,Do Kyung langsung memarahi Ji An. Ia mengaku sangat mencemaskan Ji An serta mengecek luka Ji An. Tapi Ji An bilang itu hanya luka bakar biasa. Ji An juga mengaku habis dari suatu tempat dan minta maaf karena tidak bisa memberitahu Do Kyung.

“Kau membuatku cemas, tapi tidak bisa memberitahuku? Lantas kenapa ponselmu dimatikan?”

“Pelankan suaramu. Kita di gedung acara.” Ucap Ji An.

Seketika, Do Kyung pun tersadar dan kembali dengan perasaannya. Ji An juga menatap Do Kyung dengan tatapan bingung. Tak lama kemudian, mereka pun berpisah arah. Ji An masuk ke gedung acara sementara Do Kyung berjalan keluar.


Do Kyung mengingat satu per satu kebersamaannya dengan Ji An setelah ia mengetahui Ji An bukanlah adiknya. Ia juga mengingat kata-kata Gi Jae tadi tentang dirinya yang memperhatikan Ji An sambil senyum-senyum. Tak butuh waktu lama bagi Do Kyung untuk menyadari perasaannya pada Ji An. Sementara itu, Ji An yang bersembunyi di gudang juga syok begitu sadar dirinya sudah jatuh cinta pada Do Kyung.

Tuan Seo akhirnya mengetahui jika selama ini Ji Ho bekerja. Ia memeriksanya sendiri ke deparment store tempat Ji Ho bekerja dan memergoki Ji Ho sedang bekerja. Ji Ho juga terkejut melihat ayahnya datang.


Ji Ho minta maaf sudah berbohong. Ia mengaku tidak punya pilihan lain selain berbohong. Ia tahu ayahnya pasti tidak akan setuju dirinya bekerja. Tuan Seo pun marah, ia bertanya apa kuliah adalah hal yang buruk. Tuan Seo dan Ji Ho lantas berdebat. Ji Ho bilang, ia sudah ribuan kali mengatakan tidak mau kuliah. Tuan Seo tetap ingin Ji Ho kuliah. Ia yakin, Ji Ho akan berubah pikiran jika belajar dengan baik.

“Jika belajar dengan baik, aku pasti sudah kuliah. Tapi aku tidak pandai belajar. Aku tidak menikmati atau menyukai pelajaran. Untuk apa aku kuliah? Universitas dipenuhi orang yang belajar di luar negeri. Banyak orang berkualitas yang tidak bisa mendapat pekerjaan. Meski berusaha keras, aku tidak akan bisa masuk universitas bagus. Jadi, untuk apa aku kuliah? Itu hanya membuang waktu dan uang.” Ucap Ji Ho.


“Itu sebabnya kau harus kuliah. Kau harus berusaha lebih keras.” Jawab Tuan Seo.

“Appa, Jebal! Untuk apa menyelesaikan kuliah? Kuliah menjamin kesuksesan? Hidup yang baik? Ayah juga kuliah, bukan? Kak Ji An juga kuliah. Untuk apa Ayah membuang uang Ayah padahal keadaan kita pas-pasan? Lebih baik aku mulai mencari uang.” Ucap Ji Ho.

“Sudah ayah bilang. Ayah bilang ayah tidak akan membiarkanmu bekerja sambil belajar. Kini ayah menghasilkan uang.” Jawab Tuan Seo.

“Gunakan uangnya untuk membayar utang. Aku sudah terlalu dewasa untuk menerima bantuan Ayah. Aku berhak memutuskan pilihanku dalam hidup.” ucap Ji Ho.


Ji Ho juga mengaku bahwa selama ini ia menabung untuk membuka usaha sendiri. Ia juga bilang, uang yang ia dapatkan dari sang ayah, tidak pernah ia gunakan sepeser pun dan ia berikan pada Ji Tae.

Tuan Seo kaget, kepada Ji Tae?

“Dialah yang membayar semua utang kita. Aku selalu merasa berutang kepada Kak Ji Tae.” Jawab Ji Ho.

“Maksudmu kau hanya akan mencari uang tanpa kuliah karena kita miskin?” tanya Tuan Seo.

“Orang-orang kuliah agar mendapat pekerjaan bagus.” Jawab Ji Ho.

“Semua orang pernah berkuliah.” Ucap Tuan Seo.

“Pernah berkuliah? Apa salahnya jika tidak kuliah? Banyak hal yang bisa kulakukan dengan uang.” Jawab Ji Ho.


Tuan Seo pun tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Ji Ho yang cemas kalau ibunya akan membuat keributan setelah Ji Tae kembali nanti, memutuskan menceritakan semuanya pada ibunya sekarang.

Tuan Seo pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi pada Ji Ho. Ji Ho hanya bisa menghela napas menatap kepergian sang ayah.


Ketika menyusuri jalanan, Tuan Seo mengingat alasan Ji An ingin pindah ke keluarga Haesung. Ia juga mengingat pertengkaran Ji Tae dan Soo A waktu itu, serta ingat kata-kata sang istri kalau dirinya hanyalah kuli bangunan dan teringat kata-kata Ji Ho yang tidak ingin kuliah.


Seohyun yang lagi sarapan bareng keluarganya terkejut saat menerima foto-fotonya lagi dugem sama Supir Ryu di Hongdae. Seseorang mengirimkan foto itu ke ponselnya, gak cuma satu tapi beberapa. Seohyun pun buru-buru beranjak dari ruang makan. Ia beralasan, dirinya tersedak dan harus kembali ke kamar.


Setibanya di kamar, orang itu juga mengiriminya foto saat dirinya tengah dicium Supir Ryu. Seohyun makin panic. Tak lama kemudian, si pengirim foto menghubunginya. Dia adalah wanita yang kemarin menjambak Seohyun. Istrinya Supir Ryu. Seohyun menjelaskan, kalau ia tidak ciuman dengan Supir Ryu. Wanita itu pun mengajak Seohyun ketemuan.


Ketika sudah di mobil, Seohyun pun protes karena Supir Ryu tidak menghubunginya dan menjawab panggilannya. Supir Ryu beralasan, bahwa wanita itu sudah mengambil ponselnya. Seohyun lalu menuntut penjelasan, terkait yang dikatakan wanita itu.

“Aku sudah menikah.” Jawab Supir Ryu.

“Kenapa tidak memberitahuku?” tanya Seohyun.

“Anda tidak bertanya.” Jawab Supir Ryu.

“Aku harus bagaimana?” tanya Seohyun.

“Aku sudah bilang kepadanya itu bukan salah Anda.” Jawab Supir Ryu.


“Dia terus mengirimiku foto kita.” ucap Seohyun.

“Aku ingin menceraikannya. Itu sebabnya dia mengancam Anda.” Jawab Supir Ryu.

“Cerai? Kenapa kau ingin bercerai?” tanya Seohyun.

“Aku harus menjaga Anda.” Jawab Supir Ryu.

“Apa maksudmu? Kita tidak bisa bersama.” Ucap Seohyun.


Di ruangannya, Tuan Choi sedang berbicara dengan seseorang mengenai hasil tes DNA nya dengan Ji An.


Do Kyung dan Ji An mulai saling menghindari. Ji An yang hendak meninggalkan kantor, tanpa sengaja melihat Do Kyung di lobby. Ia pun langsung bersembunyi. Do Kyung tadinya mau menghampiri Ji An tapi begitu menyadari tentang perasaannya, ia pun langsung menghindar.


Beralih ke Hee. Bekas luka jahitan tampak di punggungnya saat ia mengenakan kemeja. Saat mau menutup pintu lemarinya, tanpa sengaja pandangannya jatuh ke sebuah kotak. Hee mengambil kotak itu, kemudian duduk di kasur dan membuka kotak itu. Kotak itu berisi kartu-kartu ucapan dari Boss Kang.


Dan kini, Hee sudah berada di kafenya. Ia senyum-senyum sendiri membaca kartu ucapan dari Boss Kang.

“Sun Woo Hee, kamu datang kepadaku seperti cahaya matahari hangat di musim semi. Aku senang bisa menghabiskan musim dingin kedua bersamamu.” Tulis Boss Kang.


Tak lama kemudian, Boss Kang datang ke kafenya. Hee pun panic dan langsung menyembunyikan kartu ucapan itu. Boss Kang lantas memesan secangkir cappuccino dan menu barunya. Boss Kang pun memuji-muji roti buatannya sendiri.

“Mereka menggunakan tepung bagus?” ucap Boss Kang.

“Tentu saja. Kau tidak akan ingat, tapi aku tidak bisa mencerna tepung. Tapi roti mereka tidak pernah membuatku sakit perut.” Jawab Hee.

“Aku hanya bertanya apakah mereka menggunakan tepung bagus. Ini amat lezat. Kau memilih pemasok yang bagus.” Ucap Boss Kang, membuat Hee tambah kesal.


Di toko roti, Ji Soo lagi membaca artikel soal perayaan ultah Haesung di internet. Tak lama kemudian, Boss Kang datang sambil mengeluh sakit perut dan langsung meminum susu organiknya untuk meredakan nyeri perutnya.

“Anda dari mana sampai selalu sakit perut saat kembali? Pak. Kenapa Anda tidak mempekerjakan orang lain? Anda mengabaikan perkataanku? Sudah kubilang, aku ingin berhenti.” Ucap Ji Soo.
“Maka kau tidak boleh mengantarkan rotinya. Atau menemui si Pria Bersepeda.” Jawab Boss Kang.

“Aku bisa apa jika itu sudah takdirku? Mungkin aku ditakdirkan untuk fokus membuat roti.” Ucap Ji Soo.

Ji Soo lalu menawarkan dirinya untuk membantu Boss Kang mencari pegawai baru.

“Kau tidak mengerti ucapan Mastermu?” tanya Boss Kang.

“Master? Anda akan mengajariku cara membuat roti?” tanya Ji Soo senang.

“Jangan panggil aku "Master". Aku membutuhkan bantuanmu, jadi, untuk sekarang jawabannya ya.” jawab Boss Kang.

Ji Soo pun senang bukan kepalang. Bahkan saking senangnya, ia sampai memeluk Boss Kang.


Ji An yang kembali mengawasi upacara penutupan ultah Haesung, nampak termenung. Dari kejauhan, Do Kyung menatap Ji An yang termenung dengan tatapan lirih.

Tiba-tiba Ji Soo datang. Do Kyung terkejut melihat Ji Soo. Ji An yang juga terkejut melihat Ji Soo pun buru-buru pergi. Do Kyung yang terkejut melihat kedatangan Ji Soo, langsung mengalihkan pandangannya ke Ji An. Ia hanya bisa menghela napasnya melihat Ji An yang buru-buru pergi.

“Oppa, kau melihat Ji An? Aku kesini mencari Ji An. Dimana dia?” tanya Ji Soo ke Do Kyung.

“Kau ingin mengatakan sesuatu padanya?” tanya Do Kyung.
“Ya, aku menjadi murid Pak Tukang Roti. Adonan buatannya bagus. Dia tidak pernah bersedia mengajari siapa pun, tapi dia memilihku. Ji An pasti senang mendengar kabar ini. Aku ingin memberitahunya langsung.” jawab Ji Soo sambil meloncat-loncat kegirangan.


Ji An pun kembali curhat pada Myung Shin. Ia langsung menemui Myung Shin begitu Myung Shin menghubunginya.

“Aku tidak sanggup menemuinya lagi. Melihat wakil presdir bersamanya membuatku merasa tercekik.” Ucap Ji An.

“Hanya tinggal beberapa hari lagi. Wakil presdirmu menyuruhmu menunggu sampai acaranya selesai.” Jawab Myung Shin.

“Itu caranya menjagaku. Dia pasti amat frustasi saat melihat Ji Soo.” Ucap Ji An.

“Kau tidak perlu mencemaskannya. Sisa waktumu empat hari.” Jawab Myung Shin.

“Aku pantas dihukum, jadi, aku akan menerimanya.” Ucap Ji An.


Ponsel Ji An berbunyi. Ji an pun buru-buru menjawab panggilan yang ternyata dari Nyonya No itu. Nyonya No mengajak Ji An makan bersama Tuan Seo dan Nyonya No. Mendengarnya, Ji An langsung gemetaran. Nyonya No beralasan, itu hadiah untuk Ji An karena Ji An sudah berusaha keras menjadi putrinya. Nyonya No pun berjanji tidak akan memutuskan hubungan Ji An dengan Tuan Seo dan Nyonya Yang.

Mendengar itu, Ji An pun memutuskan pulang lebih cepat. Karuan saja, itu membuat Nyonya No senang. Ji An ingin mengatakan sesuatu pada Tuan Choi dan Nyonya No.


Ji Tae dan Soo A akhirnya kembali dari Kanada. Mereka terlihat sangat bahagia.


Sementara itu, Ji An menghubungi Do Kyung. Ji An mengaku ingin mengatakan sesuatu pada Do Kyung dan mengajak Do Kyung ketemuan.


Do Kyung mengajak Ji An ketemu di restoran khusus anggota N-Gaon. Sebelum pergi, Ji An mengambil surat resgin nya dan menatap sekeliling kantornya.


Ternyata alasan Ji An mengajak Do Kyung bertemu, karena Ji An ingin Do Kyung menemaninya saat ia mengakui bahwa dirinya bukan Eun Seok pada orang tua Do Kyung. Namun sebelum Ji An bicara, Do Kyung terlebih dahulu mengembalikan ponsel lama Ji An. Do Kyung pun menceritakan bagaimana ia bisa mendapatkan ponsel Ji An.

Ji An pun mengambil ponselnya tanpa protes sedikit pun. Ia mengaku, situasinya sekarang membuatnya tidak bisa protes soal ponsel itu.


Do Kyung juga mengatakan sudah menemukan pekerjaan baru untuk Ji An. Ia berkata, setelah rahasia itu terbongkar, Ji An tidak bisa lagi bekerja di Haesung. Ia menyuruh Ji An bekerja di Perusahaan Eunseng, perusahaan pamannya Gi Jae yang ternyata lebih besar dari Haesung. Namun Ji An menolaknya. Ia mengaku tidak akan bekerja di Haesung atau pun Eunseng.

“Katamu kau tidak punya rencana. Jadi, aku berusaha membantumu. Aku memberikannya kepadamu karena kau pantas menerimanya.” Ucap Do Kyung.

“Tolong hentikan. Bukan bantuan seperti itu yang kubutuhkan sekarang.” jawab Ji An.

“Lantas bantuan apa? Pikirmu kau bisa memikirkan soal harga diri? Kau hanya memedulikan orang tuamu? Kau tidak peduli dengan yang akan terjadi setelah kau mengaku? Kenapa kau amat bodoh? Aku mencarikanmu pekerjaan baru.” Ucap Do Kyung.

“Aku butuh pengertian, bukan belas kasihan.” Jawab Ji An.

“Itu tergantung orang yang memberi bantuan. Penerimanya tidak punya pilihan.” Jawab Do Kyung.

“Kenapa kau  bilang begitu?” tanya Ji An.

“Apa maksudmu?” tanya Do Kyung balik.

“Kau terdengar murah hati. Seakan-akan kau mengasihaniku. Bukankah itu seperti pengecut?” jawab Ji An.

“Pengecut?” tanya Do Kyung.

“Katakan karena kau peduli kepadaku. Bisakah kau mengatakan itu? Haruskah kau menjaga jarak seperti itu? Setelah kita menghabiskan waktu bersama? Kau tidak perlu terdengar memaksa dan merendahkan.” Jawab Ji An.


“Benar.  Aku peduli kepadamu. Tapi kenapa aku harus mengakui itu? Apa pedulimu? Kenapa kau ingin tahu? Apa yang bisa kuperbuat untukmu? Apa yang kau inginkan dariku?” tanya Do Kyung.

Belum sempat Ji An menjawab, Do Kyung sudah mengatakan bahwa jalan mereka berbeda.

“Kau tinggal bersama kami cukup lama untuk mengetahui itu. Apa yang kau harapkan dariku? Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau siapa? Kenapa? Karena kita berciuman? Aku tertarik kepadamu dan menciummu. Lantas kenapa? Ciuman? Aku bisa menciummu 100 kali. Aku bisa tidur denganmu. Apa yang tidak bisa? Kau bukan adikku. Tapi hanya itu. Meski aku amat menyukaimu.” Ucap Do Kyung.


Tangis Ji An langsung pecah. Begitu pun Do Kyung yang matanya mulai berkaca-kaca. Dengan mata berkaca-kaca, Do Kyung bilang kalau ia harus menikahi Jang So Ra. Ia meminta Ji An tidak berharap banyak padanya. Ia menyuruh Ji An hidup sesuai jalan hidup Ji An, dan ia akan hidup dengan jalannya sendiri.

“Apa yang bisa kuperbuat untukmu? Akan kupastikan orang tuamu tidak akan dituntut.” Ucap Do Kyung.

Setelah mengatakan itu, Do Kyung pun beranjak pergi.


Sesampainya di rumah keluarga Haesung, Ji An langsung disambut kemarahan Tuan Choi. Tuan Choi menatapnya dengan tajam dan bertanya, apakah dirinya benar-benar Choi Eun Seok. Sontak Nyonya No bingung melihat sikap suaminya, sedangkan Ji An terkejut Tuan Choi sudah mengetahui duluan rahasianya bukan Eun Seok.


2 Comments:

  1. Anonymous said...:

    Baru lihat drama ini di channel ONE. Tks untuk sinopsisnya. Kamu luar biasa. Btw mau nanya, apa drama itu menggambarkan realitas di Korsel ? Apa memang ada garis perbedaan kelas yang sangat tajam antara orang biasa dan konglomerat ? Dan apakah konglomerat di sana memang seperti itu ? Pingin tahu saja sih

  1. GenkPelangi said...:

    ya, apa yang kita lihat di drama, seperti itu lah realitanya... sudah byk contohnya, mulai dari kasus burning sun yg menguak bobroknya Seung Ri dkk... oh ya, tahu pemeran Mishil di Great Queen Seon Deok? Hidupnya juga sama kayak di drama. Nikah ama chabeol (pengusaha) tapi akhirnya memutuskan berpisah karena gk tahan berada di dalam keluarga suaminya

Post a Comment