Hyun Seok melapor pada Dae Mok bahwa Sun sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan ibu dan adiknya. Dae Mok lalu tertawa sinis saat Hyun Seok mengatakan bahwa Sun mulai bersikap layaknya Raja sungguhan.
Di balai istana, Menteri Joo meminta Raja melantik menteri baru untuk menggantikan posisi menteri yang sudah dilengserkan. Menteri Joo menawarkan diri untuk mencarikan kandidat yang layak menggantikan posisi Woo Bo dan Moo Ha, namun Sun menginginkan Menteri Heo yang mencari kandidat tersebut.
Sontak saja, Menteri Heo dan Menteri Joo bereaksi kaget. Sementara Tae Ho senyum-senyum namun senyumannya langsung hilang ketika Sun menatapnya dengan tajam.
Sun bicara dengan Menteri Heo secara pribadi. Dengan angkuhnya, Menteri Heo mengingatkan Sun kalau pemerintahan sekarang berada dibawah kendali Dae Mok. Sun pun menjelaskan kalau ia hanya mencoba bersikap baik pada Menteri Heo karena kemungkinan Menteri Heo akan menjadi mertuanya di masa depan. Tapi Menteri Heo masih bersikap jaim.
“Tapi, putrinya Menteri
Perang sudah ditetapkan sebagai calon Ratu.” Ucapnya.
“Sekalipun tidak berdaya, Raja tetaplah Raja. Pasti ada satu hal di mana hanya aku yang bisa melakukannya. Sekarang ini, yang terpenting bagi Dae Mok Eureushin adalah salah satu kandidat Pyunsoo-hwe yang menjadi Ratu. Namun, tidak masalah siapapun orangnya. Karena aku sudah berkontribusi melucuti kekuasaan Ibu Suri, kebebasan memilih sendiri Ratu-ku, nanti akan kuminta izin darinya. Namun, sebelum itu terjadi, aku ada permintaan padamu.” Jawab Sun.
Barulah Menteri Heo bersikap hormat pada Sun. Sepertinya Sun berusaha membuat perpecahan di dalam kubu Pyunsoo-hwe.
“Aku berhutang pada
seseorang yang harus lekas dibayar. Kau mau membantuku?” pinta Sun.
Aigooo… kenapa Sun jadi
misterius gini sekarang? Apa jangan2 Sun diam-diam berusaha membantu Seja
selama ini, tapi di depan Pyunsoo-hwe, dia pura-pura membenci Seja?
Menteri Heo memanggil Tae Ho secara pribadi. Tae Ho berpikir, Menteri Heo mau mengambil anaknya sebagai menantu. Menteri Heo pun sewot dan berkata bahwa dia tidak segila itu mau menikahkan anaknya dengan anak Tae Ho. Lalu, tak lama kemudian… 3 orang berpakaian kasim membekap mulut Tae Ho dari belakang. Hyun Seok pun terkejut melihatnya.
Sun menyiksa Tae Ho di
ruang interogasi. Ia menyiram wajah Tae Ho yang telah ditutup sehelai kain.
Kontan, Tae Ho langsung megap-megap. Setelah itu, Sun mencambuk Tae Ho hingga
darah Tae Ho mengotori wajahnya. Tae Ho mulai ketakutan. Ia tidak mengerti
kenapa Sun memperlakukannya seperti itu. Sun lantas melepaskan topengnya dan
memperlihatkan wajahnya.
“Kau tidak mengingatku?
Apa yang sudah kau lakukan, aku ingat dengan jelas.” Ucap Sun.
Tae Ho : A-aku tidak mengerti
alasanmu melakukan ini padaku. Aku adalah orangnya Dae Mok Eureushin. Saat tahu
aku diperlakukan seperti ini, Dae Mok Eure…
Sun pun langsung
mencengkram leher Tae Ho. Ia menatap tajam Tae Ho dari jarak dekat dan berkata,
meskipun dirinya Raja palsu, tapi tetap saja ia seorang Raja. Sun lantas
mengingatkan Tae Ho akan kesalahannya di masa lalu. Bahwa Tae Ho sudah membunuh
ayahnya hanya karena mencuri sedikit air.
Barulah Tae Ho sadar bahwa Sun adalah anak si pencuri air itu. Tae Ho buru-buru minta maaf pada Sun. Ia berjanji, akan setia pada Sun dan mendengarkan apapun yang Sun perintahkan. Tapi Sun dengan kejamnya menginjak kepala Tae Ho.
“Dibanding pada Dae
Mok, kau akan melayaniku?” tanya Sun.
“Mulai sekarang, anda
adalah Tuan hamba.” Jawab Tae Ho.
Penyiksaan itu langsung sampai ke telinga Dae Mok. Siapa lagi yang memberitahu Dae Mok kalau bukan Hyun Seok. Menteri Joo yakin, Sun tidak akan bisa melakukan hal itu kalau tidak dibantu seseorang. Menteri Joo curiga, Menteri Heo yang membantu Sun.
“Bukankah ini lucu? Dia
mulai mencoba mendapatkan pendukung.” Jawab Dae Mok sembari tertawa.
“Dae Mok Eureushin. Saya
tidak merasa ini layak ditertawakan. Sedari awal, saya tidak menyukainya. Anda
mungkin menganggapnya pemikiran menyedihkan, namun saya melihat ambisi di
matanya.” Ucap Menteri Joo.
“Wakil Menteri, kau
pikir juga tidak ambisius? Bagaimana dengan Kepala Yangsucheong? Kalau aku
menyingkirkan mereka semua yang ambisius, lalu dengan siapa aku akan bekerja
sama?” jawab Dae Mok.
Namun Menteri Joo tetap
merasa cemas. Dae Mok menenangkan Menteri Joo dengan mengatakan mereka yang
ambisius adalah lawan yang mudah.
Seja melihat para prajurit Dae Mok membuang mayat anak2 di semak2. Ia pun nampak geram.
Bersamaan dengan itu, Dae Mok mengatakan pada Menteri Joo, seperti mendiang Seja yang mekar usai diterpa badai dan salju sekian lama. Orang yang tahu cara untuk menang. Orang sepertinya, baru musuh yang tangguh.
Seja akhirnya menemukan ladang poppi. Kini ia berpakaian sama seperti pakaian prajurit2 itu. Sepertinya Seja berhasil melumpuhkan dua prajurit yang dilihatnya membuang mayat anak2 tadi, lalu menyamar sebagai sebagai bagian dari mereka.
Woo Jae dan Gon sama-sama mencemaskan Hwa Gun. Hwa Gun nampak pucat dan matanya memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Rupanya Hwa Gun sudah tidak sadarkan diri selama berhari-hari. Hwa Gun begitu terpukul atas kematian Seja. Woo Jae pun meminta maaf atas apa yang terjadi pada Seja. Ia mengaku juga tidak menyangka Dae Mok akan bertindak sejauh itu.
Hwa Gun meyakinkan
ayahnya kalau ia baik-baik saja. Dengan sorot mata terluka, ia berniat menemui
kakeknya. Woo Jae menyuruh Hwa Gun istirahat tapi Hwa Gun tidak mau mendengar.
Gon nampak terluka melihat kondisi Hwa Gun.
“Banyak yang sudah
meminum anggur poppi kemarin, jadi persediaan kita akan segera habis. Kita
memerlukan lebih banyak pekerja untuk memproduksi pil poppi. Aku akan menyuruh
Kepala Yangsucheong membawa lebih banyak anak.” Ucap Hwa Gun.
“Kau bekerja keras.”
Puji Dae Mok.
“Aku adalah
Daepyunsoo-hwe.” Jawab Hwa Gun.
“Hwa Gun-ah. Kakekmu
ini... kau masih merasa kesal padaku?” tanya Dae Mok.
“Harabeoji pernahkah
kehilangan seseorang yang berharga?” tanya Hwa Gun.
“Pernah.” Jawab Dae
Mok.
“Aku menghimpun
kekuatan. Kemudian, aku mengambil lebih banyak dari orang yang telah mengambil orang
yang berharga bagiku.” jawab Dae Mok.
“Kelihatannya aku akan menjadi seperti Harabeoji.” Ucap Hwa Gun
yang sontak mengejutkan Dae Mok.
Entah apa yang akan dilakukan Hwa Gun, yang jelas Dae Mok merasa aneh dengan sikap Hwa Gun dan menyuruh seseorang untuk menguntit Hwa Gun saat Hwa Gun pergi.
Seja menyusup ke ruang bawah tanah tempat pil2 poppi itu dibuat. Ia terkejut melihat para gadis kecil yang membuat pil poppi dengan tangan telanjang. Tak lama kemudian, seorang anak pun terjatuh dan tak sadarkan diri. Seseorang yang usianya lebih dewasa dari mereka, memastikan bahwa anak itu sudah meninggal dunia.
Lalu, orang dewasa
lainya yang juga bekerja di sana sebagai pembuat pil poppi muncul dan menyuruh
seorang anak membawakan pil poppi itu untuk seorang pria yang dikurung di
penjara. Seja pun terkejut mendengarnya. Apakah pria yang dikurung itu adalah
Chung Woon? Kalau benar, itu artinya Chung Woon juga ikut ketergantungan pil
poppi.
0 Comments:
Post a Comment