Again My Life Eps 1 Part 1

All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Selanjutnya : Again My Life Eps 1 Part 2


Foto SBS

Ada sebuah kutipan. Dari Pablo Victoria. Bahwa  negara bisa bertahan dari perang, penyakit, dan kemiskinan.  Namun, seseorang tidak bisa bertahan di sebuah negara.

Kim Hee Woo tengah diambil sumpahnya sebagai seorang jaksa.

Hee Woo : Saya merasa terhormat untuk dipanggil melayani negara dan rakyat sebagai jaksa. Saya paham betapa pentingnya tugas saya untuk membela keadilan dan hak asasi manusia serta melindungi warga dan masyarakat dari kejahatan.

Foto SBS

Adegan berpindah pada sebuah mobil hitam yang baru tiba di dermaga.

Si pengendara turun. Ternyata Hee Woo.

Hee Woo berjalan menuju rekan-rekan dari kepolisian yang sudah menunggu di sana.

Hee Woo : Apa yang kau lakukan? Astaga!

Kepala Tim terkejut melihat Hee Woo datang, halo jaksa.

Hee Woo : Kau di sini untuk menegakkan hukum. Kenapa kau hanya melihat mereka? Apa kita di Area Keamanan Gabungan? Apa ini Garis Demarkasi Militer di DMZ? Kulihat kau datang membawa senjata. Tunggu apa lagi, Kapten?

Kepala Tim bilang mereka lagi menunggu surat perintah penangkapan.

Hee Woo : Sudah kubilang bos mereka akan menyelundup dan ini mendesak. Aku bilang tangkap saja mereka, bukan?

Kepala Tim : Ini abad ke-21. Ayolah. Kau tahu bagaimana keadaannya.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo pun merangsek maju. Dia gemes sendiri.

Hee Woo : Jika dua pria atau lebih menghadapi pegawai negeri sipil dengan alat yang bisa digunakan sebagai senjata selama lebih dari tiga menit, itu harus dianggap pembentukan dan partisipasi dalam grup kriminal. Partisipasi saja bisa menyebabkan penjara selama dua tahun atau lebih atau denda setidaknya 50.000 dolar.

Si boss gangster bingung dengan perkataan Hee Woo.

Hee Woo meminta kayu yang dipegang salah satu anak buah si gangster.

Hee Woo : Kubilang, denda setidaknya 50.000 dolar.

Anak buah si gangster menyerahkan kayunya.

Hee Woo : Hei. Saat membicarakan denda, mereka biasanya bilang "sampai". Jarang bilang "setidaknya". Aku mengarangnya.

Hee Woo menggertak, mau memukul mereka. Sontak mereka kaget.

Tapi endingnya, Hee Woo memukul kepalanya sendiri sampai berdarah.

Hee Woo lalu memanggil si Kepala Tim.

Hee Woo : Tunggu apa lagi? Kepala seorang jaksa pecah!

Foto SBS

Hee Woo lalu menyuruh mereka semua menjatuhkan senjata mereka. Dia bilang dia akan menghitung sampai 3. Tapi di hitungan kedua, para gangster tak menjatuhkan kayu mereka. Hee Woo paham dan mengeluarkan tongkatnya. Perkelahian tak terelak. Hee Woo dan rekan-rekan dari kepolisan bertarung melawan mereka.

Hee Woo pun berhasil menjatuhkan mereka.

Terdengar narasi Hee Woo.

Hee Woo : Aku jaksa pemberani yang berjuang untuk menghapus ketidakadilan.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo baru saja turun dari kereta. Dia bertemu seorang wanita tua yang menjajakan gimbap di depan stasiun.

Hee Woo : Bu, stasiun ini tepat di depan Kantor Kejaksaan. Polisi akan datang dan meminta anda pergi.

Wanita itu memohon karena gimbapnya belum laku terjual satu pun.

Hee Woo menghubungi rekannya.

Hee Woo : Halo, ini aku. Kita makan gimbap untuk makan siang hari ini.

Setelah itu, Hee Woo memborong semua gimbap milik wanita itu.

Wanita itu kaget, semua?

Hee Woo : Jadi, kau bisa pulang.

Foto SBS

Hee Woo tersenyum.

Narasi Hee Woo terdengar lagi.

Hee Woo : Jaksa baik hati yang peduli ke orang lemah dan terpinggirkan.


Hee Woo yang baru tiba di kantornya, langsung dikerubungi para wartawan.

Hee Woo berjalan masuk ke gedung kejaksaan, diikuti wartawan.

"Jaksa Kim, penyelidikan sebesar itu menargetkan perusahaan besar di tengah resesi bisa menyebabkan efek buruk. Apa pendapat anda?"

"Pertumbuhan ekonomi bisa menyatukan negara, tapi hanya ada satu hal yang bisa menyebabkan kehancurannya. Korupsi. Layanan Kejaksaan bertugas memberantas korupsi. Sebagai jaksa, aku bertindak atas keyakinanku hukum harus ditaati, tidak ada yang lain." jawab Hee Woo.

Narasi Hee Woo terdengar lagi.

"Jaksa adil yang hanya mengikuti kebenaran."

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo tengah menginterogasi seorang pria terduga saksi dari tindak pidana korup.

"Kami punya alasan untuk percaya dana taktis itu di tangan politikus. Jika aku memintamu menyebutkan nama mereka, kau akan bilang tidak tahu. Cho Tae Sub, bukan?" ucap Hee Woo.

Pria itu memelototi Hee Woo.

Hee Woo : Sudah kuduga. Sudah kuduga ekspresimu akan seperti itu. Lihat dirimu. Kau takut?

Pria itu tanya, apa Hee Woo gak takut sama apapun. Hee Woo bilang dia cuma takut bekerja di Hari Senin. Itu saja.

Hee Woo : Dengar, Cho Tae Sub itu kriminal. Kau tidak perlu takut kepadanya. Kau hanya perlu melaporkannya. Agar aku bisa menangkapnya. Kau mengerti? Bicara! Kau akan terus menolak menjawab!

Foto SBS
Foto SBS

Sekarang Hee Woo menginterogasi saksi lainnya.

Hee Woo : Jika tuduhan itu ternyata salah, kau akan dihukum menurut Pasal 156 KUHP. Apa kau akan mengakuinya?

Wanita muda itu terdiam.

Foto SBS
Foto SBS

Rekan Hee Woo masuk.

"Jaksa Kim, kami baru dengar dari Direktur Strategi Bisnis."

Hee Woo terkejut.

Narasi Hee Woo terdengar lagi.

"Jaksa jujur yang lebih keras kepada dirinya sendiri."

Foto SBS

Hee Woo mendatangi kamar 1102 sebuah hotel.

Seorang pria yang menginap di kamar itu, memberinya bukti dan berjanji dia akan bersaksi.

Foto SBS

Hee Woo pun mencetak surat perintah penangkapan Tae Sub.

Hee Woo lalu teringat sumpahnya.

Hee Woo : Saya bersumpah atas kehormatan saya bahwa saya akan melayani rakyat dan negara saya dengan segenap kemampuan saya.

Foto SBS
Foto SBS

Tapi atasan Hee Woo melarang. Hee Woo tanya alasannya.

Seok Hoon : Tidak seorang pun di negara ini berpikir bahwa Cho Tae Sub adalah penjahat.

Hee Woo : Semua orang tertipu. Aku akan membuatnya membayar perbuatannya karena menipu rakyat dengan bersikap seperti malaikat.

Seok Hoon : Seorang jaksa mengincar orang berkuasa. Menurutmu ini pertarungan yang bisa dimenangi?

Hee Woo : Itu tidak mustahil.

Seok Hoon menunjukkan catatan teleponnya.

Seok Hoon : Karena kau,  aku dihujani telepon.

Hee Woo : Bagus. Beri daftar orang yang menelepon. Aku akan menangkap mereka semua.

Seok Hoon : Kini aku mengerti alasan semua orang menyebutmu gila.

Hee Woo : Siapa yang peduli jika aku gila selama aku menangkap semua penjahat? Aku seorang jaksa dan pekerjaanku adalah menangkap penjahat.

Seok Hoon : Kau pikir hanya kau jaksa penuntut dengan keyakinan dan kepercayaan diri seperti itu? Menurutmu mereka akan membiarkannya tetap terkubur karena mereka tidak bernyali dan tidak bisa berpikir? Begini, keyakinan tidak berguna kecuali seseorang yakin bisa menang. Persiapkan dengan baik sebelum kamu menyerang agar kau bisa menang.

Hee Woo : Anda pikir aku tidak siap?

Seok Hoon : Jika kau pikir sudah siap, kau salah. Desa yang akan kau serbu memiliki aturannya sendiri. Apa yang harus kau lakukan untuk mendapatkan sesuatu di pusat desa? Biasanya, kau harus menginjak tanah mereka. Itu akan mengacaukan keteraturan di desa. Lalu warga desa akan bersatu saat merasakan bahaya dan mengembangkan kekuatan mereka. Artinya, itu bukan lagi pertarungan satu lawan satu.

Hee Woo : Siapa bilang penduduk desa bisa hidup tanpa hukum? Omong-omong, apa anda juga tinggal di desa itu, Pak? Kenapa anda menemui Cho kemarin?

Seok Hoon : Kau membuntutiku?

Hee Woo : Aku membuntuti penjahat, tapi rute kami kebetulan sama.

Seok Hoon : Berkat bawahanku yang keras kepala dan butuh disadarkan, aku terpaksa makan malam dengannya. Sudah jelas?

Hee Woo : Aku ingin memercayai anda, Pak.

Seok Hoon : Kau tidak mau mendengarkan, apa pun yang kukatakan.

Hee Woo : Seseorang harus selalu menyaring nasihat buruk.

Seok Hoon menyuruh Hee Woo keluar.

Foto SBS

Begitu Hee Woo keluar, Seok Hoon menghubungi Tae Sub.

Seok Hoon : Anda harus menyiapkan diri untuk apa yang akan terjadi.

Foto SBS
Foto SBS

Seok Hoon lalu membaca artikel Tae Sub di Harian Daesin.

"Tidak ada yang menghentikan melonjaknya peringkat Cho Tae Sub?"
"Diperkirakan Mendapat Lebih dari 68 Persen Suara"

Seok Hoon lalu berkata, bahwa Hee Woo tak tahu kemampuan Tae Sub.

Foto SBS

Tae Sub sedang rapat dengan partainya, Partai Minguk.

Tae Sub : Ini sangat menyebalkan. Apa kita perlu rapat untuk membahas ini?

Rekannya bilang, mereka menghadapi perlawanan dari Anggota Dewan Yoon dan yang lainnya.

"Dia anggota dewan tujuh periode dan ayah mertua Presiden. Kita tidak bisa menyingkirkan..."

Tae Sub marah dan membacakan artikel di koran tentang Anggota Dewan Yoon.

Tae Sub : Dengar, "Ayah mertua Presiden, Anggota Dewan Yoon Young Hoon, Menghadapi Kritik Anggota Partai Petahana." Dia mengkritik korban di kasus pelecehan seksual Anggota Dewan Gu Wook Chung. Wanita makin pintar dari hari ke hari. Siapa yang peduli jika dia menjabat tujuh periode berturut-turut? Apa dia pikir kita masih hidup di era Joseon? Kurasa kau santai usai kita menang pemilu legislatif. Politikus yang tidak sensitif tentang masalah gender tidak akan bertahan! Cobalah membaca pikiran para pemilih muda! Singkirkan dia sekarang juga. Aku akan bertanggung jawab.

Foto SBS

Tae Sub pergi menemui Presiden Heo Jang Geun.

Presiden Heo marah, Anggota Dewan Cho!

Tae Sub lebih marah, "Anggota Dewan Cho"? Karena duduk di kantor ini, kau pikir bisa meremehkan semua orang?

Tae Sub lalu menunjukkan pesan teks yang dikirimkan Presiden Heo kepadanya.

Presdien Heo : "Menyingkirkan Anggota Dewan Yoon terlalu berlebihan." "Datanglah untuk rapat singkat"?

Tae Sub : Aku membuatmu menjadi presiden agar kau bisa melayani negara, tapi kau sibuk mengurus ayah mertuamu. Haruskah kau mengurus mertuamu yang duduk di Kantor Presiden!

Tae Sub menunjukkan video saat dia memberikan uang pada Presiden Heo, agar Presiden Heo bisa memenangi pemilu.

Foto SBS

Tae Sub : Apa 300 juta dolar cukup? Kau tidak bisa memenangi pemilihan dengan 56 juta dolar. Aku akan mengirim 100 juta dolar hari ini dan 200 juta dolar dalam sepekan.

Presiden Heo : Mereka bilang kau bisa melupakan musuhmu, tapi tidak dengan orang yang membantumu. Apa yang bisa kuberikan untuk membalasmu?

Tae Sub : Begini, aku bukan orang yang serakah. Menangi saja pemilunya dan jadilah Presiden Republik Korea. Aku hanya ingin salah satu orangku masuk ke Kantor Kepresidenan.

Tae Sub lalu memberikan amplop kecil ke Presiden Heo.

Tae Sub : Begini, ini tidak cocok dengan citramu. Aku mengirimnya ke Amerika. Dia tidak akan kembali lima tahun lagi.

Presiden Heo membukanya. Isinya foto-foto dirinya bersama selingkuhannya.

Flashback end...

Foto SBS
Foto SBS

Tae Sub : Kau tahu kenapa orang menyebutku pencipta raja dan kenapa calon presiden yang kupilih selalu menang? Itu karena proses pemeriksaanku setidaknya sepuluh kali lebih ketat daripada pemeriksaan suatu partai. Selingkuhanmu di Los Angeles masih marah. Haruskah aku pergi ke Los Angeles dan membuatnya bicara?

Presiden terdiam.

Tae Sub : Baiklah. Habiskan sisa masa jabatanmu dengan berpikir kita menerapkan sistem semipresidensial. Pergilah ke luar negeri dan kunjungi pangkalan militer kita untuk pemotretan. Aku akan mengurus sisanya. Mulai sekarang, kau akan melakukan banyak hal dengan mengingat ini. Di negara ini, Cho Tae Sub berada di atas Presiden. Kau mengerti?

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment