• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 17 Part 2

Sebelumnya...


Se Ra tengah rapat dengan para karyawannya, tapi ia bosan mendengarkan presentasi karyawannya dan meminta karyawannya serta para staff memberitahunya inti dari presentasi itu tapi tak ada satu pun yang bisa menjawab. Se Ra pun memutuskan menunda rapatnya sampai esok hari.

“Jika kalian mengecewakanku lagi, kalian mungkin akan mendapat masalah.” Ucap Se Ra, lalu keluar dari ruang rapat.


Lalu, Se Ra menyetir dengan kencang sambil membahas soal steak yang tidak enak karena kokinya berselingkuh dengan istri pemilik restorannya. Terlalu asyik bicara, Se Ra sampai menabrak mobil yang melaju di depannya.

Yang ditabrak Se Ra ternyata mobilnya In Soo.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya In Soo.

“Dengar, buster! Apa kau buta? Kenapa kau ngebut di jalan yang sempit seperti ini!” sewot Se Ra.

“Dengar, perawan tua! Aku tidak suka dipanggil buster!” balas In Soo.

“Kau benar-benar buta? Apa kau melihat ada perawan tua disini? Aku tahu yang kau pikirkan. Kau pasti akan menyalahkanku karena aku wanita, kan?” ucap Se Ra.

“Jangan bersikap bodoh.” Jawab In Soo.

“Apa? Bodoh? Beraninya kau mengatakan itu ketika kau mengendarai sampah itu!” ucap Se Ra.

“Hubungi perusahaan asuransimu.” Jawab In Soo.

“Itu 100% kesalahanmu.” Ucap Se Ra.

“Ajumma, kau berada di jalur satu arah. Aku akan menyingkirkan mobil ini jadi aku tidak akan meminta biaya perbaikan. Tapi jika kau mau, kau bisa menghubungi perusahaan asuransi mobil mewahmu.” Jawab In Soo, lalu masuk ke mobilnya.

Se Ra pun tambah kesal. Mobil In Soo mulai melaju, membuat Se Ra kian kesal.


Roo Na dan Eun Ji bertemu di klub yang biasa mereka datangi. Eun Ji minta pekerjaan di JM Home Shopping. Roo Na nampak kaget, sepertinya dia baru tahu ayah mertuanya baru membeli saluran home shopping. Tapi di depan Eun Ji, Roo Na pura2 tahu. Eun Ji lalu membahas ambisi Roo Na. Eun Ji juga memuji Roo Na yang memiliki aura bintang.

Eun Ji juga mengenalkan pacarnya pada Roo Na. Ternyata pacarnya adalah salah satu pria yang pernah digoda Roo Na dulu. Eun Ji meminta Roo Na memberi pacarnya pekerjaan juga. Eun Ji juga menceritakan bagaimana dulu ia dan pacarnya bisa bertemu. Eun Ji juga bilang, sebelum jatuh cinta padanya, pacarnya sudah jatuh cinta pada Roo Na.


“Roo Na? Aku melihatnya lagi di klub itu. Sebenarnya aku tidak ingin membahas masalah ini, tapi kau ingat padaku? Aku datang ke rumahmu karena Roo Na. Kudengar, Roo Na adikmu.”

“Aku tidak ingat.” Jawab Roo Na.

“Begitukah? Kalau begitu aku lega.” Ucap pria itu.

“Tapi dimana kau melihat Roo Na?” tanya Roo Na.

“Di klub di Chuncheon.” Jawab pria itu, membuat Roo Na kesal setengah mati.


Gyeong Min menunggu Roo Na di depan pintu gedung teater. Ia juga berusaha menghubungi ponsel Roo Na tapi Roo Na tak menjawab.


Roo Bi tengah membantu ibu dan bibinya di restoran. Tak lama kemudian, Roo Na datang dan membahas soal Roo Bi yang datang ke klub. Roo Na pun menyuruh ibunya mengawasi Roo Bi. Ia tak mau keluarga Gyeong Min sampai tahu perilaku Roo Bi.

“Apa itu benar, Roo Na? Kau pergi ke klub untuk berpesta dengan pria?” tanya Chorim.

“Itu tidak benar. Aku pergi ke sana untuk mencari tahu sesuatu.” Jawab Roo Bi.

“Mencari tahu apa?” tanya Roo Na.

“Bahwa aku orang yang mengerikan. Aku memiliki banyak hutang dan aku serakah! Aku mempermainkan banyak pria.” Jawab Roo Bi.


Roo Bi lantas bertanya pada Gilja.

“Eomma, apa aku benar-benar orang macam itu? Apa aku seperti itu? Apa aku putri yang selalu menyusahkanmu? Katakan padaku.” Pinta Roo Bi.

“Roo Na-ya, siapa yang mengatakan itu padamu?” tanya Gilja.

“Aku tidak percaya itu. Aku tidak bisa percaya. Karena itulah, aku pergi ke sana. Aku pikir, aku bisa bertemu dengan seseorang yang mengenalku disana. Aku ingin bertanya, siapa aku dan apa yang kusukai.” Ucap Roo Na.

“Lalu apa kau menemui seseorang yang kau kenal! Aku sudah menceritakan semuanya padamu! Kenapa kau tidak percaya padaku! Aku kakakmu! Eomma, tolong awasi Roo Na! Aku tidak mau hal seperti ini terjadi lagi! Aku sudah cukup stress memiliki keluarga yang miskin, keluarga kelas rendah! Bagaimana aku bisa berdiri jika adikku bersikap seperti ini!” sewot Roo Na, lalu pergi.

Chorim terkejut, ia tidak percaya Roo Bi bisa mengatakan hal macam itu. Roo Bi pun minta maaf dan kembali menyalahkan dirinya.

Dongpal keluar dari dapur, membawakan beberapa gelas susu tapi Chorim langsung mengajaknya kembali ke dapur.

Roo Bi lalu tersenyum pada ibunya. Dan sang ibu menghela nafas menatapnya.


Gyeong Min masih menunggu Roo Na. Ia kecewa karena Roo Na tak kunjung datang. Tak lama kemudian, Roo Na datang sambil berlari. Ia beralasan, terjebak macet dan meminta maaf pada Gyeong Min.

“Kau habis minum?” tanya Gyeong Min.

“Tidak.” Jawab Roo Na. Tak ingin membuat Gyeong Min curiga, Roo Na pun mengajak Gyeong Min masuk.


Tapi selama pertunjukan, Roo Na malah tidur. Gyeong Min pun menatap heran Roo Na.


Di kamarnya, Gilja sedang memikirkan pertengkaran Roo Na dan Roo Bi di restoran tadi.

“Bahwa aku orang yang mengerikan! Aku memiliki banyak hutang dan aku serakah! Apa aku putri yang selalu menyusahkanmu? Aku tidak percaya! Aku ingin bertanya pada mereka, siapa aku dan seperti apa aku!” ucap Roo Bi.

“Aku sudah memberitahumu semuanya! Kenapa kau tidak percaya! Aku kakakmu!” jawab Roo Na.



Tak lama kemudian, Chorim pun datang. Gilja sengaja memanggil Chorim untuk membahas perilaku kasar Roo Na. Gilja juga marah, karena Roo Na mengatakan hal buruk pada Roo Bi.

“Roo Na mungkin agak liar, tapi bagaimana bisa Roo Bi mengatakan seperti itu pada adiknya yang sedang sakit?” jawab Chorim.

Chorim juga mengatakan soal mulut Roo Bi yang bau alkohol. Chorim yakin, terjadi sesuatu di kepala Roo Bi akibat kecelakaan itu.

Lalu, terdengar suara Soyeong yang mengajak mereka makan.


Gilja, Chorim, Roo Bi dan Soyeong menghabiskan waktu mereka dengan menyantap ayam goreng sebagai menu makan malam dan segelas softdrink.


Gyeong Min menatap aneh Roo Na yang sudah tertidur pulas. Tak bisa tidur, Gyeong Min akhirnya keluar kamar dan bertemu Se Ra diluar.


“Apa kau bahagia?” tanya Se Ra.

“Aku tidak tahu. Mimpi dan kenyataan selalu berbeda.” Jawab Gyeong Min, lalu kembali ke kamarnya.


Keesokan harinya, di kantor, Gyeong Min dapat laporan dari atasan Roo Bi tentang klien mereka yang dari Milan ingin mengakhiri kerja sama mereka.



Mereka pun langsung menggelar rapat. Gyeong Min ingin tahu apa yang diinginkan Milan dari mereka.

“Permintaan maaf dari Presiden dan penyesuaian struktur laba.”

“Kita bisa memberikannya.” Jawab Gyeong Min.

Jin Hee pun membujuk Gyeong Min agar mengizinkan Roo Bi kembali bekerja. Jin Hee bilang, hanya Roo Bi yang bisa menangani klien mereka dari Milan itu.


Usai rapat, Jin Hee langsung menghubungi Roo Na yang saat itu tengah bermain golf.

Semula, Roo Na tidak mengenali suara Jin Hee.

“Jeong Roo Bi, kau sudah lupa padaku? Seberapa menyenangkan waktu yang kau punya sampai kau tidak mengenali suaraku?” jawab Jin Hee.

“Oh, Eonni!” seru Roo Na, begitu mengingat Jin Hee.

“Roo Bi, kembalilah bekerja besok. Kau ingat Tuan O’Neill dari Milan? Kau harus bernegosiasi dengannya lagi. Dia tidak mau membuat kesepakatan dengan siapapun. Aku sudah bicara pada suamimu, jadi sampai jumpa di kantor besok.” Ucap Jin Hee, lalu memutuskan panggilannya.


Roo Na pun kebingungan, “Tuan O’Neill?”

Bersambung........

Ruby Ring Ep 17 Part 1

Sebelumnya...


Dongpal berusaha mencium Chorim, namun gagal karerna Chorim tiba-tiba sendawa. Dongpal sampai menahan nafas karena bau mulut Chorim.


Roo Na sedang bersantai sambil membaca buku harian Roo Bi. Ponselnya kemudian berdering dan wajahnya seketika berubah kesal saat membaca nama si penelpon. Sudah bisa dipastikan, si penelpon adalah In Soo karena hanya In Soo yang bisa membuat Roo Na kesal. Roo Na pun enggan menjawabnya.


“Kenapa tidak kau jawab?” tanya Geum Hee yang tiba-tiba nongol. Roo Na pun beralasan, itu telepon dari telemarketing jadi ia enggan menjawab. Geum Hee mengubah topic pembicaraan, ia bertanya apa yang sedang Roo Na baca. Roo Na mau menjelaskan, tapi kemudian ia tersadar dan bertanya, kenapa ia harus menjelaskannya pada Geum Hee.

“Kenapa tidak? Kita ini keluarga. Aku marah padamu. Kenapa kau tidak berterima kasih padaku karena aku tidak memberitahu pada siapapun bahwa kau mabuk saat itu.” Ucap Geum Hee.


Roo Na pura-pura bego. Geum Hee pun tertawa dan berkata kalau ia tahu Roo Na habis minum malam itu. Geum Hee juga bilang, akan menjaga rahasia Roo Na dan Roo Na berhutang padanya.

Geum Hee juga membahas soal hidung Roo Na yang terlihat bagus. Ia penasaran, berapa biayanya agar bisa mendapatkan hidung seperti hidung Roo Na. Roo Na pun kesal, AJUMMA!

“Bibi, panggil aku Bibi Geum Hee.” Jawab Geum Hee.

“Roo Bi-ya!” terdengar suara Nyonya Park. Roo Bi pun buru2 keluar tapi dengan wajah kesal karena Geum Hee.


Roo Bi pergi ke klub yang dibilang Eun Ji. Baru masuk, perasaannya sudah tidak nyaman. Ia melihat ke sekeliling. Seorang waiter menghampiri Roo Bi dan memanggil Roo Bi dengan nama Hyeyoung. Waiter itu juga mengatakan, bahwa mereka memiliki stok pria kaya yang bisa digoda Roo Na seperti biasa tapi waiter itu kemudian ingat kalau Roo Na membenci pria tua.


Lantas, pria itu membawa Roo Bi ke sebuah ruangan yang ditempati 3 pria. Salah satu dari 3 pria itu adalah pria yang pernah ditipu Roo Na. Sy lupa nama pria itu, yang jelas Roo Na dan pria ini ketemu di butik, saat ia tak sengaja merobek dress yang mau dibelinya. Roo Na mengaku sebagai Oh Hyeyoung dan meminta uang pada pria itu untuk membayar dress nya.

“Lihat siapa yang datang. Oh Hyeyoung, kita bertemu lagi.” Ucap pria itu, lalu menarik Roo Bi ke sofa.

Pria itu lantas memaksa Roo Bi minum. Roo Bi pun langsung menampik gelas itu. Pria itu kemudian marah dan mendorong Roo Bi. Salah satu dari teman pria itu pun menarik Roo Bi ke pangkuannya. Ia berusaha mencium Roo Bi. Roo Bi langsung mendorong pria itu dan kabur.


Diluar, hujan turun sangat deras. Roo Bi berusaha berlari sambil memegangi lututnya yang masih sakit, sampai akhirnya ia terjatuh.

Roo Bi pun terpukul, ia tidak menyangka dirinya seburuk itu di masa lalu.


Di rumah, Soyeong dan Chorim asyik menonton acara home shopping yang menjual bikini. Soyeong bilang, ia akan terlihat ‘hot’ jika memakai bikini itu. Chorim tak mau kalah, ia bilang bahwa ia lebih ‘hot’ dari Lee Hyori. Endingnya, mereka berdebat dan Gilja pun berusaha menengahi mereka dengan membela Chorim. Chorim senang dibela Gilja, sementara Soyeong terlihat kesal dan langsung lari ke dapur.


Gilja lantas menepuk bahunya yang terasa pegal. Melihat itu, Chorim pun langsung memijit bahu Gilja.

“Dimana Roo Na?” tanya Chorim.

“Dia pergi menemui dokter dan temannya.” Jawab Gilja.

“Aku berharap, temannya bisa membantu memulihkan ingatannya.” Ucap Chorim.


Saat tengah membahas Roo Bi, Roo Bi pun pulang basah kuyub dan langsung masuk ke kamar tanpa mengatakan apapun. Chorim dan Gilja kaget. Khawatir, Gilja langsung menyusul Roo Bi ke kamar.


Di kamar, Gilja mengelap kepala Roo Bi dengan handuk.

“Eomma, aku takut.Aku takut pada diriku. Eomma, mungkin lebih baik ingatanku tidak kembali.” Ucap Roo Bi berkaca-kaca.

“Kenapa kau berpikiran begitu?” tanya Gilja.

“Eomma, apa aku bukan gadis baik-baik? Semua orang yang kukenal mengatakan aku bukanlah gadis baik-baik.” Ucap Roo Bi.

“Roo Na-ya, kenapa kita tidak berusaha pelan-pelan? Bersabarlah. Itu yang dikatakan dokter. Jika kau tidak stress, ingatanmu akan pulih secepatnya. Jangan dengarkan kata orang.” Jawab Gilja.

Tangis Roo Bi pun pecah. Gilja mengusap lembut kepala Roo Bi.



Roo Na masuk ke kamarnya dan merasa terganggu dengan suara musik klasik yang diputar Gyeong Min. Ia pun langsung mematikannya. Gyeong Min pun heran, apalagi setelah Roo Na bilang, merasa terganggu dengan musik itu.

“Aku pikir kau menyukai lagu itu.” Ucap Gyeong Min.

Menyadari itu lagu favorit Gyeong Min dan Roo Bi, Roo Na pun langsung mengaku kalau ia masih menyukai lagu itu dan mau menghidupkan tape nya lagi tapi Gyeong Min melarangnya.

Ponsel Roo Na lalu berdering. Telepon dari Eun Ji dan Roo Na langsung keluar untuk menjawab teleponnya.


Saat Roo Na diluar, Gyeong Min menemukan syal hijau nya di tempat sampah.

Begitu masuk, Roo Na langsung bilang pada Gyeong Min kalau Eun Ji ingin bertemu dengannya tapi ia seketika terdiam saat melihat syal hijau itu di tangan Gyeong Min. Gyeong Min minta penjelasan kenapa Roo Na membuang syal itu.

“Aku sengaja membuangnya. Syal itu sudah kuno dan kotor. Aku akan membelikanmu yang baru.” Ucap Roo Na, lalu mengambil syal itu dari tangan Gyeong Min dan membuangnya.


Roo Na juga bilang, kalau ia istri pria kaya sekarang dan akan mengajak Gyeong Min membeli syal yang mahal.

“Aku tidak tahu apapun tentangmu tapi syal ini berarti bagiku.” Ucap Gyeong Min, lalu mengambil kembali syal itu dari tempat sampah.


Roo Na pun mengalah. Ia memeluk Gyeong Min tapi Gyeong Min yang terlanjur kecewa, tidak meresponnya.

“Kenapa kau tidak meresponku?” tanya Roo Na.

“Jangan lupa, pertunjukan piano malam ini.” Jawab Gyeong Min.

“Baiklah.” Ucap Roo Na.


Sekarang, kita melihat Roo Na yang sedang shopping di sebuah mall. Roo Na benar-benar menikmati waktunya sebagai istri Bae Gyeong Min.


Di rumah, Roo Bi sedang menonton video Roo Na. Kemudian, Roo Bi mem-pause video nya dan menyentuh wajah Roo Na. Kata-kata Eun Ji tentang Roo Na, juga pengakuan In Soo bahwa mereka sepasang kekasih pun terngiang di telinganya. Terakhir, ia ingat kata-kata2 Roo Na.

“Jeong Roo Na, apa kau orang seperti itu?” ucap Roo Bi dengan wajah terpukul.

Bersambung ke part 2............

Ruby Ring Ep 16 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min dan In Soo pergi ke kafe. Ternyata, In Soo menemui Gyeong Min untuk mengembalikan uang yang diberikan Roo Na padanya. In Soo bilang, Roo Na memberikannya uang itu untuk mengurus Roo Na, tapi In Soo tidak bisa menerimanya. In Soo juga bilang, ia dan Roo Na akan menikah setelah ingatan Roo Na pulih dan akan mengurus sendiri Roo Na.

“Aku mengerti, Roo Bi sudah melanggar batas.” Jawab Gyeong Min.

“Apa menikah itu menyenangkan?” tanya In Soo.

“Kau akan tahu setelah kau menikah.” Jawab Gyeong Min.

“Roo Na-neun...” tapi In Soo tidak jadi bicara dan pamit pergi. Tapi sebelum pergi, ia mendoakan yang terbaik untuk Gyeong Min.


Di kamar, Roo Na menunggu Gyeong Min dengan cemas. Tak lama, Gyeong Min datang dan Roo Na langsung menatap Gyeong Min dengan wajah tegang. Gyeong Min marah karena Roo Na memberi In Soo uang tanpa sepengetahuannya. Roo Na pun beralasan, ia memberi uang itu pada In Soo untuk Roo Bi.

“Sepertinya dia pria yang baik.” Ucap Gyeong Min.

“Tidak!” jawab Roo Na, membuat Gyeong Min terkejut.

“Apa kau mengenalnya dengan baik?” tanya Gyeong Min.

“Tidak, tapi...”

“Aku yakin dia memiliki kekurangan, tapi dia kehilangan pekerjaannya karena berada disisi Roo Na. Dia punya harga diri dan prinsip. Jangan berpikiran buruk, berpikirlah positif.” Ucap Gyeong Min.


Se Ra yang baru tiba di kantor dengan mobil barunya, langsung disambut hormat oleh satpam yang mengusirnya kemarin. Satpam itu membukakan pintu mobil Se Ra, juga membukakan pintu lift untuk Se Ra. Sambil tersenyum geli, Se Ra masuk ke lift. Karyawan yang se-lift dengan Se Ra pun juga bersikap hormat, mereka bahkan memencetkan tombol lantai tujuan Se Ra.


Di ruangannya, ketiga karyawannya sudah menunggu untuk memberikan laporan tapi Se Ra menyuruh mereka kembali bekerja dan meninggalkan saja laporan itu di mejanya. Saat ketiganya mau keluar, Se Ra memanggil salah satu dari mereka.

“Tuan Im, apakah produser yang terlibat dalam skandal penyuapan sudah dipecat?” tanya Se Ra.

“Pengunduran dirinya belum diproses.” Jawab Tuan Im.

“Lakukan itu dengan cepat dan segera temukan penggantinya.” Ucap Se Ra.


Roo Bi ada di rumah sakit, dia sedang berkonsultasi dengan seorang dokter untuk memulihkan ingatannya. Dokter bilang, jika Roo Bi terlalu memaksakan diri, bisa menghambat proses kesembuhan Roo Bi. Dokter juga mengatakan, berada bersama orang-orang yang dikenal Roo Bi, akan membantu memulihkan daya ingat Roo Bi.
“Orang-orang yang dikenal?” tanya Roo Bi.
Dan salah satu kenangannya bersama Gyeong Min, samar-samar muncul di benaknya. Saat ia mendengarkan dentingan piano yang dimainkan Gyeong Min.


Keluar dari rumah sakit, Roo Bi menemui In Soo yang sudah menunggunya.

“Bagaimana? Apa ada sesuatu yang kau ingat?” tanya In Soo.

“Dia bilang harus pelan-pelan.” Jawab Roo Bi.

Roo Bi lalu bertanya, apa In Soo bisa bermain piano. In Soo menjawab, tidak dan bertanya kenapa Roo Bi menanyakan hal itu.

“Tidak apa-apa.” Jawab Roo Bi.

Ponsel Roo Bi kemudian berdering, telepon dari wanita bernama Lee Eun Ji.


Mereka lalu bertemu di kafe dan Eun Ji meminta maaf karena baru menemui Roo Bi sekarang.

“Tapi kudengar ingatanmu hilang. Hidupmu seperti di film saja, tapi di dunia yang rumit ini, amnesia bisa menjadi berkah. Hidup adalah persaingan yang kejam.” Ucap Eun Bi.

Saat menyadari ada In Soo di tengah2 mereka, barulah Eun Ji berhenti bicara.

“Oh ya, aku bertemu Roo Bi. Dia memanggilku tiba-tiba dan di sana, dia minum dan berbicara seperti sopir truk. Dia seperti orang yang berbeda. Mungkin karena dia sudah menikah dengan orang kaya.” Ucap Eun Ji.

Eun Ji juga mengatakan bahwa In Soo bukanlah tipe Roo Na.


Lalu tiba-tiba saja, Roo Bi bangkit dari duduknya karena mencium aroma kopi dan mendekati meja barista.

“Permisi, bau kopi ini... kopi apa ini?” tanya Roo Bi.

“Bukankah wanginya unik? Ini yirgacheffe.” Jawab barista.

“Yirgacheffe?” ucap Roo Bi. Dan sosok Gyeong Min pun kembali mengisi benaknya.


In Soo dan Eun Ji mendekati Roo Bi. Roo Bi bilang, ia merasa familiar dengan bau kopinya. Eun Ji pun tertawa mendengarnya dan berkata, kalau Roo Na hanya minum kopi instan. Eun Ji lantas mengajak Roo Bi minum.


Tapi Roo Bi hanya minum satu teguk saja, membuat Eun Ji merasa aneh. In Soo pun beralasan, itu karena kondisi Roo Bi. Eun Ji lantas bertanya, sudah berapa lama In Soo mengenal Roo Na karena ia belum pernah melihat In Soo sebelumnya. Lagi2, In Soo yang menjawab, kalau Roo Na sengaja tidak menceritakan dirinya pada siapapun karena takut seseorang merebut dirinya.

“Tidak bisa dipercaya. Seperti bukan Jeong Roo Na. Dia mungkin bisa mencuri pria lain tapi dia tidak akan membiarkan miliknya dicuri.” Jawab Eun Ji.

“Eun Ji-ya, bisakah kau membantuku? Aku ingin bertemu dengan teman-teman kita.” Ucap Roo Bi.


“Kita hanya bergaul dengan beberapa pria.” Jawab Eun Ji.

“Apa kau yakin kita tidak memiliki beberapa teman?” tanya Roo Bi.

“Kau itu jahat. Aku tidak tahu apakah harus mengatakan ini di depan In Soo. Kau merayu dua pacarku dan membuat kami putus. Kau tidak ingat?” jawab Eun Ji.

Eun Ji lalu menyuruh Roo Bi pergi ke klub yang biasa ia datangi bersama Roo Na.


Habis dari klub, In Soo mengajak Roo Bi duduk sebentar di taman.

“Udaranya sangat segar. Apa kau ingat saat kita pergi ke Jeolla-do untuk syuting? Bau laut disana, entah bagaimana aku bisa menciumnya sekarang. Jeong Roo Na yang kulihat di lensa kamera begitu memikat.” Ucap In Soo.

“Aku membenci diriku. Aku tidak tahu, kalau aku menyedihkan.” Jawab Roo Bi.

“Apa maksudmu?” tanya In Soo.

“Aku tidak punya teman. Aku menemukan beberapa nomor dan mengirimkan pesan, tapi Eun Ji satu-satunya...”

“Mungkiin yang lainnya sibuk.” Ucap In Soo.

“Aku merasa, aku bukan orang yang baik.” Jawab Roo Bi.

“Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Kau bisa menjadi baik untuk beberapa orang dan buruk untuk orang lain. Itulah manusia.” Ucap In Soo.

“Tapi aku mau menjadi orang yang baik setelah ingatanku kembali.” Jawab Roo Bi.

“Apa kau menyukai kopi Tuan Na?” tanya Roo Bi.

“Tidak, kenapa kau menanyakan itu? Apa kau mengingat sesuatu.”

“Aku tidak tahu.” Jawab Roo Bi.


“Kapan kau akan berhenti memanggilku Tuan Na? Itu membuatku tidak nyaman.” Ucap In Soo.

“Apakah aku bisa?” tanya Roo Bi.

“Cobalah katakan, In Soo! Kau brengsek!”

“Bagaimana bisa aku mengatakannya?” jawab Roo Bi sembari tertawa.

“Jeong Roo Na mampu mengatakan yang lebih dari itu. Itulah pesona uniknya.” Ucap In Soo.


Di restoran, Chorim dan Soyeong protes karena Gilja menyuruh Soyeong mematikan AC. Gilja beralasan, kalau mereka harus berhemat. Tak lama kemudian, Dongpal datang membelikan mereka ice cream, tapi hanya untuk Gilja dan Soyeong. Chorim pun jadi kesal. Melihat itu, Dongpal dan Gilja pun kompak memberikan ice cream mereka untuk Chorim tapi Chorim yang udah terlanjur kesal pergi ke kulkas dan mengambil sebotol coca cola.

Telepon restoran lalu berdering dan Gilja langsung mengajak Soyeong pergi untuk mengurus pesanan.


Tinggal lah Chorim dan Dongpal di restoran. Dongpal mendekati Chorim sambil menikmati ice cream nya.

“Kau ngambek lagi?” tanya Dongpal.

“Aku bukan anak kecil, lagipula kau benar, aku tidak suka ice cream.” Jawab Chorim.
“Itulah alasan aku menyukaimu.” Ucap Dongpal sembari tertawa dan menepuk bokong Chorim.


Dong Pal kemudian celingak celinguk ke sekelilingnya. Karena sepi, Dong Pal pun berusaha mencium Chorim.

Bersambung......