Dan mengantarkan Yeon Seo ke Fantasia.
Sepanjang perjalanan, Dan diam saja. Yeon Seo pun heran.
Yeon Seo : Dan-ah, kenapa kau diam saja? Kau tidak akan menanyakan rencana tindakanku?
Dan lantas memutar mobilnya.
Yeon Seo : Kau mau kemana?
Dan diam saja.
Yeon Seo : KIM DAAAN!
Dan membawa Yeon Seo ke jembatan, tempat Yeon Seo pernah bunuh diri, saat masih buta dulu.
Yeon Seo heran dan bertanya2 kenapa Dan membawanya ke tempat itu.
Dan lantas berhenti melangkah. Lalu secepat kilat, dia memanjat tepi jembatan.
Yeon Seo kaget dan langsung memegang tangan Dan. Dia takut Dan jatuh.
Dan : Bagaimana rasanya saat kau terjatuh di air? Bukankah terasa gelap, menyesakkan, menakutkan, dan sepi? Aku juga tahu itu.
Dan kemudian melompat turun.
Yeon Seo marah.
Yeon Seo : Kau sudah gila! Apa yang kau pikirkan! Kau membuatku sangat terkejut!
Dan : Sayang sekali, andai mengenalmu pada waktu itu, aku pasti mencegahmu seperti kau memegang tanganku tadi. Sebenarnya, inilah perkataanku kemarin. Jika terlalu sulit, kau boleh menyerah.
Yeon Seo : Aku tidak ingat.
Dan : Aku mengatakan itu. Aku menyuruhmu menyerah dan hidup tenang. Tapi di bangku tempo hari dan di studiomu tadi pagi, kau jelas merasa bahagia. Jika kau suka menari, lanjutkanlah. Selain itu, ingatlah ini. Apa pun keputusan tindakanmu atau di mana pun berada, kau tidak lagi sendirian.
Yeon Seo awalnya tertegun dengan ucapan Dan. Tapi berikutnya dia salting dan langsung mengajak Dan pergi untuk menutupi kesaltingannya.
Dan tersenyum, tunggu aku!
Dan pun menyusul Yeon Seo yang sudah berjalan duluan.
"Asosiasi sponsor sedang rapat?" tanya Kang Woo kaget sembari masuk ke ruangannya, diikuti oleh seketarisnya.
"Semua orang sudah ada di ruang konferensi. Direktur Umum Choi yang mengadakan rapat. Kupikir kamu juga harus diberi tahu."
Ponsel Kang Woo berdering. Telepon dari CEO Lee.
Kang Woo langsung beranjak keluar, menuju ruang rapat, sambil menjawab telepon CEO Lee.
Kang Woo : Apa yang terjadi di sana?
CEO Lee : Kemarin, kau masuk ke mobilku dan mengancamku.
Flashback... Saat Kang Woo masuk ke mobil CEO Lee saat CEO Lee bersiap pergi.
CEO Lee : Apa maumu?
Kang Woo : Mempertahankan status quo. Tidak kurang atau lebih.
Flashback end...
CEO Lee : Hari ini, Direktur Umum Choi meneleponku pagi-pagi karena Lee Yeon Seo akan memberi pengumuman penting.
Kang Woo : Anda bilang apa?
Kini, Yeon Seo sudah berdiri di ruang rapat bersama yang lainnya. Para direktur memarahinya.
"Apa yang kau lakukan! Apa ini semacam lelucon?"
"Kami akan mengajukan petisi resmi untuk memecatmu."
Bu Choi angkat bicara.
"Lee Yeon Seo-ssi, kita sudah membahas ini. Jika terus begini, kau akan menghancurkan Fantasia."
Yeon Seo bingung menjawabnya. Lalu ia menatap Dan. Dan mengangguk padanya.
Yeon Seo mengerti. Ia lalu membungkuk, meminta maaf, membuat semua orang tercengang.
Yeon Seo : Aku akan bertanggung jawab atas kejadian malam itu. Aku tidak akan membuat alasan. Aku minta maaf.
Bu Choi yang ingin Yeon Seo keluar dari Fantasia, menyuruh Yeon Seo bicara lagi.
Para Direktur menolak permintaan maaf Yeon Seo.
Bu Choi Lee Yeon Seo-ssi, utarakan saja pikiranmu. Kau ingat janji kita kemarin? Kau ingat rencana kita untuk masa depan Fantasia? Aku tahu ini sulit.
Bu Choi berdiri dan membuat pengumuman kalau Yeon Seo akan berhenti dari Fantasia.
Yeon Seo : Aku tidak akan melakukan itu. Itu tidak benar.
"Maksudmu, kau tidak akan berhenti dari kedua jabatan itu? Benarkah kau menyesal?" tanya para direktur.
Yeon Seo : Aku akan membuktikan dengan kinerjaku. Sejak hari itu, kalian pasti mencurigaiku. Aku akan menunjukkan bahwa mentalku stabil dan aku benar-benar waras.
CEO Lee menggebrak meja dan berdiri.
CEO Lee : Semua ini harus sepadan. Ini harus sepadan dengan uang yang kami dapatkan dengan bersusah payah. Jika ingin meminta maaf, kau bisa berlutut dan mengakhiri semuanya. Tindakan itu jelas dan tulus.
Yeon Seo : Begitu, ya. Berlutut? Tulus? Begitu rupanya.
Yeon Seo lalu berjalan mendekati CEO Lee. Semua orang pikir, dia mau berlutut.
Yeon Seo : Kau menyukai balet? Apa pertunjukan favoritmu? Apa peran favoritmu? Kau tahu jumlah balerina dalam teater balet kita?
CEO Lee : Kau sedang minta maaf. Omong kosong apa yang kau bicarakan?
Yeon Seo : Kau tidak menyukai balet. Bukan begitu?
Yeon Seo lantas bicara pada semua para anggota asosiasi.
Yeon Seo : Kalian tahu para anggota asosiasi? Mereka bodoh, tapi ingin tampak modern dan yakin bisa membeli selera dengan uang. Mereka duduk di kursi terbaik dan tertidur. Orang-orang sombong yang menyebalkan.
Yeon Seo kembali ke depan.
Bu Choi marah, Lee Yeon Seo!
CEO Lee : Kau membicarakan kami?
Yeon Seo : Aku akan membuatmu menyukainya. Balet. Aku akan membuatmu sangat menyukainya. Itu akan sepadan dengan uang kalian. Jika pertunjukan "Giselle" ini tidak sukses, aku akan mengundurkan diri dari teater balet dan Yayasan Fantasia. Ini cukup untuk menjawab pertanyaanmu? Kita akan memperpanjang surat kuasa Direktur Umum Choi Yeong Ja hingga hari pertunjukan. Setelah pertunjukan itu, kita akan memilih orang yang akan meninggalkan Fantasia. Sekian. Sampai jumpa.
Yeon Seo lantas beranjak pergi. Bu Choi tampak kesal. Kang Woo terlihat puas.
Diluar, Yeon Seo mencoba menenangkan dirinya.
Dan mendekati Yeon Seo, lalu menepuk bahunya.
Yeon Seo tertegun menatap Dan.
Kang Woo tiba2 datang dan main2 meluk Yeon Seo aja. Dan kaget.
Kang Woo : Mari menyiapkan pertunjukan terbaik dan membuat mereka berlutut.
Yeon Seo : Aku akan bekerja keras.
Bu Choi datang dengan wajah kesal dan mengajak Yeon Seo bicara.
Yeon Seo dan Bu Choi bicara di ruang pertunjukan.
Bu Choi : Kau mempermainkan bibi? Kau meremehkan bibi? Kenapa kau tega selalu menipu bibi?
Yeon Seo : Bagaimana kita bisa menjadi begini? Karena ini? Bibi ingin memilikinya?
Bu Choi : Jangan menggurui bibi! Kau pikir bibi gila uang? Andai gila uang, bibi pasti sudah lama menjual teater ini selama kau berada di Rusia dan saat kau buta! Bibilah yang mengembangkan Fantasia. Bibilah yang bekerja puluhan tahun untuk menjadikan Fantasia seperti ini sepeninggal orang tuamu. Bibi harus memuji para menteri dan berlagak baik kepada sponsor. Bibilah yang membangun yayasan ini. Kenapa semua ini milikmu padahal bibi yang bekerja keras?
Yeon Seo mulai marah.
Yeon Seo : Sejak kapan bibi mulai menginginkan Fantasia? Saat ayahku menerima bibi dan suami bibi yang tidak punya tempat tujuan lain? Atau saat orang tuaku meninggal? Bibi pikir ini akan mudah karena hanya ada aku? Bibi mulai menjadi serakah?
Bu Choi : Berhentilah mencela bibi. Kau tidak tahu apa-apa.
Yeon Seo : Jika bukan itu, bibi mengalami delusi dan mulai berpikir ini milik bibi karena sang whli waris tunggal sudah buta? Pernahkah bibi mengasihaniku sebagai keluarga sekali saja? Jika bibi tidak melakukan hal semacam ini, hari ini... Tidak Aku pasti sudah sejak lama mengakhiri semuanya.
Bu Choi : Kau menjadikan bibi alasan hingga akhir.
Yeon Seo : Aku akan menunjukkan kepada Bibi bahwa aku layak mendapatkan ini.
Yeon Seo beranjak pergi.
Bu Choi : Baiklah, bibi akan menantikan pertunjukan "Giselle"-mu. Meskipun kau tidak punya rekan penari atau pasangan.
Yeon Seo berhenti melangkah sejenak, tapi dia tidak pedulii omongan bibinya dan beranjak pergi.
Kang Woo menanyakan kondisi lengan Dan yang terluka.
Dan pun menutupi lengannya dan mengaku ia sudah baik2 saja.
Kang Woo : Jadi, kapan kau akan berhenti? Kau melihat dia. Apa pun pendapatmu, dia bilang akan membuatmu sangat menyukai baletnya. Itulah sifat balerina. Seseorang yang berdiri sendiri di panggung yang besar. Dia tidak butuh sekretaris yang tidak sopan.
Dan : Kalau begitu, kau juga tidak membantu. Yeon Seo menyelesaikan semua ini sendirian. Aku tidak bisa memberitahumu karena pikiranku kacau, tapi kau tidak bisa hancur begitu saja jika orang yang sewenang-wenang menghancurkanmu. Aku tidak bisa menjelaskan ini secara detail, tapi orang sepertiku tidak bisa mengalami kehancuran itu. Ingatlah itu.
Kang Woo kesal dan mau membalas perkataan Dan, tapi gak jadi karena Yeon Seo datang.
Yeon Seo tanya ke Kang Woo, dimana para penari.
Yeon Seo : Aku tahu mereka mogok. Aku akan bicara dengan mereka.
Kang Woo : Tidak perlu. Mereka tidak mogok bukan untuk menentangmu, tapi keputusan yang kubuat sebagai direktur artistik. Aku akan menangani ini.
Yeon Seo : Aku penyebabnya. Jadi, aku akan...
Ponsel Kang Woo berbunyi. Telepon dari salah satu penarinya yang bernama Jung Eun.
Kang Woo : Aku Ji Kang Woo, kau dimana?
Jung Eun dan penari lainnya ada di sebuah tempat. Mereka memakai seragam pekerja sukarelawan.
Jung Eun : Kami akan menyampaikan tuntutan kami. Pertama. Batalkan keputusanmu untuk memilih Lee Yeon Seo menjadi pemimpin kami. Kedua. Akhiri kepemimpinan otoritermu.
Kang Woo : Hanya itu? Aku akan langsung menjawab. Pertama, aku tidak akan membatalkan apa pun. Kedua, jika tidak datang latihan pukul 10.00 besok, kalian akan dipecat.
Yeon Seo kaget, Direktur Ji.
Kang Woo : Kami bisa mencari penari baru. Orang mengantre untuk menjadi anggota grup penari teater kami. Aku tidak mau menciptakan pertunjukan dengan penari yang tidak percaya kepadaku dan harus dihibur agar kerja. Besok pukul 10.00. Itu kesempatan terakhir dariku sebagai direktur. Sekian.
Kang Woo memutus panggilannya. Para penari resah.
Yeon Seo memarahi Kang Woo.
Yeon Seo : Apa yang kau pikirkan!
Kang Woo : Aku memberi mereka kesempatan. Mereka bisa menjadikan ini alasan untuk kembali.
Yeon Seo : Bagaimana aku bisa tampil dengan orang yang enggan kembali?
Kang Woo : Aku tahu kau berusaha keras demi aku.
Yeon Seo : Meski begitu, ini tidak benar. Lakukan saja dengan caramu. Aku juga akan berusaha keras.
Yeon Seo lantas mengajak Dan pergi.
Sebelum pergi, Dan bicara pada Kang Woo.
Dan : Mereka yang menindas orang benar dan merampas orang miskin memiliki banyak kesalahan dan dosa besar.
Sambil melajukan mobilnya, Dan tanya haruskah ia menghubungi Ni Na.
Dan lalu menghentikan mobilnya.
Dan : Ni Na orang baik. Dia akan membantumu.
Dan menghubungi Ni Na dan memberikan ponselnya pada Yeon Seo.
Ni Na : Ya, Dan. Ada apa?
Yeon Seo : Ini aku, Yeon Seo.
Ni Na : Jika kau menelepon terkait teater balet, aku tidak bisa memberitahumu apa pun.
Yeon Seo : Aku tidak akan memintamu meyakinkan mereka. Katakan saja keberadaanmu. Kumohon. Aku belum pernah minta bantuanmu.
Ni Na : Jangan menempatkanku di posisi sulit. Sudah dahulu.
Yeon Seo : Kupikir kau ingin bertarung secara jujur dan adil. Kau datang ke rumahku dan memintaku kembali menjadi diriku yang dahulu karena ingin bersaing denganku. Jika kau menjauhkanku sebelum kita memulai, bagaimana menentukan pemenangnya?
Bersambung ke part 3....
0 Comments:
Post a Comment