• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 53 Part 1

Sebelumnya...


Roo Bi sedang bicara dengan In Soo ketika Roo Na datang.

"Kalian selalu bersama-sama, kenapa kalian tidak menikah saja?" tanya Roo Na.

"Itu bukan urusanmu kakak ipar." jawab In Soo.

"Jangan panggil aku kakak ipar. Kau dan Roo Na belum menikah." ucap Roo Na.

"Aku bisa mengurus urusanku sendiri, jadi jangan khawatir." jawab Roo Bi.

"Seharusnya kau bersikap lebih baik kalau tidak ingin aku cemas." gumam Roo Na.


Roo Na lalu menyuruh mereka kembali bekerja. Roo Bi mengangguk, sembari tersenyum pada Roo Na. Tapi begitu Roo Na pergi, senyumnya pun menghilang dan berganti dengan tatapan tajam.


In Soo dan Roo Bi lalu bicara diluar kantor. In Soo menyuruh Roo Bi berhenti. Tapi Roo Bi menolak. Roo Bi berkata, In Soo tahu dengan baik kenapa ia tidak bisa melakukannya.

"Kenapa tidak? Karena kau ingin balas dendam? Kau tidak akan bisa merubah apapun. Dan aku tahu betul apa yang akan terjadi. Kau akan menjadi monster sepertinya. Aku sudah mencobanya. Aku bersumpah, akan terus berada di sisinya, mengancamnya dan membalaskan dendamku sampai aku mati. Tapi setelah aku mengenalmu dan jatuh cinta padamu, aku sadar yang kulakukan hanyalah sia-sia. Ini bukan drama. Balas dendam akan membuatmu semakin ingin membalas dendam. Roo Bi-ssi, untuk mengakhiri semua ini, kau harus bisa memaafkannya." ucap In Soo.

"Jangan mengajariku! Hidup tidaklah semudah di film-film. Aku bukan anak kecil!" jawab Roo Bi.

"Jika kau ingin menangkap setan, kau harus menjadi dirimu sendiri." ucap In Soo.

"Meskipun aku harus menjadi setan, aku akan melakukannya." jawab Roo Bi.

"Tolong berhentilah. Kita bisa pergi dan hidup penuh dengan cinta." ucap In Soo.

"Sarang? Anio. Kau menipuku juga. Aku memaafkanmu karena itu. Tidak peduli tujuanmu, kau selalu berada di sisiku. Aku tidak akan memaafkanmu jika kau menghalangi jalanku." jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi. In Soo hanya bisa menatap kepergian Roo Bi dengan tatapan lirih.


Roo Bi bersumpah, akan mengembalikan semuanya ke asal bagaimanapun caranya. Ia tidak peduli, meskipun dirinya harus menjadi monster seperti yang dikatakan In Soo. Ia mengaku, akan menjadi monster dengan senang hati asalkan bisa menghancurkan Roo Na.


Roo Bi masuk ke ruangan Gyeong Min, ia membawa dua cangkir kopi favorit mereka. Tapi begitu masuk, ia terkejut melihat Jin Hee juga ada di sana.

"Melihat kau membawa dua kopi, Wakil Presdir Bae pasti belum memberitahumu." ucap Jin Hee.

Gyeong Min pun beralasan, bahwa dirinya lupa memberitahu Roo Bi karena ia sibuk.

Roo Bi lantas memberikan kopi itu pada Gyeong Min dan Jin Hee. Gyeong Min pun langsung ingat ketika ia dan Roo Bi sama-sama memesan kopi yang sama.

Flashback...

Gyeong Min terkejut Roo Bi menyukai kopi yang sama dengannya. Roo Bi yang ingatannya belum kembali pun mengaku, bahwa dirinya merasa tenang setiap kali mencium aroma kopi itu.

Flashback end...


Untuk menghindari Roo Bi, Gyeong Min pun berkata, kalau ia akan mengerjakan produk gagasan Roo Bi bersama Jin Hee.

Sontak, Roo Bi kaget dan meminta penjelasan.

"Aku sudah membuat keputusan. Aku tidak harus melaporkan semuanya padamu kan, Jeong Roo Na-ssi?" ucap Gyeong Min.


Tuan Bae dan nenek kebingungan karena tidak melihat Geum Hee sepanjang hari itu. Nenek menduga, kalau penyakit Geum Hee sangat serius. Nyonya Park pun membenarkan hal itu. Nenek ingin melihat Geum Hee, tapi Nyonya Park melarang. Nyonya Park bilang, biar ia saja yang melihat Geum Hee tapi nenek kekeuh ingin melihat Geum Hee.

"Geum Hee sangat populer disini." ucap Tuan Bae. Tuan Bae lalu memutuskan, bahwa ia yang akan melihat Geum Hee.

Tapi nenek menyuruh Tuan Bae duduk. Nenek juga menuding Nyonya Park cemburu karena ia memperhatikan Geum Hee.

Nyonya Park tertawa, "Bukan begitu, eommoni."

"Aku akan melihatnya." ucap nenek, lalu pergi.

Nyonya Park langsung cemas.


Geum Hee menangis begitu nenek datang. Nenek pun mencoba menenangkan Geum Hee, tapi saat Geum Hee menceritakan masalahnya, ia terkejut.


In Soo masuk ke apartemennnya dengan wajah lelah. Ia langsung duduk di mejanya dan menatap fotonya bersama Roo Na. Ia juga mengingat kata-kata Roo Bi tadi.

In Soo pun cemas.


Soyoung heran sendiri melihat Chorim yang tambah cantik. Ia curiga, Chorim menggunakan kosmetik mahal.

"Hei, Go Soyoung. Selain ke kamar kecil, kita selalu bersama 24 jam. Jadi kau pasti tahu kalau aku mengenakan kosmetik mahal." jawab Chorim.

"Cinta membuat wanita terlihat lebih cantik." ucap Gilja.

"Eonni, aku selalu terlihat cantik." jawab Chorim.

"Komo, berhentilah menyeret kakimu dan tetaplah tanggal pernikahan dengan Chef No. Kau harus menikah saat kau terlihat cantik. " ucap Gilja.

"Benar. Belakangan ini, banyak wanita yang terlambat menikah dan mereka terlihat tua saat mengenakan gaun pengantin. Kau harus segera menikah." jawab Soyoung.

Soyoung lalu menanyakan soal Geum Hee. Gilja pun bertanya, siapa yang sedang dibicarakan Soyoung. Chorim pun pura-pura tidak mengerti, tapi Soyoung memaksa Chorim bicara. Chorim pun hanya berkata, jika wanita itu mengatakan hal aneh padanya.


Roo Bi pun pulang. Chorim bertanya, kenapa Roo Bi pulang terlambat. Soyoung menduga, itu karena Roo Bi berkencan dulu dengan In Soo. Gilja langsung senang mendengarnya. Ia juga menanyakan kondisi ayah In Soo. Roo Bi ingin mengatakan yang sebenarnya tentang hubungannya dengan In Soo, tapi tidak jadi.

"Roo Na-ya, kau sudah bertemu dengan Roo Bi?" tanya Chorim.

"Benar, Komo." jawab Roo Bi, dengan mata berkaca-kaca.


Roo Bi masuk ke kamarnya dan memikirkan sikap dingin Gyeong Min padanya. Ia penasaran, kenapa Gyeong Min tiba2 bersikap dingin padanya.





Keesokan harinya, Roo Na menyuruh meminta waktu Seokho dan Hyeryeon sebentar. Ia juga melimpahkan pekerjaan Hyeryeon pada Roo Bi. Hyeryeon tidak enak kalau harus melimpahkan pekerjaannya pada Roo Bi, karena ia lebih muda dari Roo Bi.



Tapi Roo Bi langsung berkata, kalau tidak masalah baginya. Roo Na pun menatap Roo Bi dengan tatapan tidak nyaman.


Roo Na menyuruh Seokho dan Hyeryeon memikirkan ide baru. Ia merasa, mereka harus meluncurkan produk kecantikan baru. Tapi Seokho dan Hyeryeon kompak mengatakan, kalau sebaiknya mereka fokus pada satu produk dulu.

Roo Na marah, ia bilang kalau mereka harus menyiapkan rencana cadangan.


Roo Bi sedang melihat dokumennya dengan wajah serius. Melihat itu, Jin Hee pun berkata, kalau Roo Bi tidak perlu serius begitu karena itu hanya dokumen biasa. Dan Roo Bi beralasan, kalau ia adalah pegawai baru dan ingin memastikan kalau ia melakukan pekerjaannya dengan benar.

"Kau dan Roo Bi benar-benar mirip. Roo Bi juga sepertimu di hari pertama ia bekerja di sini." ucap Jin Hee.

"Aku tahu." jawab Roo Bi.

"Aku minta maaf karena tidak memperlakukanmu dengan baik saat di Chuncheon. Tapi setelah aku lebih mengenalmu, aku tahu kau orang yang baik." ucap Jin Hee.


Mereka lalu kembali bekerja dan Roo Bi terkejut saat menyadari sesuatu di dokumennya.


Roo Bi mendapat laporan bahwa departemennya mengelola anggaran sendiri atas permintaan Roo Na. Roo Bi curiga, ia yakin ada yang tidak beres. Menurutnya, anggaran untuk konser terlalu tinggi.


Nenek dan Geum Hee mendatangi rumah Dongpal. Mereka mencari Daepung tapi tak ada yang membukakan pintu.


Di restoran, Chorim mengeluh karena restoran mereka kedatangan begitu banyak pelanggan.

"Kau mengatakan, seolah-olah itu hal yang buruk." jawan Gilja.

"Sepertinya dia tidak suka kita kedatangan pelanggan banyak." sahut Soyoung.

"Ada apa dengan kalian berdua? Kau selalu saja berpikirkan yang buruk tentang diriku. Aku sangat bahagia kita kedatangan begitu banyak pelanggan." ucap Chorim.

Tak lama kemudian, Dongpal datang membawakan mereka camilan buah. Chorim pun senang dan berkata, apel bisa membuat wanita terlihat semakin cantik. Soyoung pun langsung mual mendengarnya. Sementara Gilja tertawa lagi.


Lalu, Geum Hee datang. Chorim terkejut melihat Geum Hee. Geum Hee berkata, bahwa ia harus bertemu dengan Dongpal.

Disusul kemudian dengan nenek. Gilja terkejut melihat nenek. Nenek juga terkejut. Ia tidak menyangka, pacar Dongpal adalah Chorim. Tapi kemudian, nenek panik dan memarahi Geum Hee. Ia merasa seperti diberikan hukuman mati.


Di kantor, Roo Bi menanyakan soal konser musim gugur pada Hyeryeon. Hyeryeon berkata, Roo Na lah yang mengurus segalanya.

"Bukankah kau yang bertanggung jawab soal perencanaan? Menurutmu, kenapa dia bersikeras melakukan pekerjaanmu?"

"Mungkin saja dia menganggap ini proyek hewan peliharaannya. Dia menangani Konser Hoban."

Hyeryeon lalu balik bertanya, kenapa Roo Bi ingin tahu hal itu. Roo Bi pun berkata, bahwa dia merasa sedikit aneh karena Roo Na memaksa melakukan pekerjaan Hyeryeon. Hyeryeon mengira, itu karena Roo Bi orang yang teliti ditambah, Roo Bi lah yang mengatur anggaran selama ini.


Roo Bi berjalan di lorong sambil bicara dengan seseorang di telepon. Ia meminta daftar anggaran. Dan setelah itu, ia langsung berlari menuju kantornya.


Sebuah fax masuk. Tepat saat Roo Na hendak mengambilnya, Roo Bi datang dan langsung mengambil kertas fax dari tangan Roo Na.

Bersambung ke part 2......

Ruby Ring Ep 52 Part 2

Sebelumnya...


Chorim menyuruh Roo Bi ke dokter untuk periksa lebih lanjut karena ingatan Roo Bi sudah kembali. Roo Bi pun meminta maaf. Roo Bi berkata, ia salah karena mengira ingatannya sudah kembali. Roo Bi juga mengaku, ingin ingatannya cepat pulih agar keluarganya berhenti mencemaskannya.

Tak ingin ditanya-tanya lagi, Roo Bi pun beranjak pergi meninggalkan ruang makan.


"Apa bedanya meskipun ingatannya kembali? Ditambah, dia lebih baik dan pintar sekarang. Dulu dia benar- benar brengsek." ucap Chorim.

"Komo, jaga bicaramu. Bagaimana bisa kau menyebutnya brengsek. Kau lupa dengan yang sudah kau lakukan?" jawab Gilja.

"Memangnya apa yang kulakukan?" tanya Chorim.

"Haruskah aku menyebutkannya? Berjudi! Meminjam uang dari lintah darat..."

Untuk menghentikan Gilja bicara, Chorim pun berniat memasukkan makanan ke mulut Gilja tapi Gilja menolak karena sudah kenyang.

"Eonni, lupakan masa laluku. Mulai sekarang, kau amnesia. Oke. Amnesia." ucap Chorim.


Roo Na dan Gyeong Min terlihat mesra di meja makan. Gyeong Min menunjukkan foto di ponselnya pada Roo Na. Roo Na pun tertawa. Melihat mereka, Se Ra pun kesal dan menyuruh mereka berhenti romantisan di meja makan.


Gyeong Min lalu meletakkan suwiran ikan ke mangkuk Roo Na.

"Gyeong Min-ah, aku juga mau." ucap Se Ra.

"Kau bisa mengambilnya sendiri. Atau mintalah suamimu mengambilkannya untukmu setelah kau menikah." jawab Gyeong Min.

"Appa, Gyeong Min sangat kejam." ucap Se Ra. Tuan Bae hanya tertawa.

"Se Ra akan berpikir mencari suami mulai sekarang." jawab nenek, bikin Se Ra tambah sebal.

"Ngomong-ngomong, dimana Auto?" tanya nenek.

"Dia kurang enak badan." jawab Nyonya Park.

"Haruskah kita membawanya ke rumah sakit?" tanya Tuan Bae.

"Aku akan membawanya ke rumah sakit." jawab Nyonya Park.


Geum Hee masih menangisi uangnya yang hilang. Tak lama kemudian, Nyonya Park datang dan membujuk

Geum Hee makan. Tapi Geum Hee menolak. Geum Hee mengaku, tidak bisa menelan makanan sekarang. Geum Hee bilang, uang sebanyak itu bisa ia pakai untuk operasi plastik dari ujung rambutnya sampai ujung kaki.

"Kenapa kau sangat gegabah! Kau juga melibatkan ibu!" marah Nyonya Park.


Mereka lantas mencari Daepung ke rumah Dongpal. Tapi tidak ada siapapun di sana. Setelah mereka pergi,

Daepung pun keluar dari kamar mandi dan berpikir, untuk kabur.


Nyonya Park marah, ia tidak habis pikir bagaimana bisa Geum Hee percaya pada orang lain begitu mudahnya.

"Kau tidak punya KTPnya dan hanya tahu alamatnya." ucap Nyonya Park.

"Dia bukan orang jahat, Gyeongsuk-ah." jawab Geum Hee.

"Tidak heran kau kena tipu. Kau kenal dengan seseorang yang mungkin tahu keberadaannya? Temannya mungkin?"

"Aku kenal temannya. Dongpal, dia teman sekelasku di kelas memasak. Dia mengenal Tuan Wang."

"Kau punya nomornya?"

"Tidak, tapi aku tahu gadis yang disukainya."


Geum Hee pun langsung menghubungi Chorim.

Sementara itu, Chorim memilih tidak menjawab telepon Geum Hee. Tapi Geum Hee terus saja menghubunginya.

Soyoung pun menyuruh Chorim menjawabnya. Soyoung bilang, Chorim bisa memberitahu Geum Hee kalau ia dan Dongpal akan segera bertunangan, jadi Geum Hee bisa berhenti mengganggu Dongpal.

"Dongpal dan aku akan segera bertunangan jadi jangan berpikir untuk menggodanya lagi. Kau akan menyesal jika masih melakukannya!" ucap Chorim lalu memutuskan panggilannya.

Geum Hee menghubungi Chorim lagi. Chorim hendak marah, tapi ia terdiam begitu mendengar tangisan Geum Hee.


Geum Hee dan Chorim bertemu di kafe.

"Kau bilang tidak bisa memberiku nomor Dongpal, kan?" tanya Geum Hee.

"Tentu saja tidak. Bagaimana kalau kau menggodanya lagi." jawab Chorim.

"Lantas apa kau tahu dimana temannya? Teman yang tinggal bersamanya?" tanya Geum Hee.

"Kau berencana menggodanya?" tanya Chorim.

"Tolong aku, kumohon padamu." pinta Geum Hee.


Setibanya di restoran, Chorim pun terus memikirkan cerita Geum Hee. Sementara Soyeong, tiduran di meja dan Gilja sibuk menghitung uangnya.

Dongpal keluar dari dapur dan duduk di depan Chorim.

"Dongpal, temanmu Daepung masih tinggal bersamaku, kan?" tanya Chorim.

"Iya, kenapa?"

"Tidak apa-apa."

Dongpal lantas mengambil permennya dan menyuruh Chorim membuka mulut. Chorim pun membuka mulutnya dengan wajah merona malu, tapi begitu sudah membuka mulutnya, Dongpal malah langsung memakan permennya.

Chorim pun kesal. Dia memukuli Dongpal hingga keluar. Lalu mereka tertawa bahagia.

Gilja ikut bahagia melihat mereka.


Di kantor, Roo Bi dan timnya sedang rapat. Roo Na berusaha memikirkan, sesuatu yang baru dan menarik perhatian. Seokho tampak ragu, ia juga mengungkit soal insiden talk show Roo Na.

"Kang Seokho-ssi." tegur Jin Hee yang langsung membuat Seokho berhenti bicara.

"Baiklah, akan kutunjukkan padamu bahwa pengaruhku masih ada." jawab Roo Na.


Roo Na lalu meminta ide Roo Bi.

"Bagaimana kalau konser musim gugur?" tanya Roo Bi.

"Ah, benar. Konser Hoban di Chunchen sangat sukses." jawab Jin Hee.

"Konser Hoban?" tanya Roo Na bingung.


"Konser di tepi danau. Itu sangat indah." jawab Jin Hee.

"Aku juga ingat. Itu adalah konser yang sangat berkensan." ucap Roo Bi.


Roo Na pun kaget, kau ingat?

"Aku tidak ingat kau ada di sana." jawab Jin Hee.

"Ini agak kabur, tapi aku ingat saat berada di sana. Apa kau ingat? Kau yang mengatur konsernya. Tidak mungkin aku melewatkannya. Benarkan, eonni." ucap Roo Bi.

"A... aku tidak yakin. Itu sudah lama sekali. Aku bahkan tidak bisa mengingat hal kecil." jawab Roo Na.

Dia nampak gugup!


"Aku pikir kau ingat. Kau dan aku berbeda. Kau lebih pintar." ucap Roo Bi.

"Apa maksudmu? Lagipula, Jeong Roo Na. Aku manajer disini. Jadi perlakukan aku secara pantas." jawab Roo Na.

"Tidak perlu terlalu ketat. Hanya ada kita disini." ucap Jin Hee.

Roo Na pun kesal. Lalu, Se Ra memanggil Roo Bi.


Se Ra menyuruh Roo Bi ke ruangannya. Begitu Roo Bi datang, Se Ra langsung meminta Roo Bi menggantikan Roo Na sebagai host JM Homeshopping. Tapi Roo Bi menolak. Roo Bi berkata, ia tidak yakin bisa melakukannya dan ditambah, ia tidak tertarik.

Se Ra pun meminta Roo Bi memikirkannya lagi. Se Ra juga mengaku, sangat menyukai senyum dan wajah Roo Bi.

Roo Bi pamit. Tapi sebelum pergi, Se Ra sempat menanyakan pernikahan Roo Bi dan In Soo. Roo Bi terdiam.

Se Ra juga bilang, jika Roo Bi tidak menyukai gaun pernikahan yang ia berikan, Roo Bi boleh memberikannya pada orang lain.


Di lorong, Roo Bi berpapasan dengan In Soo. Roo Bi berkata, bahwa ia sedang mempertimbangkan tawaran Se Ra.

"Jangan lakukan itu. Ini akan memancing Roo Na." ucap In Soo.

"Kenapa tidak boleh?" tanya Roo Bi.


Tepat saat itu, Roo Bi pun datang dan melihat mereka berdua. Suara Roo Na mengejutkan Roo Bi.

Bersambung.....