Skip to main content

My Golden Life Ep 44 Part 2

Sebelumnya...


Nyonya No menuntut penjelasan Ji An. Ya, ia hanya mau mendengarnya dari mulut Ji An. Ji An pun menjelaskan, bahwa mereka memutuskan untuk berkencan selama seminggu. Ji An juga minta maaf karena sudah melanggar janjinya.


Do Kyung mau ikut menjelaskan, tapi dilarang Ji An. Ji An bilang, ia yang berjanji jadi ia pula yang harus menjelaskannya.

ā€œKukira aku bisa mengencaninya hanya sepekan saja.ā€ Ucap Ji An.

ā€œItu ideku. Ibu kesini untuk menemuiku, kan? Akan kupanggilkan taksi untuk Ji An pulang. Seketaris Min, tolong bawa ibu ke mobil.ā€


Do Kyung pun menggenggam tangan Ji An. Ia mengajak Ji An pergi, tapi Ji An langsung melepaskan genggaman Do Kyung dan memilih pulang sendiri.


Setelah Ji An pergi, Do Kyung mengajak ibunya bicara di tempat lain. Do Kyung, bilang karena hari sudah larut, tidak ada kafe yang buka, jadi ia akan mengajak sang ibu bicara di tempat dimana mereka bisa bicara. Tapi Nyonya No menyuruh Do Kyung masuk ke rumah kos. Ia ingin bicara di kamar Do Kyung. Tapi Do Kyung menolak. Do Kyung beralasan, tidak bisa seenaknya membiarkan siapapun masuk ke rumah kos karena ia tidak tinggal sendiri disana.


Do Kyung membawa ibunya ke restoran kecil. Sang ibu nampak pun protes karena dibawa ke tempat seperti itu. Do Kyung bilang, hanya restoran itu yang buka sekarang. Mereka lalu duduk dan Do Kyung minta ibunya tidak mengganggu dirinya dan Ji An selama seminggu ini.


ā€œAku tahu kakek tidak akan membiarkan keluarganya jika aku berkencan lebih lama dari itu.ā€ Ucap Do Kyung.

ā€œKau tau sifat kakekmu, kan? Dan kau cukup bodoh untuk meminta sepekan. Dia benar-benar marah.ā€ Jawab Nyonya No.

ā€œAku yakin itu.ā€ Ucap Do Kyung.


ā€œDo Kyung-ah, kapan kau mau pulang? Pulanglah dan mulai bisnis barumu. Ibu akan membiarkanmu melakukan apapun. Ibu tahu kau punya ide, seperti White Bio, karena kau masih muda dan penasaran. Pulanglah dan ibu akan membiarkanmu melakukan apapun.ā€ Bujuk Nyonya No.

ā€œLalu aku akan hidup dibalik bayang-bayang kakek. Bisnisku baru saja dimulai. Bukankah sebaiknya, aku dibiarkan sukses dulu?ā€ jawab Do Kyung.

ā€œMulai apa?ā€ tanya Nyonya No.


ā€œAku menemukan pabrik lain.ā€ Jawab Do Kyung.

Nyonya No terkejut, apa? Bagaimana bisa?

ā€œKakek tidak tahu segalanya.ā€ Jawab Do Kyung.
ā€œKau kira dia akan membiarkanmu?ā€ tanya Nyonya No.

ā€œJika dia menghentikanku lagi, aku akan mulai lebih kecil. Jika aku mulai dengan kedai pinggir jalan, bagaimana dia akan menghentikanku?ā€ jawab Do Kyung.

ā€œApa? Kedai pinggir jalan?ā€ kaget Nyonya No.


ā€œJika dia mendesakku sampai sejauh itu, aku mungkin menjual semua sahamku. Bahkan tikus yang terpojok berhak mendapat jalan keluar.ā€ Jawab Do Kyung.

ā€œKau mau menghadapi kakekmu langsung?ā€ tanya Nyonya No.

ā€œMelakukan semua sendirian itu seru. Aku sudah bilang begitu kepadanya. Aku sudah bilang tidak akan kembali, tapi dia tidak mau menyerah.ā€ Jawab Do Kyung.

ā€œKau sudah bertemu dengannya?ā€ tanya Nyonya No.

ā€œDia tidak memberi tahu Ibu? Aku ke Yangpyeong sendiri.ā€ Jawab Do Kyung.

ā€œKau bilang apa kepadanya? Kau bilang tidak akan kembali? Do Kyung, apa yang kau lakukan?ā€ protes Nyonya No.

ā€œAku tidak bisa menuruti perintah dan hidup seperti anjing Kakek. Jadi, aku mau Ibu tidak menggangguku juga.ā€ Ucap Do Kyung.


Setibanya di rumah, Do Kyung langsung menghubungi Ji An. Ji An cemas, ia takut Nyonya No marah.

ā€œSepekan itu lebih dari cukup untuk tertangkap basah.ā€ Jawab Do Kyung.

Lalu, Do Kyung menguap. Mendengar suara uapan Do Kyung, Ji An pun protes. Ia heran, bagaimana bisa Do Kyung menguap disaat-saat seperti ini. Tapi setelah itu, gantian Ji An yang menguap. Mereka pun tertawa.


Keesokan harinya, Ji Tae menjemput Soo A. Soo A pun heran dengan sikap Ji Tae. Dan ia tambah heran melihat Ji Tae membawanya ke motel.

Soo A ingin bicara soal perceraian. Tapi Ji Tae menyuruh Soo A istirahat.


Soo A keluar dari kamar dan mendapati Ji Tae sedang memasak. Ji Tae menyuruh Soo A makan. Ji Tae bilang, keguguran sama seperti melahirkan. Soo A pun menangis melihat perlakuan manis Ji Tae padannya.

ā€œTemanmu tidak akan mungkin memasakkan sup ini untukmu. Ibumu tinggal diluar negeri. Hanya aku tempatmu bersandar. Kau tidak bisa memberitahuku bahwa kau kesakitan atau keguguran. Maaf, Soo A-ya. Apa yang harus kulakukan padamu?ā€


ā€œKenapa kau melakukan ini kepadaku? Bagaimana jika aku tidak keguguran? Bagaimana jika ini aborsi?ā€ tanya Soo A.
ā€œWalaupun begitu, kau tetap harus makan ini. Kau harus pulih.ā€ Jawab Ji Tae.

Soo A pun menyerah. Ia akhirnya mengaku bahwa ia tidak keguguran. Ji Tae kaget, apa?

ā€œItu anak kita. Bagaimana aku bisa mengaborsinya tanpa izinmu? Aku mau membuatmu menyerah. Aku membencinya. Apa gunanya punya anak jika tidak bersamamu? Aku merasa seperti itu, tapi kau hanya mau bayinya. Kau mau menceraikanku.ā€ Ucap Soo A.

ā€œKau berbohong?ā€ tanya Ji Tae.

ā€œMaaf. Aku mau mengetahui apa artinya aku bagimu jika aku kehilangan bayinya.ā€ Jawab Soo A.


ā€œSoo A-ya,  kau tidak tahu betapa berartinya dirimu untukku?  Aku tidak mau menikah, tapi aku menikahimu. Aku mencintai bayi itu karena itu bayi kita. Aku tidak mau kehilangan dirimu atau pun bayinya, tapi aku tidak bisa menyiksamu lebih lama lagi. Aku mengirimmu pesan bilang kau bisa melakukan yang benar-benar ingin kau lakukan saat aku ditelepon.ā€ Ucap Ji Tae.

ā€œSungguh?ā€ tanya Soo A.

ā€œLantas, bagaimana dengan bayinya?ā€ tanya Ji Tae.

ā€œBesarkanlah bayinya. Aku hanya akan melahirkannya.ā€ Jawab Soo A.


Ji Tae lalu memeluk Soo A.


Di dapur, Nyonya Yang menyiapkan makanan untuk Tuan Seo. Rencananya hari itu, Ji An dan Ji Soo akan mengunjungi Tuan Seo. Ji An mengajak ibunya ikut, tapi sang ibu menolak demi kebaikan Tuan Seo.

ā€œIbu tidak pernah takut dengan ayah.ā€ Ucap Ji An.

ā€œDia tidak pernah semarah ini. Ini parah. Ibu akan mengunjunginya nanti. Bersiaplah selagi ibu bungkus sisanya.ā€ Jawab Nyonya Yang.


Lalu, Ji An menunggu Ji Soo di depan rumah. Tak lama, Ji Soo datang bersama Hyuk. Ji Soo turun dari mobil dan langsung berlari menghampiri sang kakak dengan wajah ceria.

ā€œPak Sunwoo yang gagah perkasa. Memberiku hari libur, meminjamkan mobilnya, dan bahkan mengantarkan adikku kemari.ā€ Puji Ji An.

ā€œSerta membawakan ini juga.ā€ Tambah Hyuk sembari mengangkat box berisi makanan.


ā€œIni seperti kencan. Kau menikmati perjalanannya?ā€ tanya Ji An, menggoda Ji Soo.

ā€œAku tidak akan melakukan ini jika bisa berkendara sendiri. Dia harus pulang sendiri.ā€ Jawab Ji Soo.

ā€œLantas, kau mau kita mengantarkannya dalam perjalanan?ā€ tanya Ji An.


ā€œHey, aku bukan anak kecil. Kalian bisa menurunkanku di halte.ā€ Jawab Hyuk.

ā€œMasuklah, udaranya dingin.ā€ Ucap Hyuk pada Ji Soo.


Hyuk lalu memeluk Ji Soo dan membawanya ke mobil. Ji Soo pun tersenyum diperlakukan manis oleh Hyuk. Begitupun dengan Ji An yang juga tersenyum melihat cara manis Hyuk memperlakukan adiknya.


ā€œKau tidak boleh menangis saat melihatnya. Kami semua berpura-pura tidak peduli.ā€ Ucap Ji An.

ā€œKurasa aku akan menangis.ā€ Jawab Ji Soo.

ā€œTidak boleh. Hadiahnya harus tersenyum, bukan menangis.ā€ Ucap Ji An.

ā€œHadiah?ā€ tanya Ji Soo.

ā€œKembalinya dirimu akan menjadi hadiah besar baginya. Jadi, tersenyumlah yang lebar.ā€ Jawab Ji An.

ā€œTapi bukankah kita seharusnya meminta maaf agar dia merasa lebih baik?ā€ tanya Ji Soo.

ā€œApa gunanya meminta maaf sekarang? Itu hanya kata-kata. Aku lupa dan kau pun begitu. Kita semua lupa. Hari baik kita lebih banyak dari hari buruk, tapi kita lupa. Kita harus mengingatkannya bahwa kita ingat semua agar dia merasa lebih baik.ā€ Jawab Ji An.


ā€œIni sungguh aneh. Kebencian dan kesalahpahaman menghambatku, tapi itu semua menghilang saat kuingat kenangan kita. Kita saling menyayangi. Kita bersenang-senang. Orang-orang ini amat berarti bagiku.ā€ Ucap Ji Soo.

ā€œApa kau sungguh Seo Ji Soo?ā€ goda Ji An.

ā€œSeo Ji Soo sudah dewasa.ā€ Jawab Ji Soo.

ā€œKau memang sudah jauh lebih dewasa. Apakah ini kekuatan cinta?ā€ ucap Ji an.

ā€œSepertinya begitu. Hyuk bilang padaku,  dia menyukaiku apa adanya.ā€ Jawab Ji Soo.

Ji An pun tersenyum sambil mengelus kepala Ji Soo.


Nyonya No memikirkan kata-kata Do Kyung malam itu. Lalu, Nyonya No teringat kata2 CEO No yang akan mencoret Do Kyung sebagai calon penerus Haesung jika Do Kyung tidak mau kembali.

Nyonya No juga ingat saat memergoki Do Kyung dan Ji An sedang bersama.

Kemudian, ia ingat saat CEO No memuji2 Jin Hee dan Tuan Jung dalam rapat.

Sekarang, Nyonya No sudah duduk bersama Tuan Choi.

ā€œApa kau sudah gila?ā€ tanya Tuan Choi.

Ji An dan Ji Soo akhirnya tiba di kampung halaman sang ayah. Ji Soo ingin menangis saat melihat Tuan Seo yang berdiri di luar, menunggu mereka. Ji An mengingatkan Ji Soo, untuk tidak menangis.


Mereka lalu turun dan Ji Soo langsung berlari ke pelukan Tuan Seo.

ā€œKau baik-baik saja?ā€ tanya Tuan Seo.

ā€œYa, berkat Ayah. Ayah memberi tahu Ji An bahwa aku bertingkah aneh. Bahwa aku pergi ke luar negeri padahal tidak mau.ā€ Jawab Ji Soo.
ā€œAyah hanya merasa seperti itu. Ayah mengenalmu, jadi, ayah khawatir.ā€ Ucap Tuan Seo.

ā€œIni sungguh tidak adil, ayah. Kenapa Ayah tidak menyuruh Ji Soo untuk pergi saja? Aku merasa terasing.ā€ Balas Ji An.

ā€œDia tidak sepertimu.ā€ Jawab Tuan Seo.


ā€œTunggu, maksud Ayah, dia anak Ayah dan aku bukan? Ini alasanku kesal dan pergi dari rumah.ā€ Ucap Ji Soo.

ā€œBukan seperti itu, Ji Soo. Bukan seperti itu sama sekali.ā€ Jawab Tuan Seo.

ā€œBenarkah? Jika bukan, putar.ā€ Ucap Ji Soo, lalu memutar kedua tangannya dan meletakkannya di pipi.

Ji An tertawa, lalu mengelus kepala Ji Soo. Tuan Seo juga nampak sedikit tertawa.

Kemudian, Ji Soo mengaku lapar. Ji Soo bilang, ada restoran China di dekat sana.


Tuan Seo bercerita, dulu ia sering makan disana dengan orang tuanya.


Lalu, Tuan Seo teringat masa lalunya, saat ia makan di sana bersama kedua orang tuanya.


Ji An dan Ji Soo kemudian membujuk Tuan Seo pulang, tapi Tuan Seo lagi2 menolak dengan alasan tidak mau membebani anak-anaknya.


Dalam perjalanan kembali ke Seoul, Ji Soo pun menangis.


Ponsel Ji An tiba2 berdering. Ji An dan Ji Soo sontak terkejut karena itu telepon dari Tuan Choi. Tuan Choi mengajak Ji An bertemu.


Do Kyung yang sedang di kantor barunya, dihubungi Ji An. Ji An memberitahu, sesuatu baru terjadi tapi ia tidak menceritakan detailnya.


Usai bicara dengan Ji An, Do Kyung dihubungi Tuan Choi yang mengajaknya bertemu.


Do Kyung dan Ji An bertemu di restoran mewah.  Do Kyung pun bertanya-tanya, kenapa sang ayah ingin bertemu dengan mereka.


Setibanya di atas, mereka kembali dikejutkan dengan keberadaan Nyonya No. Dengan angkuhnya, Nyonya No menyuruh Ji An menuangkan teh untuk mereka.


Ji An pun mengambil teko tehnya dengan tangan gemetaran. Melihat itu, Do Kyung pun mengambil teko tehnya dari tangan Ji An dan menyuruh Ji An duduk.

Keterkejutan mereka pun semakin bertambah kala Nyonya No menyuruh mereka menikah.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... ā€œAku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.ā€ Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. ā€œAku sudah tahu.ā€ jawab Hae Gang. ā€œBerikan tasmu.ā€ Pinta Jin Eon. ā€œTidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.ā€ Jawab Hae Gang. ā€œBerikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.ā€ ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. ā€œKau akan memakai itu?ā€ tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. ā€œAku pernah memakainya dulu.ā€ Jawab Jin Eon. ā€œTak bisa kubayangkanā€¦ā€ dan Hae Gang pun tersenyum geli, ā€œā€¦ tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.ā€ ā€œAwas ya kalau kau jatuh cinta padaku.ā€ Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...

I Have a Lover Ep 8

Sebelumnya <<< Hae Gang keluar dari sebuah ruangan. Ia berjalan di koridor kampus sambil memikirkan percakapannya dengan seseorang. "Jin Eon adalah putra pemilik Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon? Anak itu, dia tidak memberitahukan saya. Jika saya mengeluarkan Kang Seol Ri dari tim penelitian kami, apakah itu akan memuaskan?"   Flashback.... Ketika Hae Gang sedang berbicara dengan Direktur Kampus.  "Ya. Sebagai imbalan, penelitian yang sedang anda kerjakan, akan didukung Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon. Sampai tahun 2015, satu juta per tahun." jawab Hae Gang. "Saya akan melakukannya. Tidak sulit bagi saya melakukannya." ucap Direktur Kampus. Flashback end Hae Gang lalu keluar dan berjalan di taman kampus. Saat itulah ia melihat Seol Ri berjalan keluar dari kampus dan menuju ke arah lain. Hae Gang menatap dingin Seol Ri . Seol Ri tidak melihat Hae Gang dan terus berjalan ke bangku taman. Hae Gang masuk ke lab Jin Eon...