Gyeong Min membawa Roo Na ke rumahnya. Roo Na gugup, ia beralasan bahwa itu kali pertama ia menemui orang tua Gyeong Min setelah kecelakaan itu. Roo Na juga membawakan bunga untuk neneknya Gyeong Min.
“Jangan khawatir, mereka akan senang melihatmu. Dia akan
terkejut karena sudah lama tidak mendapatkan bunga. Dia bilang, dia belum
pernah mendapatkan bunga sejak kakek memberinya bunga forsythias pada musim
semi. Kau harus memberinya bunga.” Jawab Gyeong Min.
Di dalam, Nyonya Park dan Nyonya Jo sedang melipat baju bayi
yang akan disumbangkan ke panti asuhan. Tuan Bae keluar dari kamar dan
bergabung dengan mereka. Nyonya Jo cemas, kalau baju2 itu tidak akan cukup.
Nyonya Park pun berkata, kalau mereka harus pergi ke mall untuk membeli
tambahan baju sebelum mengunjungi ke panti asuhan.
Bel rumah kemudian berbunyi. Pelayan bilang, Gyeong Min
datang bersama ‘Roo Bi’. Tuan Bae terkejut ‘Roo Bi’ datang. Yang ia tahu, ‘Roo
Bi’ harusnya datang minggu depan.
Lalu, Gyeong Min dan Roo Na masuk. Tapi nenek bersikap dingin
pada Roo Na. Roo Na pun mencoba mengambil hati nenek. Tapi tetap saja, nenek
tidak menyukai kehadirannya.
Nyonya Park lantas pergi ke dapur, untuk menyiapkan makan
siang. Roo Na pun berusaha mengambil hati ibunya Gyeong Min dengan ikut
membantu menyiapkan makan siang.
Di meja makan, Roo Na kembali berusaha mengambil hati nenek.
Ia mengambilkan sepotong daging untuk nenek dan menyuruh nenek mencobanya
karena rasanya sangat enak.
“Bagaimana kau tahu rasanya enak sementara kau belum
mencobanya?” tanya nenek.
“Aku mencobanya saat membantu ibu di dapur.” Jawab Roo Na.
“Samonim, wanita yang cantik ini bekerja sangat keras di
dapur.” Ucap pelayan pada nenek.
“Terlepas dari semua uang yang masuk ke dalam dirinya, dia
tidak terlihat sebaik dulu. Ada sesuatu yang berbeda dengannya.” Jawab nenek,
membuat Roo Na langsung terdiam.
Roo Na pun tak kehilangan akal. Ia menawarkan dirinya untuk
ikut ke panti asuhan agar bisa lebih dekat dengan keluarga Gyeong Min. Tapi
nenek Gyeong Min melarangnya. Nenek bilang, Roo Na bukanlah bagian dari
keluarganya jadi Roo Na tak perlu ikut. Roo Na pun kesal setengah mati.
“Kurasa nenekmu tidak bisa menerimaku. Padahal dia tidak
seperti ini sebelumnya.” Ucap Roo Na sembari naik ke lantai atas bersama Gyeong
Min.
“Itu karena dia belum terlalu mengenalmu. Aku yakin, dia
akan menyukaimu seiring berjalannya waktu.” Jawab Gyeong Min, berusaha
menenangkan Roo Na.
Roo Na lalu menanyakan dimana kamar Gyeong Min. Ia mengaku,
ingin melihat kamar Gyeong Min.
“Kau sudah pernah melihatnya saat terakhir kesini.” Jawab
Gyeong Min.
“Oh, benar. Aku lupa. Aku tidak tahu apa yang terjadi
denganku. Aku bodoh.” Ucap Roo Na.
“Tidak apa-apa. Itu normal karena kau baru saja mengalami
kecelakaan yang mengerikan, jadi kau sedikit bingung.” Jawab Gyeong Min.
Roo Na pun berusaha menebak dimana kamar Gyeong Min, ia pun
terkejut mengetahui tebakannya salah. Sementara Gyeong Min tampak menatap Roo
Na dengan heran. Tak ingin Gyeong Min curiga, Roo Na pun berkata kalau ia hanya
bercanda saja. Gyeong Min bilang, kalau ‘Roo Bi’ tidak seperti Roo Bi yang dulu
karena Roo Bi tidak pernah bersikap konyol seperti itu sebelumnya. Gyeong Min
lantas membawa Roo Na ke kamarnya.
Di kamar Gyeong Min, Roo Na membuka laci Gyeong Min dan
menemukan syal hijau yang merupakan hadiah dari Roo Bi untuk Gyeong Min. Gyeong
Min pun terkejut karena Roo Na tidak mengenali syal itu. Roo Na berkata, selera
Gyeong Min sangat aneh karena menyimpan syal jelek itu.
Menyadari syal itu, syal kenangan Gyeong Min dan Roo Bi, Roo
Na pun langsung berkata kalau ia hanya bercanda. Sambil memeluk Gyeong Min, ia
mengaku tidak mungkin dirinya tidak ingat syal itu karena syal itu sangat
berarti bagi mereka.
Suara Nyonya Park kemudian terdengar, yang memanggil ‘Roo
Bi’ karena nenek ingin bicara dengan ‘Roo Bi’.
Roo Na nampak tegang berhadapan dengan nenek Gyeong Min.
Nenek Gyeong Min mengaku, ada banyak yang ingin ia katakan pada ‘Roo Bi’ dan ia
akan berusaha mempersingkat kata-katanya.
Diluar, Gyeong Min cemas. Ia takut neneknya menyuruh ‘Roo
Bi’ membatalkan pernikahan mereka.
Roo Na terkejut saat nenek bilang ingin pernikahan Roo Bi
dan Gyeong Min dibatalkan. Nenek mengaku, ia punya feeling tak enak pada Roo Bi
yang sekarang. Nenek bilang, saat pertama kali ia bertemu dengan Roo Bi, ia
tahu Roo Bi adalah gadis terbaik untuk Gyeong Min tapi sekarang, berbeda. Nenek
mengatakan, ada sesuatu yang aneh dengan Roo Bi yang sekarang.
Roo Na berusaha menjelaskan, kalau itu karena lukanya. Tapi
nenek bilang, bukan karena luka. Nenek berkata, ada aura berbeda dari Roo Bi
yang sekarang. Roo Bi yang sekarang tidak lagi hangat seperti dulu.
Tak mau kehilangan kekayaan keluarga Gyeong Min yang sudah
di depan mata, Roo Na pun mengancam akan membuat Gyeong Min meninggalkan
keluarga itu. Nenek sontak terkejut. Roo Na bilang, ia dan Gyeong Min akan
menikah dan hidup jauh dari keluarga Gyeong Min.
Diluar, Roo Na mengadu pada Gyeong Min soal nenek yang ingin
pernikahan mereka dibatalkan. Gyeong Min pun meyakinkan Roo Na, kalau ia akan
tetap menikahi Roo Na dengan restu nenek. Roo Na pun semakin menekan Gyeong Min
dengan pura-pura mengatakan, kalau apa yang dikatakan nenek Gyeong Min benar.
“Roo Bi-ya, kau akan menikah denganku, bukan dengan nenek.”
Ucap Gyeong Min.
Gyeong Min lantas ingin memeluk Roo Na, tapi Roo Na menolak.
Setelah Gyeong Min meyakinkan dirinya kalau nenek akan memberikan restu pada
mereka, barulah Roo Na mau dipeluk Gyeong Min. Roo Na pura-pura terluka, ia
berkata kata-kata nenek melukai harga dirinya dan ia marah karena nenek tidak
bisa menerimanya sebagai calon pendamping Gyeong Min.
Di kamar, nenek bicara pada Nyonya Park. Nenek bilang, ia
punya firasat tak enak pada ‘Roo Bi’. Nyonya Park pun berusaha meyakinkan nenek
kalau Roo Bi gadis yang baik. Nyonya Park juga berkata, akan mengajari Roo Bi
kalau Roo Bi membuat kesalahan. Tapi nenek bilang, masalahnya bukan itu. Nenek
juga tampak bingung menjelaskan semuanya.
Di kamarnya, Roo Na duduk di depan meja riasnya dan
memikirkan kata-kata nenek tentang dirinya yang berbeda dari Roo Bi yang dulu.
Roo Na kemudian menatap pantulan wajahnya di cermin dengan wajah kesal.
Roo Na yang kesal, lalu pergi ke rumah sakit. Ia menemui Roo
Bi yang masih terbaring koma dan berteriak pada Roo Bi.
“Apa kau sengaja melakukan ini? Apa kau berusaha mengacaukan
rencanaku karena kau koma sementara aku bahagia dan sehat? Aku memintamu
memberiku kesempatan! Kenapa kau tidak membiarkan diriku menjadi Jeong Roo Bi!
Aku berusaha keras menjadi dirimu! Aku berusaha keras! Roo Bi yang manis, Roo
Bi yang pintar! Katakan padaku, berapa banyak lagi yang harus kulakukan untuk
menjadi Roo Bi yang sesungguhnya! Jangan hanya berbaring saja! Katakan padaku!”
teriak Roo Na sambil mengguncang-guncangkan tubuh Roo Bi.
Lalu, Roo Na mulai gelap mata. Ia berusaha mencekik Roo Bi
agar bisa menjadi satu-satunya Jeong Roo Bi.
Roo Bi pun tampak menangis.
0 Comments:
Post a Comment