Gyeong Min sudah tertidur pulas. Sementara Roo Na yang duduk di depan meja riasnya, terus menatap Gyeong Min dengan tatapan kesal sambil memikirkan kata-kata Gyeong Min.
"Aku masih mencintaimu. Aku putus asa, menunggumu kembali seperti dulu. Kenapa kau tidak mengerti? Siapa kau? Kenapa kau berubah menjadi orang asing?" kata Gyeong Min.
Tangis Roo Na pun keluar.
"Aku pikir, saat itulah aku jatuh cinta padanya. Sebelum itu, dia hanyalah alat untuk memenuhi ambisiku. Aku tidak mencintainya. Aku hanya mengasihaninya. Tapi saat itu, ketika aku melihat air matanya, aku sadar kalau cinta benar-benar ada. Tapi aku sudah menentukan jalanku dan aku sibuk. Peluang dan keinginanku untuk sukses, aku tidak bisa menyerahkannya begitu saja." ucap Roo Na di ruangan gelap itu.
Di apartemennya, In Soo pusing memikirkan rencana Roo Bi terhadap Roo Na.
Roo Na yang kini sudah berada di kantornya pun syok mendapat kabar tentang ingatan Roo Bi yang sudah kembali. Chorim berkata, bahwa ia dan Gilja lega karena ingatan Roo Bi sudah kembali. Chorim juga bercerita, tentang Gilja yang cemas karena Roo Bi tidak mengatakan apapun sejak ingatannya pulih. Chorim meminta Roo Na menjaga Roo Bi.
Sontak, Roo Na langsung lemas mendengar kabar itu. Ia bahkan hampir jatuh. Seokho pun dengan sigap memeganginya.
"Dimana adikku?" tanya Roo Bi.
"Dia pergi minum kopi." jawab Seokho.
Roo Na pun langsung pergi menyusul Roo Bi.
Roo Na yang syok, tidak bisa berjalan tegak. Lalu, ia teringat kata-kata Gyeong Min soal Roo Bi.
"Dia bilang, sangat membenciku! Dia bilang, tidak bisa memaafkanku!" ucap Gyeong Min.
"Apakah itu benar? Apakah ingatanmu sudah kembali? Dimana kau bersembunyi, Jeong Roo Bi! Tunjukkan dirimu sekarang!" ucap Roo Na, dalam hati.
"Apa yang kau lakukan disana?" tegur seseorang yang ternyata Roo Bi. Roo Na pun langsung menyeka air matanya.
Roo Na takut-takut menatap Roo Bi. Ia penasaran, apakah ingatan Roo Bi sudah benar-benar kembali.
Roo Bi pun menghela napas.
"Kau tahu kan aku orangnya tidak sabaran. Jadi cepat katakan apa yang ada di pikiranmu." ucap Roo Bi.
"Kudengar ingatanmu sudah kembali. Apa itu benar?" tanya Roo Na.
Roo Bi pun terdiam sejenak, sambil menatap tajam Roo Na. Tapi kemudian ia tersenyum.
"Bibi Chorim, kau tidak bisa mengatakan apapun padanya. Aku sengaja mengatakan itu." ucap Roo Bi.
"Apa?" tanya Roo Na. Bingung.
"Eomma, Bibi Chorim, In Soo dan bahkan kau sangat tertarik pada ingatanku. Aku mengatakan itu agar kalian berhenti mencemaskanku." jawab Roo Bi.
"Jadi maksudmu, ingatanmu belum kembali?" tanya Roo Na.
"Lihatlah. Kau membuat keributan besar. Ini melelahkan." jawab Roo Bi.
"Kau yakin?" tanya Roo Na.
"Aku tidak mengerti kenapa kau begitu bersemangat. Mau ingatanku kembali atau tidak, apa bedanya bagimu? Apa mungkin itu karena kau takut aku akan mempermalukanmu dan Gyeong Min di kantor?"
"Apa maksudmu?"
"Kau takut aku akan kembali seperti dulu? Jangan cemas. Kebiasaan lama sudah mati dan aku tidak ingin orang lain mengatakan, aku kembali menjadi Jeong Roo Na yang dulu."
Roo Bi juga mengatakan, bahwa di kamar mandi, ia mendengar gosip menyeramkan tentang dirinya dan Roo Na.
"Jeong Roo Na!"
"Kau mengagetkanku. Aku harus pergi." ucap Roo Bi.
Tapi sebelum pergi Roo Bi berkata, kalau ia harus bekerja dua kali lebih keras untuk menyusul Roo Na karena ia bodoh. Roo Bi juga menyindir Roo Na secara tidak langsung.
"Kau tahu siapa panutanku dan aku ingin menjadi seperti siapa?" tanya Roo Bi.
"Siapa?"
"Kau, Jeong Roo Bi." tatapan Roo Bi berubah tajam, tapi setelah itu kembali tersenyum dan beranjak pergi.
"Apakah ingatannya benar-benar belum kembali?" tanya Roo Na.
Di kamarnya, Geum Hee mencoba menghubungi Daepung tapi nomor Daepung sudah tidak terdaftar lagi. Geum Hee pun kaget.
Geum Hee lantas mendatangi Daepung ke rumah Dongpal. Daepung pun lekas bersembunyi.
"Aku butuh tempat tinggal baru." ucapnya.
Nyonya Park dan nenek sedang merajut sambil berbincang-bincang. Lalu, mereka membahas Roo Na dan Gyeong Min. Nenek bilang, pagi ini Roo Na dan Gyeong Min bersikap normal, seolah tidak terjadi apa-apa. Nyonya Park berkata, bahwa Gyeong Min dan Roo Na sudah baikan. Nenek kemudian berkata lagi, kalau Roo Na dan Gyeong Min menemuinya sebelum berangkat ke kantor. Mereka meminta maaf dan ia tidak punya pilihan lain selain memaafkan mereka.
Tak lama kemudian, Geum Hee pulang dengan wajah lesu dan langsung masuk ke kamarnya.
Melihat itu, Nyonya Park langsung menyusul Geum Hee.
Di kamarnya, Geum Hee menangis. Nyonya Park memaksa Geum Hee cerita. Nyonya Park mengancam, tidak akan mau bicara dengan Geum Hee lagi jika Geum Hee tak cerita padanya. Geum Hee pun akhirnya menceritakan semuanya.
Nyonya Park turun ke bawah. Pada nenek, Nyonya Park berbohong dengan mengatakan teman Geum Hee mengidap penyakit kanker.
Di lorong, Gyeong Min tak sengaja melihat Roo Bi yang sedang bicara dengan staff lain.
Gyeong Min menghela nafas, dan berjalan begitu saja melewati Roo Bi. Roo Bi yang melihat Gyeong Min pun langsung menyapa Gyeong Min.
"Kau menikmati makan siangmu?" tanya Roo Bi.
Gyeong Min hanya mengangguk, lalu berjalan pergi.
Mata Roo Bi pun langsung berkaca-kaca.
"Kenapa kau tiba-tiba dingin padaku? Hanya melihatmu seperti ini, hanya dekat denganmu seperti ini, sudah membuatku bahagia." ucap Roo Bi dalam hati.
Tak lama kemudian, Gyeong Min berbalik dan menatap Roo Bi.
Di ruangannya, Gyeong Min memikirkan soal cincin Roo Bi yang dibuang Roo Na ke tempat sampah, soal laptop Roo Bi yang dicuri Roo Na, soal Roo Na yang tak sengaja mencakar wajahnya ketika mereka meributkan Roo Bi, dan soal Roo Na yang berusaha merusak syal Roo Bi.
Gyeong Min bertanya-tanya, kenapa Roo Bi nya seperti itu. Tapi tak lama kemudian, ia menyalahkan dirinya sendiri atas perilaku Roo Bi nya dan berusaha meyakinkan dirinya kalau hanya Roo Bi lah satu-satunya wanita yang ia cintai. Gyeong Min lalu menghubungi Roo Na.
Di kantornya, Roo Na senang ditelpon Gyeong Min. Usai bicara dengan Gyeong Min, dia langsung pergi.
Seokho bertanya, Roo Na mau kemana. Roo Na berkata, kalau ia mau menemui Gyeong Min karena Gyeong Min sangat merindukannya.
Mendengar itu, Roo Bi pun terluka.
Begitu keluar dari ruangannya, Roo Na bertemu Yeonho. Ia panic. Yeonho mengaku, dirinya datang karena merindukan Roo Na. Kepanikan Roo Na pun bertambah saat melihat Gyeong Min sedang berjalan ke arahnya. Roo Na langsung menyuruh Yeonho pergi karena tak mau Gyeong Min melihat Yeonho. Roo Na juga berjanji akan menghubungi Yeonho nanti.
"Jika kau tidak menghubungiku, aku akan menemuimu lagi, Nyonya Bae." ucap Yeonho, lalu pergi.
Pada Gyeong Min, Roo Na mengakui Yeonho sebagai salah satu fansnya yang ingin minta tanda tangan.
Lalu, Roo Na mengajak Gyeong Min minum kopi.
"Aku minta maaf karena tidak berusaha keras mengerti dirimu. Meskipun aku satu-satunya orang yang berubah, aku tetap menyalahkanmu. Aku banyak berpikir. Seseorang berkata, dalam hidup kita perlu banyak belajar. Baik itu dalam suatu hubungan, percintaan ataupun pernikahan. Disitulah kesalahanku. Aku tidak berusaha keras. Aku hanya menginginkanmu jadi istri yang kuharapkan. Jeong Roo Bi sebelum kita menikah dan Jeong Roo Bi istriku jelas berbeda tapi aku tidak memahami itu dan terus mencoba mencari Jeong Roo Bi ku di masa lalu. Aku tidak akan seperti itu lagi. Aku akan menerimamu apa adanya." ucap Gyeong Min.
"Aku juga minta maaf. Soal Roo Na, aku cemburu karena terlalu mencintaimu. Dia memang adikku, tapi dia tetap seorang wanita kan? Bahkan, seorang wanita bisa cemburu pada anaknya sendiri. Kadang-kadang aku juga cemburu pada nenek." jawab Roo Na.
Roo Na lantas merangkul Gyeong Min.
"Aku ingin memiliki cintamu seutuhnya. Dan satu hal lagi, aku ingin kau selalu berpihak padaku di depan keluargamu." pinta Roo Na.
"Aku akan melakukannya." jawab Gyeong Min, sembari tersenyum.
Se Ra kembali memanggil Nona Yoon ke ruangannya. Nona Yoon melaporkan, bahwa penjualan mereka semakin menurun sembari menyerahkan data penjualan. Nona Yoon lantas membujuk Se Ra menggunakan Roo Na lagi sebagai host. Tapi Se Ra menentang. Se Ra beralasan, Roo Na sudah kehilangan kepercayaan konsumen karena insiden itu. Ditambah lagi, Presdir Bae juga pasti akan menangnya.
"Direktur Bae..." bujuk Nona Yoon.
"Aku akan menemukan penggantinya." jawab Se Ra. Nona Yoon mengerti dan beranjak keluar.
Setelah Nona Yoon keluar, Se Ra tak sengaja melihat wajah Roo Bi yang sedang tersenyum di kamera.
Se Ra pun berpikir, Roo Bi lah yang cocok menggantikan Roo Na.
Bersambung ke part 2.....
0 Comments:
Post a Comment