• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 14 Part 1

Sebelumnya...


Roo Na langsung gugup begitu melihat In Soo bicara dengan Nyonya Park. Ia pun bertanya, apa yang membawa In Soo ke tempat mereka. In Soo berkata, kalau dia tidak mengikuti Roo Na. 

“Mengikuti kami?” tanya Nyonya Park.

“Saya hanya bercanda.” Jawab In Soo, lalu duduk di hadapan Nyonya Park. Roo Na pun terpaksa ikut duduk juga.

Nyonya Park menanyakan keadaan Roo Bi. Ia mendengar, ada kemungkinan kalau Roo Bi amnesia.
“Ini juga pasti sulit untukmu.” Ucap Nyonya Park pada Roo Na.

“Tentu saja. Karena dia adiknya.” Sindir In Soo.


Lalu, ponsel Nyonya Park tiba-tiba berdering. Nyonya Park pun pergi untuk menjawab teleponnya. 

Begitu Nyonya Park pergi, Roo Na langsung marah.

“Apa kau gila! Beraninya kau!”

“Bukankah itu menyenangkan? Membuatmu tetap waspada.” Jawab In Soo.

“Enyahlah sekarang!” suruh Roo Na.

“Jaga bicaramu. Kau sedang memainkan peran sebagai menantu yang baik. Kau harus memperbaiki bicaramu.” Jawab In Soo.

In Soo lalu beranjak pergi, meninggalkan Roo Na yang kesal bukan main.


Lalu, Nyonya Park kembali dan terkejut melihat In Soo yang sudah pergi. Nyonya Park menyesal tidak ada saat In Soo pergi karena harus menjawab telepon dari nenek. Nyonya Park memberitahu Roo Na, kalau nenek menyuruh mereka membeli lagi tambahan baju bayi karena cuaca yang sangat panas, jadi bayi2 itu harus lebih sering ganti baju.


Mereka lalu pergi ke panti asuhan, tapi Roo Na hanya berdiri saja sambil menatap bayi2 itu. Ia merasa tidak nyaman lantaran teringat pada calon bayinya yang tidak bisa ia lahirkan. 


Nyonya Park lantas membuyarkan lamunan Roo Na dengan menyuruh Roo Na duduk.
Pengurus panti asuhan memuji kecantikan Roo Na. Nyonya Park menjelaskan, kalau Roo Na belum sepenuhnya pulih, tapi Roo Na sangat menyukai anak-anak.


Mereka lalu pergi ke ruangan bayi. Sebelum masuk ke ruangan bayi, pengurus panti menyuruh Roo Na memakai apron karena takut baju Roo Na kotor terkena muntahan atau kotoran bayi. Tapi Roo Na yang ingin mendapat nilai plus di mata ibunya Gyeong Min pun tidak mau memakai apron.


Nyonya Park kemudian menyerahkan bayi yang ada di gendongannya ke pelukan Roo Na. Semula Roo Na menolak dengan alasan takut bayi itu tergelincir dari tangannya, tapi pengurus panti berkata, hal itu tidak akan mungkin terjadi. Roo Na pun tak punya pilihan lain karena Nyonya Park menyuruhnya latihan menggendong bayi.


Roo Na pun sedikit terharu ketika bayi itu ada dalam gendongannya. Nyonya Park memuji cara Roo Na menggendong bayi. Pengurus panti berkata, Roo Na tampak seperti seorang ibu beneran.
Lalu tiba2, si bayi muntah dan Nyonya Park pun langsung mengambil bayi itu dari gendongan Roo Na.

Roo Na yang kembali merasa tidak nyaman pun akhirnya pergi ke kamar mandi dengan alasan mau membersihkan lengan bajunya yang terkena muntahan bayi.


Di kamar mandi, Roo Na berusaha menenangkan dirinya.

Ponselnya kemudian berdering. Telepon dari sang ibu dan Roo Na berkata ia akan datang untuk makan malam di restoran sang ibu bersama Gyeong Min.


Di restoran, Gilja, Chorim dan Soyeong tampak sibuk. Gyeong Min dan Roo Na akhirnya datang. Gilja langsung menanyakan soal Roo Na yang menjadi sukarelawan di panti asuhan tadi. Gyeong Min pun memuji Roo Na, ia bilang Roo Na melakukan pekerjaan itu dengan baik. Gilja lalu berkata, kalau Roo Bi memang menyukai anak-anak. Dan Chorim menambahkan dengan berkata, kalau Roo Bi mengasuh semua anak di lingkungan tempat mereka tinggal dulu.

Dong Pal lalu datang dan menyapa mereka. Dong Pal pun berkata, akan membuatkan sesuatu yang enak untuk mereka.

Chorim lantas menarik Gyeong Min ke salah satu kursi. Lalu, Chorim bertanya soal persiapan pernikahan mereka. Roo Na bilang, setelah ia mendapatkan gaun pengantinnya, maka semuanya beres.


Gilja lalu membicarakan Roo Bi. Ia menyayayangkan Roo Bi yang masih belum sadar dari koma.
Roo Na kemudian menanyakan hubungan In Soo dengan ‘Roo Na’.  Ia bertanya, apakah In Soo akan tetap menikahi ‘Roo Na’.

Chorim pun teringat sesuatu tentang In Soo. Ia memberitahu Roo Na dan Gyeong Min bahwa In Soo mengatakan hal aneh saat terakhir kali mereka bertemu. In Soo bilang, ‘Roo Na’ tidak terlihat seperti Roo Na.

Roo Na terkejut, tapi ia pura2 tidak mengerti maksud In Soo.

Dan Gilja marah karena Chorim membahas hal itu. Gilja pun berkata, karena Roo Na sudah koma satu tahun, jadi itulah kenapa Roo Na tidak terlihat seperti Roo Na yang dulu.

“Dia belum bisa makan dengan benar. Dia kehilangan banyak berat badan. Badannya hanya tinggal kulit dan tulang. Aku ibunya, dan bahkan bagiku, dia tidak terlihat seperti Roo Na yang dulu.” Ucap Gilja.

Mereka pun akhirnya berhenti membicarakan Roo Bi. Dan Roo Na, nampak tidak nyaman saat keluarganya membahas soal Roo Bi.


Gilja sedang membereskan pakaian lama Roo Na. Ia berniat memberikan beberapa pakaian lama Roo Na ke Soyeong. Tapi Roo Na melarang. Roo Na bilang, dia akan membuang pakaian itu. Gilja tak setuju, menurutnya pakaian2 itu masih bagus dan Soyeong mungkin akan menyukainya.


Setelah Gilja keluar dari kamarnya, Roo Na pun beranjak ke kasur. Tapi tiba2 ia meringis kesakitan karena kakinya menginjak sesuatu. Roo Na menginjak penjepit rambut. Ia pun langsung menyingkirkan penjepit rambut itu dan memeriksa kakinya. Dan seketika, ia pun terdiam saat melihat tahi lalat di telapak kakinya. Ia sadar, tahi lalat itu adalah satu-satunya bukti kalau dia adalah Jeong Roo Na.


Tak ingin rencananya rusak, Roo Na pun pergi ke sebuah klinik untuk menghilangkan tahi lalatnya. Setelah semua prosesnya selesai, Roo Na mencoba memastikannya pada dokter kalau tahi lalatnya akan benar-benar menghilang. Dokter pun heran melihat Roo Na yang begitu terganggu dengan tahi lalat itu padahal tahi lalat itu berada di area yang tidak bisa dilihat orang lain.


Saat hendak pergi dari klinik, Roo Na bertemu dengan Soyeong. Soyeong bertanya, apa Roo Na datang untuk menghilangkan tahi lalat. Roo Na pun mengangguk, lalu berjalan terpincang-pincang ke pintu keluar.


Habis dari klinik, Roo Na dan Gyeong Min langsung fitting baju pengantin. Gyeong Min pun memuji Roo Na yang terlihat cantik dengan gaun pengantin itu.


Ponsel Gyeong Min kemudian berdering. Telepon dari sang ibu yang menanyakan soal gaun pengantin Roo Na. Gyeong Min berkata, kalau Roo Na sedang mencoba gaun pengantinnya. Nenek lantas berteriak, menyuruh Gyeong Min mengirimkan foto2 Roo Na dalam balutan gaun pengantin.


Selesai bicara dengan Gyeong Min, nenek menanyakan soal kehadiran Se Ra di pernikahan Gyeong Min nanti. Tuan Bae berkata, bahwa ia sudah memberitahu Se Ra. Tuan Bae juga bilang, tentang rencananya yang menginginkan Se Ra bekerja di departemen home shopping perusahaan mereka.
Gyeong Min dan Roo Na sedang dalam perjalanan pulang. 


Sepanjang perjalanan, Roo Na tak henti-hentinya memandangi hadiah-hadiah yang dibelikan Gyeong Min untuknya. Gyeong Min pun berkata, kalau Roo Bi banyak berubah setelah kecelakaan itu. Ia bilang, dulu Roo Bi selalu menolak setiap hadiah yang coba ia berikan. Tapi Gyeong Min tidak curiga. Ia merasa hal itu wajar.
 
Roo Na sedikit terdiam. Tak ingin Gyeong Min mencurigainya, ia pun mengalihkan pembicaraan dengan mengaku bersyukur karena Gyeong Min sangat mencintainya. Roo Na lantas merangkul lengan Gyeong Min.


Di rumah, Soyeong yang lagi maskeran sama Chorim, mengaku kalau ia sangat iri pada Roo Bi. Chorim pun menyuruh Soyeong mencari pria seperti Gyeong Min, agar Soyeong bisa seperti Roo Bi. 
 
Kemudian, Soyeong mengatai Chorim keriput. Chorim kesal dan berusaha membalas Soyeong, tapi Gilja datang dan langsung menghentikan mereka.


Lalu, Roo Na datang dan Chorim terkejut melihat Roo Na yang membawa banyak tas belanja. Chorim ingin melihat isinya tapi Roo Na sontak menjauhkan tas itu dari bibinya.

“Roo Bi-ya, kau berubah begitu banyak. Eonni-ya, apa ini akan terjadi pada wanita yang akan menikah!” sewot Chorim.

Takut bibinya curiga, Roo Na pun buru-buru berkata kalau ia juga membelikan hadiah untuk Chorim.
Soyeong pun bertanya, apa ada hadiah juga untuknya. Roo Na mengangguk dan berkata kalau Soyeong sudah menjadi bagian dari keluarganya.


Mendengar itu, Soyeong langsung bersikap manis pada Roo Na. Ia berkata, akan menyiapkan bak mandi untuk Roo Na dan menyuruh Roo Na masuk ke kamar. Tapi saat melihat Roo Na yang jalannya masih pincang, ia pun heran sendiri.


Soyeong lantas memberitahu Gilja dan Chorim kalau dia bertemu dengan Roo Na di sebuah klinik kecantikan di daerah Gangnam. Chorim pun heran sendiri, karena setaunya Roo Na sudah punya dokter kulit sendiri.


Roo Na sedang menikmati waktunya berendam di bathup.

“Pernikahan itu sebentar lagi. Akhirnya aku akan terlahir kembali sebagai istri orang kaya. Jeong Roo Na, ini awal yang baru.” Ucapnya , lalu tersenyum licik.


In Soo akhirnya menerima undangan pernikahan Roo Na dan Gyeong Min. Ia pun kesal.

Pernikahan itu akhirnya tiba. 


Keluarga Gyeong Min dan Roo Na sedang menyambut para tamu di depan pintu. 

Chorim terheran2 karena teman2 Roo Bi belum juga datang. Gilja berkata, mungkin kecelakaan itu yang membuat Roo Na kehilangan banyak teman2nya.

Berbanding terbalik dengan keluarga Gyeong Min yang sedang menyambut tamu2 mereka.


Tiba2, wanita paru baya bernama Geum Hee menghampiri keluarga Gyeong Min. Geum Hee mengaku sebagai sahabatnya Nyonya Park saat Nyonya Park masih tinggal di Chuncheon.


Tak lama kemudian, mereka dikejutkan dengan kehadiran Se Ra yang datang tanpa menggunakan busana formal. Gyeong Min pun berkata, Se Ra tetaplah Se Ra. Se Ra lantas pura-pura memarahi Gyeong Min yang akan menikah lebih dulu.


Di ruangan lain, Roo Na sedang bersama teman-temannya. Lalu, ia melihat In Soo yang berdiri di depan pintu.

“Jadi inilah yang kau inginkan?” batin In Soo sambil menatap tajam Roo Na.

Seolah bisa membaca pikiran In Soo, Roo Na pun membalas pertanyaan In Soo dalam hatinya.

“Benar, inilah yang kuinginkan.” Jawab Roo Na yang juga menatap tajam In Soo.

“Kau bahagia?” tanya In Soo.

“Aku bahagia.” Balas Roo Na.

“Tapi kebahagiaanmu tidak akan berlangsung lama. Aku pastikan itu.” Ucap In Soo.

Lalu, perhatian Roo Na teralih pada rekan kerjanya yang baru saja datang. Saat ia kembali melihat ke pintu, In Soo sudah menghilang.


Roo Bi yang hanya ditemani oleh perawatnya, akhirnya membuka matanya. Roo Bi siuman!

Bersamaan dengan siumannya Roo Bi, Gyeong Min dan Roo Na sudah resmi menikah.
Ahjumma yang menunggui Roo Bi pun terkejut melihat Roo Bi sudah siuman.  Ia pun bergegas menghubungi Chorim.

Chorim yang masih ada di pesta pernikahan Roo Na, langsung bergegas pergi setelah menerima telepon soal Roo Bi.


Setelah resmi menikah, Nyonya Park pun memberitahu Roo Na bahwa Roo Bi sudah sadar. Roo Na pun terkejut, ia tidak menyangka Roo Bi benar-benar akan bangun dari komanya. Sementara keluarga Gyeong Min nampak bahagia dengan siumannya Roo Bi.

Ruby Ring Ep 13 Part 2

Sebelumnya...


Roo Na yang mulai gelap mata, berusaha mencekik Roo Bi agar bisa menjadi satu-satunya Jeong Roo Bi.

Roo Bi pun tampak menangis.

Tepat saat Roo Na berusaha mencekik Roo Bi, Chorim tiba-tiba datang. Roo Na langsung tersadar kalau barusan ia hampir saja membunuh kakaknya sendiri. 


Roo Na pun jatuh terduduk. Melihat ekspresi Roo Na yang syok, Chorim mengira terjadi sesuatu yang buruk dengan Roo Bi. Tapi Roo Na bilang, tidak terjadi apa-apa. Chorim pun tambah bingung saat menyadari Roo Na yang habis menangis.

“Tidak ada apa-apa, Bi.” Ucap Roo Na gemetaran, lalu berlari meninggalkan kamar rawat Roo Bi.


Diluar, Roo Na menangis sekencang-kencangnya.

“Kau gila! Apa yang baru saja kau lakukan!” ucap Roo Na pada dirinya sendiri.


Keesokan harinya, di kantor. Gyeong Min berusaha menghubungi Roo Na, tapi tak dijawab oleh Roo Na.


Hingga malam harinya, Gyeong Min masih kesulitan menghubungi Roo Na.  Tapi tak lama kemudian, Roo Na menghubunginya dan mengajak dirinya bertemu.

Mereka bertemu di kafe. Roo Na ingin mengakhiri hubungannya dengan Gyeong Min.

Gyeong Min pun terkejut, “Setelah semua yang kau lalui, bagaimana bisa kau mengatakan hal itu?” ucap Gyeong Min.

“Iya, kau benar. Setelah semua yang kulalui.” Batin Roo Na.

“Apa ini karena nenek?”  tanya Gyeong Min.

“Setelah kita putus, aku menderita selama 5 tahun. Disaat kita hampir menikah, aku hampir mati. Kupikir, semua rasa sakitku sudah berakhir. Tapi aku tidak tahu, ada rintangan besar lainnya. Jika aku tahu, aku tidak akan kembali padamu dan Roo Na tidak akan terbaring koma! Aku membencimu! Ini tidak adil.” Ucap Roo Na.

Roo Na pun kembali mengatakan kalau dirinya merasa kata-kata nenek Gyeong Min ada benarnya. Tentu saja, Roo Na melakukan itu untuk meluluhkan hati Gyeong Min agar mau menikahinya.



Sekarang, kita melihat Roo Na berada di sebuah ruangan yang gelap dan ia sedang berbicara dengan seorang dokter.

“Itulah harapan terakhirku untuk menyelamatkan jiwaku. Pada saat itu, aku berpikir, aku mungkin bisa menjauh dari semua itu. Karena jika dia membiarkanku pergi, aku tidak akan lagi melakukan dosa yang mengerikan. Tapi... susu sudah tumpah. Bahkan jika ada penyesalan atau hukuman, aku tetap mengingikannya.”


Adegan lalu berpindah pada Gyeong Min yang menggedor2 pintu apartemen Roo Bi. Chorim yang cemas, Gyeong Min akan merusakkan pintunya pun membujuk Roo Na agar menemui Gyeong Min. Tapi Roo Na melarang Chorim dan Soyeong membukakan pintu untuk Gyeong Min. Setelah itu, Roo Na masuk ke kamarnya.

“Jangan menyerah, Bae Gyeong Min. Tetaplah seperti itu. Jangan melepaskanku.” Ucap Roo Na penuh harap.


Gyeong Min lalu hujan-hujanan di depan pagar rumahnya. Ia terluka, ‘Roo Bi’ memutuskannya. Tak lama kemudian, Gyeong Min jatuh pingsan.


Nyonya Park merawat Gyeong Min yang jatuh sakit.


Tuan Bae dan Nyonya Park berusaha membujuk nenek agar merestui pernikahan Gyeong Min dan Roo Na. Tuan Bae juga meyakinkan nenek, kalau Gyeong Min dan Roo Na akan hidup bahagia seperti mereka. Tapi nenek tetap berat memberikan restunya.


Nenek lalu pergi melihat Gyeong Min. Dan tak lama kemudian, Gyeong Min pun sadar dan nenek langsung berteriak memanggil Tuan Bae dan Nyonya Park.

“Apa kau sangat mencintai Roo Bi? Kau menyedihkan seperti ayahmu! Kenapa kau seperti ini? 

Seorang pria tidak seharusnya jatuh sakit hanya karena seorang wanita. “ ucap nenek.
Nenek lalu menyuruh Gyeong Min menetapkan tanggal pernikahan dengan Roo Bi. 


Lalu, Gyeong Min dan Roo Na bertemu di kafe. Gyeong Min memeluk Roo Na dengan sangat erat.


 Setelah itu, mereka pergi berbelanja kebutuhan untuk rumah tangga mereka nanti.


Begitu tiba di rumah, Gyeong Min memberitahu ibu dan neneknya kalau Roo Na ingin ikut ke panti asuhan besok. Nenek terpaksa membiarkan Roo Na ikut dengan mereka karena Roo Na akan menjadi bagian keluarga mereka.


Besoknya, Nyonya Park mengajak Roo Na berbelanja baju bayi di mall. Melihat baju-baju bayi itu, Roo Na teringat pada hadiah baju bayi yang pernah diberikan In Soo padanya. Nyonya Park lalu mengajak Roo Na mampir untuk minum kopi.


Saat sedang menunggu Roo Na yang sedang pergi membeli kopi, Nyonya Park melipat baju-baju bayi yang baru saja dibelinya tadi bersama Roo Na. Lalu, In Soo datang menghampirinya. Nyonya Park tidak mengenali In Soo. In Soo pun mengingatkan Nyonya Park kalau mereka pernah bertemu di rumah sakit. In Soo lalu memperkenalkan dirinya sebagai tunangannya Roo Na.


Lalu, tak lama kemudian, Roo Na keluar dari kafe membawakan dua cangkir kopi. Roo Na pun terkejut melihat In Soo.

Ruby Ring Ep 13 Part 1

Sebelumnya...


Gyeong Min membawa Roo Na ke rumahnya. Roo Na gugup, ia beralasan bahwa itu kali pertama ia menemui orang tua Gyeong Min setelah kecelakaan itu. Roo Na juga membawakan bunga untuk neneknya Gyeong Min.

“Jangan khawatir, mereka akan senang melihatmu. Dia akan terkejut karena sudah lama tidak mendapatkan bunga. Dia bilang, dia belum pernah mendapatkan bunga sejak kakek memberinya bunga forsythias pada musim semi. Kau harus memberinya bunga.” Jawab Gyeong Min.


Di dalam, Nyonya Park dan Nyonya Jo sedang melipat baju bayi yang akan disumbangkan ke panti asuhan. Tuan Bae keluar dari kamar dan bergabung dengan mereka. Nyonya Jo cemas, kalau baju2 itu tidak akan cukup. Nyonya Park pun berkata, kalau mereka harus pergi ke mall untuk membeli tambahan baju sebelum mengunjungi ke panti asuhan.


Bel rumah kemudian berbunyi. Pelayan bilang, Gyeong Min datang bersama ‘Roo Bi’. Tuan Bae terkejut ‘Roo Bi’ datang. Yang ia tahu, ‘Roo Bi’ harusnya datang minggu depan.

Lalu, Gyeong Min dan Roo Na masuk. Tapi nenek bersikap dingin pada Roo Na. Roo Na pun mencoba mengambil hati nenek. Tapi tetap saja, nenek tidak menyukai kehadirannya.

Nyonya Park lantas pergi ke dapur, untuk menyiapkan makan siang. Roo Na pun berusaha mengambil hati ibunya Gyeong Min dengan ikut membantu menyiapkan makan siang.


Di meja makan, Roo Na kembali berusaha mengambil hati nenek. Ia mengambilkan sepotong daging untuk nenek dan menyuruh nenek mencobanya karena rasanya sangat enak.

“Bagaimana kau tahu rasanya enak sementara kau belum mencobanya?” tanya nenek.

“Aku mencobanya saat membantu ibu di dapur.” Jawab Roo Na.

“Samonim, wanita yang cantik ini bekerja sangat keras di dapur.” Ucap pelayan pada nenek.

“Terlepas dari semua uang yang masuk ke dalam dirinya, dia tidak terlihat sebaik dulu. Ada sesuatu yang berbeda dengannya.” Jawab nenek, membuat Roo Na langsung terdiam.

Roo Na pun tak kehilangan akal. Ia menawarkan dirinya untuk ikut ke panti asuhan agar bisa lebih dekat dengan keluarga Gyeong Min. Tapi nenek Gyeong Min melarangnya. Nenek bilang, Roo Na bukanlah bagian dari keluarganya jadi Roo Na tak perlu ikut. Roo Na pun kesal setengah mati.


“Kurasa nenekmu tidak bisa menerimaku. Padahal dia tidak seperti ini sebelumnya.” Ucap Roo Na sembari naik ke lantai atas bersama Gyeong Min.

“Itu karena dia belum terlalu mengenalmu. Aku yakin, dia akan menyukaimu seiring berjalannya waktu.” Jawab Gyeong Min, berusaha menenangkan Roo Na.

Roo Na lalu menanyakan dimana kamar Gyeong Min. Ia mengaku, ingin melihat kamar Gyeong Min.

“Kau sudah pernah melihatnya saat terakhir kesini.” Jawab Gyeong Min.

“Oh, benar. Aku lupa. Aku tidak tahu apa yang terjadi denganku. Aku bodoh.” Ucap Roo Na.

“Tidak apa-apa. Itu normal karena kau baru saja mengalami kecelakaan yang mengerikan, jadi kau sedikit bingung.” Jawab Gyeong Min.


Roo Na pun berusaha menebak dimana kamar Gyeong Min, ia pun terkejut mengetahui tebakannya salah. Sementara Gyeong Min tampak menatap Roo Na dengan heran. Tak ingin Gyeong Min curiga, Roo Na pun berkata kalau ia hanya bercanda saja. Gyeong Min bilang, kalau ‘Roo Bi’ tidak seperti Roo Bi yang dulu karena Roo Bi tidak pernah bersikap konyol seperti itu sebelumnya. Gyeong Min lantas membawa Roo Na ke kamarnya.


Di kamar Gyeong Min, Roo Na membuka laci Gyeong Min dan menemukan syal hijau yang merupakan hadiah dari Roo Bi untuk Gyeong Min. Gyeong Min pun terkejut karena Roo Na tidak mengenali syal itu. Roo Na berkata, selera Gyeong Min sangat aneh karena menyimpan syal jelek itu.


Menyadari syal itu, syal kenangan Gyeong Min dan Roo Bi, Roo Na pun langsung berkata kalau ia hanya bercanda. Sambil memeluk Gyeong Min, ia mengaku tidak mungkin dirinya tidak ingat syal itu karena syal itu sangat berarti bagi mereka.

Suara Nyonya Park kemudian terdengar, yang memanggil ‘Roo Bi’ karena nenek ingin bicara dengan ‘Roo Bi’.


Roo Na nampak tegang berhadapan dengan nenek Gyeong Min. Nenek Gyeong Min mengaku, ada banyak yang ingin ia katakan pada ‘Roo Bi’ dan ia akan berusaha mempersingkat kata-katanya.


Diluar, Gyeong Min cemas. Ia takut neneknya menyuruh ‘Roo Bi’ membatalkan pernikahan mereka.


Roo Na terkejut saat nenek bilang ingin pernikahan Roo Bi dan Gyeong Min dibatalkan. Nenek mengaku, ia punya feeling tak enak pada Roo Bi yang sekarang. Nenek bilang, saat pertama kali ia bertemu dengan Roo Bi, ia tahu Roo Bi adalah gadis terbaik untuk Gyeong Min tapi sekarang, berbeda. Nenek mengatakan, ada sesuatu yang aneh dengan Roo Bi yang sekarang.

Roo Na berusaha menjelaskan, kalau itu karena lukanya. Tapi nenek bilang, bukan karena luka. Nenek berkata, ada aura berbeda dari Roo Bi yang sekarang. Roo Bi yang sekarang tidak lagi hangat seperti dulu.

Tak mau kehilangan kekayaan keluarga Gyeong Min yang sudah di depan mata, Roo Na pun mengancam akan membuat Gyeong Min meninggalkan keluarga itu. Nenek sontak terkejut. Roo Na bilang, ia dan Gyeong Min akan menikah dan hidup jauh dari keluarga Gyeong Min.


Diluar, Roo Na mengadu pada Gyeong Min soal nenek yang ingin pernikahan mereka dibatalkan. Gyeong Min pun meyakinkan Roo Na, kalau ia akan tetap menikahi Roo Na dengan restu nenek. Roo Na pun semakin menekan Gyeong Min dengan pura-pura mengatakan, kalau apa yang dikatakan nenek Gyeong Min benar.

“Roo Bi-ya, kau akan menikah denganku, bukan dengan nenek.” Ucap Gyeong Min.

Gyeong Min lantas ingin memeluk Roo Na, tapi Roo Na menolak. Setelah Gyeong Min meyakinkan dirinya kalau nenek akan memberikan restu pada mereka, barulah Roo Na mau dipeluk Gyeong Min. Roo Na pura-pura terluka, ia berkata kata-kata nenek melukai harga dirinya dan ia marah karena nenek tidak bisa menerimanya sebagai calon pendamping Gyeong Min.


Di kamar, nenek bicara pada Nyonya Park. Nenek bilang, ia punya firasat tak enak pada ‘Roo Bi’. Nyonya Park pun berusaha meyakinkan nenek kalau Roo Bi gadis yang baik. Nyonya Park juga berkata, akan mengajari Roo Bi kalau Roo Bi membuat kesalahan. Tapi nenek bilang, masalahnya bukan itu. Nenek juga tampak bingung menjelaskan semuanya.


Di kamarnya, Roo Na duduk di depan meja riasnya dan memikirkan kata-kata nenek tentang dirinya yang berbeda dari Roo Bi yang dulu. Roo Na kemudian menatap pantulan wajahnya di cermin dengan wajah kesal.


Roo Na yang kesal, lalu pergi ke rumah sakit. Ia menemui Roo Bi yang masih terbaring koma dan berteriak pada Roo Bi.

“Apa kau sengaja melakukan ini? Apa kau berusaha mengacaukan rencanaku karena kau koma sementara aku bahagia dan sehat? Aku memintamu memberiku kesempatan! Kenapa kau tidak membiarkan diriku menjadi Jeong Roo Bi! Aku berusaha keras menjadi dirimu! Aku berusaha keras! Roo Bi yang manis, Roo Bi yang pintar! Katakan padaku, berapa banyak lagi yang harus kulakukan untuk menjadi Roo Bi yang sesungguhnya! Jangan hanya berbaring saja! Katakan padaku!” teriak Roo Na sambil mengguncang-guncangkan tubuh Roo Bi.


Lalu, Roo Na mulai gelap mata. Ia berusaha mencekik Roo Bi agar bisa menjadi satu-satunya Jeong Roo Bi.
 
Roo Bi pun tampak menangis.