Skip to main content

Again My Life Eps 1 Part 2

All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 1 Part 1
Selanjutnya : Again My Life Eps 1 Part 3


Foto SBS
Foto SBS

Seketaris Tae Seob terkejut saat menerima pesan teks dari Seok Hoon.

Bersamaan dengan itu, Tae Seob datang dan melihat keterkejutan seketarisnya.

Tae Seob : Ada apa?

Seketarisnya memberitahu bahwa ia dipanggil kejaksaan.

Tae Seob terlihat tenang, benarkah? Kurasa akhirnya aku akan bertemu dengannya.

Tae Seob mengajak seketarisnya makan.

Tae Seob : Aku tahu restoran enak di Seocho-dong. Kau suka makanan pedas, kan?

Foto SBS

Tae Seob memenuhi panggilan kejaksaan.

Para reporter langsung mengerubunginya begitu ia datang.

"Jaksa menyatakan bahwa anda melanggar UU Hukuman Berat untuk Kejahatan Khusus. Anda mengakui tuduhan itu?"

"Saya tidak bisa mengakui apa yang tidak benar. Saya tidak ada hubungannya dengan pelanggaran ini, yang diklaim jaksa sebagai tanggung jawab saya. Saya sangat sedih karena telah menyebabkan kekhawatiran kepada orang-orang yang memercayai dan mendukung saya bertahun-tahun."

"Ada yang bilang kejaksaan mengincar kandidat presiden."

"Saya rasa hasilnya akan berbicara dengan sendirinya."

Foto SBS
Foto SBS

Tae Seob menemui Seok Hoon. Seok Hoon menjamunya dengan secangkir kopi.

Tae Seob : Rasanya aneh kembali ke Kantor Kejaksaan setelah sekian lama. Mungkin karena aku di sini sebagai terdakwa kali ini.

Seok Hoon : Maaf, Pak.

Tae Seob : Tidak apa-apa. Kau melakukan persis seperti yang kukatakan.

Seok Hoon : Ini bukan keputusan mudah bagi kami, Pak.

Tae Seob : Pada akhirnya, ini sesuatu yang harus kuhadapi. Aku akan menganggap ini sebagai vaksin. Aku jadi tidak perlu mengusik orangku untuk menyelesaikan masalah. Ini membantuku.

Seok Hoon : Masalahnya, Jaksa Kim Hee Woo... Dia tidak akan segan-segan, Pak.

Tae Seob : Tentu saja tidak boleh. Aku tidak datang jauh-jauh kemari untuk menemui pengecut.

Tae Seob melirik jamnya.

Tae Seob : Aku harus pergi. Terima kasih kopinya.

Foto SBS
Foto SBS

Seok Hoon mengantarkan Tae Seob keluar.

Tapi setelah Tae Seob pergi, dia terdiam melihat Hee Woo memandanginya.

Foto SBS

Hee Woo masuk ke ruang interogasi. Tae Seob sudah duduk di sana.

Hee Woo datang membawa beberapa berkas dan laptopnya.

Tae Seob : Akhirnya, kita bertemu, Jaksa Kim Hee Woo. Senang bertemu denganmu.

Hee Woo : Itu sambutan yang tidak biasa dari terdakwa.

Tae Seob : Aku yakin kau juga ingin bertemu denganku.

Hee Woo : Ya, tapi aku tidak senang bertemu dengan anda.

Tae Seob : Kau penuh dengan kelancangan.

Hee Woo : Serta anda penuh dengan ambisi. Selain itu, selera humormu bagus. Hei, ajussi.

Tae Seob : Ajussi?

Hee Woo : Anda ada di ruang wawancara di Kantor Kejaksaan sebagai terdakwa kasus ini. Anda mungkin Cho Tae Sub yang berkuasa di dunia luar, tapi tidak di sini. Aku memanggil Cho Tae Sub yang perkasa untuk membuktikan bahwa dia hanya bedebah hina. Kenapa? Karena anda benar-benar bedebah. Itulah alasannya. Ini yang lebih penting. Jika aku tipe orang yang menyerah pada ancaman dan bujukan anda,  anda tidak akan berada di sini sekarang. Maksudku, aku tidak akan bisa memanggil anda. Aku tidak akan bisa menyebut anda bedebah, dan itu benar. Sebagai gantinya, aku akan duduk di sini mencatat pesanan kopi anda. "Anda mau sirop di Americano anda, Pak?" Aku hanya akan mengajukan pertanyaan itu dan berbasa-basi. Namun, apa aku bertanya anda ingin kopi apa? Anda tidak bisa memahami situasinya?

Tae Seob : Kurasa aku mengerti apa yang terjadi.

Hee Woo : Bagus. Lantas, duduk dan tundukkan kepala anda.

Foto SBS

Tae Seob : Aku tidak yakin kesalahpahaman apa yang menyebabkan semua ini, tapi aku tidak melakukan apa pun demi kepentinganku sendiri. Aku melakukan segalanya untuk rakyat...

Hee Woo : Mari kita mulai. Sepertinya banyak yang ingin anda katakan.

Tae Seob : Aku tidak sabar melihat kartu yang kau pegang. Konon katanya makin tinggi harapan, makin besar kekecewaannya. Tolong berikan yang terbaik, Pak Jaksa.

Hee Woo : Jelas, anda belum memahami situasinya.

Tae Seob : Hee Woo-ssi?

Hee Woo : Anda baru saja memanggilku "Hee Woo-ssi"?

Tae Seob : Pernahkah anda memikirkan ketidakberdayaan keadilan tanpa kekuatan? Kalian bukan bodoh karena kalian rakyat jelata. Kalian rakyat jelata karena bodoh. Kalian rakyat jelata bodoh yang masih tidak menyadari itu. Dungu. Begini, keadilan itu... seperti yang kau lihat di film yang terlihat keren. Itu bukan sesuatu yang bisa kau miliki hanya karena kau mau.

Hee Woo : Itu bukan keputusanmu. Keadilan memilih siapa yang bisa memilikinya.

Tae Seob : Kau tahu arti "membabi-buta"? Yang kau lakukan di sini tidak berkaitan dengan keadilan. Ini tindakan membabi-buta yang didasarkan pada kebodohanmu. Jika ingin menjatuhkanku, kau seharusnya menghancurkan sistem yang dibangun untuk melindungiku.

Hee Woo : Anda datang untuk menceramahiku? Anda masih berpikir anda diundang sebagai tamu? Baiklah. Aku akan menghancurkan sistem itu dan semua yang menyokongnya satu per satu.

Tae Seob : Jaksa Kim. Kau punya saksi yang akan melawanku, bukan? Peran saksi dilakukan di ruang sidang. Namun, bagaimana jika dia tidak bisa menjalankan perannya?

Hee Woo pun terkejut mendengarnya.

Foto SBS

Seseorang membunyikan bel kamar 1102. Pria yang didatangi Hee Woo dan memberikan bukti pada Hee Woo, serta berjanji akan menjadi saksi, bergegas ke pintu. Sadar nyawanya terancam, dia tak langsung membuka pintu. Dia mengintip lebih dulu. Ternyata layanan kamar. Pria itu membuka pintu. Tapi wajah si housekeeping pucat pasi menatap ke arahnya.

Tiba-tiba, seorang pria mencekiknya dan mendesaknya ke dinding. Pria itu lantas menyuntikkan sesuatu ke leher saksi.

Foto SBS

Kembali ke ruang interogasi.

Tae Seob : Meskipun begitu, bukankah ini terlalu mudah? Menemuiku langsung. Aku ingin bertemu denganmu. Jaksa yang berani memanggilku. Kenapa kau tidak berhenti menyia-nyiakan keberanianmu dan mengejar hal yang lebih berharga?


Rekan Hee Woo masuk,

"Geomsanim."

Sontak Hee Woo kaget.

Foto SBS

Hee Woo memacu mobilnya menuju hotel tempat si saksi berada.

Rekan Hee Woo tadi bilang bahwa Direktur Strategi Bisnis Cheonha tidak bisa dihubungi di hotel.

Tak lama, ponsel Hee Woo berbunyi. Sebuah pesan dan rekaman video. Pesan dari Direktur Bisnis Cheonha yang meminta pertolongan.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo menepikan mobilnya dan melihat video apa itu.

Ternyata itu video Direktur Bisnis Cheonha yang digantung di tiang di tepi sebuah gedung.

Hee Woo marah.

Terdengar narasi Hee Woo.

Hee Woo : Seseorang membocorkan informasi. Cho Tae Sub sudah tahu kartu yang kupegang.

Bersambung ke part 3...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...