Ruby Ring Ep 58 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min minta maaf untuk semua yang sudah terjadi belakangan ini. Tapi Tuan Bae bilang, semua itu bukan kesalahan Gyeong Min.

"Meskipun kau tidak mengatakan itu, aku tahu kau sudah berusaha yang terbaik. Roo Bi akan menjadi jauh lebih santai dan baik daripada dirinya sekarang. Di dunia ini, tidak ada yang lebih kuat dari cinta seorang ibu." ucap Tuan Bae.

"Tapi ayah, hanya karena Roo Bi hamil, bukan berarti aku bisa memaafkannya." jawab Gyeong Min.

"Jadi kau akan tetap melanjutkan perceraian? Bagaimana dengan anakmu? Kau mau meninggalkan anakmu tanpa ibu? Kau sudah menikah dan Roo Bi sedang hamil. Tidakkah jauh lebih baik berada di sisi istrimu demi anakmu? Aku belum memaafkan istrimu, tidak juga nenekmu tapi demi pertambahan garis darah keluarga ini, sebaiknya kita mengesampingkan kebencian kita. Keserakahannya akan berkurang seiring berjalannya waktu. Ketika bayinya lahir, dia akan mengurus bayinya. 24 Jam tidak akan terasa cukup. Bayinya akan mulai berbicara dan berjalan, lalu pergi ke taman kanak-kanak." ucap Tuan Bae.


Nyonya Park masuk ke kamar nenek dan melihat nenek sedang menyusun baju.

"Apa yang ibu lakukan?" tanya Nyonya Park.

"Tidakkah kau lihat? Ini semua pakaian yang aku rajut untuk cicit-cicitku." jawab nenek.

"Aku tidak tahu ibu membuatnya sangat banyak." ucap Nyonya Park.

"Aku ingin punya 3 atau 4 cicit." jawab nenek.

"Ibu, soal Roo Bi..."

"Aku tahu kau dan Changgeun masih marah padanya. Aku juga sama. Tapi apalagi yang bisa kita lakukan? Dia mengandung anak Gyeong Min. Aku akan memaafkannya." jawab nenek.


Di kantor, Hyeryeon bertanya kapan Roo Na akan kembali. Roo Bi pun mengaku tidak tahu.

"Kudengar, kasus penggelapan sudah mencapai kesepakatan. Presdir Bae berusaha menutupinya. Kami bertanya-tanya, kamu tahu ada dana yang hilang. Tapi semua sudah berakhir dengan baik." ucap Seokho.

Sontak, Roo Bi kaget. Roo Bi tambah kaget saat menerima telepon dari sang ibu, yang memberitahu kehamilan Roo Na.


Di rumah, nenek dan Geum Hee membawakan bubur untuk Roo Na. Roo Na tidak bisa mengatakan apa-apa melihat perlakuan nenek padanya.


Di kantor, Se Ra yang berpapasan dengan In Soo, memberitahu In Soo tentang kehamilan Roo Na.


Roo Bi sendiri tak rela Roo Na lolos begitu saja dari kasus penggelapan, padahal ia sudah susah payah mencari bukti. Ia pun bersumpah, akan mengambil kembali miliknya yang direbut Roo Na, satu per satu.


Tak lama kemudian, In Soo datang.

"Apa yang kau pikirkan? Apa rencanamu selanjutnya?" tanya In Soo.

"Tinggalkan aku sendiri, ini bukan urusanmu." jawab Roo Bi.

"Roo Bi-ssi." bujuk In Soo.

"Roo Na. Aku Jeong Roo Na, jangan lupakan itu." jawab Roo Na, lalu beranjak pergi.


In Soo mengikuti Roo Bi. Tahu In Soo mengikutinya, Roo Bi pun mempercepat langkahnya dan ia pun hampir terjatuh karena lututnya belum benar-benar pulih.

"Kau baik-baik saja? Kau bisa berjalan?" tanya In Soo cemas.

"Biarkan aku pergi!" jawab Roo Na.

"Berhentilah bersikap seperti ini." pinta In Soo.

"Melepaskan semuanya dan memaafkannya? Rasanya sangat menyakitkan. Aku melihat wajahnya setiap kali kakiku merasa sakit! Bagaimana aku bisa memaafkannya! Penggelapan, butuh waktu lama bagiku untuk mengumpulkan semua buktinya tapi semua itu sia-sia. Mereka bilang Roo Na hamil! Apakah aku harus memaafkannya! Aku tidak bisa!" jawab Roo Bi.


In Soo pun memeluk Roo Bi.

"Jangan seperti ini. Hatiku sakit melihatmu seperti ini." ucap In Soo.

"Sudah kukatakan padamu. Aku Jeong Roo Na, bukan Jeong Roo Bi!" jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi, meninggalkan In Soo, sambil menangis.

"Aku Jeong Roo Na. Aku bukan Jeong Roo Bi. Aku Jeong Roo Na. Jeong Roo Na." ucap Roo Bi lirih.

Di belakang, In Soo menatap kepergian Roo Bi dengan tatapan lirih.

Bersambung......

0 Comments:

Post a Comment