All Content From SBS, Viu dan nodrakor. Untuk menemukan sinopsis lengkapnya, bisa klik DISINI. Untuk menemukan sinopsis episode sebelumnya, klik DISINI.
Foto SBS |
Hee Woo tengah bersama si penyewa. Dia melihat-lihat sekeliling rumah si penyewa.
Hee Woo : Begini... kapan anda bisa pindah?
Si penyewa diam saja. Hee Woo mengerti kalau itu bukan keputusan mudah.
Si penyewa bilang dia tidak tahu harus bagaimana. Ini terlalu mendadak. Dia bingung harus melakukan apa.
Foto SBS |
Foto SBS |
Pak Woo melihat jamnya. Sudah mau setengah jam. Tapi Hee Woo belum keluar. Dia merasa Hee Woo gagal. Dia berniat pergi tapi Hee Woo keluar.
Hee Woo : Eorishin, anda bisa masuk sekarang.
Foto SBS |
Sekarang Hee Woo dan Pak Woo minum makgeolli di tepi jalan.
Pak Woo menuangkannya untuk Hee Woo.
Hee Woo : Bolehkah aku memanggil anda guruku mulai sekarang?
Pak Woo : Tentu. Kau bekerja dengan baik tadi. Bagaimana kau melakukannya?
Hee Woo : Aku tidak bisa melakukannya. Itu mengerikan.
Flashback...
Foto SBS |
Si penyewa mengatakan, dia tak bisa pindah karena tak punya yang. Dia mau menghasilkan uang tapi tak bisa. Suaminya mengambil pinjaman atas namanya dan ingin berbisnis, tapi bisnisnya bangkrut. Jadi dia terpaksa menerima pekerjaan di restoran yang tak jauh dari rumahnya tapi dia terluka saat bekerja di dapur dan tak bisa bekerja lagi.
Hee Woo : Anda benar-benar dalam situasi yang buruk.
Si penyewa bertanya kemana dia bisa pergi jika harus pindah. Dia juga bilang sudah mencari tahu soal kebangkrutan pribadi tapi pengacara meminta 1.500 dolar sebagai biaya di muka.
Mendengar itu, Hee Woo langsung menawarkan bantuan.
Hee Woo : Aku bisa membantu anda mengajukan kebangkrutan agar anda bisa mulai bekerja lagi. Aku belajar di sekolah hukum Universitas Hankuk. Aku bisa membantu anda dengan itu, gratis. Kalau begitu, bisakah anda pindah dalam sebulan?
Flashback end...
Foto SBS |
Foto SBS |
Pak Woo paham, begitu rupanya, jadi, kau tidak berbuat banyak.
Hee Woo : Benar.
Pak Woo : Baiklah. Yang penting adalah hasil. Lalu? Kenapa kau ingin mencari uang?
Hee Woo : Aku ingin bersiap untuk apa yang akan terjadi.
Pak Woo : Kau bersiap untuk masa depan? Itu bagus. Namun, ada sesuatu yang harus kau ketahui. Mengirim pemberitahuan pengusiran jarang semudah ini. Beberapa penyewa bahkan akan mengayunkan pisau kepadamu. Seperti itulah rasanya berinvestasi dalam real estat. Tentu saja, kebanyakan dari mereka kesulitan keuangan, tapi kau tidak punya pilihan selain mengusir mereka. Itu sebabnya aku bilang kau menjadi serakah dan kehilangan kemanusiaan saat berinvestasi di real estat. Seperti katamu, itu mengerikan.
Hee Woo : Aku ingin mengubahnya agar tidak mengerikan. Kurasa aku bisa melakukannya jika berlari sedikit lagi. Selagi mematuhi hukum dan menegakkan keadilan.
Pak Woo : Kau sangat ambisius.
Foto SBS |
Pak Woo mengantarkan Hee Woo ke tempat Hee Woo akan naik bis.
Pak Woo : Kau bilang harus naik bus di sini, bukan?
Hee Woo : Ya, Pak.
Pak Woo : Kerja bagus hari ini.
Hee Woo : Eorishin, ada properti lelang yang harus kubeli. Apa ada cara untuk menebak tawaran yang menang?
Pak Woo : Apa ada alasan kau harus membeli properti itu?
Hee Woo : Masa depan seseorang bergantung pada itu.
Foto SBS |
Foto SBS |
Kyu Ri tengah menjaga ayahnya sambil membaca buku. Lalu perhatiannya teralih ke TV yang memberitakan krisis global mendorong merger dan akuisisi di antara institusi keuangan. Dinamika bank domestik akan berubah bergantung kepada siapa yang membeli Bank Bando, yang saat ini terdaftar untuk dijual.
Pak Kim terbangun. Dia mau mengambil air, tapi karena tak kuat memegang gelasnya, dia menjatuhkannya.
Kyu Ri kaget, ayah baik-baik saja? Sudah kubilang, minta saja kepadaku. Aku akan menjadi tangan dan kaki ayah sampai ayah pulih.
Pak Kim : Kau pasti lelah. Kau harus pulang.
Kyu Ri : Aku akan pulang saat ibu tiba. Jangan khawatir. Ayah mau dipijat kakinya? Bagaimana rasanya? Apa rasanya enak?
Tanpa Kyu Ri sadari, Hee Woo menatapnya dari balik kaca pintu.
Hee Woo melihat Kyu Ri tengah memijat kaki Pak Kim.
Foto SBS |
Foto SBS |
Hee Woo menemui Pengacara Kang. Dia bilang dia ingin membeli apartemen lelang tapi tidak mau dilakukan atas namanya.
Pengacara Kang : Di lelang? Astaga. Kau sibuk sekali.
Hee Woo : Namun, aku belum mencapai apa pun yang berarti. Aku ingin membantu seseorang.
Pengacara Kang : Siapa?
Hee Woo : Rumah temanku dilelang.
Pengacara Kang : Itu uang yang banyak. Kau bersedia menghabiskannya untuk teman?
Hee Woo : Berkat temanku ini, aku bisa masuk ke Universitas Hankuk.
Pengacara Kang : Apa temanmu meminta bantuanmu?
Hee Woo : Tidak, dia tidak tahu. Serta aku ingin tetap seperti itu.
Pengacara Kang : Kau sudah memikirkan ini, bukan?
Hee Woo : Ya.
Pengacara Kang : Baiklah. Apa yang bisa kubantu?
Foto SBS |
Usai menemui Pengacara Kang, Hee Woo langsung pergi ke pengadilan lelang. Disana ada banyak sekali orang.
Hee Woo heran sendiri, kenapa ada banyak orang hari ini?
Hee Woo pun merasa kalau semua orang mengincar tempat Kyu Ri.
Hee Woo : Haruskah kuserahkan jumlah yang lebih tinggi?
Lalu Hee Woo ingat kata-kata Pak Woo.
Pak Woo : Ada kesalahan yang kebanyakan dibuat pemula lelang. Kau tahu apa itu? Pemula mudah terpengaruh oleh suasana ruang sidang. Mereka merasa seperti semua orang di ruang sidang akan menawar properti yang mereka pilih, jadi, mereka cemas.
Hee Woo pun menyuruh dirinya untuk tetap tenang.
Hee Woo : Aku sudah memeriksa semuanya.
Foto SBS |
Seseorang keluar dari dalam bilik pengisian formulir.
Maka Hee Woo langsung masuk ke dalam, untuk mengisi formulir penawarannya.
Foto SBS |
Sidang dimulai.
Hakim : Kasus nomor 2008-TG-8092.
Hee Woo berdiri bersama tiga orang lainnya yang juga mengincar rumah Kyu Ri.
Hee Woo dalam hatinya, berharap rumah itu jatuh ke tangannya.
Dan dia pun bersorak saat hakim mengatakan bahwa rumah itu jatuh ke tangan Pengacara Kang seharga 235.000 dolar.
Foto SBS |
Setelah memenangi lelang, Hee Woo bergegas menemui Pak Woo. Hee Woo mengucapkan terima kasih. Dia bilang, berkat Pak Woo lah dia bisa memenangi lelang.
Pak Woo : Kenapa berterima kasih kepadaku?
Hee Woo : Mulai sekarang, Kau harus menerima pujian atas semua yang terjadi di lelang-lelang ini.
Pak Woo : Bahkan saat ada kesalahan?
Hee Woo : Ya. Itu akan membantuku tenang.
Pak Woo : Dasar bodoh.
Hee Woo : Bagaimanapun, dia murid terbaik di negara ini. Serta dia orang yang hebat. Yang terpenting, melindungi bakat yang begitu cemerlang adalah tindakan patriotik, bukan?
Pak Woo : Itu bukan urusanku. Hari ini, kita harus menyerahkan surat pengusiran ke penyewa yang tidak bisa dapat sepeser pun karena tidak pernah menyerahkan pemberitahuan pindah.
Hee Woo : Baiklah.
Foto SBS |
Hee Woo dan Pak Woo langsung menemui penyewa apartemen.
Si penyewa apartemen adalah seorang ibu yang memiliki seorang anak yang masih kecil.
Pak Woo : Kapan kau bisa pindah?
Si ibu meminta Pak Woo memberinya sedikit waktu lagi. Dia menjelaskan bahwa dia tidak menerima dividennya jadi tidak punya uang.
Pak Woo : Situasimu sangat disayangkan, tapi kau tidak bisa berharap aku menunggu selamanya. Jika kau pindah dalam bulan ini, aku akan membayar biaya pindahanmu. Namun, setelah sebulan berlalu, akan sulit bagiku untuk membantumu, karena aku juga membayar bunga ke bank.
Lalu si ibu memohon sampai mereka mendapatkan rumah.
Pak Woo : Aku sudah meminta pengadilan melakukan eksekusi wajib. Aku tidak bisa menunda ini lagi. Namun, aku akan membayar listrik dan air yang kalian pakai sampai sekarang.
Foto SBS |
Foto SBS |
Pak Woo dan Hee Woo beranjak pergi. Mereka berhenti di taman layang.
Pak Woo menanyakan pendapat Hee Woo.
Hee Woo : Apa?
Pak Woo : Maksudku ibu dan putrinya. Dari yang kudengar, suaminya dipenjara, dan dia tidak punya keluarga yang bisa membantu. Tampaknya dia kesulitan mencari nafkah dengan bekerja serabutan di pasar.
Hee Woo : Sejujurnya, aku kasihan.
Pak Woo : Kau mengasihani siapa? Aku atau wanita itu?
Hee Woo : Tentu saja...
Pak Woo : Apa yang harus dipikirkan? Sudah jelas aku. Tempat itu secara resmi dilelang kepadaku. Aku berhak atas rumah itu. Namun, wanita itu menggunakan ceritanya untuk melanggar hakku. Aku tidak pernah menerima sepeser pun untuk deposit atau sewa bulanan. Namun, aku menawarkan membayar tagihan listrik dan biaya pindahan. Meskipun dia bukan penyewa rumahku. Jadi, kenapa kau bilang merasa kasihan kepadanya? Kau ingat apa yang kukatakan tentang kunci real estat? Dimulai dengan sebidang tanah, kau bangun gedung dan tanam pohon untuk meningkatkan nilainya. Itu keserakahan. Apa yang terjadi saat serakah?
Hee Woo : Ya, anda bilang itu kehilangan diri anda.
Pak Woo : Benar. Jika kau memulai demi uang, lihat saja uangnya. Jika mulai melihat hal lain, kau tidak bisa bekerja di real estat. Buang semua emosimu yang tidak berguna dan kejarlah keuntungan. Jika melakukannya, kau akan mendapatkan banyak uang. Kasih sayang dilarang jika menyangkut pengusiran. Niat baikmu bisa balik merugikanmu. Membantu itu bagus, tapi jika gagal, orang yang menerima bantuanmu akan mulai menyerangmu. Itu akan melukaimu, dan begitu kehilangan semua darahmu karena terluka berkali-kali, kau berhenti menjadi manusia. Kau menjadi mati rasa terhadap kesedihan. Air mata orang lain jadi gangguan dan hanya akan membuatmu kesal. Saat itu, kau sudah menjadi iblis dan binatang buas.
Foto SBS |
Foto SBS |
Hee Woo berjalan menyusuri jalanan, sendirian.
Narasi Hee Woo : Aku sudah tahu, tapi kenyataan jauh lebih kejam dan keji. Mungkin jika bekerja lebih keras, aku bisa membuatnya sedikit lebih baik.
Hee Woo lalu tak sengaja melihat selebaran rumah disewa. Di seberang kantor Jung-gu, di persimpangan Banma.
Foto SBS |
Foto SBS |
Maka Hee Woo langsung menemui ibu2 tadi.
"Kenapa kau kembali?"
"Ada yang ingin kukatakan kepada anda. Kulihat perabotan anda tidak banyak. Anda sebaiknya pindah dengan van pengiriman. Aku akan membantu anda."
"Apa?"
"Juga, hubungi Pak Woo besok. Katakan anda akan pindah dalam dua hari dan minta 500 dolar lagi. Aku yakin dia akan setuju."
"Aku tidak mengerti."
Hee Woo memberikan kartu nama "Agen Real Estat Nara"
Hee Woo : Ini. Ini agensi real estat dekat stasiun kereta bawah tanah. Ada rumah di pasaran. Anda hanya perlu membayar tambahan 500 dolar di luar biaya pindahan. Rumah ini dipasarkan hari ini, jadi, anda bisa segera pindah. Sejujurnya, rumahnya bermasalah. Namun, aku akan memperbaiki semuanya sebelum anda pindah. Agar anda tidak merasa tidak nyaman."
Si ibu berterima kasih.
Foto SBS |
Hee Woo berjalan keluar dari gedung dengan hati riang. Tapi kemudian dia terkejut dengan kemunculan Pak Woo yang tiba-tiba.
Pak Woo : Berapa banyak lagi uang yang kau suruh dia ambil dariku?
Hee Woo : Aku bilang kepadanya 500 dolar. Kudengar ada rumah terjangkau di bawah sana, jadi, aku memberitahunya. Dia bilang akan segera pindah.
Pak Woo : Kalau begitu, syukurlah.
Foto SBS |
Mereka mulai berjalan.
Pak Woo : Hati-hati. Jika selalu membantu mereka, kau bisa bangkrut sendiri.
Hee Woo : Ya, Pak. Aku akan berhati-hati.
Pak Woo : Metodemu menemukan rumah untuk mereka tidak buruk. Mereka tidak akan mengejar orang yang membantu mereka. Kau akan dan sudah menjalani hidup yang baik. Kau akan terus melakukannya.
Foto SBS |
Mereka kembali berdiri di taman layang.
Pak Woo : Berapa yang ingin kau hasilkan?
Hee Woo : Untukku...
Hee Woo menunjukkan ponselnya, lalu menunjuk ke arah mobil dan gedung pencakar langit.
Hee Woo : Aku hanya butuh cukup uang untuk membeli semua itu.
Pak Woo : Itu semua Chunha Electronics, Chunha Motors dan Chunha Constructions. Maksudmu, kau akan menguasai Chunha?
Narasi Hee Woo : Ya. Aku harus mengambil alih Chunha untuk menghentikan Cho Tae Sub.
Foto SBS |
Foto SBS |
Ditemani Asisten Kim, Park Dae Ho menemui Tae Seob.
Tae Seob menyerahkan sebuah amplop pada Dae Ho.
Tae Seob : Ini. Kau akan mulai melihat ledakan pembangunan kembali di Seoul. Kau akan dapat banyak uang jika membiarkannya tumbuh beberapa tahun. Simpan baik-baik di sakumu. Seperti yang kau lihat, pria itu punya cukup tanah dan rumah untuk kompleks apartemen kecil, keberuntungan pasti memihakmu. Semuanya milik satu orang, yang membuat hidupmu lebih mudah.
Dae Ho : Kalau begitu, semua akan berjalan lancar.
Tae Seob : Selain itu, Pak Han menyelidikinya lebih lanjut dan ternyata dia punya banyak apartemen dan toko komersial di area ini. Dia memiliki aset senilai 200 juta dolar. Totalnya sekitar 100 juta dolar jika kau mengecualikan utangnya. Kau bekerja di bidang keuangan, Pak Park. Kau tahu langkah yang harus kau ambil, bukan?
Dae Ho : Haruskah aku mengambil semuanya?
Tae Seob : Sepertinya dia sudah cukup tua. Bantu dia menggunakan asetnya dengan mulia untuk negaranya untuk kali terakhir. Tinggalkan dia dengan rumah yang bisa ditinggali.
Dae Ho : Ya, aku akan segera mengurusnya.
Dae Ho membuka amplop yang diberikan Tae Seob.
Omo... isinya, informasi pribadi Pak Woo!
Foto SBS |
Foto SBS |
Hee Woo sudah di kelas. Dia mencari Kyu Ri, tapi Kyu Ri belum datang.
Hee Woo membuka bukunya. Tak lama, seseorang duduk di belakangnya dan menepuk pundaknya.
Hee Woo menoleh, Kyu Ri, ternyata kau.
Kyu Ri : Terima kasih.
Foto SBS |
Hee Woo ingat cerita Pengacara Kang tadi tentang Kyu Ri.
Hee Woo : Dia sangat pintar. Dia mengajukan banyak pertanyaan atas nama ibunya. Aku berusaha keras menjawabnya. Aku mengerjakan lelang dan tagihan medis ayahnya dengan baik.
Flashback end...
Foto SBS |
Kyu Ri : Aku tidak bisa berbuat banyak sekarang, tapi aku akan mengembalikannya dengan bunga nanti.
Hee Woo : Cukup. Fokus saja pada kelasnya, ya? Sebentar lagi UTS.
Kyu Ri : Kau benar. Aku harus berkemah di perpustakaan mulai hari ini. Kau akan membantuku, kan?
Hee Woo : Aku akan membantumu.
Foto SBS |
Seung Hwan datang, mengejutkan Kyu Ri.
Seung Hwan : Kau Kim Kyu Ri, kan?
Kyu Ri : Siapa kau?
Seung Hwan : Aku? Aku ketua BEM, Park Seung Hwan. Sudah lama aku ingin bertemu denganmu. Nilai CSAT-mu sempurna dan kau murid terbaik di negara ini.
Kyu Ri tersenyum.
Hee Woo : Benar. Lebih baik menerima saran dan pengumuman tentang sekolah dari Seung Hwan. Dia ketua yang paling bekerja keras di departemen kita.
Seung Hwan : Semua itu benar. Dia memberikan perkenalan singkat, tapi makin kau mengenalku, makin tahu aku banyak berkontribusi.
Kyu Ri mengulurkan tangannya.
Kyu Ri : Kuharap kita bisa akur.
Foto SBS |
Seung Hwan mau menjabat tangan Kyu Ri, tapi Min Soo yang sedari tadi tidur di belakang Hee Woo, langsung menjabat tangan Seung Hwan.
Min Soo : Ya, senang bertemu denganmu, Seung Hwan.
Seung Hwan sewot, kau bercanda? Kau selalu menunggu waktu yang tepat untuk muncul?
Min Soo : Semuanya membutuhkan usaha, Berandal.
Min Soo mengecup punggung tangan Seung Hwan.
Seung Hwan langsung jijik dan pergi.
Foto SBS |
Min Soo mendekati Kyu Ri. Sontak Kyu Ri menghindar.
Min Soo : Aku bangun dari tidur siang dan ada wajah baru.
Kyu Ri : Aku anak baru, tapi ini hari pertamaku di kampus.
Min Soo : Kenapa kau sangat sopan? Aku anak baru sepertimu.
Kyu Ri : Aku agak pemalu, Pak.
Min Soo : Jangan sungkan. Tidak perlu rendah hati. Kami semua temanmu, sama seperti Hee Woo. Aku Lee Min Soo. Kau bisa bicara dengan nyaman, Kawan.
Kyu Ri : Tidak apa-apa. Aku akan bicara sopan, Pak.
Min Soo : Kenapa?
Kyu Ri : Kurasa aku akan lebih nyaman seperti itu, Pak.
Min Soo : Dia bahkan memanggilku "Pak". Aku agak terluka.
Hee Woo : Jangan bercanda seperti itu.
Kyu Ri bilang dia tidak bisa bercanda.
Foto SBS |
Kyu Ri mengenalkan namanya ke Min Soo.
Kyu Ri : Namaku Kim Kyu Ri. Terimalah hormatku.
Min Soo : Tidak, aku tidak bisa menerima hormatmu. Kenapa semua orang sulit diajak bicara di sini?
Kyu Ri : Terimalah hormatku.
Min Soo : Baiklah, aku akan menerimanya. Namun, terima hormatku juga. Kau tahu hanya suami istri yang saling beri hormat, bukan?
Hee Woo gak tahu harus berkata apa melihat mereka.
Foto SBS |
Hee Woo dan Han Mi belajar bersama di kedai kopi.
Hee Woo : Sudah berapa lama aku mengajarimu?
Han Mi : Astaga. Kenapa? Ada apa? Apa ada masalah? Aku sungguh berusaha keras.
Hee Woo : Maksudku, kepalamu. Kurasa tidak sepenuhnya kosong.
Han Mi : Lihat kau mengepak rahangmu. Kau mau mati?
Hee Woo : Kau luar biasa. Bagus. Jika terus berkembang dengan kecepatan ini, kau bahkan bisa mengincar universitas di Seoul.
Han Mi : Aku akan masuk Universitas Hankuk.
Hee Woo : Apa? Benarkah?
Han Mi : Aku tahu itu sulit.
Hee Woo : Bukan. Fondasimu bagus, jadi, kau berkembang cukup cepat. Setelah memahami konsepnya dengan baik, kau juga akan bisa masuk ke Universitas Hankuk. Aku bukti hidupmu. Aku melakukannya agar kau juga bisa.
Han Mi : Baik, Guru.
Foto SBS |
Foto SBS |
Hee Woo memeriksa ponselnya.
Ada pesan dari ayahnya, "Pengumuman penting hari ini saat makan malam"
Foto SBS |
Malamnya, Hee Woo menunjukkan pesan sang ayah pada ayahnya dan tanya pengumuman penting apa.
Pak Kim menyuruh Hee Woo menuangkan soju ke gelasnya terlebih dahulu.
Hee Woo : Apa ada kabar baik?
Pak Kim : Lagi. Beri ayah lagi. Sedikit lagi.
Hee Woo lalu duduk.
Pak Kim : Ibumu dan ayah memutuskan untuk membuka restoran jjimdak.
Hee Woo : Apa? Tiba-tiba sekali.
Nyonya Lee : Kami meneken kontraknya hari ini.
Pak Kim : Semua orang membuka restoran ayam goreng, tapi ayah memilih jjimdak. Ayah akan membudidayakan laut merah untuk itu. Ayah ingin orang-orang negeri ini tahu selezat apa ayam itu, bahkan jika tidak digoreng. Ajak banyak teman datang setelah kami membuka restorannya. Mereka akan dapat diskon 80 persen.
Nyonya Lee : Apa katamu?
Pak Kim : Mereka dapat diskon 50 persen.
Nyonya Lee : Apa kau gila?
Pak Kim : Diskon empat persen.
Nyonya Lee : Tidak akan ada diskon. Harganya pukul rata.
Pak Kim : Ayah akan memberi mereka banyak makanan gratis.
Hee Woo : Baiklah. Resep jjimdak keluarga kita selalu luar biasa. Aku mendukung keputusan ayah.
Mereka bersulang. Di meja, terlihat dua piring jjimdak (semur ayam).
Foto SBS |
Han Mi dalam perjalanan pulang sambil mengirimkan pesan ke ibunya.
Han Mi : Aku akan pamer kepada ibu tentang peningkatan nilaiku.
Tapi Han Mi terdiam kesal saat melihat seorang pria menjemputnya.
"Dia menyuruhku mengawalmu."
Foto SBS |
Di ruangannya, Seok Hoon memberikan Han Mi uang. Dia bilang itu untuk uang kuliah Han Mi.
Seok Hoon : Ibumu memintanya. Ambillah. Kudengar kau belajar keras belakangan ini. Kau pintar seperti ayah, jadi, ayah yakin kau akan masuk ke mana pun. Belanjalah sendiri dengan uang sisa.
Han Mi terdiam kesal.
Seok Hoon marah, kenapa kau hanya berdiri di sana? Katakan ya dan terimalah.
Han Mi mengalah dan mengambil uang itu.
Seok Hoon : Kau tidak lagi bergaul dengan preman, bukan? Jangan biarkan ayah terlibat dengan hal seperti itu lagi. Jangan menjadi anak yang tidak berbakti yang membebani orang tuanya.
Foto SBS |
Foto SBS |
Han Mi keluar. Diluar, dia bertemu kakak tirinya, Kim Young Il.
Young Il : Kau datang untuk memohon kepada ayahku lagi? Kenapa kau bersikap menyedihkan? Kau ingin aku membantumu mendapatkan uang dengan mudah? Seperti ibumu? Enyah dari hadapanku. Aku merasa jijik setiap kali melihatmu memohon di rumah kami. Dasar parasit.
Han Mi : Semprot lebih banyak pestisida agar parasit tidak bisa masuk.
Young Il : Dasar kau...
Young Il mau memukul Han Mi tapi tangannya keburu dipelintir Han Mi.
Han Mi : Aku ras rendahan, jadi, tugasku menguliti hewan. Bagaimana menurutmu? Haruskah aku mengulitimu juga?
Foto SBS |
Seok Hoon keluar dan menampar Han Mi.
Seok Hoon : Ras rendahan apa? Jangan pernah mengatakan itu kepada siapa pun. Kau tidak akan meminta maaf? Minta maaf.
Han Mi pun terpaksa meminta maaf pada Young Il.
Setelah itu, dia pergi dengan wajah kesal.
Foto SBS |
Hee Woo bergegas menemui Han Mi setelah dihubungi oleh Han Mi. Han Mi memintanya cepat datang.
Han Mi sendiri tengah minum-minum di kedai kecil.
Tak lama Hee Woo datang.
Hee Woo : Astaga. Kenapa kau minum banyak sendirian?
Han Mi : Ajumma, tolong beri kami segelas lagi. Pesan ceker ayam juga.
Han Mi lalu menunjukkan uangnya.
Han Mi : Hari ini aku yang traktir, jadi, makanlah. Aku dapat banyak uang hari ini.
Hee Woo : Dari mana kau dapat uang itu? Jangan bilang...
Han Mi : Ini bukan dari pemerasan. Atau mungkin benar. Pria itu mungkin berpikir aku memerasnya. Atau apa aku memohon untuk ini?
Hee Woo : Apa maksudmu, "pria itu?"
Foto SBS |
Han Mi minum lagi sebelum menjawab pertanyaan Hee Woo.
Han Mi : Kau melihatnya di kantor polisi. Wakil Kepala Jaksa. Aku anak haramnya.
Narasi Hee Woo : Aku sudah menduganya. Ternyata aku benar.
Han Mi : Kau tahu, aku tidak mau menerima uang ini. Aku sungguh tidak mau.
Han Mi benar-benar terluka.
Bersambung ke part 4....
0 Comments:
Post a Comment