Sebelumnya...
Nyonya No menuntut penjelasan Ji An. Ya, ia hanya mau mendengarnya dari mulut Ji An. Ji An pun menjelaskan, bahwa mereka memutuskan untuk berkencan selama seminggu. Ji An juga minta maaf karena sudah melanggar janjinya.
Do Kyung mau ikut menjelaskan, tapi dilarang Ji An. Ji An bilang, ia yang berjanji jadi ia pula yang harus menjelaskannya.
Setelah Ji An pergi, Do Kyung mengajak ibunya bicara di tempat lain. Do Kyung, bilang karena hari sudah larut, tidak ada kafe yang buka, jadi ia akan mengajak sang ibu bicara di tempat dimana mereka bisa bicara. Tapi Nyonya No menyuruh Do Kyung masuk ke rumah kos. Ia ingin bicara di kamar Do Kyung. Tapi Do Kyung menolak. Do Kyung beralasan, tidak bisa seenaknya membiarkan siapapun masuk ke rumah kos karena ia tidak tinggal sendiri disana.
Keesokan harinya, Ji Tae menjemput Soo A. Soo A pun heran dengan sikap Ji Tae. Dan ia tambah heran melihat Ji Tae membawanya ke motel.
āKenapa kau melakukan ini kepadaku? Bagaimana jika aku tidak keguguran? Bagaimana jika ini aborsi?ā tanya Soo A.
Hyuk lalu memeluk Ji Soo dan membawanya ke mobil. Ji Soo pun tersenyum diperlakukan manis oleh Hyuk. Begitupun dengan Ji An yang juga tersenyum melihat cara manis Hyuk memperlakukan adiknya.
āTunggu, maksud Ayah, dia anak Ayah dan aku bukan? Ini alasanku kesal dan pergi dari rumah.ā Ucap Ji Soo.
Ponsel Ji An tiba2 berdering. Ji An dan Ji Soo sontak terkejut karena itu telepon dari Tuan Choi. Tuan Choi mengajak Ji An bertemu.
Do Kyung yang sedang di kantor barunya, dihubungi Ji An. Ji An memberitahu, sesuatu baru terjadi tapi ia tidak menceritakan detailnya.
Nyonya No menuntut penjelasan Ji An. Ya, ia hanya mau mendengarnya dari mulut Ji An. Ji An pun menjelaskan, bahwa mereka memutuskan untuk berkencan selama seminggu. Ji An juga minta maaf karena sudah melanggar janjinya.
Do Kyung mau ikut menjelaskan, tapi dilarang Ji An. Ji An bilang, ia yang berjanji jadi ia pula yang harus menjelaskannya.
āKukira aku bisa mengencaninya
hanya sepekan saja.ā Ucap Ji An.
āItu ideku. Ibu kesini untuk
menemuiku, kan? Akan kupanggilkan taksi untuk Ji An pulang. Seketaris Min,
tolong bawa ibu ke mobil.ā
Do Kyung pun menggenggam
tangan Ji An. Ia mengajak Ji An pergi, tapi Ji An langsung melepaskan genggaman
Do Kyung dan memilih pulang sendiri.
Setelah Ji An pergi, Do Kyung mengajak ibunya bicara di tempat lain. Do Kyung, bilang karena hari sudah larut, tidak ada kafe yang buka, jadi ia akan mengajak sang ibu bicara di tempat dimana mereka bisa bicara. Tapi Nyonya No menyuruh Do Kyung masuk ke rumah kos. Ia ingin bicara di kamar Do Kyung. Tapi Do Kyung menolak. Do Kyung beralasan, tidak bisa seenaknya membiarkan siapapun masuk ke rumah kos karena ia tidak tinggal sendiri disana.
Do Kyung membawa ibunya ke
restoran kecil. Sang ibu nampak pun protes karena dibawa ke tempat seperti itu.
Do Kyung bilang, hanya restoran itu yang buka sekarang. Mereka lalu duduk dan
Do Kyung minta ibunya tidak mengganggu dirinya dan Ji An selama seminggu ini.
āAku tahu kakek tidak akan
membiarkan keluarganya jika aku berkencan lebih lama dari itu.ā Ucap Do Kyung.
āKau tau sifat kakekmu, kan?
Dan kau cukup bodoh untuk meminta sepekan. Dia benar-benar marah.ā Jawab Nyonya
No.
āAku yakin itu.ā Ucap Do
Kyung.
āDo Kyung-ah, kapan kau mau
pulang? Pulanglah dan mulai bisnis barumu. Ibu akan membiarkanmu melakukan
apapun. Ibu tahu kau punya ide, seperti White Bio, karena kau masih muda dan
penasaran. Pulanglah dan ibu akan membiarkanmu melakukan apapun.ā Bujuk Nyonya
No.
āLalu aku akan hidup dibalik
bayang-bayang kakek. Bisnisku baru saja dimulai. Bukankah sebaiknya, aku
dibiarkan sukses dulu?ā jawab Do Kyung.
āMulai apa?ā tanya Nyonya No.
āAku menemukan pabrik lain.ā
Jawab Do Kyung.
Nyonya No terkejut, apa?
Bagaimana bisa?
āKakek tidak tahu segalanya.ā
Jawab Do Kyung.
āKau kira dia akan
membiarkanmu?ā tanya Nyonya No.
āJika dia menghentikanku lagi,
aku akan mulai lebih kecil. Jika aku mulai dengan kedai pinggir jalan, bagaimana
dia akan menghentikanku?ā jawab Do Kyung.
āApa? Kedai pinggir jalan?ā
kaget Nyonya No.
āJika dia mendesakku sampai
sejauh itu, aku mungkin menjual semua sahamku. Bahkan tikus yang terpojok
berhak mendapat jalan keluar.ā Jawab Do Kyung.
āKau mau menghadapi kakekmu
langsung?ā tanya Nyonya No.
āMelakukan semua sendirian itu
seru. Aku sudah bilang begitu kepadanya. Aku sudah bilang tidak akan kembali, tapi
dia tidak mau menyerah.ā Jawab Do Kyung.
āKau sudah bertemu dengannya?ā
tanya Nyonya No.
āDia tidak memberi tahu Ibu? Aku
ke Yangpyeong sendiri.ā Jawab Do Kyung.
āKau bilang apa kepadanya? Kau
bilang tidak akan kembali? Do Kyung, apa yang kau lakukan?ā protes Nyonya No.
āAku tidak bisa menuruti
perintah dan hidup seperti anjing Kakek. Jadi, aku mau Ibu tidak menggangguku
juga.ā Ucap Do Kyung.
Setibanya di rumah, Do Kyung
langsung menghubungi Ji An. Ji An cemas, ia takut Nyonya No marah.
āSepekan itu lebih dari cukup
untuk tertangkap basah.ā Jawab Do Kyung.
Lalu, Do Kyung menguap.
Mendengar suara uapan Do Kyung, Ji An pun protes. Ia heran, bagaimana bisa Do
Kyung menguap disaat-saat seperti ini. Tapi setelah itu, gantian Ji An yang
menguap. Mereka pun tertawa.
Keesokan harinya, Ji Tae menjemput Soo A. Soo A pun heran dengan sikap Ji Tae. Dan ia tambah heran melihat Ji Tae membawanya ke motel.
Soo A ingin bicara soal
perceraian. Tapi Ji Tae menyuruh Soo A istirahat.
Soo A keluar dari kamar dan
mendapati Ji Tae sedang memasak. Ji Tae menyuruh Soo A makan. Ji Tae bilang,
keguguran sama seperti melahirkan. Soo A pun menangis melihat perlakuan manis Ji
Tae padannya.
āTemanmu tidak akan mungkin
memasakkan sup ini untukmu. Ibumu tinggal diluar negeri. Hanya aku tempatmu
bersandar. Kau tidak bisa memberitahuku bahwa kau kesakitan atau keguguran.
Maaf, Soo A-ya. Apa yang harus kulakukan padamu?ā
āKenapa kau melakukan ini kepadaku? Bagaimana jika aku tidak keguguran? Bagaimana jika ini aborsi?ā tanya Soo A.
āWalaupun begitu, kau tetap
harus makan ini. Kau harus pulih.ā Jawab Ji Tae.
Soo A pun menyerah. Ia
akhirnya mengaku bahwa ia tidak keguguran. Ji Tae kaget, apa?
āItu anak kita. Bagaimana aku
bisa mengaborsinya tanpa izinmu? Aku mau membuatmu menyerah. Aku membencinya. Apa
gunanya punya anak jika tidak bersamamu? Aku merasa seperti itu, tapi kau hanya
mau bayinya. Kau mau menceraikanku.ā Ucap Soo A.
āKau berbohong?ā tanya Ji Tae.
āMaaf. Aku mau mengetahui apa
artinya aku bagimu jika aku kehilangan bayinya.ā Jawab Soo A.
āSoo A-ya, kau tidak tahu betapa berartinya dirimu
untukku? Aku tidak mau menikah, tapi aku
menikahimu. Aku mencintai bayi itu karena itu bayi kita. Aku tidak mau
kehilangan dirimu atau pun bayinya, tapi aku tidak bisa menyiksamu lebih lama
lagi. Aku mengirimmu pesan bilang kau bisa melakukan yang benar-benar ingin kau
lakukan saat aku ditelepon.ā Ucap Ji Tae.
āSungguh?ā tanya Soo A.
āLantas, bagaimana dengan
bayinya?ā tanya Ji Tae.
āBesarkanlah bayinya. Aku
hanya akan melahirkannya.ā Jawab Soo A.
Ji Tae lalu memeluk Soo A.
Di dapur, Nyonya Yang
menyiapkan makanan untuk Tuan Seo. Rencananya hari itu, Ji An dan Ji Soo akan
mengunjungi Tuan Seo. Ji An mengajak ibunya ikut, tapi sang ibu menolak demi
kebaikan Tuan Seo.
āIbu tidak pernah takut dengan
ayah.ā Ucap Ji An.
āDia tidak pernah semarah ini.
Ini parah. Ibu akan mengunjunginya nanti. Bersiaplah selagi ibu bungkus
sisanya.ā Jawab Nyonya Yang.
Lalu, Ji An menunggu Ji Soo di
depan rumah. Tak lama, Ji Soo datang bersama Hyuk. Ji Soo turun dari mobil dan
langsung berlari menghampiri sang kakak dengan wajah ceria.
āPak Sunwoo yang gagah
perkasa. Memberiku hari libur, meminjamkan mobilnya, dan bahkan mengantarkan
adikku kemari.ā Puji Ji An.
āSerta membawakan ini juga.ā
Tambah Hyuk sembari mengangkat box berisi makanan.
āAku tidak akan melakukan ini
jika bisa berkendara sendiri. Dia harus pulang sendiri.ā Jawab Ji Soo.
āLantas, kau mau kita
mengantarkannya dalam perjalanan?ā tanya Ji An.
āHey, aku bukan anak kecil.
Kalian bisa menurunkanku di halte.ā Jawab Hyuk.
āMasuklah, udaranya dingin.ā
Ucap Hyuk pada Ji Soo.
Hyuk lalu memeluk Ji Soo dan membawanya ke mobil. Ji Soo pun tersenyum diperlakukan manis oleh Hyuk. Begitupun dengan Ji An yang juga tersenyum melihat cara manis Hyuk memperlakukan adiknya.
āKau tidak boleh menangis saat
melihatnya. Kami semua berpura-pura tidak peduli.ā Ucap Ji An.
āKurasa aku akan menangis.ā
Jawab Ji Soo.
āTidak boleh. Hadiahnya harus
tersenyum, bukan menangis.ā Ucap Ji An.
āHadiah?ā tanya Ji Soo.
āKembalinya dirimu akan
menjadi hadiah besar baginya. Jadi, tersenyumlah yang lebar.ā Jawab Ji An.
āTapi bukankah kita seharusnya
meminta maaf agar dia merasa lebih baik?ā tanya Ji Soo.
āApa gunanya meminta maaf
sekarang? Itu hanya kata-kata. Aku lupa dan kau pun begitu. Kita semua lupa. Hari
baik kita lebih banyak dari hari buruk, tapi kita lupa. Kita harus
mengingatkannya bahwa kita ingat semua agar dia merasa lebih baik.ā Jawab Ji
An.
āIni sungguh aneh. Kebencian
dan kesalahpahaman menghambatku, tapi itu semua menghilang saat kuingat
kenangan kita. Kita saling menyayangi. Kita bersenang-senang. Orang-orang ini
amat berarti bagiku.ā Ucap Ji Soo.
āApa kau sungguh Seo Ji Soo?ā
goda Ji An.
āSeo Ji Soo sudah dewasa.ā
Jawab Ji Soo.
āKau memang sudah jauh lebih
dewasa. Apakah ini kekuatan cinta?ā ucap Ji an.
āSepertinya begitu. Hyuk
bilang padaku, dia menyukaiku apa
adanya.ā Jawab Ji Soo.
Ji An pun tersenyum sambil
mengelus kepala Ji Soo.
Nyonya No memikirkan kata-kata
Do Kyung malam itu. Lalu, Nyonya No teringat kata2 CEO No yang akan mencoret Do
Kyung sebagai calon penerus Haesung jika Do Kyung tidak mau kembali.
Nyonya No juga ingat saat
memergoki Do Kyung dan Ji An sedang bersama.
Kemudian, ia ingat saat CEO No
memuji2 Jin Hee dan Tuan Jung dalam rapat.
Sekarang, Nyonya No sudah
duduk bersama Tuan Choi.
āApa kau sudah gila?ā tanya
Tuan Choi.
Ji An dan Ji Soo akhirnya tiba
di kampung halaman sang ayah. Ji Soo ingin menangis saat melihat Tuan Seo yang
berdiri di luar, menunggu mereka. Ji An mengingatkan Ji Soo, untuk tidak
menangis.
āKau baik-baik saja?ā tanya
Tuan Seo.
āYa, berkat Ayah. Ayah memberi
tahu Ji An bahwa aku bertingkah aneh. Bahwa aku pergi ke luar negeri padahal
tidak mau.ā Jawab Ji Soo.
āAyah hanya merasa seperti
itu. Ayah mengenalmu, jadi, ayah khawatir.ā Ucap Tuan Seo.
āIni sungguh tidak adil, ayah.
Kenapa Ayah tidak menyuruh Ji Soo untuk pergi saja? Aku merasa terasing.ā Balas
Ji An.
āDia tidak sepertimu.ā Jawab
Tuan Seo.
āTunggu, maksud Ayah, dia anak Ayah dan aku bukan? Ini alasanku kesal dan pergi dari rumah.ā Ucap Ji Soo.
āBukan seperti itu, Ji Soo. Bukan
seperti itu sama sekali.ā Jawab Tuan Seo.
āBenarkah? Jika bukan, putar.ā
Ucap Ji Soo, lalu memutar kedua tangannya dan meletakkannya di pipi.
Ji An tertawa, lalu mengelus kepala
Ji Soo. Tuan Seo juga nampak sedikit tertawa.
Kemudian, Ji Soo mengaku
lapar. Ji Soo bilang, ada restoran China di dekat sana.
Lalu, Tuan Seo teringat masa
lalunya, saat ia makan di sana bersama kedua orang tuanya.
Ji An dan Ji Soo kemudian
membujuk Tuan Seo pulang, tapi Tuan Seo lagi2 menolak dengan alasan tidak mau
membebani anak-anaknya.
Dalam perjalanan kembali ke
Seoul, Ji Soo pun menangis.
Ponsel Ji An tiba2 berdering. Ji An dan Ji Soo sontak terkejut karena itu telepon dari Tuan Choi. Tuan Choi mengajak Ji An bertemu.
Do Kyung yang sedang di kantor barunya, dihubungi Ji An. Ji An memberitahu, sesuatu baru terjadi tapi ia tidak menceritakan detailnya.
Usai bicara dengan Ji An, Do
Kyung dihubungi Tuan Choi yang mengajaknya bertemu.
Do Kyung dan Ji An bertemu di
restoran mewah. Do Kyung pun
bertanya-tanya, kenapa sang ayah ingin bertemu dengan mereka.
Setibanya di atas, mereka
kembali dikejutkan dengan keberadaan Nyonya No. Dengan angkuhnya, Nyonya No
menyuruh Ji An menuangkan teh untuk mereka.
Ji An pun mengambil teko
tehnya dengan tangan gemetaran. Melihat itu, Do Kyung pun mengambil teko tehnya
dari tangan Ji An dan menyuruh Ji An duduk.
Keterkejutan mereka pun semakin
bertambah kala Nyonya No menyuruh mereka menikah.
Comments
Post a Comment