Dan, Only Love Ep 7 Part 1

Sebelumnya...


Lanjut ini dulu ya gaes...

Dan minta Yeon Seo menyerah.

Dan : Aku tidak suka melihatmu menderita. Kau tidak perlu terus menari untuk Fantasia. Jika kau butuh penonton untuk menari, aku akan menontonmu. Bagaimana?

Ternyata Kang Woo melihat mereka. Ia marah mendengar kata2 Dan, sekaligus cemburu pada Dan.

Yeon Seo : Begitukah? Haruskah aku merelakan segalanya, hanya menari di hadapanmu, dan hidup selamanya bersamamu?


Dan menggendong Yeon Seo di punggungnya, lalu berjalan perlahan.

Yeon Seo : Kim Dan, kenapa kau selalu menyelamatkanku? Kau menyelamatkan dan membantuku, tapi kenapa tidak menyukaiku? Aku tidak heran. Tidak ada orang di dunia ini yang menyukaiku. Aku tidak peduli soal itu. Tapi bagiku itu masalah jika kau tidak menyukaiku. Aku tidak suka. Menyebalkan. Kau bilang aku hebat. Kau bilang aku cantik. Tapi kenapa kau tidak menyukaiku? Kenapa kau tidak menyukaiku? Kenapa? Kim Dan.

Dan tidak tahu harus mengatakan apa.

Yeon Seo menangis, lalu jatuh tertidur.


Dari kejauhan, Kang Woo memperhatikan mereka. Ia marah.


Dan membaringkan Yeon Seo di kasur. Setelah itu, ia menyelimuti Yeon Seo dan menatap Yeon Seo.

Dan : Aku tidak boleh menyukaimu. Aku juga tidak bisa menemanimu selamanya. Hal itu membuatku sangat sedih. Yeon Seo-ya, bagaimana bisa aku tidak menyukaimu?


Dan berjalan menyusuri jembatan. Dia ingat malam itu, setelah mengantar pulang Yeon Seo yang mabuk.

Yeon Seo memegang tangan Dan. Dalam tidurnya, ia merengek, minta Dan tidak meninggalkannya.

Lalu Dan teringat omelan Hoo.

Hoo : Bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya? Kau cemas dia bukan orangnya? Atau justru berharap dia bukan orangnya?


Dan kemudian tertawa.

Dan : Aku dalam masalah besar, bukan?


Kang Woo tiba2 datang dan menyerang Dan. Dan sontak bingung dan kaget diserang tiba2 begitu.

Kang Woo : Kau tidak bisa lari! Katakan kau akan segera menghilang dari kehidupan Yeon Seo! Sudah kuperingatkan, bukan? Kau tidak akan selamat jika mengganggu! Memang siapa kau bisa menyuruhnya berhenti menari!

Dan : Kubilang lepaskan!

Tapi Kang Woo terus mencekik dan mendesak Dan ke tepi jembatan.


Tak lama kemudian, mereka berdua jatuh ke bawah.

Terdengar narasi Dan.

Dan : Aku tidak tahu. Kupikir saat menjadi manusia, aku bisa tahu tabiat mereka. Sepertinya tidak. Kenapa manusia seperti ini? Saat aku menyukai orang, kenapa hatiku sakit? Meski tahu ini harapan semu, kenapa aku terus ingin dan berharap lebih? Kenapa manusia mencintai dengan cara yang bodoh?

Dan pun berusaha membuka matanya. Melihat Kang Woo di depannya, Dan pun mendorong Kang Woo ke permukaan.


Tapi kemudian, Dan mulai sulit bernafas. Ia meronta2, berusaha naik ke atas. Tapi pikirannya malah mengingat saat dirinya kecil dulu, ketika ia jatuh dari tebing.

Dan pun berhenti meronta dan tenggelam ke bawah.


Dan sudah dievakuasi tim SAR. Tim SAR sedang melakukan kompresi dada untuk membangunkan Dan. Tak lama kemudian, Dan pun siuman. Ia terbatuk dan air langsung keluar dari mulutnya.

Dan berusaha bangun, tapi kemudian, ia meringis kesakitan karena lengannya yang terluka.

"Jangan cemas. Lukanya tidak parah." ucap tim SAR.

Dan lalu ingat Kang Woo yang ikut jatuh bersamanya.

Dan : Ji Kang Woo. Di mana Ji Kang Woo? Pria yang terjatuh bersamaku. Dia belum keluar?

Anggota SAR yang menolong Dan langsung menginformasikan ke rekannya yang masih berada di air.

Dan : Cepat! Dia manusia dan bisa mati...


Dan terkejut saat menemukan Kang Woo berdiri tegak di seberang sungai.

Sementara itu, tim SAR meyakinkan Dan kalau mereka akan mencari Kang Woo sampai ketemu, lalu mengajak Dan ke RS.

Dan curiga, orang itu. Mungkinkah dia...


Sekarang Dan lagi berdebat sama dokter yang mengurusnya. Dokter menyuruh Dan diam, tapi Dan bilang kalau dia baik2 saja.

"Kau mengeluarkan banyak darah. Untuk berjaga-jaga, kami akan melakukan rontgen."

"Aku benar-benar akan segera sembuh."

Dokter tidak peduli dan memaksa Dan baringan di kasur.

"Tunggu di sini hingga giliranmu tiba." ucap dokter lagi, lalu beranjak pergi.


Dan memikirkan sosok anak kecil yang jatuh ke laut dari tebing. Ia masih belum sadar, kalau itu dirinya.

"Apa yang terus-menerus kulihat? Itu bukan mimpi atau ramalan." ucapnya.


Lalu Dan memikirkan Kang Woo yang dilihatnya berdiri tegak di seberang sungai tadi.

Dan : Dia pasti Ji Kang Woo. Semoga dia baik-baik saja. Lantas, kenapa dia menyerang dan mencekikku? Kenapa orang beradab melakukan itu? Jangan-jangan...


Dan pun bangun dan curiga Kang Woo mendengar kata-katanya ke Yeon Seo di taman tadi saat ia minta Yeon Seo menyerah.

Dan : Dia mendengar itu? Jika dia mendengarnya, apa itu membenarkan perbuatannya?


Kang Woo : Ya.

Dan pun terkejut mendengar suara Kang Woo. Kang Woo menyibak tirainya. Dan terkejut melihat Kang Woo duduk di ranjang disamping ranjangnya.

Kang Woo : Menyuruh penari berhenti menari sama seperti membunuhnya. Setelah Yeon Seo menjadi buta, apa kau tahu dia berusaha bunuh diri? Penglihatannya baru kembali dan memutuskan untuk menari lagi, tapi kau menyuruhnya menyerah dan berhenti? Berani sekali kau! Memangnya kau siapa bisa melantur seperti itu! Yeon Seo ada di ambang kehancuran. Satu langkah saja bisa membuat dia hancur. Jangan mendorongnya!


Kang Woo lantas berdiri dan memperingatkan Dan.

Kang Woo : Dia bisa benar-benar hancur. Ini peringatan terakhir. Berhenti bekerja dan pergilah besok. Jika tidak, pertama aku akan benar-benar menghancurkanmu.

Kang Woo beranjak pergi. Dan terdiam, bingung.


Dan menyusul Kang Woo keluar.

Dan : Ji Kang Woo-ssi!  Aku tidak bisa pergi. Belum saatnya.

Kang Woo : Kenapa? Kau berpura-pura belum saatnya. Apa karena emosi sepelemu? Apa karena ketulusanmu?

Dan : Benar. Aku menyukai Yeon Seo. Aku menyukai dia. Aku menyukai dia melampaui dugaanku. Itulah sebabnya aku melakukan ini. Aku ingin melihat dia bahagia. Kau sudah berjanji. Semua yang kau lakukan adalah demi kebahagiaannya. Tepati janjimu. Jika kau menepati janjimu, aku akan pergi. Aku tidak akan menyesal dan pergi sambil tersenyum. Tapi, jika kau menyulitkan dia karena menari, aku akan membalasmu. Paham?


Dan lantas kembali ke rumah sakit. Dia duduk di ranjangnya dan memikirkan Yeon Seo.

Dan : Aku sangat tahu dan tidak akan melakukan apa pun. Aku tidak akan menginginkan lebih.

Dan membuka perban di tangannya. Lukanya sudah sembuh.


Dokter kemudian datang. Sudah waktunya Dan dirontgen. Tapi Dan bilang kalau dia baik-baik saja dan berusaha pergi. Dokter menghalangi Dan pergi. Dan tidak peduli. Ia memegangi bekas lukanya dan beranjak pergi.

"Tunggu. Kim Dan-ssi!" teriak dokter. Wajah si dokter seketika berubah menjadi Hoo. Hoo cemas.

Hoo : Astaga, Dewa. Dia tidak berpikir jernih. Abaikan saja semua pengakuan hari ini.


Dan kembali ke kediaman Yeon Seo, tapi dia tak langsung masuk ke dalam begitu tiba. Dia berdiri di halaman dan memandangi jendela kamar Yeon Seo dengan raut wajah resah.


Yeon Seo tertidur lelap.


Kang Woo menonton video Seol Hee menari.

Kang Woo : Kau bilang dunia ini penuh tarian. Kenapa aku seperti ini, Seol Hee? Kupikir ini telah usai dan aku hampir berhasil. Dia sungguh membuatku kesal. Aku tidak tahan dengannya.


Lalu tiba2, ia melihat Seol Hee membalas perkataannya.

Seol Hee : Benarkah dia yang membuatmu kesal? Hal yang membuatmu ragu adalah pria itu atau perasaanmu?

Kang Woo terkejut.


Tak lama, ia sadar dan mematikan videonya.


Paginya, Bu Choi meregangkan badannya sambil masuk ke dapur.

Bu Choi melihat Roo Na sedang membuat jus.

Bu Choi : Di mana Ni Na?

Lalu Bu Choi mengatakan, satu gelas saja sudah cukup.

Bu Choi lantas mengajak Roo Na bicara sesuatu. Roo Na tanya, soal apa. Tapi Bu Choi bilang tidak ada apa-apa dan menyuruh Roo Na menghubungi asosiasi sponsor dan kumpulkan mereka pukul 9.00.

Roo Na : Sekarang?

Bu Choi : Ya.


Ni Na datang dan langsung meneguk air. Bu Choi mengendus bau Ni Na.

Bu Choi : Kau minum-minum?

Ni Na : Ibu menciumnya? Astaga. Aku mandi dua kali dan menggosok gigi tiga kali.

Bu Choi : Kau tidak pernah minum alkohol. Kenapa? Karena Yeon Seo?


Roo Na : Kau memboikotnya.

Bu Choi : Semua penari sudah masuk, tapi direktur artistik itu bersikeras.

Roo Na lalu memberikan Ni Na jus yang sedang dibuatnya.

Bu Choi meyakinkan Ni Na kalau semua akan baik2 saja dan menyuruh Ni Na istirahat.

Ni Na mengerti dan meminum jusnya.


Setelah itu, Ni Na membahas soal Elena, guru balet pertamanya.

Bu Choi langsung sewot. Wanita gila itu?


Roo Na : Kenapa mendadak membahas dia? Dia sudah lama diusir.

Ni Na : Karena Yeon Seo sudah kembali, aku memikirkan soal dia.

Bu Choi : Dia bukan lagi seorang guru. Dia melempar cat merah kepada gadis berusia 8 tahun dan menyuruhnya membayangkan kematian. Dia memasukkanmu ke bak mandi agar kau bisa membayangkan laut. Astaga. Dia benar-benar gila. Geum Ni Na, jika ada yang bertanya, katakan kau tidak mengenal dia. Dia tidak pernah mengajarmu dan kau tidak mengenal dia. Dihubungkan dengan dia tidak akan menguntungkanmu.

Ni Na merasa keberatan. Roo Na menatap Ni Na.


Dan pergi ke studio dan melihat Yeon Seo menari.


Lalu ia teringat kata2 Bu Choi yang memberi Yeon Seo waktu 12 jam untuk menyerahkan Fantasia.


Setelah itu, ia ingat kata2 Kang Woo.

Kang Woo : Menyuruh penari untuk berhenti sama seperti merenggut nyawanya.


Tak lama, Yeon Seo melihat Dan dan ia pun langsung berhenti menari.

Yeon Seo : Sejak kapan kau disana?

Dan : Sejak tadi.


Yeon Seo kemudian beranjak, memegangi barre.

Dan memuji Yeon Seo cantik saat menari.

Yeon Seo : Benar. Itu karunia. Waktuku dua jam lagi?

Dan : Soal ucapan bibimu kemarin? Itu...


Bu Jung menerobos masuk dan menyerahkan hasil tes darah Yeon Seo.

Dan : Bukankah kau bilang ini percuma? Kau menemukan sesuatu?

Bu Jung : Tidak. Jika kau terdesak, gunakan ini untuk menggertak. Orang itu menjebakmu dan kau korban. Jika mereka mendesakmu, tunjukkan hasil ini.

Tapi kemudian Bu Jung meralat ucapannya dan melarang Yeon Seo pergi.

Yeon Seo : Jika tidak pergi, haruskah aku menyerah begitu saja? Kau tahu Direktur Umum Choi bukan orang yang lemah.

Bu Jung : Aku tahu. Aku begini karena paham. Sudah jelas yang akan terjadi. Dia akan mengomelimu dan memaksamu berhenti.


Ponsel Yeon Seo berdering. Bu Jung panic pas baca nama si penelpon, Bu Choi.

Bu Jung : Astaga. Dia tahu aku membicarakan dia. Apa tindakan kita?

Yeon Seo : Biar aku yang jawab. Dia mungkin ingin bicara denganku.


Yeon Seo menjawabnya.

Yeon Seo : Ya, ini aku. Kenapa kau tidak menjawab teleponku? Aku hampir berpikir kau bersembunyi karena takut.

Yeon Seo diam saja.

Bu Choi : Halo? Kau mendengarku?

Yeon Seo : Lanjutkan.

Bu Choi : Waktumu hampir habis. Kau akan datang atau tidak? Semua anggota asosiasi akan datang. Jika kau tidak datang, aku akan mewakilimu. Aku akan bilang kau akan bertanggung jawab...

Yeon Seo : Tunggu saja. Aku akan datang tepat waktu.

Bu Choi : Keputusan yang tepat. Mengakhiri situasi dengan baik sangatlah penting. Lebih baik kau yang mengakhiri semua kekacauan ini tanpa keterlibatan siapa pun. Sampai jumpa.


Usai bicara dengan Bu Choi, Yeon Seo bilang pada Bu Jung kalau dia harus pergi. Yeon Seo beranjak keluar.

Bu Jung dan Dan mengikutinya.

Bu Jung : Jika rencanamu gagal, berpura-puralah pingsan. Paham?

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment