Se Ra tengah rapat dengan para karyawannya, tapi ia bosan mendengarkan presentasi karyawannya dan meminta karyawannya serta para staff memberitahunya inti dari presentasi itu tapi tak ada satu pun yang bisa menjawab. Se Ra pun memutuskan menunda rapatnya sampai esok hari.
“Jika
kalian mengecewakanku lagi, kalian mungkin akan mendapat masalah.” Ucap Se Ra,
lalu keluar dari ruang rapat.
Lalu,
Se Ra menyetir dengan kencang sambil membahas soal steak yang tidak enak karena
kokinya berselingkuh dengan istri pemilik restorannya. Terlalu asyik bicara, Se
Ra sampai menabrak mobil yang melaju di depannya.
Yang
ditabrak Se Ra ternyata mobilnya In Soo.
“Apa
kau baik-baik saja?” tanya In Soo.
“Dengar,
buster! Apa kau buta? Kenapa kau ngebut di jalan yang sempit seperti ini!”
sewot Se Ra.
“Dengar,
perawan tua! Aku tidak suka dipanggil buster!” balas In Soo.
“Kau
benar-benar buta? Apa kau melihat ada perawan tua disini? Aku tahu yang kau
pikirkan. Kau pasti akan menyalahkanku karena aku wanita, kan?” ucap Se Ra.
“Jangan
bersikap bodoh.” Jawab In Soo.
“Apa?
Bodoh? Beraninya kau mengatakan itu ketika kau mengendarai sampah itu!” ucap Se
Ra.
“Hubungi
perusahaan asuransimu.” Jawab In Soo.
“Itu
100% kesalahanmu.” Ucap Se Ra.
“Ajumma,
kau berada di jalur satu arah. Aku akan menyingkirkan mobil ini jadi aku tidak
akan meminta biaya perbaikan. Tapi jika kau mau, kau bisa menghubungi
perusahaan asuransi mobil mewahmu.” Jawab In Soo, lalu masuk ke mobilnya.
Se Ra
pun tambah kesal. Mobil In Soo mulai melaju, membuat Se Ra kian kesal.
Roo Na
dan Eun Ji bertemu di klub yang biasa mereka datangi. Eun Ji minta pekerjaan di
JM Home Shopping. Roo Na nampak kaget, sepertinya dia baru tahu ayah mertuanya
baru membeli saluran home shopping. Tapi di depan Eun Ji, Roo Na pura2 tahu.
Eun Ji lalu membahas ambisi Roo Na. Eun Ji juga memuji Roo Na yang memiliki
aura bintang.
Eun Ji
juga mengenalkan pacarnya pada Roo Na. Ternyata pacarnya adalah salah satu pria
yang pernah digoda Roo Na dulu. Eun Ji meminta Roo Na memberi pacarnya
pekerjaan juga. Eun Ji juga menceritakan bagaimana dulu ia dan pacarnya bisa
bertemu. Eun Ji juga bilang, sebelum jatuh cinta padanya, pacarnya sudah jatuh
cinta pada Roo Na.
“Roo
Na? Aku melihatnya lagi di klub itu. Sebenarnya aku tidak ingin membahas
masalah ini, tapi kau ingat padaku? Aku datang ke rumahmu karena Roo Na.
Kudengar, Roo Na adikmu.”
“Aku
tidak ingat.” Jawab Roo Na.
“Begitukah?
Kalau begitu aku lega.” Ucap pria itu.
“Tapi
dimana kau melihat Roo Na?” tanya Roo Na.
“Di
klub di Chuncheon.” Jawab pria itu, membuat Roo Na kesal setengah mati.
Gyeong
Min menunggu Roo Na di depan pintu gedung teater. Ia juga berusaha menghubungi
ponsel Roo Na tapi Roo Na tak menjawab.
Roo Bi
tengah membantu ibu dan bibinya di restoran. Tak lama kemudian, Roo Na datang
dan membahas soal Roo Bi yang datang ke klub. Roo Na pun menyuruh ibunya
mengawasi Roo Bi. Ia tak mau keluarga Gyeong Min sampai tahu perilaku Roo Bi.
“Apa
itu benar, Roo Na? Kau pergi ke klub untuk berpesta dengan pria?” tanya Chorim.
“Itu
tidak benar. Aku pergi ke sana untuk mencari tahu sesuatu.” Jawab Roo Bi.
“Mencari
tahu apa?” tanya Roo Na.
“Bahwa
aku orang yang mengerikan. Aku memiliki banyak hutang dan aku serakah! Aku
mempermainkan banyak pria.” Jawab Roo Bi.
Roo Bi
lantas bertanya pada Gilja.
“Eomma,
apa aku benar-benar orang macam itu? Apa aku seperti itu? Apa aku putri yang
selalu menyusahkanmu? Katakan padaku.” Pinta Roo Bi.
“Roo
Na-ya, siapa yang mengatakan itu padamu?” tanya Gilja.
“Aku
tidak percaya itu. Aku tidak bisa percaya. Karena itulah, aku pergi ke sana.
Aku pikir, aku bisa bertemu dengan seseorang yang mengenalku disana. Aku ingin
bertanya, siapa aku dan apa yang kusukai.” Ucap Roo Na.
“Lalu
apa kau menemui seseorang yang kau kenal! Aku sudah menceritakan semuanya
padamu! Kenapa kau tidak percaya padaku! Aku kakakmu! Eomma, tolong awasi Roo
Na! Aku tidak mau hal seperti ini terjadi lagi! Aku sudah cukup stress memiliki
keluarga yang miskin, keluarga kelas rendah! Bagaimana aku bisa berdiri jika
adikku bersikap seperti ini!” sewot Roo Na, lalu pergi.
Chorim
terkejut, ia tidak percaya Roo Bi bisa mengatakan hal macam itu. Roo Bi pun
minta maaf dan kembali menyalahkan dirinya.
Dongpal
keluar dari dapur, membawakan beberapa gelas susu tapi Chorim langsung
mengajaknya kembali ke dapur.
Roo Bi
lalu tersenyum pada ibunya. Dan sang ibu menghela nafas menatapnya.
Gyeong
Min masih menunggu Roo Na. Ia kecewa karena Roo Na tak kunjung datang. Tak lama
kemudian, Roo Na datang sambil berlari. Ia beralasan, terjebak macet dan
meminta maaf pada Gyeong Min.
“Kau
habis minum?” tanya Gyeong Min.
“Tidak.”
Jawab Roo Na. Tak ingin membuat Gyeong Min curiga, Roo Na pun mengajak Gyeong
Min masuk.
Tapi selama
pertunjukan, Roo Na malah tidur. Gyeong Min pun menatap heran Roo Na.
Di
kamarnya, Gilja sedang memikirkan pertengkaran Roo Na dan Roo Bi di restoran
tadi.
“Bahwa aku orang yang mengerikan! Aku memiliki
banyak hutang dan aku serakah! Apa aku putri yang selalu menyusahkanmu? Aku
tidak percaya! Aku ingin bertanya pada mereka, siapa aku dan seperti apa aku!”
ucap Roo Bi.
“Aku sudah memberitahumu semuanya! Kenapa kau tidak
percaya! Aku kakakmu!” jawab Roo Na.
Tak
lama kemudian, Chorim pun datang. Gilja sengaja memanggil Chorim untuk membahas
perilaku kasar Roo Na. Gilja juga marah, karena Roo Na mengatakan hal buruk
pada Roo Bi.
“Roo Na
mungkin agak liar, tapi bagaimana bisa Roo Bi mengatakan seperti itu pada
adiknya yang sedang sakit?” jawab Chorim.
Chorim
juga mengatakan soal mulut Roo Bi yang bau alkohol. Chorim yakin, terjadi
sesuatu di kepala Roo Bi akibat kecelakaan itu.
Lalu,
terdengar suara Soyeong yang mengajak mereka makan.
Gilja,
Chorim, Roo Bi dan Soyeong menghabiskan waktu mereka dengan menyantap ayam
goreng sebagai menu makan malam dan segelas softdrink.
Gyeong
Min menatap aneh Roo Na yang sudah tertidur pulas. Tak bisa tidur, Gyeong Min
akhirnya keluar kamar dan bertemu Se Ra diluar.
“Apa
kau bahagia?” tanya Se Ra.
“Aku
tidak tahu. Mimpi dan kenyataan selalu berbeda.” Jawab Gyeong Min, lalu kembali
ke kamarnya.
Keesokan
harinya, di kantor, Gyeong Min dapat laporan dari atasan Roo Bi tentang klien
mereka yang dari Milan ingin mengakhiri kerja sama mereka.
Mereka
pun langsung menggelar rapat. Gyeong Min ingin tahu apa yang diinginkan Milan
dari mereka.
“Permintaan
maaf dari Presiden dan penyesuaian struktur laba.”
“Kita
bisa memberikannya.” Jawab Gyeong Min.
Jin Hee
pun membujuk Gyeong Min agar mengizinkan Roo Bi kembali bekerja. Jin Hee
bilang, hanya Roo Bi yang bisa menangani klien mereka dari Milan itu.
Usai
rapat, Jin Hee langsung menghubungi Roo Na yang saat itu tengah bermain golf.
Semula,
Roo Na tidak mengenali suara Jin Hee.
“Jeong
Roo Bi, kau sudah lupa padaku? Seberapa menyenangkan waktu yang kau punya
sampai kau tidak mengenali suaraku?” jawab Jin Hee.
“Oh,
Eonni!” seru Roo Na, begitu mengingat Jin Hee.
“Roo
Bi, kembalilah bekerja besok. Kau ingat Tuan O’Neill dari Milan? Kau harus
bernegosiasi dengannya lagi. Dia tidak mau membuat kesepakatan dengan siapapun.
Aku sudah bicara pada suamimu, jadi sampai jumpa di kantor besok.” Ucap Jin
Hee, lalu memutuskan panggilannya.
Roo Na
pun kebingungan, “Tuan O’Neill?”
Bersambung........
0 Comments:
Post a Comment