Sebelumnya...
Dengan sombongnya, CEO No berkata membalas dendam pada keluarga Tuan Seo hanya akan menguras tenaganya. Tuan Seo pun meminta maaf, tapi CEO No langsung menyuruhnya berhenti bicara.
CEO No baru berhenti menampar Tuan Seo karena tangannya mulai sakit setelah menampar Tuan Seo. Ia bilang, Tuan Seo memang pantas dipukul. CEO No lalu pergi, tapi sebelum pergi ia menyuruh Nyonya Yang memberitahukan Ji An tentang kedatangannya.
CEO No mengibas-ngibaskan tangannya yang sakit sambil menuju ke mobil. Hae Ja yang melihat CEO No, langsung menyembunyikan dirinya di balik payung.
Di restoran, Soo A bilang dia akan pulang ke rumah. Ia beralasan, tidak mau membuat Tuan Seo yang sedang sakit merasa cemas.
Ji Ho sudah mulai berjualan lagi. Seorang pembeli bertanya, apakah ada warna lain untuk model baju yang ia inginkan. Ji Ho bilang, tidak ada. Pembeli itu pun menggerutu, ia bilang warna hijau tidak cocok dengan kulitnya yang gelap. Ia pun tidak jadi membeli.
Seohyun lalu memberitahu Ji Ho apa yang terjadi. Ji Ho terkejut mengetahui Do Kyung pergi dari rumah karena Ji An. Seohyun berkata, bahwa ia heran kenapa Do Kyung dan Ji An melepaskan Haesung.
Tuan Choi membujuk Nyonya No agar membiarkan Ji Soo hidup sesuai keinginan Ji Soo. Nyonya No tidak setuju. Nyonya No bilang, hidup yang diinginkan Ji Soo adalah bekerja di toko roti itu dan mengencani pria yang punya latar belakang buruk.
Do Kyung dan Ji An bertemu di rumah kos. Do Kyung ingin mengantarkan Ji An pulang, tapi Ji An tak mau pulang karena mencemaskan Ji Soo. Do Kyung pun menenangkan Ji An. Ia berkata, Ji Soo itu adiknya jadi ia akan menjaga Ji Soo.
Sampai di luar, Do Kyung mengajak Ji An naik bus. Do Kyung beralasan kalau ia membuat mobil Seketaris Yoo mogok saat perjalanan pulang tadi. Ji An pun berkata, kalau ia bisa pulang sendiri tapi Do Kyung tetap kekeuh mau mengantar Ji An. Do Kyung meminta Ji An membiarkannya menjadi seorang kakak sekali saja.
Mereka akhirnya tiba di lingkungan Ji An. Do Kyung tidak percaya akan kembali lagi ke lingkungan itu. Do Kyung ingat kata-katanya saat itu, kalau ia akan menjadi hewan jika kembali ke lingkungan Ji An. Sembari tertawa, Ji An bertanya alasan Do Kyung kembali ke lingkungannya. Ji An ingat kata-kata Do Kyung yang tidak mau melihatnya lagi.
Ji An lantas tertawa saat Do Kyung cerita, bahwa dirinya menginjak kotoran anjing selagi berusaha menemukan kunci mobilnya setelah Ji An pergi.
Ji An minum dengan cepat. Tapi Do Kyung minum secara perlahan. Saat minuman mereka sudah habis, Ji An mengajak Do Kyung pulang tapi Do Kyung mengeluh kedinginan dan mengajak Ji An minum kopi panas.
Mereka minum kopi bersama. Saat kopinya sudah habis, Do Kyung pun kebingungan mencari alasan agar Ji An tidak mengajaknya pulang dulu.
Ji An akhirnya masuk ke dalam. Tuan Seo langsung menatap tajam istrinya. Nyonya Yang ingat pesan Tuan Seo yang melarangnya memberitahu Ji An soal perlakuan CEO No pada mereka tadi.
āTapi Ayah, sejujurnya, aku memang menyukainya. Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku, jadi, aku makin menyukainya, tapi kami tidak berkencan. Dia juga tahu itu. Itulah alasannya dia menyerah mendapatkanku. Karena kini aku sudah pulang, kami tidak akan bertemu lagi. Kemarin dia membantu mendapatkan Ji Soo kembali. Kita tidak boleh membiarkannya dipaksa pergi ke luar negeri. Mungkin itulah alasannya dia salah paham.ā Ucap Ji An.
Ji Soo yang baru sampai di toko roti, kaget melihat Seketaris Min ada di sana. Seketaris Min berniat membeli toko roti!!
Tuan Choi sendiri baru tahu soal Nyonya Yang yang tidak bekerja lagi di restoran mereka. Pegawainya bilang, itu atas perintah Nyonya No. Tuan Choi pun tambah kesal.
Dengan sombongnya, CEO No berkata membalas dendam pada keluarga Tuan Seo hanya akan menguras tenaganya. Tuan Seo pun meminta maaf, tapi CEO No langsung menyuruhnya berhenti bicara.
āAku benci orang-orang yang hanya mengulang-ulang. Kata-kata
tidak berarti.ā Ucap CEO No.
āLantas, boleh kutanya kenapa anda kemari?ā tanya
Tuan Seo.
āPutrimu, Ji An, sangat membuatku stres.ā Jawab CEO
No.
āJi An? Apa Ji An berbuat salah?ā tanya Tuan Seo.
āItu ada hubungannya dengan cucuku, Do Kyung. Aku
tidak tahu itu cinta atau keterikatan. Tapi sesuatu yang seharusnya tidak
pernah terjadi sudah terjadi sekarang.ā Jawab CEO No.
āKalian terkejut. Aku kemari untuk melihat itu. Kalian
harus mengendalikannya sebelum terlambat dan tanganku bersimbah darah.ā Ucap
CEO No.
āMaaf, tapi Ji An sudah mengonfirmasinya? Apa dia
bilang dia mengencani cucu anda?ā tanya Tuan Seo.
āJika menjadi dirinya, akankah kau mengakuinya?ā
jawab CEO No.
āApa maksud anda?ā tanya Tuan Seo.
āKau kira dia akan mengakui bahwa mereka berpacaran?ā
jawab CEO No.
āLantas, maksud anda, Ji An menyangkalnya?ā tanya
Tuan Seo.
āKau bermain kata denganku?ā sinis CEO No.
āJika putriku bilang itu salah, artinya itu tidak
benar. Ji An tidak pernah berbohong. Jika Ji An mengencaninya, dia akan bilang.
Dia lebih baik dipukuli berkali-kali daripada bohong soal sesuatu.ā Jawab Tuan
Seo.
Tapi CEO No terus menghina Ji An. Ia mengatai Ji An
licik karena mampu menggaet pria seperti Do Kyung.
Tuan Seo pun marah. Ia berkata, bahwa dirinya yang
bersalah. Jadi seharusnya CEO No menyalahkan dirinya saja. Tuan Seo yakin, Ji
An tidak mungkin berhubungan dengan Do Kyung. Tuan Seo bilang, ia sangat
mengenal putrinya.
CEO No marah. Ia menampar Tuan Seo. Nyonya Yang
menangis.CEO No bilang, tamparan itu untuk Tuan Seo karena telah menculik
cucunya.
Tuan Seo pun kembali mengangkat tangannya. Ia
bilang, tamparan berikutnya karena Tuan Seo yang telah mengirim Ji An ke
rumahnya sehingga membuat Do Kyung jatuh cinta pada Ji An.
Tapi Nyonya Yang melindungi Tuan Seo sehingga dia
lah yang kena tamparan itu. Nyonya Yang kesakitan. Tuan Seo pun langsung
menenangkan istrinya dan menarik istrinya ke belakang.
CEO No kembali menampar Tuan Seo. Ia juga mengancam,
akan menghancurkan hidup seluruh keluarga Tuan Seo jika Ji An masih berhubungan
dengan Do Kyung.
CEO No baru berhenti menampar Tuan Seo karena tangannya mulai sakit setelah menampar Tuan Seo. Ia bilang, Tuan Seo memang pantas dipukul. CEO No lalu pergi, tapi sebelum pergi ia menyuruh Nyonya Yang memberitahukan Ji An tentang kedatangannya.
CEO No mengibas-ngibaskan tangannya yang sakit sambil menuju ke mobil. Hae Ja yang melihat CEO No, langsung menyembunyikan dirinya di balik payung.
Tuan Seo minum obatnya lagi karena perutnya terasa
sakit. Nyonya Yang sudah berhenti menangis. Hae Ja masuk dan menyapa Tuan Seo
dengan riang, namun saat melihat Tuan Seo habis minum obat, ia ingat pesan
Nyonya Yang yang melarangnya memberi tahu Tuan Seo soal kanker imajinasi Tuan
Seo sampai amarah Tuan Seo mereda.
Hae Ja kemudian melihat bekas tamparan di wajah Tuan
Seo. Hae Ja bertanya. Tuan Seo yang tidak mood menjawab, menyuruh Hae Ja pergi.
Nyonya Yang pun buru2 menyiapkan kasur agar Tuan Seo bisa istirahat.
Soo A mengirim pesan pada Ji Tae, mengajak Ji Tae
bertemu,
Di restoran, Soo A bilang dia akan pulang ke rumah. Ia beralasan, tidak mau membuat Tuan Seo yang sedang sakit merasa cemas.
āTapi jangan bilang aku hamil. Kita tidak bisa
merayakannya. Setelah ayah pulih, barulah beri tahu dia soal situasi kita. Tidak
ada yang akan berubah.ā Ucap Soo A.
āTerima kasih karena sudah memedulikan ayah.ā Jawab
Ji Tae.
āHanya itu yang bisa kulakukan melihat kondisiku
seperti ini.ā Ucap Soo A,
āBaiklah. Tapi sebaiknya jangan melakukan itu. Keadaan
di rumah sedang kacau. Kau akan merasa tidak nyaman di sana. Aku akan memberi
tahu mereka kita bertengkar. Kau bisa tinggal dengan Seung Hun sementara ini.ā
Jawab Ji Tae.
āKarena keadaan kacau? Apa karena bayinya?ā tanya
Soo A.
āAku hanya tidak mau kau merasa tidak nyaman. Ayah
akan pulih sekitar sebulan. Kami berusaha keras untuk menenangkannya. Tidak ada
alasan bagimu untuk melakukan itu.ā Jawab Ji Tae.
āAku akan lebih nyaman begitu.ā Ucap Soo A,
āHubungi aku kapan kau membutuhkanku. Beri tahu aku
jika kau mau aku melakukan sesuatu.ā Jawab Ji Tae.
āItu tidak akan terjadi. Aku harus siap mandiri.ā
Ucap Soo A, lalu pergi begitu saja meninggalkan Ji Tae.
Soo A yang keluar dari restoran dengan terburu-buru,
nyaris saja ditabrak seseorang. Secara spontan, ia melindungi perutnya.
Ji Ho sudah mulai berjualan lagi. Seorang pembeli bertanya, apakah ada warna lain untuk model baju yang ia inginkan. Ji Ho bilang, tidak ada. Pembeli itu pun menggerutu, ia bilang warna hijau tidak cocok dengan kulitnya yang gelap. Ia pun tidak jadi membeli.
Lalu, Seohyun datang. Ji Ho pun langsung marah-marah
karena Seohyun datang terlambat padahal Seohyun sudah berjanji akan membawakan
baju-baju Ji Soo.
āAku tidak bisa membawakannya karena pemilik
pakaiannya kembali.ā Jawab Seo Hyun.
Seohyun lalu memberitahu Ji Ho apa yang terjadi. Ji Ho terkejut mengetahui Do Kyung pergi dari rumah karena Ji An. Seohyun berkata, bahwa ia heran kenapa Do Kyung dan Ji An melepaskan Haesung.
Seseorang tiba-tiba mau menabrak Seohyun. Ji Ho pun
dengan sigap melindungi Seohyun. Ia memegang bahu Seohyun dan menarik Seohyun
ke pinggir. Seohyun terperangah. Lalu, mereka berdua saling bertatapan.
Ji Ho kemudian menyuruh Seohyun pergi. Ji Ho bilang,
mereka tidak bisa berteman. Seohyun mengerti. Ia pun pergi dengan wajah sedih.
Do Kyung sedang melihat foto-foto pabrik yang bisa
diambil alih. Do Kyung terkejut Seketaris Yoo bisa menemukan pabrik2 itu.
āKapasitas tahunannya 600 ton?ā tanya Do Kyung.
āSerta itu di Buncheon, dekat dengan toko kerajinan
kayu di Seoul dan pabrik kayu di Incheon.ā Jawab Seketaris Yoo.
āSudah berapa lama sejak mereka tutup?ā tanya Do
Kyung.
āTiga bulan.ā Jawab Seketaris Yoo.
āLantas, kita harus mencoba mengambil alih pabrik
ini. Cari manajer pabrik yang bekerja di sini dahulu.ā Ucap Do Kyung.
Tuan Choi membujuk Nyonya No agar membiarkan Ji Soo hidup sesuai keinginan Ji Soo. Nyonya No tidak setuju. Nyonya No bilang, hidup yang diinginkan Ji Soo adalah bekerja di toko roti itu dan mengencani pria yang punya latar belakang buruk.
āSemua itu terjadi karena kita kehilangan dia.ā Ucap
Tuan Choi.
āKarena itulah kita harus mengembalikan semuanya.
Kau ingin dia menjadi Choi Eun Seok seperti itu? Aku tidak bisa membiarkannya
menjadi bahan tertawaan orang.ā Jawab Nyonya No.
āKau mau kehilangan semua anakmu? Ini saatnya kita
harus memperlakukan Do Kyung dan Ji Soo dengan pola berbeda.ā Ucap Tuan Choi.
āAyah akan membawa Do Kyung kembali. Serta aku akan
membawa Ji Soo kembali.ā Jawab Nyonya No.
āTidak. Kau tidak akan bisa membawanya menentang
keinginannya. Kau tidak berhak membawanya kembali. Eun Seok sekarang Seo Ji
Soo. Dia bukan Choi Eun Seok. Jika mau memaksa Ji Soo kembali, kau harus melayangkan
tuntutan keturunan terhadap Ji Soo. Lalu itu akan tersebar. Kau yakin mau
melayangkan tuntutan itu? Yang terjadi 25 tahun lalu akan kembali menyeruak. Rencanamu
untuk mencuci latar belakang pendidikannya diam-diam, ttu tidak akan terjadi. Orang-orang
akan mencari tahu latar belakang pendidikan dan keluarga Ji Soo dahulu. Akankah
itu berhenti di sana? Lalu orang-orang akhirnya akan mengetahui Ji An pernah
menjadi bagian dari keluarga kita.ā Ucap Tuan Choi.
āJadi, begitu? Selama ini itu tujuanmu? Kenapa kau
lembek sekali?ā jawab Nyonya No.
āMungkin karena aku berasal dari keluarga yang
biasa. Ji Soo mungkin mewarisi itu dariku. Jangan lupa Ji Soo bukan Choi Eun
Seok kini. Jika kau memaksanya pulang, aku tidak akan membiarkannya. Aku
meminta tolong kepadamu, No Myung Hee.ā Ucap Tuan Choi.
Nyonya No berencana mengusir Hee, Boss Kang dan Hyuk
dengan cara membeli gedung Kafe Hee dan toko roti. Tapi rencananya terganjal UU
Perlindungan Sewa Bangunan, jadi meskipun mereka membeli bangunan itu, mereka
tidak bisa mengusir keluarga Hyuk dari sana.
Dengan mobil Seketaris Yoo, Do Kyung pergi ke suatu
tempat.
Ji An sendiri sudah selesai dengan tugasnya di
studio. Tuan Sun pun mengizinkannya pulang lebih cepat.
Do Kyung dan Ji An bertemu di rumah kos. Do Kyung ingin mengantarkan Ji An pulang, tapi Ji An tak mau pulang karena mencemaskan Ji Soo. Do Kyung pun menenangkan Ji An. Ia berkata, Ji Soo itu adiknya jadi ia akan menjaga Ji Soo.
āKau memberi tahu kakekku kau akan pindah. Jangan
membuatnya salah paham. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.ā Ucap Do Kyung.
āTapi Ji Soo... aku membelikan makanan yang cukup
untuk beberapa hari.ā Jawab Ji An.
āAku akan memberitahunya. Yang lain akan pulang
larut hari ini.ā Ucap Do Kyung.
Lalu, ponsel Ji An berdering. Telepon dari Tuan Seo
yang mengajak Ji An bertemu. Ji An pun berkata, akan pulang ke rumah jadi ia
meminta sang ayah menunggunya di rumah.
Sampai di luar, Do Kyung mengajak Ji An naik bus. Do Kyung beralasan kalau ia membuat mobil Seketaris Yoo mogok saat perjalanan pulang tadi. Ji An pun berkata, kalau ia bisa pulang sendiri tapi Do Kyung tetap kekeuh mau mengantar Ji An. Do Kyung meminta Ji An membiarkannya menjadi seorang kakak sekali saja.
Do Kyung dan Ji An seketika merasa canggung karena
harus berdiri berdekatan lantaran bus yang penuh sesak.
Mereka akhirnya tiba di lingkungan Ji An. Do Kyung tidak percaya akan kembali lagi ke lingkungan itu. Do Kyung ingat kata-katanya saat itu, kalau ia akan menjadi hewan jika kembali ke lingkungan Ji An. Sembari tertawa, Ji An bertanya alasan Do Kyung kembali ke lingkungannya. Ji An ingat kata-kata Do Kyung yang tidak mau melihatnya lagi.
āAyahku bilang kepadaku bahwa aku tidak boleh bilang
tidak pernah.ā Ucap Do Kyung.
āItu dapat dimengerti dahulu. Katamu kau muak dengan
sikapku yang keras kepala, bukan?ā balas Ji An.
Do Kyung terkejut Ji An mendengar ucapannya saat
itu.
Mereka lalu berhenti berjalan... āDisini..ā ujar Do
Kyung.
Do Kyung berlari dengan cepat. Ia pikir, ia sudah
berhasil kabur dari Ji An. Dan saat melihat ke depan, ia terkejut melihat Ji An
sudah berada di depannya. Do Kyung heran, ia bertanya bagaimana bisa Ji An
mendahuluinya secepat itu.
āIni lingkunganku.ā Jawab Ji An.
Ji An lantas berusaha mengembalikan uang Do Kyung,
tapi Do Kyung menghindar. Do Kyung lantas kabur, tapi langkahnya terhenti
karena Ji An menghubungi polisi. Do Kyung tak tahu, kalau Ji An hanya pura-pura
menghubungi polisi. Tak ingin berurusan dengan polisi, terpaksalah Do Kyung
mengambil kembali uangnya.
Ji An lantas tertawa saat Do Kyung cerita, bahwa dirinya menginjak kotoran anjing selagi berusaha menemukan kunci mobilnya setelah Ji An pergi.
āAku amat bersenang-senang sejak kita bertemu karena
tabrakan. Hidupku stabil, penuh harta, dan membosankan, tapi hal-hal itu belum
pernah kurasakan, kualami, atau kulewati.ā Ucap Do Kyung.
āKuharap kau mendapatkan lebih banyak kenangan baik.ā
Jawab Ji An.
āDahulu, aku tidak tahu hal-hal itu akan kurindukan.ā
Ucap Do Kyung.
Do Kyung lalu mengajak Ji An mampir ke toserba
favorit Ji An.
Ji An minum dengan cepat. Tapi Do Kyung minum secara perlahan. Saat minuman mereka sudah habis, Ji An mengajak Do Kyung pulang tapi Do Kyung mengeluh kedinginan dan mengajak Ji An minum kopi panas.
Mereka minum kopi bersama. Saat kopinya sudah habis, Do Kyung pun kebingungan mencari alasan agar Ji An tidak mengajaknya pulang dulu.
Lalu, pemilik mini market datang, memberikan Ji An
dua roti gratis dengan alasan sudah lama tidak melihat Ji An. Ji An pun
memberikan rotinya satu untuk Do Kyung.
Ketika rotinya sudah habis, Do Kyung sudah tidak
bisa lagi membuat alasan untuk bisa lebih lama bersama Ji An.
Do Kyung pun mengantarkan Ji An pulang. Ji An berjalan
dengan cepat, namun di belakang, Do Kyung berjalan perlahan. Sadar Do Kyung
berjalan pelan-pelan, Ji An pun akhirnya memperlambat langkahnya. Do Kyung
tersenyum melihatnya.
āTidak peduli selambat apa kita berjalan, kita
sampai juga. Aku menikmati tinggal denganmu selama sebulan terakhir.ā Ucap Do
Kyung.
āAku juga.ā Batin Ji An.
āSeo Ji An, tahukah kau kenapa aku tidak boleh
menghentikanmu? Itu karena kau tidak bisa tersenyum di dekatku. Kau tersenyum
di dekat Hyuk dan di dekat Yong Gook. Kau tersenyum seperti dirimu bahkan di
dekat tukang kayu atau teman serumah yang lain, tapi kau tidak bisa tersenyum
di dekatku. Itulah alasannya aku tidak akan pernah menghentikanmu.ā Ucap Do
Kyung.
Ji An pun langsung berkaca-kaca. Lalu, ia tersenyum.
āJangan melakukannya. Aku benci kau memaksakan
dirimu tersenyum.ā Ucap Do Kyung.
āTapi ini tidak dipaksakan.ā Jawab Ji An.
Do Kyung pun akhirnya beranjak pergi. Namun sebelum
pergi, ia sempat mengacak rambut Ji An dan mengucapkan kata perpisahan.
Ji An menangis menatap kepergian Do Kyung. Ia
menangis sambil merapikan rambutnya.
Ji An akhirnya masuk ke dalam. Tuan Seo langsung menatap tajam istrinya. Nyonya Yang ingat pesan Tuan Seo yang melarangnya memberitahu Ji An soal perlakuan CEO No pada mereka tadi.
Ketika Ji An sedang menyusun pakaiannya di lemari, Tuan
Seo menemui Ji An. Tuan Seo memberitahu Ji An soal kedatangan CEO No tadi. Ji
An pun terkejut. Ia pikir CEO No datang untuk Ji Soo, tapi ternyata CEO No
datang karena dirinya.
āApa dia kasar kepada Ayah atau Ibu?ā cemas Ji An.
āTidak sama sekali. Dia hanya mengkhawatirkan
cucunya. Dia tampaknya salah paham soal dirimu dan cucunya.ā Jawab Tuan Seo.
āTapi Ayah, sejujurnya, aku memang menyukainya. Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku, jadi, aku makin menyukainya, tapi kami tidak berkencan. Dia juga tahu itu. Itulah alasannya dia menyerah mendapatkanku. Karena kini aku sudah pulang, kami tidak akan bertemu lagi. Kemarin dia membantu mendapatkan Ji Soo kembali. Kita tidak boleh membiarkannya dipaksa pergi ke luar negeri. Mungkin itulah alasannya dia salah paham.ā Ucap Ji An.
āApa kau mencegah Ji Soo pergi ke luar negeri?ā
tanya Tuan Seo.
Ji An pun mengajaknya ayah duduk agar ia bisa
menceritakan semuanya tapi sang ayah menolak.
Keesokan harinya, Hyuk nganterin Ji Soo bekerja.
Mereka jalan sambil bergandengan tangan. Ji Soo senang bisa pergi kerja
dianterin Hyuk. Hyuk lalu bertanya, apa tangan Ji Soo tidak dingin. Ji Soo
bilang tidak. Tapi Hyuk bilang tangannya dingin dan ia pun langsung memasukkan
tangan Ji Soo ke jaketnya.
Hyuk dan Ji Soo hampir sampai di toko roti. Tanpa
mereka sadari, orang-orang Seketaris Min tengah mengikuti mereka.
Ji Soo yang baru sampai di toko roti, kaget melihat Seketaris Min ada di sana. Seketaris Min berniat membeli toko roti!!
Tuan Choi sendiri baru tahu soal Nyonya Yang yang tidak bekerja lagi di restoran mereka. Pegawainya bilang, itu atas perintah Nyonya No. Tuan Choi pun tambah kesal.
Tak lama kemudian, Ji Soo menghubunginya.
Di ruangannya, Nyonya No sedang bicara dengan
seseorang terkait Ji Soo. Tak lama, Tuan Choi menerobos masuk ke ruangannya
dengan wajah murka.
āApa kau membeli bangunan tempat keluarga Sunwoo
Hyuk tinggal?ā tanya Tuan Choi.
āItu ancaman kosong saat kusampaikan kepada Ji Soo, tapi
dia tidak mendengarkan, jadi, aku bertindak. Aku sudah bilang aku tidak bisa
menyerah dengannya. Aku tidak bisa membiarkannya seperti itu.ā Jawab Nyonya No.
āSerta kau memaksa Yang Mi Jung juga berhenti?ā
tanya Tuan Choi.
āItu peringatanku kepada Seo Ji An.ā Jawab Nyonya
No.
āYang Mi Jung menyelamatkan nyawa putri kita!ā ucap
Tuan Choi.
āBerhenti berkata tidak masuk akal.ā Jawab Nyonya
No.
āMalam itu, jembatan itu disapu badai. Jika Seo Tae
Soo tidak menemukannya, Eun Seok akan ikut tersapu dan tewas. Jo Soon Ok
meninggalkannya di sana dan tidak mengawasinya.ā Ucap Tuan Choi.
āApa maksudmu? Jo Soon Ok tidak mengawasinya? Bagaimana
kau tahu itu?ā tanya Nyonya No.
āTapi menurutmu, Ji Soo tidak cukup baik? Dia tidak
cukup berpendidikan? Dia tidak pantas untuk keluarga kita? Begitulah menurutmu.
Menurutmu, Ji Soo kita tidak elegan dan berkelas.ā Jawab Tuan Choi.
āBeri tahu aku soal Jo Soon Ok dahulu! Apa kau yang
membawa mereka pergi?ā tanya Nyonya No.
āNo Myung Hee, kau... kau yakin dirimu amat berkelas
dan elegan, tapi kau, Ni Myung Hee... kau kehilangan putri kita selagi pergi
menemui pria lain. Kau kehilangan Eun Seok.ā Jawab Tuan Choi.
Nyonya No pun terkejut.
Comments
Post a Comment