Sun datang menjemput Ga Eun. Ga Eun terkejut melihat Sun. Sun mengaku, ia datang untuk menyelamatkan Ga Eun. Namun Ga Eun menyuruh Sun menolong Seja terlebih dahulu. Sun pun terkejut, menolong siapa? Rona wajahnya mulai menyiratkan kekesalan saat Ga Eun menyuruhnya menolong Seja.
“Demi menyelamatkanku,
Jeoha datang dan Dae Mok sekarang mengurungnya. Kumohon, kau harus
menyelamatkan Jeoha.” Pinta Ga Eun.
Sun pun marah. Ia
bahkan membentak Ga Eun dan mengingatkan Ga Eun bahwa Seja adalah seseorang
yang telah membunuh Tuan Han. Ga Eun terkejut Sun membentaknya. Sun kemudian
tersadar dan menurunkan sedikit volume suaranya. Ia mencoba menghasut Ga Eun
dengan mengatakan bahwa Seja adalaha musuh Ga Eun.
“Jeoha tidak membunuh
ayahku. Ayahku dibunuh oleh pria bernama Chung Woon itu. Jeoha tidak melakukannya.”
Ucap Ga Eun.
Sun pun langsung
terduduk lemas karena Ga Eun sudah mengetahui kebenaran dibalik kematian Tuan
Han. Sementara itu, Ga Eun terus merengek meminta Sun membantunya menyelamatkan
Seja. Sun pun menjawabnya dengan gugup
kalau ia akan menyelamatkan Seja dan meminta Ga Eun mempercayai dirinya.
Lalu apakah Sun
benar-benar akan menyelamatkan Seja? Tentu saja tidak… karena setibanya diluar,
wajahnya langsung berubah kesal.
Sekembalinya ke istana, Sun langsung menemui Daebi Mama. Ia meminta bantuan Daebi Mama untuk membebaskan Ga Eun. Sun pun berjanji, akan selalu mempercayai dan bergantung pada Daebi Mama.
Keesokan harinya, di balai istana, Sun mengumumkan keputusan Daebi Mama bahwa Yeon Joo lah yang terpilih menjadi Ratu. Tentu saja hal itu membuat Menteri Choi girang setengah mati, sementara kubu Dae Mok tak suka dengan keputusan Daebi Mama.
Beberapa menteri memberi selamat pada Menteri Choi yang akan menjadi mertua Raja. Kubu Dae Mok menatap mereka dengan wajah kesal. Kwang Ryul yang memperhatikan mereka dari jauh bersama dengan Moo Ha dan Woo Bo bersyukur karena bukan orang dari Pyunsoo-hwe yang diangkat menjadi Ratu. Namun sepertinya Woo Bo bisa mencium ada yang tidak beres di balik penunjukan Yeon Joo sebagai Ratu.
Hwa Gun mengantarkan makanan untuk Seja karena Seja belum makan sedikit pun sejak semalam. Sambil menatap Seja lirih, Hwa Gun memberitahu ritualnya akan dilakukan esok hari. Seja menanyakan keberadaan Chung Woon. Namun Hwa Gun juga tidak mengetahui dimana Chung Woon disekap. Seja semakin terluka saat Hwa Gun mengatakan kemungkinan Chung Woon akan buta.
“Setelah ritual besok,
akan banyak yang berubah. Namun, aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan
penawarnya.” Janji Hwa Gun.
Gon menghadap Dae Mok. Dae Mok mengancam Gon dengan mengatakan tidak akan memaafkan pengkhianat Pyunsoo-hwe sekali pun itu cucunya sendiri. Dae Mok minta Gon memikirkan kebaikan Hwa Gun.
Tak ingin Hwa Gun terluka, terpaksalah Gon membohongi Hwa Gun dengan mengaku bahwa ia sudah menemukan tempat dimana obat penawar itu biasa disimpan. Gon mengatakan ritualnya tidak akan dimulai sebelum pukul sebelas malam, jadi jika mereka berangkat sekarang, maka mereka bisa kembali besok sore. Hwa Gun yang memang berniat menolong Seja pun mempercayai kata-kata Gon begitu saja.
Keesokan harinya, Seja dan Ga Eun diseret ke gua Pyunsoo-hwe. Ga Eun menatap Seja dengan cemas, namun tekad Seja untuk menyelamatkan Ga Eun sudah bulat.
Dae Mok menyuruh Seja
meminum anggur poppi. Ga Eun terkejut mendengar penjelasan Dae Mok soal anggur
poppi. Dae Mok menjelaskan, kalau Seja tidak meminum anggur poppi setiap dua
minggu sekali, maka Seja akan mati.
Untuk menekan Seja, Tae Ho mengancam Ga Eun dengan pedangnya sesuai instruksi Dae Mok. Seja yang takut Ga Eun terluka, akhirnya mengambil cangkir berisi anggur poppi itu. Tangis Ga Eun pun pecah.
“Tidak boleh! Kau
hendak meminumnya lalu menjadi anjing setia mereka? Kumohon, jangan meminumnya.
Tolong jangan meminumnya, terutama bila itu
demi menyelamatkanku. Kenapa kau peduli kepadaku? Gara-gara kau, ayahku
tewas. Seumur hidup, kupastikan akan mencaci dan menyumpahimu!” teriak Ga Eun.
“Gara-gara aku kau
kehilangan ayahmu. Maafkan aku.” jawab Seja dengan pandangan terluka.
Sementara itu, yang
mengejutkan, Sun ternyata ikut menyaksikan ritual itu. Ia menyamar dan berdiri
di tengah-tengah orang Pyunsoo-hwe yang mengenakan topeng.
Sebelum meminum anggur
itu, Seja meminta Dae Mok berjanji untuk melepaskan Ga Eun setelah ia minum
anggur itu. Dae Mok pun berjanji akan melepaskan Ga Eun setelah ritualnya
selesai.
“Jangan! Jangan,
Doryongnim! Jangan, Jeoha!” teriak Ga Eun, membuat Seja langsung menatap ke
arahnya.
“Orang yang membunuh
ayahku bukan Jeoha, aku sudah tahu. Jadi kumohon, tolong jangan meminumnya.” Rengek
Ga Eun.
“Kecuali kau ingin
melihatnya mati duluan, cepat minum anggur poppi itu!” ancam Dae Mok.
“Jeoha, kumohon.” Pinta
Ga Eun.
Seja pun meminum anggur
itu. Namun sebelum meminumnya, ia tersenyum pada Ga Eun. Seketika, Seja
merasakan nyeri yang teramat hebat di dadanya.
Tak lama kemudian, ia muntah darah.
Tak lama kemudian, ia muntah darah.
“Khusus untukmu, aku
memberi tiga pil poppi. Satu cukup untuk membuat orang ketergantungan, tapi
tiga akan menghabisinya di tempat.” Ucap Dae Mok.
Ga Eun dan Sun
sama-sama syok melihatnya. Seja pun kesal karena Dae Mok sudah menipunya. Dae
Mok lalu jongkok di hadapan Seja. Ia berkata, bahwa dunia yang mereka tinggali
merupakan pusaran api dan ia berusaha untuk bertahan.
“Sebuah negeri yang
mendorong rakyatnya sendiri ke dalam jurang keputusasaan. Itulah yang
melahirkan monster sepertiku.” Ucap Dae Mok.
Seja ingin membalas Dae Mok, namun Dae Mok dengan sekali tepis berhasil menjatuhkan Seja. Ga Eun langsung memeluk Seja. Ia meminta Seja bertahan. Seja terus batuk darah. Ga Eun pun semakin ketakutan. Sambil menahan sakit, Seja memegang wajah Ga Eun. Dengan napas tersengal-sengal, ia mengaku sudah jatuh cinta pada Ga Eun sejak pertama kali mereka bertemu.
Setelah mengatakan itu, Seja pun menghembuskan nafas terakhirnya. Tangis Ga Eun seketika pecah. Tangisnya kian besar saat melihat anak buah Dae Mok membawa tubuh Seja yang sudah tidak bernyawa itu.
Hwa Gun yang baru kembali ke rumahnya terkejut saat diberitahu sang ayah bahwa ritual Seja sudah selesai dilaksanakan. Woo Jae juga mengaku tak melihat Seja lagi setelah ritual berakhir.
Sementara itu, jasad
Seja dibuang di sebuah lahan.
Hwa Gun ditemani Gon berlari ke tempat ritual. Hwa Gun marah besar karena Gon sudah membohonginya. Hwa Gun langsung mencabut pedang Gon dan ingin menebas leher Gon saat Gon mengatakan bahwa Dae Mok sudah membunuh Seja. Namun ia tak bisa melakukannya.
“Cepat temukan dia
sekarang juga! Temukan Jeoha sekarang juga! Kalau kau tidak menemukannya, aku
akan membunuhmu!” ancam Hwa Gun.
Istana sedang merayakan terpilihnya Yeon Joo sebagai Ratu Joseon. Daebi Mama memberitahu Menteri Choi bahwa Departemen Astrologi sudah menetapkan tanggal pernikahan Sun dengan Yeon Joo.
Sementara itu, Woo Bo,
Moo Ha dan Kwang Ryul mencemaskan Seja yang masih belum kembali. Tak lama
kemudian, Kwang Ryul pergi dan Sun menyuruh Woo Bo serta Moo Ha maju ke
depannya.
“Kudengar, kalian telah
mengasistensi proses seleksi dengan sangat baik. Sebab itu, aku akan menuang
minuman untuk kalian.” Ucap Sun.
“Aku yakin kau masih
ingat saran yang kuberikan padamu. Kau adalah abdi setiaku sekarang.” ucap Sun.
Seketika, Woo Bo
teringat kata-kata Sun saat ia bicara di balkon istana.
Flashback…
“Jangan bertindak lebih jauh. Saya
tidak ingin Anda terluka.” Ucap Sun.
Flashback end…
Woo Bo lantas menjatuhkan cangkirnya. Sun marah dan membentak Woo Bo. Ia menuduh Woo Bo sedang mabuk. Woo Bo pun langsung pura-pura mabuk dan menggeplak muka Moo Ha. Ia memarahi Moo Ha yang sudah berani menumpahkan anggur Raja.
Sun marah. Ia mengaku tak ingin melihat wajah Woo Bo lagi. Moo Ha pun langsung menyeret Woo Bo keluar. Diluar, mereka bertemu Kwang Ryul. Benar saja, Woo Bo memang pura-pura mabuk. Woo Bo menjelaskan, kalau sebaiknya mereka tidak mengikuti perayaan itu karena ia punya firasat buruk.
Firasat Woo Bo itu pun
benar. Sun diam-diam menukar teko anggurnya dengan teko yang berisi anggur
poppi dan dia menuangkan anggur poppi itu ke dalam cangkir semua yang hadir
termasuk cangkir Daebi Mama. Daebi Mama pun terheran-heran melihat Sun yang
tidak meminum anggurnya. Para menteri yang berpihak pada Dae Mok juga tak
meminum anggur itu.
Tak lama, pelayan mengumumkan kedatangan Dae Mok. Tak lama setelah kedatangan Dae Mok, Daebi Mama dan para menteri serta dayang yang ikut mencicipi anggur poppi itu langsung roboh.
Menteri Choi yang sadar
apa yang barusan mereka minum, langsung memohon ampun pada Dae Mok dan berjanji
tidak akan mengkhianati Dae Mok lagi. Tapi Dae Mok malah mendorong tubuhnya
dengan kasar. Dae Mok lalu memberitahu mereka semua bahwa mereka baru saja
meminum anggur poppi.
Daebi Mama marah besar pada Sun. Sun berteriak, menyuruh Kepala Kasim membawa Daebi Mama kembali ke kediamannya dengan alasan Daebi Mama sedang kurang sehat.
Sun pun mengingat apa yang terjadi saat ia mendatangi kediaman Dae Mok untuk membebaskan Ga Eun. Setelah keluar dari kamar tempat Ga Eun dikurung, Sun langsung menemui Dae Mok. Dae Mok menyuruh Sun melakukan sesuatu. Dae Mok membawa Sun ke gua nya. Di sana, Dae Mok berkata bahwa Sun akan menjadi Raja yang sesungguhnya mulai sekarang. Sun pun membuka topeng hitamnya dan tertegun mendengar dirinya akan menjadi Raja.
Setelah itu, Sun mengasingkan
Daebi Mama ke Istana Timur. Sun mengumumkan bahwa Daebi Mama berusaha
menghimpun kekuasaan dengan menjadikan Yeon Joo sebagai Ratu. Karena itulah ia
menghukum Daebi Mama dengan mengasingkan Daebi Mama.
Tak hanya itu, Sun juga mengangkat Tae Ho menjadi Kepala Biro Pengadaan, Pejabat tingkat dua. Selain berperan sebagai Kepala Yangsucheong, Tae Ho juga diberi kekuasaan untuk mencetak uang.
Sontak, Woo Bo, Kwang Ryul dan Moo Ha menentang titah yang Sun berikan. Akibatnya, Sun menghukum mereka dengan memecat mereka dan melarang mereka memasuki istana. Woo Bo sedih melihat Sun yang kini benar-benar memihak pada Pyunsoo-hwe.
Kepala Kasim berencana melakukan serangan terhadap Pyunsoo-hwe. Barulah, Kepala Kasim menanyakan keadaan Seja. Dengan mata berkaca-kaca, Mae Chang bilang mereka tidak akan bisa menemukan Seja dimana pun.
Ga Eun masih disekap
Dae Mok. Tak lama Sun datang menjemputnya. Ga Eun langsung menanyakan kondisi
Seja. Dengan wajah kecewa karena Ga Eun terus-terusan memikirkan Seja, Sun berkata
bahwa Seja sudah meninggal. Tangis Ga Eun pun pecah seketika. Sun juga
memberitahu bahwa istana sudah berada dalam kekuasaan Pyunsoo-hwe.
“Banyak... yang belum
aku katakan padanya.” Tangis Ga Eun.
Sun pun langsung memeluk Ga Eun. Tanpa disadari Ga Eun, rona wajah Sun terlihat puas karena berhasil membunuh Seja dan mengontrol istana.
Lalu benarkah Seja sudah meninggal? Belum, Seja masih hidup! Hal ini terlihat dari luka di lengan Seja yang kembali muncul. Luka itu akan muncul jika Seja kembali diracuni dan menandakan Seja kebal terhadap racun apapun.
Bersambung…
0 Comments:
Post a Comment