Ji Min sedang berbelanja di supermarket.
Tanpa ia sadari, Eun Soo juga ada disana. Mengawasinya.
Saat Ji Min menatap ke arah Eun Soo, Eun Soo langsung bersembunyi di balik rak.
Ji Min lalu kembali mengedarkan pandangannya, menatap rak di sekelilingnya. Ia bertanya-tanya, haruskah ia membeli bahan untuk membuat gimbap? Akhirnya, Ji Min membeli kepiting untuk dimasukkan ke dalam gimbapnya. Dia juga membeli bayam.
Eun Soo pun mulai berjalan ke arah Ji Min.
Tepat saat itu, seorang pengunjung yang lewat disamping Ji Min tak sengaja menyenggol buah dengan keranjangnya sampai buah-buahan di rak berjatuhan. Tapi pengunjung itu pergi begitu saja tanpa sadar sudah menjatuhkan buah.
Ji Min pun bergegas mengutip buah-buah yang jatuh itu.
Eun Soo yang berdiri di belakang Ji Min, melihat itu dan langsung mengambil kesempatan untuk mendekati Ji Min.
Eun Soo membantu Ji Min mengutip buah.
Ji Min terkejut melihat Eun Soo. Eun Soo pura-pura terkejut.
Eun Soo bilang, dia tidak menyangka mereka akan bertemu lagi.
Eun Soo : Kau tinggal di sekitar sini ya kalau tidak salah? Aku juga pindah ke dekat sini.
Ji Min bingung karena sebelumnya Eun Soo bilang mau meninggalkan Seoul.
Eun Soo membuat alasan. Dia bilang dia mendapatkan keberanian karena kata-kata Ji Min sebelumnya. Sebelumnya, Ji Min bilang kalau dia berharap hidup Eun Soo tidak berduri lagi.
Ji Min melihat keranjang Eun Soo.
Eun Soo merasa malu. Dia bilang, dia harus mengecat rumahnya.
Eun Soo lalu melihat keranjang Ji Min.
Eun Soo : Kau membeli bahan untuk membuat gimbap?
Ji Min mengiyakan.
Eun Soo : Daripada dengan burdock...
Eun Soo mengambil burdock di keranjang Ji Min, lalu berlari ke rak, dan kembali ke Ji Min membawa telur ikan terbang. Dia bilang, rasa gimbap akan jauh lebih enak memakai telur ikan terbang.
Eun Soo : Dan kau dapat menggunakan sisanya untuk membuat nasi dengan telur ikan.
Eun Soo lalu menebak, Woo Joo akan pergi piknik karena Ji Min mau membuat gimbap.
Ji Min merasa malu. Dia bilang Woo Joo sudah pergi piknik.
Eun Soo terkejut dan bingung.
Ji Min bilang, sebenarnya Woo Joo mau gimbap tapi ia tak bisa membuatnya.
Ji Min : Aku tahu ini sudah terlambat tapi aku akan terus mencoba membuatnya.
Mendengar itu, Eun Soo langsung nawarin diri membantu Ji Min membuat gimbap.
Ji Min bilang tidak usah repot-repot.
Eun Soo memaksa. Dia bilang, dia bisa membuat gimbap bahkan dengan mata tertutup.
Eun Soo lalu melihat keranjangnya.
Eun Soo : Kalau begitu bagaimana kalau kita sama-sama untung?
Ji Min melihat keranjang Eun Soo, lalu melihat keranjangnya. Ia pun mengerti maksud Eun Soo.
*Kang modus lu Eun Soo...
Ji Min membantu Eun Soo mengecat rumah.
Di dalam, Eun Soo membantu Ji Min membuat gimbap.
Selesai membuat gimbap, Eun Soo keluar dan melihat Ji Min.
Eun Soo : Bukan kah itu sulit?
Ji Min : Aku bisa melakukan ini dengan mata tertutup. Aku pandai dalam hal ini.
Malam pun tiba. Ji Min masih di rumah Eun Soo. Mereka minum kopi bersama.
Ji Min tidak menyangka ada tempat seperti rumah Eun Soo di lingkungannya.
Eun Soo : Ini sangat buruk, kan?
Ji Min : Tidak. Dulu waktu kecil aku juga pernah tinggal di rumah atap.
Ji Min cerita, saat ayahnya gagal dalam bisnis, ibunya mulai membuka restoran. Dia, orang tuanya dan adiknya tinggal bersama di rumah atap.
Eun Soo : Pasti tidak nyaman.
Ji Min : Yang aku ingat itu tidak nyaman, tapi aku menyukainya. Setidaknya kami tidak terpencar. Kami tinggal bersama.
Ji Min lalu meletakkan cangkir kopinya. Dia bilang itu aneh karena menceritakan tentang dirinya pada Eun Soo.
Ji Min melihat jamnya. Ia kaget hari sudah larut.
Ji Min kemudian berdiri dan pamit. Eun Soo memberikan gimbap yang dibuatnya tadi ke Ji Min.
Ji Min berterima kasih. Dia bilang itu gaji harian yang menyenangkan.
Eun Soo melihat ada noda cat di pipi Ji Min.
Karena Ji Min tak bisa membersihkan, Eun Soo mengeluarkan saputangannya dan membersihkan pipi Ji Min.
Ji Min mulai baper, menatap Eun Soo.
Ji Min yang mulai baper pun menghentikan Eun Soo. Dia memegang kuat tangan Eun Soo.
Eun Soo terkejut. Ji Min yang sadar kalau dia megang tangan Eun Soo, langsung menurunkan tangannya.
Ji Min bilang dia bisa membersihkan pipinya sendiri dan pergi.
Eun Soo mengantar Ji Min keluar.
Paginya, Woo Joo sedih karena dia kalah dari temannya Hye Young dalam kontes menggambar di sekolahnya.
Hye Young lalu keluar dari kelas. Woo Joo memberinya ucapan selamat.
Woo Joo yang sedih disemangatin oleh Jin Gook. Jin Gook bilang Woo Joo sudah melakukan yang terbaik.
Woo Joo : Tidak. Kupikir Hye Young benar-benar berbakat.
Woo Joo lalu melihat poster kontes seni untuk anak-anak di depan pintu toko Ji Kyeong.
Sambil masuk kamarnya, Woo Joo menelpon Ji Min. Woo Joo bilang dia ingin les privat. Ji Min tanya les privat apa. Woo Joo bilang les yang diikuti Hye Young. Ji Min tanya, haruskah Woo Joo melakukan semua yang dilakukan Hye Young.
Woo Joo bilang dia ingin mengalahkan Hye Young dan menang dalam kontes seni.
Woo Joo : Apa ayah tak ingin aku menang hadiah pertama?
Ji Min : Tentu saja mau tapi ini bukan tentang memenangkan hadiah pertama. Ayah ingin kau melakukan ini dengan bahagia. Kau memang ingin menggambar atau mengalahkan temanmu?
Woo Joo bingung menjawabnya.
Ji Min : Jadi pikirkan dulu arti menggambar bagimu.Kalau masih ingin les privat, ayah akan izinkan.
Direktur Seo datang dan tanya Woo Joo mau les apa.
Ji Min : Ternyata ada teman yang mau dikalahkannya.
Direktur Seo : Woo Joo ternyata mirip dengan ayahnya.
Ji Min : Memang aku kenapa?
Direktur Seo : Waktu kau masih di tim yang dulu, kau dapat lebih banyak informasi dari yang lain.Dan tidak hanya itu, kau selalu berusaha menarikku. Berikan saja apa yang dia inginkan. Banyak orang tua yang memaksa anaknya untuk belajar. Dan dia memintanya terlebih dahulu. Aku sangat bangga padanya.
Malamnya Eun Soo modusin Ji Min lagi.
Ji Min yang baru pulang kaget melihat Eun Soo berdiri di depan rumahnya.
Eun Soo bilang dia lupa memberikan sesuatu pada Ji Min kemarin.
Eun Soo bilang itu untuk Woo Joo dan dia menggambar sendiri.
Eun Soo : Aku ingin berterima kasih padanya karena sudah mengajakku kemping.
Woo Joo terkejut melihat lukisan Eun Soo. Dia tak percaya Eun Soo yang melukis itu.
Woo Joo : Daebak. Dia pelukis hebat.
Ji Min : Setuju.
Woo Joo : Bukankah ayah bilang bibi akan pindah ke kotak lain?
Ji Min bilang Eun Soo memutuskan menetap di Seoul.
Woo Joo senang mendengarnya.
Tiba-tiba saja, Woo Joo bilang ke Ji Min kalau dia punya ide.
Ji Min menatap Woo Joo bingung.
Malam itu juga, Ji Min langsung menghubungi Eun Soo.
Eun Soo senang mendengar Woo Joo suka lukisannya.
Eun Soo kaget saat Ji Min bilang ingin minta bantuan.
Besoknya Eun Soo datang ke rumahnya Ji Min!!!
Dia berdiri di depan pintu dengan wajah sangat-sangat bahagia.
Eun Soo memencet bel.
Ji Min dan Woo Joo bergegas membuka pintu.
Woo Joo bahkan menyiapkan sandal rumah untuk Eun Soo.
Eun Soo senang bukan kepalang.
Woo Joo lalu mengucapkan selamat datang pada Eun Soo. Dia memanggil Eun Soo guru.
Woo Joo dan Ji Min duduk di sofa.
Eun Soo mulai masuk dan menatap sekeliling rumah Ji Min.
Bersambung....
Kita diperlihatkan flashback, saat Eun Soo keluar dari minimarket di stasiun.
Eun Soo terdiam menatap tiketnya.
Sopir bus bilang pada Eun Soo kalau bus akan segera berangkat.
Eun Soo bilang dia tidak naik dan bus bisa berangkat.
Bus pun akhirnya berangkat.
Eun Soo lalu melihat Ji Min keluar dan mengejar busnya.
0 Comments:
Post a Comment