Skip to main content

Again My Life Eps 1 Part 3

 All Content From SBS, Viu dan nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 1 Part 2
Selanjutnya : Again My Life Eps 1 Part 4

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo langsung ke atap, tempat Direktur Cheonha disandera. Tapi Direktur Cheonha sudah tak ada di sana.

Hee Woo celingukan, mencarinya. Lalu terdengar suara pria dari atap.

"Orang yang kau cari ada di tempat yang aman."

Hee Woo mendongak dan melihat seorang pria di lantai atas.

Foto SBS

Hee Woo ingin ke sana.

Tapi dia dihalangi dua wanita berbadan tegap.

Tae Seob keluar dari kejaksaan. Para reporter langsung mewawancarainya.

Tae Seob : Saya bekerja sama dan menjawab setiap pertanyaan dengan jujur. Saya percaya pengadilan akan membuat keputusan yang adil.

Foto SBS

Hari sudah malam.

Hee Woo bertarung melawan dua wanita itu.

Foto SBS

Tae Seob makan malam dengan seketarisnya.

"Begini, gurita kuning tumis di sini sangat enak. Ini sangat berbeda dari yang bisa dibeli di Yeouido. Ini sangat pedas."

Mereka mulai makan. Tapi ponsel si seketaris berbunyi.

Si seketaris memberitahu keberadaan Hee Woo sekarang pada Tae Seob.

"Haruskah kita menghajar mereka berdua?" tanyanya.

"Tidak. Tidak perlu memukul anjing yang telah menyerah." jawab Tae Seob.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo naik ke atap dan bertemu pria itu.

"Kau pasti terkejut." ucap Hee Woo.

"Sedikit." jawab pria itu.

"Tidak seperti kebanyakan jaksa, aku tidak lemah."

"Serta aku bukan preman amatir."

"Baiklah. Mari langsung ke intinya."

Foto SBS
Foto SBS

Mereka bertarung.

Tapi Hee Woo kalah.

Pria itu mencekik Hee Woo.

"Aku akan mengampunimu jika kau berjanji akan berhenti." ucap pria itu.

"Bagaimana kau bisa memercayaiku?" tanya Hee Woo.

"Itu tidak penting. Aku tidak takut pada anjing yang telah menyerah."

"Maaf mengecewakanmu, tapi aku tidak mau menjadi anjing yang menyerah."

"Ini kesempatan terakhirmu. Memohonlah untuk nyawamu."

Hee Woo akhirnya memohon, tolong selamatkan aku.

Tapi kemudian dia bilang dia akan memastikan membunuh pria itu.

Pria itu semakin mencekik Hee Woo.

Hee Woo : Aku memikirkan sesuatu yang berbeda.

Foto SBS

Tak lama kemudian, Hee Woo berhasil membalikkan keadaan.

Hee Woo : Konspirasi pembunuhan dan percobaan tambahan. Kau berhak mendapatkan pengacara. Kau berhak untuk tetap diam. Apa pun yang kau katakan bisa dan akan digunakan untuk melawanmu di pengadilan.

Tapi pria itu melawan.

Hee Woo : Tanganmu bisa patah jika terus begini.

Pria itu kemudian berhasil mengalahkan Hee Woo. Tak hanya mengalahkan Hee Woo, dia membuat Hee Woo tak berdaya.

Foto SBS
Foto SBS

Pria itu lalu menghubungi seketaris Tae Seob.

Dia bilang dia sudah menyelesaikan pekerjaan dan akan menangani Hee Woo sesuai instruksi.

Seketaris Tae Seob langsung memberitahu Tae Seob yang lagi minum teh.

Tae Seob senang, kau menyeduh tehnya dengan sangat baik. Aku yakin akan tidur nyenyak malam ini berkat minum teh yang enak.

Foto SBS

Pria itu mendekati Hee Woo.

"Ini campuran sempurna alkohol dan metamfetamina. Besok pagi, dunia akan mengingatmu sebagai jaksa korup dan pecandu narkoba yang bunuh diri."

Pria itu menyuntikkan itu ke leher Hee Woo. Hee Woo langsung kejang dan setengah sadar.

Pria itu kemudian melemparkan Hee Woo ke bawah.

Foto SBS

Tapi tiba-tiba saja, Hee Woo kembali berada di atas gedung. Dia melihat pria itu tengah menyalakan rokoknya.

Seorang wanita berbaju merah mendadak muncul disampingnya.

Hee Woo : Aku sudah mati, bukan?

Wanita itu bilang iya.

Hee Woo heran dia sudah mati tapi tubuhnya masih terasa sakit.

Singkat cerita, wanita itu menunjukkan kilas balik perjalanan Hee Woo.

Hee Woo dibully saat SMA.

"Kim Hee Woo, sepertinya kau selama ini dipukuli cukup parah."

"Anak-anak yang punya rasa keadilan, tapi tidak punya kekuatan selalu dipukuli."

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo menangisi kepergian orang tuanya.

"Orang tuamu meninggal karena tabrak lari."

"Lalu? Apa aku bisa bertemu dengan orang tuaku sekarang?"

Foto SBS

Hee Woo juga terlihat berlatih seni bela diri.

"Astaga. Kau juga berlatih seni bela diri."

Hee Woo bilang dia melakukan itu untuk bertahan hidup dan melindungi diri.

"Kau masuk ke Fakultas Hukum Universitas Hankuk setelah mengikuti ujian masuk tiga kali. Kau lulus ujian advokat, menjadi jaksa, lalu..."

Foto SBS

Wanita itu juga menunjukkan saat Hee Woo menginterogasi Tae Seob.

Tae Seob : Begini, keadilan itu... Seperti yang kau lihat di film yang terlihat keren. Itu bukan sesuatu yang bisa kau miliki hanya karena kau mau."

Wanita itu bertanya, apa Hee Woo macam-macam sama Tae Seob.

"Apa maksudmu "macam-macam"? Aku seorang jaksa. Cho Tae Sub hanyalah penjahat kotor. Tugasku bukan hanya macam-macam dengannya, tapi memenjarakannya."

"Kau gagal dan dibunuh. Apa itu karena kau punya keadilan, tapi tidak punya kekuatan? Dia membunuhmu sebelum kau sempat mencoba. Aku tidak punya pilihan selain setuju denganmu karena inilah hasilnya. Apa kau bisa memenjarakan Cho Tae Sub jika selamat dari pertarungan ini? Apa dia akan menghadapi penghakiman hukum?"

"Entahlah."

"Jika punya satu nyawa lagi, apa kau akan menggunakannya untuk menangkap Cho Tae Sub lagi?"

"Aku telah mempertaruhkan hidupku untuk itu. Itu sudah diputuskan, dan sudah tugasku untuk melakukannya."

"Kalau begitu, lakukanlah. Santai saja menyiapkannya. Jebak dia dengan sempurna. Karena jika bertindak gegabah, kau bisa mati sia-sia lagi. Maksudku, aku akan menyelamatkan nyawamu. Pastikan kau menangkapnya. Jika menunggu dihukum di akhirat, itu akan terlalu lama. Tunjukkan kepadanya di dunia ini juga ada penderitaan. Berjanjilah kepadaku. Bisakah kau membuatnya menderita?"

"Pasti."

"Jika dekat dengan Cho Tae Sub, kau mungkin bertemu denganku. Camkan kata-kataku. Kau tidak bisa menangkap iblis itu kecuali kau menjadi monster yang lebih buruk. Aku meminta ini sebagai bantuan. Pastikan kau berhasil."

Foto SBS

Hee Woo terkejut menemukan dirinya menjadi kasir di toserba.

Seorang pelanggan marah karena Hee Woo tak menghitung barang belanjaannya.

Hee Woo menatap si pelanggan, Kim Han Mi?

Han Mi : Ya, itu namaku.

Hee Woo ingat itu toserba tempat dia dulu bekerja setelah lulus SMA.

Hee Woo yang masih kaget, lantas menatap kedua tangannya.

Lalu Hee Woo ingat kata-kata si wanita berbaju merah tadi.

"Tunjukkan kepadanya di dunia ini juga ada penderitaan."

Foto SBS

Hee Woo lantas lari ke toilet.

Dan dia menatap wajahnya di cermin.

Hee Woo : Sulit kupercaya. Apa aku sungguh hidup kembali?

Hee Woo kembali teringat kata-kata si wanita berbaju merah.

"Santai saja menyiapkannya. Jebak dia dengan sempurna. Karena jika bertindak gegabah, kau bisa mati sia-sia lagi."

Hee Woo bertanya-tanya, apa wanita itu benar-benar mengirimnya ke masa lalu?

Hee Woo : Jika ini nyata... Aku harus pulang.

Foto SBS

Hee Woo berlari keluar. Dia nyaris tertabrak mobil saat menyebrang jalan.

Hee Woo tiba di rumahnya. Dia terkejut.

Hee Woo : Rumahku masih ada di sini.

Hee Woo memberanikan diri untuk masuk ke rumahnya.

Bersambung ke part 4...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 14

Sebelumnya <<< “Dimana Hae Gang, ibu? Apakah dia benar2 pergi ke China? Catatan dan foto2 Hae Gang, kenapa dihapus? Siapa yang menghapusnya? Apakah Hae Gang yang melakukannya? Apakah ibu yang melakukannya? Apa yang terjadi pada Hae Gang, ibu?” tanya Jin Eon. Nyonya Kim diam saja. Wajahnya terlihat kecewa dan marah. Jin Eon pun berlutut dan mengakui kesalahannya. Ia terus menanyakan Hae Gang. Nyonya Kim menghapus air matanya dan menuliskan catatan untuk Jin Eon. Setelah itu, Nyonya Kim masuk ke kamarnya. Jin Eon pun merasa bersalah. Jin Eon lalu membaca tulisan Nyonya Kim. [Dia bertemu dengan seorang pria yang baik dan dia hidup dengan bahagia. Jadi berhentilah. Aku mohon padamu] Namun jawaban dari Nyonya Kim tak begitu memuaskan hatinya. Baek Seok menyusul Hae Gang yang duduk di luar rumah. Namun ia tak menghampiri Hae Gang. Ia hanya menatap lirih Hae Gang dari kejauhan. Hae Gang sendiri tak menyadari kehadiran Baek Seok. Sementara itu, Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...