All Content From SBS, Viu dan nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 1 Part 2
Selanjutnya : Again My Life Eps 1 Part 4
Foto SBS |
Foto SBS |
Hee Woo langsung ke atap, tempat Direktur Cheonha disandera. Tapi Direktur Cheonha sudah tak ada di sana.
Hee Woo celingukan, mencarinya. Lalu terdengar suara pria dari atap.
"Orang yang kau cari ada di tempat yang aman."
Hee Woo mendongak dan melihat seorang pria di lantai atas.
Foto SBS |
Hee Woo ingin ke sana.
Tapi dia dihalangi dua wanita berbadan tegap.
Tae Seob keluar dari kejaksaan. Para reporter langsung mewawancarainya.
Tae Seob : Saya bekerja sama dan menjawab setiap pertanyaan dengan jujur. Saya percaya pengadilan akan membuat keputusan yang adil.
Foto SBS |
Hari sudah malam.
Hee Woo bertarung melawan dua wanita itu.
Foto SBS |
Tae Seob makan malam dengan seketarisnya.
"Begini, gurita kuning tumis di sini sangat enak. Ini sangat berbeda dari yang bisa dibeli di Yeouido. Ini sangat pedas."
Mereka mulai makan. Tapi ponsel si seketaris berbunyi.
Si seketaris memberitahu keberadaan Hee Woo sekarang pada Tae Seob.
"Haruskah kita menghajar mereka berdua?" tanyanya.
"Tidak. Tidak perlu memukul anjing yang telah menyerah." jawab Tae Seob.
Foto SBS |
Foto SBS |
Hee Woo naik ke atap dan bertemu pria itu.
"Kau pasti terkejut." ucap Hee Woo.
"Sedikit." jawab pria itu.
"Tidak seperti kebanyakan jaksa, aku tidak lemah."
"Serta aku bukan preman amatir."
"Baiklah. Mari langsung ke intinya."
Foto SBS |
Foto SBS |
Mereka bertarung.
Tapi Hee Woo kalah.
Pria itu mencekik Hee Woo.
"Aku akan mengampunimu jika kau berjanji akan berhenti." ucap pria itu.
"Bagaimana kau bisa memercayaiku?" tanya Hee Woo.
"Itu tidak penting. Aku tidak takut pada anjing yang telah menyerah."
"Maaf mengecewakanmu, tapi aku tidak mau menjadi anjing yang menyerah."
"Ini kesempatan terakhirmu. Memohonlah untuk nyawamu."
Hee Woo akhirnya memohon, tolong selamatkan aku.
Tapi kemudian dia bilang dia akan memastikan membunuh pria itu.
Pria itu semakin mencekik Hee Woo.
Hee Woo : Aku memikirkan sesuatu yang berbeda.
Foto SBS |
Tak lama kemudian, Hee Woo berhasil membalikkan keadaan.
Hee Woo : Konspirasi pembunuhan dan percobaan tambahan. Kau berhak mendapatkan pengacara. Kau berhak untuk tetap diam. Apa pun yang kau katakan bisa dan akan digunakan untuk melawanmu di pengadilan.
Tapi pria itu melawan.
Hee Woo : Tanganmu bisa patah jika terus begini.
Pria itu kemudian berhasil mengalahkan Hee Woo. Tak hanya mengalahkan Hee Woo, dia membuat Hee Woo tak berdaya.
Foto SBS |
Foto SBS |
Pria itu lalu menghubungi seketaris Tae Seob.
Dia bilang dia sudah menyelesaikan pekerjaan dan akan menangani Hee Woo sesuai instruksi.
Seketaris Tae Seob langsung memberitahu Tae Seob yang lagi minum teh.
Tae Seob senang, kau menyeduh tehnya dengan sangat baik. Aku yakin akan tidur nyenyak malam ini berkat minum teh yang enak.
Foto SBS |
Pria itu mendekati Hee Woo.
"Ini campuran sempurna alkohol dan metamfetamina. Besok pagi, dunia akan mengingatmu sebagai jaksa korup dan pecandu narkoba yang bunuh diri."
Pria itu menyuntikkan itu ke leher Hee Woo. Hee Woo langsung kejang dan setengah sadar.
Pria itu kemudian melemparkan Hee Woo ke bawah.
Foto SBS |
Tapi tiba-tiba saja, Hee Woo kembali berada di atas gedung. Dia melihat pria itu tengah menyalakan rokoknya.
Seorang wanita berbaju merah mendadak muncul disampingnya.
Hee Woo : Aku sudah mati, bukan?
Wanita itu bilang iya.
Hee Woo heran dia sudah mati tapi tubuhnya masih terasa sakit.
Singkat cerita, wanita itu menunjukkan kilas balik perjalanan Hee Woo.
Hee Woo dibully saat SMA.
"Kim Hee Woo, sepertinya kau selama ini dipukuli cukup parah."
"Anak-anak yang punya rasa keadilan, tapi tidak punya kekuatan selalu dipukuli."
Foto SBS |
Foto SBS |
Hee Woo menangisi kepergian orang tuanya.
"Orang tuamu meninggal karena tabrak lari."
"Lalu? Apa aku bisa bertemu dengan orang tuaku sekarang?"
Foto SBS |
Hee Woo juga terlihat berlatih seni bela diri.
"Astaga. Kau juga berlatih seni bela diri."
Hee Woo bilang dia melakukan itu untuk bertahan hidup dan melindungi diri.
"Kau masuk ke Fakultas Hukum Universitas Hankuk setelah mengikuti ujian masuk tiga kali. Kau lulus ujian advokat, menjadi jaksa, lalu..."
Foto SBS |
Wanita itu juga menunjukkan saat Hee Woo menginterogasi Tae Seob.
Tae Seob : Begini, keadilan itu... Seperti yang kau lihat di film yang terlihat keren. Itu bukan sesuatu yang bisa kau miliki hanya karena kau mau."
Wanita itu bertanya, apa Hee Woo macam-macam sama Tae Seob.
"Apa maksudmu "macam-macam"? Aku seorang jaksa. Cho Tae Sub hanyalah penjahat kotor. Tugasku bukan hanya macam-macam dengannya, tapi memenjarakannya."
"Kau gagal dan dibunuh. Apa itu karena kau punya keadilan, tapi tidak punya kekuatan? Dia membunuhmu sebelum kau sempat mencoba. Aku tidak punya pilihan selain setuju denganmu karena inilah hasilnya. Apa kau bisa memenjarakan Cho Tae Sub jika selamat dari pertarungan ini? Apa dia akan menghadapi penghakiman hukum?"
"Entahlah."
"Jika punya satu nyawa lagi, apa kau akan menggunakannya untuk menangkap Cho Tae Sub lagi?"
"Aku telah mempertaruhkan hidupku untuk itu. Itu sudah diputuskan, dan sudah tugasku untuk melakukannya."
"Kalau begitu, lakukanlah. Santai saja menyiapkannya. Jebak dia dengan sempurna. Karena jika bertindak gegabah, kau bisa mati sia-sia lagi. Maksudku, aku akan menyelamatkan nyawamu. Pastikan kau menangkapnya. Jika menunggu dihukum di akhirat, itu akan terlalu lama. Tunjukkan kepadanya di dunia ini juga ada penderitaan. Berjanjilah kepadaku. Bisakah kau membuatnya menderita?"
"Pasti."
"Jika dekat dengan Cho Tae Sub, kau mungkin bertemu denganku. Camkan kata-kataku. Kau tidak bisa menangkap iblis itu kecuali kau menjadi monster yang lebih buruk. Aku meminta ini sebagai bantuan. Pastikan kau berhasil."
Foto SBS |
Hee Woo terkejut menemukan dirinya menjadi kasir di toserba.
Seorang pelanggan marah karena Hee Woo tak menghitung barang belanjaannya.
Hee Woo menatap si pelanggan, Kim Han Mi?
Han Mi : Ya, itu namaku.
Hee Woo ingat itu toserba tempat dia dulu bekerja setelah lulus SMA.
Hee Woo yang masih kaget, lantas menatap kedua tangannya.
Lalu Hee Woo ingat kata-kata si wanita berbaju merah tadi.
"Tunjukkan kepadanya di dunia ini juga ada penderitaan."
Foto SBS |
Hee Woo lantas lari ke toilet.
Dan dia menatap wajahnya di cermin.
Hee Woo : Sulit kupercaya. Apa aku sungguh hidup kembali?
Hee Woo kembali teringat kata-kata si wanita berbaju merah.
"Santai saja menyiapkannya. Jebak dia dengan sempurna. Karena jika bertindak gegabah, kau bisa mati sia-sia lagi."
Hee Woo bertanya-tanya, apa wanita itu benar-benar mengirimnya ke masa lalu?
Hee Woo : Jika ini nyata... Aku harus pulang.
Foto SBS |
Hee Woo berlari keluar. Dia nyaris tertabrak mobil saat menyebrang jalan.
Hee Woo tiba di rumahnya. Dia terkejut.
Hee Woo : Rumahku masih ada di sini.
Hee Woo memberanikan diri untuk masuk ke rumahnya.
Bersambung ke part 4...
0 Comments:
Post a Comment