• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 59 Part 1

Sebelumnya...


Di restoran, Chorim terus menatap Dongpal yang sedang membersihkan lantai, dengan wajah kesal. Ia bertanya-tanya dalam hatinya, kapan Dongpal akan mengajaknya menikah. Chorim berkata, berita kehamilan Roo Na benar-benar memojokkan dirinya dan tahun depan, ia berusia 40 tahun.


Melihat Chorim melamun, Soyoung yang tengah membersihkan meja pun menegur Chorim.

"Eonni, apa yang kau lakukan? Kau harus menyelesaikannya." ucap Soyoung.

"Aku akan istirahat sebentar." jawab Chorim.


Chorim kemudian mendekati Dongpal.

"Dongpal-ssi, setelah restoran tutup, haruskah kita pergi keluar dan minum bir?" tanya Chorim.

"Aku sibuk malam ini." jawab Dongpal.

"Chef No, jangan seperti itu. Kalian berdua harus pergi berkencan." ucap Gilja.

"Menurutmu begitu?" tanya Dongpal.

Dongpal lantas mengajak Soyoung juga. Soyoung menerimanya dengan senang hati. Chorim langsung sewot.

"Kami akan berkencan. Kau mau menjadi obat nyamuk?" tanya Chorim.

"Aku harus ikut, kalau tidak, kalian akan bertengkar seperti anak-anak." jawab Soyoung, membuat Chorim tambah kesal.


Chorim dan Dongpal jalan-jalan berdua di taman. Chorim berkata, sudah lama sekali mereka tidak pergi bersama. Lalu, Chorim bertanya, apakah Dongpal marah padanya karena bunga 1% itu.

"Aku tidak marah. Aku laki-laki. Aku lebih baik dari itu." jawab Dongpal.

"Terima kasih atas pengertianmu." ucap Chorim.


Mereka lalu duduk. Dongpal merasa kedinginan. Chorim pun langsung melepas jaketnya dan memakaikannya ke Dongpal.

"Hentikan! Ini memalukan!" ucap Dongpal.

"Memalukan apanya? Kau memakainya karena dingin." jawab Chorim.


Chorim kemudian membahas kehamilan Roo Na. Ia penasaran, seperti apa bayi Roo Na akan memanggilnya nanti.

"Komo Halmeoni." jawab Dongpal.

"Kau tidak merasakan sesuatu?" tanya Chorim.

"Itu menjijikkan." jawab Dongpal.

Mendengar jawaban Dongpal, Chorim pun sewot. Ia mengaku tidak bisa tidur karena keponakannya akan memiliki bayi tapi ia sendiri belum menikah.

Chorim lantas bertanya, kapan Dongpal akan melamarnya. Ia meminta Dongpal tidak menyuruhnya menunggu lagi. Ia juga mengaku, ingin punya anak juga.


Chorim kemudian menangis. Dongpal pun memeluk Chorim.

Tapi sedetik kemudian, ia mendorong Chorim gara-gara melihat Daepung.

Daepung yang duduk tak jauh dari mereka pun bergegas kabur. Dongpal langsung mengejar Daepung.


Gyeong Min masih terjaga, ia menatap Roo Na yang sudah terlelap sambil memikirkan kata-kata sang ayah.

"Aku belum memaafkan Roo Bi. Begitupun dengan ibumu, juga nenekmu. Tapi demi pertambahan garis darah keluarga ini, kita harus mengesampingkan kebencian kita." ucap Tuan Bae.


Paginya, Roo Na terbangun dan mendapati Gyeong Min tengah bersiap-siap. Ia menunggu respon Gyeong Min, tapi Gyeong Min tetap bersikap dingin padanya.


Lalu, seseorang mengetuk pintu kamar mereka. Setelah Roo Na menyahut, orang itu pun masuk dan ternyata Se Ra.

"Apa kehamilanmu membuat dirimu jadi malas? Cepat turun dan sarapan!" ucap Se Ra.


Roo Na pun bergegas turun dari tempat tidur. Ia berniat mendekati Gyeong Min tapi Gyeong Min langsung keluar kamar tanpa mengatakan apapun padanya.


Di meja makan, Se Ra terus menyindir Roo Na. Ia mengomentari makanan yang cukup banyak di meja padahal tidak ada yang ulang tahun.

"Jangan mulai. Nenekmu memasak ini sepanjang malam." jawab Geum Hee.

"Roo Bi hanya hamil, memangnya seberapa banyak yang bayi itu makan?" ucap Se Ra.

"Hentikan omong kosongmu dan makan saja!" tegur nenek.


Nenek lalu bicara pada Roo Na.

"Roo Bi-ya, kau mengandung calon pewaris keluarga ini. Tubuhmu bukan milikmu sendiri lagi. Jika kau memakai sepatu runcingmu dan duduk di depan komputer, tidak ada bagusnya untukmu. Jadi beritahu orang kantor bahwa kau akan mengambil cuti hamil." suruh nenek.

"Tapi kantor sedang sibuk-sibuknya." jawab Roo Na.

"Dengarkan saja nenekmu. Meskipun kita mencoba tenang, tapi akan ada banyak gosip di kantor. Itu tidak akan bagus untukmu dan calon bayimu." ucap Tuan Bae.

"Baiklah, ayah. Aku akan melakukannya." jawab Roo Na, kepaksa.

"Apa perasaanmu sudah sedikit lebih baik? Kau mengalami morning sickness parah." tanya Nyonya Park.

"Aku baik-baik saja." jawab Roo Na.


"Lebih baik tidak mengalami hal itu. Oya, aku sudah menghubungi Dokter Kim. Kita akan pergi menemuinya." ucap nenek.

Roo Na jelas menolak, ia beralasan, sudah menemui dokternya sendiri belum lama ini. Tapi nenek tetap ingin membawa Roo Na ke Dokter Kim. Roo Na pun berkata, kalau ia akan pergi ke dokter dengan ibunya. Tapi nenek bersikeras membawa Roo Na ke Dokter Kim.

"Daripada pergi dengan mertuanya, lebih baik dia pergi dengan ibunya. Baiklah, Roo Bi. Pergilah dengan ibumu." ucap Nyonya Park menengahi.


"Roo Bi, ingat pakaian bayi yang kau buang ke tempat sampah?" tanya Geum Hee.

Sontak, semuanya kaget. Roo Na pun menjelaskan, kalau itu hadiah pernikahan. Tak ingin Geum Hee bicara macam-macam lagi,

Roo Na pun meminta tambahan nasi. Geum Hee langsung bangkit, ke dapur mengambil nasi untuk Roo Na.


Sekarang, Gyeong Min dan Roo na sudah kembali ke kamar. Roo Na pun tersenyum dan beranjak mendekati Gyeong Min, tapi Gyeong Min masih dingin padanya.

"Kau masih marah padaku? Lupakanlah, Chagiya. Aku ingin bahagia." pinta Roo Na.

"Aku tidak marah. Aku hanya bingung. Kau merahasiakan kehamilanmu, pergi ke dokter sendirian. Aku tidak mengerti. Kau anggap aku ini apa? Apa aku bukan suamimu? Aku bukan ayah dari bayimu?" jawab Gyeong Min.

"Aku sudah bilang padamu, aku tidak tahu kalau aku hamil. Kita sedang ribut, jadi aku tidak bisa menemukan waktu yang pas." ucap Roo Na.

Gyeong Min pun menghela nafas.

"Mianhae, mianhae Gyeong Min-ssi." ucap Roo Na.

"Dimana hasil USGnya? Hasil USG seperti yang dikirimkan In Soo padaku. Kau tidak memintanya setelah diperiksa?" tanya Gyeong Min.

Roo Na pun pura2 tidak ingat dimana menaruhnya.

"Pastikan kau menemukannya. Aku ingin menyimpannya di dompetku." ucap Gyeong Min.


Gyeong Min lalu membahas pakaian bayi yang dibuang Roo Na. Roo Na pun berkata, itu karena In Soo yang memberikan padanya.

"Kenapa dia memberimu pakaian bayi?" tanya Gyeong Min.

"Kau juga merasa ini tidak menyenangkan, kan? Sudah kubilang, pria itu aneh." jawab Roo Na.

"Lalu kau membuang pakaian bayi itu?" tanya Gyeong Min.

"Itu penghinaan bagi para gadis ketika mendapatkan hadiah seperti itu padahal dirinya tidak hamil." jawab Roo Na.

Gyeong Min pun hanya menghela nafas mendengar jawaban Roo Na. Ia lalu beranjak pergi.


Di kantor, Seokho, Hyeryeon dan Jin Hee membicarakan Roo Na. Hyeryeon berkata, bahwa Roo Na sangat beruntung.

"Dia dimanjakan seperti seorang putri dan sekarang dia sedang hamil, dia akan dimanjakan seperti ratu." ucap Hyeryeon.

"Jika kau iri, menikahlah dan pergi bulan madu. Atau tunda bulan madumu dan langsung hamil saja." jawab Jin Hee.

"Orang-orang seperti kita tidak akan bisa bersaing. Mereka berada di eselon lain." ucap Seokho.

"Eselon?" tanya Jin Hee.

"Bayi Manajer Jeong akan diperlakukan seperti Pangeran William." jawab Seokho.

"Jangan kesal. Tidak seburuk itu. Dan aku yakin, banyak orang diluar sana yang iri dengan semua yang kau miliki." ucap Jin Hee.


Roo Bi yang mendengar itu pun kesal. Lalu, ponselnya berdering. Telepon dari In Soo dan Roo Bi memilih tidak menjawabnya.


In Soo pun hanya bisa menghela nafas karena teleponnya tidak dijawab. Lalu, rekannya yang duduk disampingnya mengingatkannya kalau mereka akan on air 3 menit lagi.


Di ruangannya, Gyeong Min bertanya-tanya, kenapa In Soo memberikan Roo Na hadiah baju bayi.
 Lalu, ia teringat saat mendapatkan kiriman foto hasil USG dari Roo Na.


Flashback...

Saat itu, Gyeong Min berpikir In Soo ingin membagi kebahagiaan karena Roo Na hamil. Roo Na yang merasa terganggu pun bergegas menghapus foto itu dengan alasan, Roo Bi akan sangat marah jika menemukannya.

Flashback end...

"Aku tidak mengerti." gumam Gyeong Min.


In Soo yang baru selesai siaran, dihubungi Gyeong Min yang mengajaknya bertemu.


Mereka bertemu di kafe. Gyeong Min menanyakan soal foto hasil USG yang pernah dikirimkan In Soo padanya. Ia mengaku, saat menerima foto itu, awalnya ia berpikir, In Soo salah mengirimkannya. Tapi sekarang, ia sangat penasaran milik siapa foto hasil USG itu.

In Soo pun berkata dalam hatinya, ia menyuruh dirinya mengakui kebenarannya pada Gyeong Min karena itulah hal terbaik yang bisa ia lakukan untuk Roo Bi.


Belum sempat menjawab, ponsel Gyeong Min berdering. Singkat cerita, setelah Gyeong Min selesai bicara di telepon, ia pun membahas kehamilan Roo Na dan mengatakan bahwa dirinya akan menjadi ayah tahun depan.

Setelah itu, ia kembali menanyakan hal yang sama pada In Soo.

"Itu... milik Roo Na sebelum kecelakaan. Saat Roo Na mengingat kecelakaan itu, aku menunjukkan foto itu untuk menenangkannya. Jika saja kecelakaan itu tidak pernah terjadi, bayi itu mungkin akan lahir ke dunia." ucap In Soo.


In Soo juga bilang, bahwa hari itu dia mabuk. Ia berniat mengirimkan foto hasil USG pada Roo Na, tapi malah mengirimkannya ke Gyeong Min.

"Lalu pakaian bayi yang kau berikan pada Roo Bi sebagai hadiah, kau beli sebelum kecelakaan?" tanya Gyeong Min.

"Karena Roo Bi menikah lebih dulu, jadi aku berpikir dia akan memiliki anak." jawab In Soo.

"Aku merasa, kehamilan Roo Bi adalah hadiah darimu." ucap Gyeong Min.

In Soo pun langsung diam. Ia merasa bersalah pada Gyeong Min.

Bersambung ke part 2......

Ruby Ring Ep 58 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min minta maaf untuk semua yang sudah terjadi belakangan ini. Tapi Tuan Bae bilang, semua itu bukan kesalahan Gyeong Min.

"Meskipun kau tidak mengatakan itu, aku tahu kau sudah berusaha yang terbaik. Roo Bi akan menjadi jauh lebih santai dan baik daripada dirinya sekarang. Di dunia ini, tidak ada yang lebih kuat dari cinta seorang ibu." ucap Tuan Bae.

"Tapi ayah, hanya karena Roo Bi hamil, bukan berarti aku bisa memaafkannya." jawab Gyeong Min.

"Jadi kau akan tetap melanjutkan perceraian? Bagaimana dengan anakmu? Kau mau meninggalkan anakmu tanpa ibu? Kau sudah menikah dan Roo Bi sedang hamil. Tidakkah jauh lebih baik berada di sisi istrimu demi anakmu? Aku belum memaafkan istrimu, tidak juga nenekmu tapi demi pertambahan garis darah keluarga ini, sebaiknya kita mengesampingkan kebencian kita. Keserakahannya akan berkurang seiring berjalannya waktu. Ketika bayinya lahir, dia akan mengurus bayinya. 24 Jam tidak akan terasa cukup. Bayinya akan mulai berbicara dan berjalan, lalu pergi ke taman kanak-kanak." ucap Tuan Bae.


Nyonya Park masuk ke kamar nenek dan melihat nenek sedang menyusun baju.

"Apa yang ibu lakukan?" tanya Nyonya Park.

"Tidakkah kau lihat? Ini semua pakaian yang aku rajut untuk cicit-cicitku." jawab nenek.

"Aku tidak tahu ibu membuatnya sangat banyak." ucap Nyonya Park.

"Aku ingin punya 3 atau 4 cicit." jawab nenek.

"Ibu, soal Roo Bi..."

"Aku tahu kau dan Changgeun masih marah padanya. Aku juga sama. Tapi apalagi yang bisa kita lakukan? Dia mengandung anak Gyeong Min. Aku akan memaafkannya." jawab nenek.


Di kantor, Hyeryeon bertanya kapan Roo Na akan kembali. Roo Bi pun mengaku tidak tahu.

"Kudengar, kasus penggelapan sudah mencapai kesepakatan. Presdir Bae berusaha menutupinya. Kami bertanya-tanya, kamu tahu ada dana yang hilang. Tapi semua sudah berakhir dengan baik." ucap Seokho.

Sontak, Roo Bi kaget. Roo Bi tambah kaget saat menerima telepon dari sang ibu, yang memberitahu kehamilan Roo Na.


Di rumah, nenek dan Geum Hee membawakan bubur untuk Roo Na. Roo Na tidak bisa mengatakan apa-apa melihat perlakuan nenek padanya.


Di kantor, Se Ra yang berpapasan dengan In Soo, memberitahu In Soo tentang kehamilan Roo Na.


Roo Bi sendiri tak rela Roo Na lolos begitu saja dari kasus penggelapan, padahal ia sudah susah payah mencari bukti. Ia pun bersumpah, akan mengambil kembali miliknya yang direbut Roo Na, satu per satu.


Tak lama kemudian, In Soo datang.

"Apa yang kau pikirkan? Apa rencanamu selanjutnya?" tanya In Soo.

"Tinggalkan aku sendiri, ini bukan urusanmu." jawab Roo Bi.

"Roo Bi-ssi." bujuk In Soo.

"Roo Na. Aku Jeong Roo Na, jangan lupakan itu." jawab Roo Na, lalu beranjak pergi.


In Soo mengikuti Roo Bi. Tahu In Soo mengikutinya, Roo Bi pun mempercepat langkahnya dan ia pun hampir terjatuh karena lututnya belum benar-benar pulih.

"Kau baik-baik saja? Kau bisa berjalan?" tanya In Soo cemas.

"Biarkan aku pergi!" jawab Roo Na.

"Berhentilah bersikap seperti ini." pinta In Soo.

"Melepaskan semuanya dan memaafkannya? Rasanya sangat menyakitkan. Aku melihat wajahnya setiap kali kakiku merasa sakit! Bagaimana aku bisa memaafkannya! Penggelapan, butuh waktu lama bagiku untuk mengumpulkan semua buktinya tapi semua itu sia-sia. Mereka bilang Roo Na hamil! Apakah aku harus memaafkannya! Aku tidak bisa!" jawab Roo Bi.


In Soo pun memeluk Roo Bi.

"Jangan seperti ini. Hatiku sakit melihatmu seperti ini." ucap In Soo.

"Sudah kukatakan padamu. Aku Jeong Roo Na, bukan Jeong Roo Bi!" jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi, meninggalkan In Soo, sambil menangis.

"Aku Jeong Roo Na. Aku bukan Jeong Roo Bi. Aku Jeong Roo Na. Jeong Roo Na." ucap Roo Bi lirih.

Di belakang, In Soo menatap kepergian Roo Bi dengan tatapan lirih.

Bersambung......

Ruby Ring Ep 58 Part 1

Sebelumnya...


Gyeong Min sampai di rumah dan ia heran melihat rumahnya yang sepi. Tak lama kemudian,

Geum Hee datang menyambutnya.

"Kemana semua orang?" tanya Gyeong Min.

"Ayah dan ibumu ada di kamar sepanjang hari. Nenekmu sangat marah, jadi dia mengunci dirinya di kamar. Roo Bi ada di atas." jawab Geum Hee.

"Maaf, Bibi Geum Hee." ucap Gyeong Min.

"Kau tidak perlu minta maaf padaku dan temui lah orang tuamu." jawab Geum Hee.

"Terima kasih, Bibi Geum Hee." ucap Gyeong Min, lalu beranjak menuju kamar orang tuanya.

Geum Hee prihatin dengan masalah yang menimpa keluarga itu.


"Aku pulang, Aboji." ucap Gyeong Min sambil memasuki kamar orang tuanya. Tuan Bae yang sedang berbaring, langsung bangun begitu Gyeong Min datang. Ia menanyakan hasil pemeriksaan yang dilakukan kantor audit.

"Mereka sudah mengecek semuanya." jawab Gyeong Min.

"Jadi semuanya benar?"tanya Nyonya Park. Dia terkejut.

"Lantas, apa yang akan kau lakukan?" tanya Tuan Bae.

"Aku akan menceraikannya." jawab Gyeong Min.


Geum Hee yang menguping pembicaraan mereka pun terkejut dan langsung berlari ke kamar nenek. Ia memberitahu nenek, bahwa Gyeong Min akan menceraikan Roo Na. Mendengar itu, nenek terkejut dan langsung ke kamar Tuan Bae.


"Gyeong Min-ah, apa itu benar? Kau akan bercerai?" tanya nenek.

"Nenek, soal itu...." Gyeong Min berusaha menjelaskan, tapi nenek meminta Gyeong Min langsung menjawab pertanyaannya.

"Eommoni, kantor audit menemukan bahwa Roo Bi benar-benar melakukan penggelapan." ucap Nyonya Park.

Nenek pun seketika lemas.


Di kamarnya, Gilja memikirkan kata-kata Gyeong Min tadi tentang perubahan Roo Bi.

"Aku tidak mengira, pernikahan akan mengubah seseorang begitu dramatis." ucap Gyeong Min. Gilja juga ingat saat Chorim mengatakan hal yang sama.

"Benar, dia berubah terlalu banyak. Apa mungkin, karena kecelakaan itu? Tapi penggelapan?"


Gilja pun yakin, kalau Roo Na dijebak. Ia tidak percaya 'Roo Bi' nya bisa melakukan hal semengerikan itu.


Lalu, Gilja beranjak keluar dari kamarnya. Diluar, Chorim dan Soyoung lagi ketawa-ketiwi menonton televisi. Tapi tiba2, Gilja mematikan televisi dan menyuruh Soyoung masuk ke kamar.

Soyoung pun mengerti dan bergegas masuk ke kamar.

"Komo, kita harus bicara. Tadi aku menemui Gyeong Min." ucap Gilja.

"Untuk apa?" tanya Chorim.

"Kau bertanya untuk apa? Apa kau lupa dengan semua yang Roo Bi katakan?"

"Aku ingat. Jangan cemas, Gyeong Min hanya menggertak."

"Dia bilang, Roo Bi berubah setelah menikah. Aku punya feeling, Roo Bi melakukan hal yang mengerikan."

"Tapi penggelapan? Bukankah Roo Bi sudah bilang, dia dijebak."

"Aku tahu, tapi bagaimana kalau Gyeong Min benar-benar akan menceraikannya?"


Nenek menentang keras perceraian Roo Na dan Gyeong Min. Nenek juga mengingatkan, apa yang mereka lakukan saat ia menentang keras pernikahan mereka.

Tuan Bae memberitahu Roo Na, kalau hasil dari kantor audit sudah keluar. Roo Na pun meminta maaf.

"Beri kami alasan kenapa kami harus memaafkanmu." jawab Tuan Bae.

"Aku licik, aku berasal dari keluarga miskin. Aku berpikir, mungkin aku bisa menggunakan uang itu." ucap Roo Na.

"Yang kami tanyakan, kemana semua uang itu pergi!" Se Ra membentak Roo Na.

"Cukup, noona." pinta Gyeong Min.

"Jika kalian ingin bercerai, jangan ditunda-tunda." ucap Tuan Bae.

"Aku menentang keras perceraian ini!" jawab nenek.

"Eommoni!" ucap Tuan Bae.

"Ini sangat menyebalkan!" jawab Se Ra.


Sekarang, Gyeong Min dan Roo Na sudah berada di kamar mereka. Gyeong Min duduk di lantai dengan wajah terluka. Sementara Roo Na, duduk di depan meja riasnya. Ia menangis.

"Gyeong Min-ssi, kau masih tidak mengerti? Apa kau sungguh tidak bisa memaafkanku? Bahkan, meski aku berlutut?" tanya Roo Na.

Gyeong Min diam saja. Roo Na pun mendekati Gyeong Min.

"Aku mencintaimu. Bagaimana bisa aku hidup tanpamu. Aku tidak mau bercerai." ucap Roo Na.

"Roo Bi-ya, kepercayaan sangat penting di dalam sebuah hubungan. Jika kepercayaan itu sudah rusak... hubungan kita sudah berakhir. Perasaanku padamu sudah tidak ada." jawab Gyeong Min.

"Itu tidak benar. Tidak, Gyeong Min-ssi." ucap Roo Na.

"Ini bukan tentangmu. Ini tentang kita berdua. Kau mungkin menyangkalnya, tapi aku tidak akan membiarkanmu menyeretku bersamamu." jawab Gyeong Min.


Gyeong Min lalu beranjak pergi. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar Roo Na muntah- muntah.

*Roo Na hamil pemirsa*


Geum Hee ke kamar nenek. Ia mengembalikan uang 10 ribu dollar yang dipinjamnya untuk membuka toko roti. Geum Hee cerita, kalau Dongpal lah yang mengembalikannya.

Geum Hee lalu memijat kaki nenek dan berkata, kalau dirinya tidak akan pernah tertipu lagi.

"Auto." panggil nenek.

"Iya, Samonim?" tanya Geum Hee.

"Kau tidak bisa diam?" tanya nenek.


Tuan Bae masih terjaga, memikirkan persoalan Roo Na dan Gyeong Min. Nyonya Park sedang membersihkan wajahnya. Tak lama kemudian, nenek datang dan mengajak Tuan Bae bicara.

Nenek bilang, bahwa ia tak akan membiarkan Gyeong Min dan Roo Na bercerai.

"Kita sudah bekerja keras, membangun perusahaan bertahun-tahun. Apakah kita akan membiarkannya hancur begitu saja? Bukan hanya itu. Kau tahu kenapa aku menentang pernikahan mereka. Kepribadian Roo Bi, dia bukanlah gadis yang sama seperti yang kita temui pertama kali. Sekarang, aku menentang perceraian mereka. Itu karena perceraian bukanlah sikap yang baik. Aku menentang mereka menikah tapi sekarang mereka telah menikah." ucap nenek.

"Jika Gyeong Min ingin bercerai, aku tidak bisa menghentikannya." jawab Tuan Bae.

"Jangan seperti ini. Sebagai yang tertua, kau harus mengajarkan integritas. Roo Bi mungkin memang menyebabkan kerusakan pada perusahaan kita, tapi dia juga melakukan beberapakebaikan. Jika bercerai semudah itu, tidak akan ada yang bertahan dalam pernikahan. Dalam hal apapun, perceraian itu tidak akan terjadi. Ingat itu." ucap nenek, lalu beranjak pergi.


Di kamarnya, Roo Na sedang membersihkan riasannya. Lalu tiba-tiba, sang ibu masuk dan mengajaknya bicara.

"Kau mendengar sesuatu di kantor? Gyeong Min akan menceraikan Roo Bi. Roo Na-ya, kau tahu  kakakmu seperti apa, kan? Dia tidak akan pernah melakukan hal seperti itu."

Mendengar itu, mata Roo Bi pun langsung berkaca-kaca.

"Mereka tahu aku adiknya jadi mereka tidak mengatakan apapun padaku." jawab Roo Bi.

"Ayah In Soo bagaimana? Apa kalian sudah membicarakan pernikahan?" tanya Gilja.

"Belum." jawab Roo Bi.

Mendengar itu, Gilja pun tambah stress.

"Maafkan aku, eomma. Tolong maafkan aku." ucap Roo Bi dalam hati.


In Soo minum-minum sambil menatap foto Roo Bi.

"Berhentilah, Roo Bi-ssi. Jebal." ucap In Soo.


Paginya, saat sarapan, Tuan Bae memberitahu Gyeong Min bahwa ia akan merahasiakan apa yang sudah dilakukan Roo Na demi menghormati nenek.

"Aku tahu ini sulit, aku merasa buruk tapi itu pasti lebih buruk untukmu." ucap Tuan Bae.

"Maaf, ayah." jawab Gyeong Min.

"Ahjumma, pergilah ke kamar Roo Bi dan bawa dia kemari." suruh nenek.


Geum Hee pun langsung pergi ke kamar Gyeong Min, namun ia malah mendapati Roo Na yang muntah-muntah. Curiga Roo Na hamil, Geum Hee pun langsung berlari memanggil nenek dan Nyonya Park.

Sontak, seluruh keluarga kaget mendengar kabar kehamilan Roo Na.


Se Ra pun langsung bangkit dari duduknya dan berniat memeriksa Roo Na, tapi Roo Na keburu muncul di ruang makan.

Nenek bertanya, apa Roo Na hamil? Apa Roo Na sudah pergi ke dokter. Dengan wajah kebingungan, Roo Na pun mengiyakan pertanyaan nenek. Sontak, nenek senang mendengarnya.

Tiba-tiba, Roo Na merasa pusing. Nenek pun menyuruh Gyeong Min membawa Roo Na ke kamar, juga menyuruh Geum Hee membuatkan sup untuk Roo Na.


Gyeong Min memapah Roo Na ke kamar. Ia bertanya, kenapa Roo Na tidak memberitahunya. Roo Na beralasan, karena ia tidak mau membuat Gyeong Min tambah stress. Roo Na pun meminta maaf lagi. Ia berjanji, tidak akan membuat masalah lagi mulai sekarang.

"Istirahatlah." ucap Gyeong Min, lalu beranjak pergi.


Setelah Gyeong Min pergi, Roo Na pun kebingungan. Ia takut, kalau-kalau dirinya tidak hamil.


Gilja dan Chorim yang baru mendengar kabar kehamilan Roo Na pun ikut senang.

Bersambung ke part 2...........