• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Showing posts with label Dan Only Love. Show all posts
Showing posts with label Dan Only Love. Show all posts

Dan, Only Love Ep 8 Part 1

Sebelumnya..


Yeon Seo berjalan di taman rumahnya sambil celingukan mencari Dan.

Tak lama, terdengar suara Dan memanggil namanya.

Yeon Seo menoleh dan menemukan Dan berdiri di depannya. Dan melambaikan satu tangannya ke Yeon Seo sembari tersenyum. Tangan satunya lagi memegang balon.

Yeon Seo tersenyum pada Dan.


Dan dan Yeon Seo duduk di bangku taman.

"Ini mimpi, bukan?" tanya Yeon Seo.

"Ya." jawab Dan.

"Kalau begitu, dalam mimpi ini, mari berfoto hingga kita menua. Lihat ke depan." ucap Yeon Seo, lalu mengarahkan wajah Dan ke kamera.

"Potretlah." ucap Yeon Seo lagi pada Dan. Dan pun mengarahkan remotenya ke kamera dan mulai menekan tombolnya.


Dan dan Yeon Seo juga berfoto dalam balutan busana pengantin.


Setelah itu, mereka mengambi foto dengan dandanan kakek nenek.


Mereka kemudian berciuman.


Tepat saat itu, Yeon Seo terbangun.

Yeon Seo pun mencoba tidur lagi agar mimpinya berlanjut, tapi ia tak bisa tidur lagi. Ia pun jadi kesal dan bangun dari tidurnya.

"Seharusnya aku tidur sebentar lagi." ucapnya menyesal. Lalu tiba2, ia tersadar.

"Ada apa denganku? Lee Yeon Seo, kau pasti sudah gila." ucapnya.


Yeon Seo sudah mandi dan sedang memasak sekarang. Ia mengikuti catatan yang ada di resep dan membuat sandwich.

Yeon Seo : Aku memasak lagi karena masih ada sisa bahan. Aku tidak bisa membuangnya. Dia akan tahu, bukan?

Lalu, Yeon Seo membawa dua piring sandwich itu ke meja makan.


Tak lama kemudian, Dan datang. Yeon Seo mengajak Dan sarapan. Ia bilang, masakanna lebih baik dari yang tadi malam. Dan memasang wajah serius dan mengajak Yeon Seo bicara. Ia bilang mau mengatakan sesuatu yang penting.

Yeon Seo bingung, ada apa?

Dan : Aku ingin mengundurkan diri. Aku ingin pindah dari sini.


Dan lantas beranjak keluar dari ruang makan. Yeon Seo mengejarnya, minta penjelasan.

Dan : Terima kasih atas segalanya.

Yeon Seo : Kenapa? Kau harus punya alasan. Kenapa mendadak melakukan ini? Ini tidak masuk akal. Kau bilang tidak akan meninggalkanku sendirian apa pun keputusan dan tindakanku. Kau tidak suka melihatku menderita. Semua itu bohong? Kau berubah pikiran secepat itu? Kenapa menjauh? Apa yang kau takuti?

Dan menjawab dalam hati.

Dan : Nae maeumi, neon maeumi.

Dan lalu berkata, kalau Yeon Seo tidak sendirian. Yeon Seo punya Bu Jung dan Kang Woo jadi Yeon Seo akan baik2 saja tanpanya.

Yeon Seo :  Aku mendengarmu! Kau bilang menyukaiku. Kau bilang, "Bagaimana bisa aku tidak menyukaimu?"


Flashback... saat Dan mengakui perasaannya malam itu. Ia fikir Yeon Seo benar2 sudah tertidur. Setelah mengatakan perasaannya, ia keluar dari kamar Yeon Seo dan memadamkan lampu. Setelah Dan keluar, Yeon Seo membuka matanya. Ya, ia mendengar pengakuan Dan.

Flashback end...


Yeon Seo : Kenapa kau tidak bisa menyukaiku? Aku bukan masalah besar. Kau manusia dan aku pun manusia. Kupikir kau akan memberanikan diri. Aku berusaha tidak merengek atau bersikap tidak sabar. Meski kau bilang tidak menyukaiku, tindakan terlihat lebih nyata daripada ucapan. Kau selalu...


Yeon Seo mengingat saat Dan mabuk dan mengajaknya menari. Ia juga ingat kata2 Dan saat itu yang mengatakan ia cantik saat menari.


Lalu ia ingat sikap Dan kepadanya setelah muncul di depan wartawan untuk yang pertama kalinya, mengumumkan kembalinya.


Yeon Seo juga ingat saat Dan menguatkannya setelah ia rapat dengan dewan asosiasi.


Yeon Seo : Sikapmu hangat kepadaku.

Mata Yeon Seo mulai berkaca-kaca.

Dan : Aku menyukaimu? Ya, aku menyukaimu. Tapi bagiku, itu salah. Seperti mencari udara segar. Kau tahu berapa lamakah selamanya itu? Dibandingkan selamanya, ini hanya satu atau dua bulan. Bahkan tidak layak disebutkan.

Yeon Seo : Lantas, kenapa kau bilang ini sulit bagimu? Kamu bilang ini sulit karena tidak bisa menyukaiku, tapi kau menyukaiku.

Dan : Lupakan. Saat itu aku mabuk. Ucapanku saat mabuk tidak ada artinya.

Yeon Seo : Apa?

Dan : Aku bertugas membantumu bergerak, tapi kau sudah bisa berjalan dan bahkan menari. Sekarang kau  sudah tidak membutuhkanku.

Yeon Seo : Kau  sudah selesai?

Dan : Ya.


Bu Jung datang dan terheran-heran melihat Yeon Seo marah2.

Yeon Seo : Selama ini kau tidak berguna. Aku pasti mengalami delusi. Baik, berhentilah. Selagi membahasnya, kemasi barangmu dan pergi sekarang juga!

Dan pamit dan segera pergi.


Bu Jung minta penjelasan Yeon Seo.

Yeon Seo : Terima pengunduran dirinya dan biarkan dia pergi. Hitung jumlah jam kerjanya dan berikan gajinya, termasuk jam lemburnya. Pastikan kita tidak berutang apa pun agar aku tidak perlu bertemu lagi dengannya!

Setelah Dan pergi, Yeon Seo pun masuk ke dalam.


Bu Jung memarahi Dan yang sedang membereskan pakaiannya. Bu Jung juga mengeluarkan kembali pakaian2 yang dimasukkan Dan ke dalam tas.

Bu Jung : Apa yang terjadi di antara kalian? Kalian bahkan tidak berpacaran, tapi bertengkar secara berkala. Ini kali kedua di kamar ini.

Dan pun berkata, kalau kali ini dia tidak akan kembali.

Bu Jung merentangkan kedua tangannya, menghalangi Dan pergi.

Bu Jung : Kau boleh berhenti, tapi serahkan tugasmu. Dalam kontrak tertulis kau harus melapor sebulan sebelum berhenti serta memastikan kau menyerahkan tugas kepada penggantimu.

Dan : Nona menyuruhku pergi sekarang juga.

Bu Jung : Sejak kapan kau menuruti perintahnya?


Di dapur, Yeon Seo membuang sandwichnya ke tempat sampah. Dia kemudian menangis.

Setelah itu, ia keluar dari dapur dan bertemu Dan dan Bu Jung diluar. Yeon Seo menatap kesal Dan, lalu naik ke atas. Dan mau mengejar Yeon Seo tapi dilarang Bu Jung.


Di rumahnya, Kang Woo teringat kata2 Dan saat ia melabrak Dan berkata, bahwa Dan dan Yeon Seo ada di dunia yang berbeda.

Dan : Aku sangat memahami itu.

Kang Woo tersenyum sinis.


Ia lalu berdiri dan menghubungi Dan. Ia yakin, Dan tidak akan bisa berbohong. Begitu dijawab, Kang Woo langsung mengajaknya ketemuan Kang Woo pun kaget yang menjawabnya Bu Jung, bukan Dan.

Bu Jung : Dan mengundurkan diri. Ponsel, radio panggil, dan semua pemberian kami dikembalikan.

Kang Woo : Hari ini? Begitu saja?

Bu Jung : Mereka bertengkar dan membahas pemecatan kemudian kembali, tapi sepertinya kali ini sungguhan. Dia bergegas pergi tanpa menyerahkan tanggung jawabnya, seakan-akan sedang dikejar. Entah apa yang terjadi di antara mereka.


Usai bicara dengan Bu Jung, Kang Woo bicara sendiri. Bicara sinis soal Dan.

Kang Woo : Dia membahas kebahagiaan dan bersikap seolah akan selalu ada. Lalu dia berhenti?

Kang Woo lalu memakan cokelatnya dan menghela nafas.

*Si Kang Woo ini maunya apa sih? Kemaren2 dia yg ngotot nyuruh Dan ngilang dari hidupnya Yeon Seo. Sekarang, Dan benar2 pergi dia sewot juga.


Dan pergi ke gerejanya. Tapi dia hanya berdiri diluar. Tak lama, ia beranjak pergi.

Hoo melihat Dan dari atap.

Hoo : Dikatakan bahwa api akan membakar hutan dan menjadi kobaran api yang menelan gunung. Kau harus berlindung hingga api padam.


Lalu kemudian, Hoo melihat kedatangan Kang Woo. Tak mau Kang Woo dan Dan bertemu, Hoo pun bergegas mengalihkan perhatian Kang Woo. Ia menjentikkan jarinya, lalu menghilang dari atap seketika dan muncul di belakang Kang Woo yang lagi berjalan menuju gereja.

Hoo : Halo, Saudaraku. Kau kembali...

Kang Woo menoleh.

Hoo : Kau datang saat malam dan pagi hari. Kau pasti sangat taat atau kau dipenuhi oleh kecemasan?

Dan melintas di belakang Kang Woo dan pergi. Hoo melihat Kang Woo pergi.

Kang Woo : Pendeta tidak boleh bicara seperti peramal. Aku mencari seseorang. Kim Dan. Di mana dia?

Hoo : Aku tidak tahu.

Kang Woo berbalik dan beranjak menuju gereja.

Hoo : Tung... tunggu. Saudaraku.

Hoo bergegas mengikuti Kang Woo.


Kang Woo membuka pintu gereja, tapi tidak menemukan Dan disana. Lalu dia masuk ke ruangan lain dan tetap tidak menemukan Dan juga. Ia pun kesal.

Hoo datang.

Hoo : Kenapa kau tidak percaya? Dan tidak ada di sini. Saat dipengaruhi oleh keraguan, kau tidak percaya pasta kedelai terbuat dari kedelai. Orang yang terlalu ragu hanya bisa merasa tidak bahagia.

Kang Woo : Ya. Meragukan dan menebak. Melelahkan. Aku ingin semuanya jelas.

Hoo : Kalau begitu, aku berdoa agar imanmu segera dipulihkan.

Hoo pun pamit dan berbalik.

Kang Woo : Ya. Itulah sebabnya aku akan tetap kuat dan memeriksa.


Kang Woo mengambil tempat lilin dan berniat memukul Hoo, tapi tempat lilin itu seketika berubah menjadi setangkai bunga.

Hoo berbalik dan mengambil bunga itu.

Hoo : Aku akan menerima hadiahmu ini.

Kang Woo : Aku benar. Sudah kuduga kau bukan pendeta biasa. Di toko, gereja, di mana saja. Kau sibuk menjaga malaikat juniormu. Apa yang kalian lakukan kepada Lee Yeon Seo?

Hoo : Manusia biasa tidak bisa mengatasinya.


Kang Woo mencengkram tangan Hoo.

Hoo : Kau merasa lebih spesial. Kau meremehkan manusia yang kesulitan dan memanipulasi mereka dengan jentikan jarimu. Itu membuatmu merasa menjadi dewa mahatahu dan mahakuasa. Kau keliru.


Kang Woo melepas cengkramannya.

Hoo : Kenapa kau tidak terkejut? Saat menghadapi makhluk dunia lain, manusia gemetar ketakutan dan tidak bisa melakukan kontak mata. Bukannya gemetar ketakutan, kau justru marah.

Kang Woo : Kenapa? Tanyakan kepada dewa remehmu alasan aku seperti ini. Selain itu, entah Yeon Seo atau Kim Dan, jika Dia ingin kembali menggagalkan rencanaku, beri tahu Dia untuk sadar juga.

Kang Woo beranjak pergi.


Hoo menghela nafas menatap kepergian Kang Woo. Ia bergumam, kalau Kang Woo bukan manusia biasa.

Bersambung ke part 2....

Dan, Only Love Ep 7 Part 4

Sebelumnya...


Ni Na mencari Elena. Ia mendatangi tempat Elena tinggal. Tapi begitu Elena muncul, dia malah kabur karena takut.


Elena keluar dari 'kediamannya' sambil mendorong trolinya dan menari serta bersenandung kecil.

Namun, begitu melihat Ni Na ia kesal dan langsung pergi.

Ni Na : Bu Elena, aku membutuhkanmu.

Tapi Elena tidak peduli dan terus berjalan. Ketika Elena berhenti di depan sebuah mini market dan mengambil botol2 bekas secara diam2, Ni Na merasa heran. Ni Na yang heran, minta Elena mengajarinya. Elena menyuruh Ni Na diam dan terus mengambilin botol2 bekas itu Ni Na yang tak tahu apa2, pun berinisiatif membantu Elena. Dia mengambil sekotak botol bekas yang ada di sana dan memberikannya pada Elena sambil teriak minta diajarin balet.

Sontak, pria di dalam minimarket meneriaki mereka.

"Jangan mengambil semua itu!"

Elena pun kabur. Ni Na yang tak paham situasi Elena, mengikuti Elena.

Ni Na : Sonsaengnim, ajari aku. Saem, ajari aku.


Ni Na terus mengikut Elena yang keliling mengambil botol bekas. Lantaran Ni Na terus mengganggunya, Elena pun akhirna memutar Ni Na seperti gerakan balet agar Ni

Na puas. Tapi bukan itu yang Ni Na inginkan.


Elena kemudian mencuri roti di minimarket lain. Tapi ketahuan si pemilik minimarket. Si pemilik minimarket meneriaki Elena dan menyuruh Elena bayar. Ia juga mendorong Elena sampai Elena jatuh, beserta dengan roti2nya. Pemilik minimarket mau merebut rotinya lagi, tapi Ni Na membantu Elena mencuri roti itu. Mereka lalu kabur.


Elena dan Ni Na duduk di taman dengan napas ngos2an. Lalu setelah agak tenang, Ni Na memberikan roti yang diambilnya ketika Elena menjatuhkannya saat didorong tadi. Elena mengambilnya sambil mengomentari Ni Na dengan sinis, kalau Ni Na bukan orang yang suka mencuri.

Ni Na : Maksud Anda, aku gadis baik hati, berhati lembut, dan membosankan yang selalu menaati aturan?

Elena : Kau menyadarinya. Kau membosankan dan tidak seru.

Ni Na : Aku akan menghapus sisi diriku yang itu. Itulah sebabnya aku membutuhkan Anda. Jadikan aku balerina yang baru.

Elena : Kau hidup sebagai orang lemah selama 26 tahun. Kenapa begitu mendadak?

Ni Na : Aku ingin mengalahkan Yeon Seo. Aku akan melakukan cara apa pun. Aku harus mengalahkan dia.


Malam harinya, Dan pergi keluar. Begitu melihat Dan pergi, Kang Woo yang mengawasi rumah Yeon Seo sejak tadi, langsung mengikuti Dan.

Kang Woo melihat Dan ke supermarket.


Dan : Aku juga harus membeli mentimun. Mentimun ini tampak segar.

Seorang ahjumma yang berdiri disamping Dan, mendekati Dan. Dia memeriksa belanjaan Dan.

Ahjumma : Apa saja ini? Kau akan memasak untuk kekasihmu?

Dan : Tidak, dia bukan kekasihku.

Ahjumma : Berarti, untuk istrimu?

Dan : Astaga, dia bukan istriku. Dia bukan kekasih atau istriku.

Suara si ahjumma berubah galak.


"Lantas, sedang apa kau di sini? Kenapa kau tidak menulis laporan?"

Dan kaget, kau mengejutkanku!


Dan lantas kabur, menghindari Hoo. Tapi Hoo ada dimana2.

Hoo : Apa kau sudah menyerah? Di mana laporanmu? Kenapa kau melakukan ini? Kenapa?

Dan : Hidup wanita ini sulit. Apa yang bisa kulakukan? Aku melihat dia terus mendapat masalah.

Hoo : Kapan dia akan berkencan dan jatuh cinta?

Dan : Dia harus menyelesaikan masalahnya dahulu. Benar. Dua bulan.

Hoo : Kau pikir waktumu panjang, bukan?

Dan : Hoo Sunbae, ini gambaran besarku. Begitu bebas dari masalah dan sempat mengurus dirinya, dia pasti jatuh cinta kepada seseorang. Aku belum menyerah. Kau tidak tahu apa-apa soal manusia Tidak ada manusia yang jatuh cinta setelah menyiapkan segalanya. Jika benar begitu, kenapa Heungbu yang malang itu punya sepuluh anak? Bagaimanapun, aku akan fokus pada kebahagiaan Yeon Seo dahulu. Aku akan menyerahkan laporan yang belum kuselesaikan sekaligus.

Hoo : Astaga.


Dan beranjak pergi. Kang Woo terus menatap Hoo.

Hoo yang kemudian menyadari sedang diawasi Kang Woo, langsung berbalik. Kang Woo mengejar Hoo. Tapi Hoo seketika menghilang, membuatnya kaget.


Sekarang, Kang Woo ke gereja Hoo. Ia ingat kata2 Dan di Fantasia tadi.

Dan : Mereka yang menindas orang benar dan merampas orang miskin memiliki banyak kesalahan dan dosa besar. Kau tidak bisa mengalami kehancuran jika yang menghancurkanmu adalah orang yang sewenang-wenang. Aku tidak bisa menjelaskan secara detail, tapi aku bukan orang yang bisa hancur begitu saja.

Lalu Kang Woo memikirkan kata2 Dan ke Hoo di supermarket tadi.

Dan : Aku belum menyerah. Aku akan menyerahkan laporan yang belum kuselesaikan sekaligus.


Kang Woo lantas masuk dan duduk di bilik pengakuan dosa.

Kang Woo : Bapa, apa malaikat itu ada?

Hoo : Mereka pasti memenuhi tugas mereka di tempat yang tidak terlihat sebagai pelayan setia dewa.

Kang Woo : Bagaimana dengan malaikat yang bisa dilihat? Dia pasti melanggar aturan agama.

Hoo : Malaikat tidak bisa dilihat oleh manusia.

Kang Woo : Bagaimana jika seseorang melihatnya? Apa yang terjadi pada malaikat itu saat manusia mengetahui identitas aslinya?

Hoo : Kau pasti keliru, Saudaraku.

Kang Woo : Bapa, sepertinya kau tidak tahu apa-apa soal malaikat. Atau karena suatu alasan, kau harus berpura-pura tidak tahu.

Hoo : Ini tempat untuk mengaku dosa, bukan untuk mengujiku. Kembalilah.


Kang Woo beranjak pergi. Hoo yang sadar itu Kang Woo, langsung beranjak dari duduknya. Dia mau pergi tapi Kang Woo keburu membuka pintunya dan memergokinya.

Hoo : Apa-apaan ini?

Kang Woo : Bukan apa-apa. Sampai jumpa.


Yeon Seo masuk ke dapur dan melihat Dan yang kerepotan memasak.

Yeon Seo : Kau sedang apa?

Dan : Beberapa hari ini kau kesulitan. Kau jarang makan. Aku berusaha memasak, tapi semuanya kacau.


Yeon Seo menghela nafas, lalu masuk ke dapur. Dia mau membantu Dan.

Dan pun memakaikan Yeon Seo celemek.

Yeon Seo yang gugup, minta Dan berhenti.

Dan : Dasar pemarah.


Yeon Seo memotong paprika, tapi hasilnya malah lebih kacau dari Dan.

Dan : Yang benar saja. Kau juga tidak pandai memasak.

Yeon Seo menyuruh Dan mencuci sayuran.

Dan : Dicuci semuanya? Bukan hanya dua?


Yeon Seo lalu memotong wortel. Tapi karena caranya salah, Dan pun menunjukkan Yeon Seo cara memotong wortel dengan benar.

Dan : Berbahaya jika kau memotong seperti itu. Bukan begitu caranya. Seperti ini.

Yeon Seo menoleh ke panci diatas kompor yang airnya meluber keluar.

Yeon Seo : Aku mencium bau hangus.


Yeon Seo mau mengangkatnya tapi Dan langsung teriak, melarangnya.

Dan berusaha memindahkan panci tapi karena terlalu panas, dia menjatuhkannya ke bawah.

"Kau tidak apa?" tanya Yeon Seo cemas.

Yeon Seo mau mendekati Dan tapi Dan menyuruh Yeon Seo berhenti.

Dan : Jangan mendekat! Tunggu! Jangan sampai kakimu terluka.

Dan lantas menggendong Yeon Seo dan mendudukkan Yeon Seo di meja dapur.


Yeon Seo tertegun menatap Dan.

Saat Dan tiba2 mendekatkan wajahnya padanya, ia tambah kaget.

Dan : Nona, haruskah kita makan ramyeon saja?


Akhirnya, mereka hanya maken ramyeon saja. Yeon Seo makan dengan lahap.


Sekarang, Yeon Seo sudah masuk ke kamarnya. Dia duduk di ranjangnya dan senyum2 sendiri memikirkan kebersamaannya dengan Dan di dapur tadi.

Yeon Seo lalu memadamkan lampu dan mulai berbaring. Ia masih tersenyum, sampai memejamkan matanya.


Adegan tiba2 berpindah ke Dan kecil yang hendak melompat dari tebing.

Saat itu, hujan turun sangat deras. Yeon Seo kemudian datang dan meminta Dan berhenti.

Saat Dan hampir jatuh, Yeon Seo pun mencampakkan payungnya dan langsung berlari memeluk Dan.

Dan terkejut Yeon Seo menyelamatkannya.


Dan dan Yeon Seo kemudian berjalan di padang bunga.

Yeon Seo : Aku Yeon Seo. Lee Yeon Seo. Kalau kau?

Dan : Aku...


Dan pun terbangun dari tidurnya.

Dan :  Aku bermimpi lagi. Apa itu?


Dan langsung berlari ke gereja. Sampai sana, dia melihat Hoo lagi berdoa.

Dan pun mondar mandir di belakang Hoo, bikin Hoo pusing dan menoleh padanya.

Hoo : Kenapa? Ada apa?

Dan : Bisakah manusia menjadi malaikat? Maksudku mereka mungkin manusia dan sudah meninggal, bukan? Apa roh mereka terkadang menjadi malaikat?

Hoo : Kenapa kau mendadak ingin tahu soal rahasia alam itu?

Dan : Aku bermimpi. Aku melihat anak laki-laki. Dia lari, terjatuh, bahkan tenggelam di laut. Tapi aku belum pernah melihat dia di mana pun bahkan dalam foto. Dia bukan orang yang kutemui saat aku ditugaskan. Lantas, siapa dia?

Hoo : Astaga.


Hoo lalu berdiri dan merentangkan tangan Dan.

Hoo : Tubuh ini rusak parah. Kau mulai memimpikan keinginanmu. Apa keinginanmu?

Dan pun langsung menarik tangannya.

Hoo : Saat punya keinginan, manusia memikirkannya berulang kali. Lalu sel-sel otak mereka mulai bingung. Apa ini masa depan? Masa lalu? Atau hanya keinginan mereka? Itu hanya efek samping. Lupakan.

Dan : Manusia memimpikan keinginan mereka?

Hoo : Ya.

Dan : Sunbae, berarti aku ingin menjadi manusia? Apa itu pernah terjadi? Malaikat menjadi manusia?

Hoo pun menggeplak kepala Dan.

Dan : Kenapa kau memukulku!

Hoo : Ikuti aku.


Hoo membawa Dan keluar. Hari sudah pagi. Hoo berhenti di depan sebuah bangunan yang ternyata sanatorium.

Dan bingung Ho membawanya ke sanatorium.

Mi Ok dan suaminya muncul.

Dan menyapa mereka. Suami Mi Ok terkejut t melihat Hoo dan bergegas membawa Mi Ok pergi. Dan pun bingung.


Hoo mengejar mereka. Dan mengikuti Hoo.

Hoo mengejar mereka sampai ke semak2. Hoo kemudian menghilang dan muncul di depan pria itu seketika.

Hoo : Malaikat Noel, terimalah penghakimanmu.

Dan kaget mengetahui suami Mi Ok adalah malaikat.


Mi Ok yang tidak bisa melihat, minta Hoo mengampuni suaminya.

Noel memeluk Mi Ok.

Noel : Aku tidak peduli jika aku pergi seperti ini. Tapi kumohon, biarkan dia hidup.

Hoo : Kematian bukanlah hukuman. Berani sekali malaikat yang menolak membawanya ke surga membahas kehidupan dan kematian manusia?


Hoo menarik Noel dan membuat Noel berlutut padanya.

Mi Ok panic dan langsung mencari Noel.

Dan terpana melihatnya.

Noel : Kalau begitu, izinkan aku setidaknya berpamitan dengan dia. Hanya butuh waktu sebentar.

Hoo mengangguk.


Noel pun bergegas mendekati Mi Ok. Mi Ok memeluknya erat2 dan menangis.

Mi Ok : Jangan pergi. Jangan tinggalkan aku. Kau berjanji akan menemaniku.

Noel : Aku sudah lama di sini. Aku senang bertemu denganmu. Aku tidak akan menyesal, Mi Ok sayangku.


Hoo beranjak mendekati Noel. Dan pun langsung berlari ke arah mereka dan berdiri di depan Noel.

Dan : Sebentar lagi. Beri mereka waktu sebentar lagi.

Hoo pun menggerakkan jarinya. Dan seketika terlempar jauh ke samping.


Noel pun memejamkan matanya. Hoo mengarahkan tangannya. Noel pun seketika menjadi debu dan menghilang.


Saputangan Noel terlempar ke rumput. Motif gelap langsung muncul disana.


Hoo lantas beranjak ke arah Dan.

Hoo : Karena kau membantahku, aku harus menunjukkannya. Semoga kau mendapat pencerahan.

Hoo pun hilang.


Mi Ok menangis sejadi2nya.

Dan pun syok dan membayangkan kalau Yeon Seo lah yang ada di posisi Mi Ok.


Mi Ok kemudian pingsan. Dan langsung memeluknya.

Dan : Nenek, nenek!


Dan melarikan Mi Ok ke klinik. Dokter pun langsung memberikan pertolongan pada Mi Ok.

Mi Ok menggenggam saputangan Noel.

Dan yang syok melihat saputangan itu, langsung melangkah mundur dan berlari pergi.


Dan berlari menuju kediaman Yeon Seo.


Sampai di rumah, Dan melihat Yeon Seo sudah menyiapkan sarapan untuknya. Yeon Seo mengajak Dan sarapan.

Dan menatap Yeon Seo dengan wajah serius.

Dan : Ada yang ingin kukatakan. Hal ini sangat penting.

Yeon Seo : Ada apa?


Dan : Akuingin mengundurkan diri. Aku ingin pindah dari sini.

Yeon Seo sontak kaget.

Bersambung....