• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 77 Part 1

Sebelumnya...


Roo Na berusaha melindungi cincinnya. Ia menutupi cincin itu dengan tangannya.

"Semua orang tahu ini cincinku. Ini cincin pertunanganku." ucap Roo Na.


Kesal, Roo Bi pun mencengkram tangan Roo Na.

"Benar, aku bodoh. Jika aku tidak membiarkanmu merebut cincinku, dressku dan menyetir mobilku, semua ini tidak akan terjadi. Tapi menurutmu, berapa lama kau bisa memakai topengmu?" ucap Roo Bi.

"Jalanmu masih panjang. Aku sudah lama berhenti menyalahkan diriku dan menyesali keputusanku. Jika kau ingin menyalahkan seseorang, jangan salahkan aku tapi ibu! Ibu orang pertama yang memanggilku Roo Bi! Ibu yang memakaikan cincin ini padaku!" jawab Roo Na.

"Benar, aku menyalahkan ibu dan Gyeong Min karena tidak mengenaliku! Tapi pada akhirnya, kau lah yang harus bertanggung jawab! Karena ibu dan Gyeong Min tidak mencuri hidup dan wajahku! Jeong Roo Na, neonnikka." ucap Roo Bi.


Gilja pun terduduk lemas mendengarnya. Ia syok.



Di tengah pertengkaran mereka, ponsel Roo Na berdering. Telepon dari Seokho. Roo Na pun terkejut saat Seokho bilang ibunya datang.

"Aku baru sadar dia ibumu. Aku ingat pernah melihatnya di hari pernikahanmu. Dia menanyakan padaku dimana kamar mandi." ucap Seokho.

Dan kedua gadis itu langsung keluar dari kamar mandi, mencari sang ibu.Tapi tidak menemukannya.

Tak lama, Jin Hee lewat dan mereka langsung bertanya pada Jin Hee tapi Jin Hee mengaku tidak melihat siapa pun.


Gilja menangis meninggalkan kantor Gyeong Min.


Ia ingat kata-kata Roo Na tadi bahwa dirinya lah yang bersalah karena memakaikan cincin itu pada Roo Na dan memanggil Roo Na Roo Bi.


Lalu ia teringat saat dirinya menyematkan cincin itu ke jari Roo Na dan memanggil Roo Na dengan nama Roo Bi saat Roo Na siuman.


Dan terakhir, ia ingat saat Roo Bi menangis setelah mengatakan ingatannya sudah pulih.

"Roo Na-ya, apa yang sudah kau lakukan? Uri Roo Bi, Roo Bi ku yang malang." jerit Gilja dalam hatinya.


Roo Na terus berusaha menghubungi ibunya sambil mencari ibunya di setiap sudut kantor.

Ia pun heran ibunya tidak menjawab teleponnya.

Gilja terduduk lemas di taman.

"Apa yang kau lakukan, Roo Na-ya? Anak manis itu... aku bodoh. Bisa-bisanya aku tidak mengenali putriku." sesal Gilja.


Jihyeok ke restoran dan melihat Soyoung bekerja sendirian.

Ia pun langsung turun tangan membantu Soyoung melayani pelanggan.

Selesai melayani pelanggan, Jihyeok langsung ke dapur.

Pelanggan cewek yang dilayani Jihyeok tadi langsung memuji ketampanan Jihyeok dan mengaku pria seperti Jihyeok adalah tipenya.

Mendengar itu, Soyoun langsung menatap itu cewek dengan tatapan sebal.

*Wkwkwkw... Soyoung jealous...


Di dapur, Jihyeok selesai mencuci piring.


Soyoung pun memanggil Jihyeok dan mengajaknya minum cola.

Soyoung kemudian berterima kasih atas bantuan Jihyeok.

"Setidaknya ini yang bisa kulakukan untuk membayarmu kembali." jawab Jihyeok.

"Berhenti mengatakan hal itu. Ini tidak seperti aku meminjamimu uang berton-ton." ucap Soyoung.

Soyoung lalu berkata, bahwa yang dilakukan Jihyeok tadi sangat mengesankan.

"Aku sudah terbiasa melakukannya. Aku mendapatkan banyak pekerjaan di belakang ayahku. Aku bisa semuanya kecuali pacaran." jawab Jihyeok.

Soyoung langsung senyum-senyum mendengarnya. Melihat Soyoung senyum, Jihyeok tertawa.


Gilja sudah lebih tenang.

Ia teringat saat Roo Na menangis dan berkata, bahwa dunia tidak adil padanya.

"Kenapa Roo Bi bisa melakukannya tapi aku tidak! Ini membuatku kesal. Apa yang harus kulakukan, Eomma!"


Lalu ia ingat cerita Roo Na tentang burung cuckoo.

"Dia seperti itu,  bahkan sejak dia kecil. Dia membenciku karena aku selalu membela kakaknya. Dia selalu mengatakan tidak bisa melakukan apapun disaat kakaknya berhasil melakukan semuanya." ucap Gilja.


Tangis Gilja kembali pecah. Ia menyesal karena tidak pernah berada di sisi Roo Na selama ini.

"Jika aku tahu akan seperti ini jadinya, aku tidak akan berada di sisi Roo Bi." ucap Gilja.

Gilja kemudian bertanya-tanya, kenapa Roo Bi tidak memberitahunya.

"Benar, mungkin dia berpikir ini sudah terlambat. Dia tidak memberitahuku karena dia sudah pasrah dan ingin menerima semuanya. Mungkin ini yang terbaik." ucap Gilja.

Gilja pun juga baru sadar alasan Roo Bi tidak menerima In Soo selama ini.

"Itu karena ingatannya sudah kembali jadi ia tidak bisa menikahi In Soo."


Gilja lalu menghubungi Chorim.

"Komo. Komo." ia menangis lagi.

"Ada apa, Eonni? Kenapa kau menangis?" tanya Chorim yang lagi berendam dengan Dongpal.

"Aku hanya... merindukanmu." jawab Gilja membuat Chorim lega.

Dongpal lalu mencipratkan air ke wajah Chorim.

Mereka kemudian tertawa.

Mendengar tawa Chorim, Gilja pun memutuskan panggilanya karena tidak mau mengganggu bulan madu Chorim.


Di kantor, Gyeong Min tak bisa berhenti memikirkan kata-kata In Soo. Ia penasaran dengan yang mau dikatakan In Soo malam itu di Jeju padanya.


Tak lama kemudian, Gyeong Min menghubungi In Soo dan mengajaknya bertemu.

Mereka pun bertemu di kafe. Gyeong Min menanyakan soal kata-kata In Soo di Jeju padanya malam itu. Ia ingat, In Soo mengatakan bahwa ia memiliki hati dua wanita.

"Maksudmu istriku dan Roo Na, kan?" tanya Gyeong Min.

In Soo pun mengaku bahwa ia jealous pada Gyeong Min.

Ia memberitahu Gyeong Min bahwa Roo Na mencintai Gyeong Min tapi Gyeong Min tidak percaya.

"Malam itu, saat aku mabuk, kau tahu apa yang kupikirkan. Menurutku, akan lebih baik jika Roo Na memiliki tunangan sepertimu." ucap In Soo.

Tak mau mendengar kata-kata In Soo lagi, Gyeong Min pun beranjak pergi.


Roo Bi duduk di tangga darurat dan memikirkan kata-kata Roo Na soal cincinnya.

"Semua orang tahu ini cincinku."

"Bagaimana itu bisa menjadi milikmu? Hanya karena itu berada di jarimu bukan berarti itu milikmu. Aku akan mengambilnya kembali. Tidak peduli apa kata orang, itu milikku. Itu cincin pertunanganku!" batinnya.

Ponselnya kemudian berdering. Telepon dari sang ibu.


"Kau sibuk? Bisakah kau pulang lebih cepat?"

"Aku akan segera pulang. Tapi kenapa ibu menelponku jam segini? Ibu tidak sibuk?"

"Aku tidak sibuk. Roo Na-ya, ini tentang Roo Bi..."

"Ada apa dengan Roo Bi?"

"Roo Bi tidak bermaksud membuat banyak masalah. Dia mengambil semuanya darimu."


"Eomma, kau mendengar pembicaraan kami?"

"Apa maksudmu? Aku bilang ini karena aku merasa kalian bertengkar dan itu menggangguku. Roo Na-ya, aku itu sulit tapi kau bukan Roo Na yang dulu. Kau baik, pintar dan hangat sekarang. Tidak bisakah kau mengerti dia? Aku ingin kau menikah dengan In Soo dan hidup bahagia seperti kakakmu."

"Eomma, menurutmu Roo Bi bahagia?"

"Tentu saja. Dia mencoba yang terbaik. Aku minta maaf karena tidak memperhatikanmu. Tapi mulai sekarang..."

"Eomma, jangan bilang begitu."

 "Kau tahu bagaimana perasaan ibu sekarang?"

"Tentu saja. Eomma, aku harus bekerja sekarang. Kututup teleponnya, ya."


Setelah menutup teleponnya, Roo Bi menangis.

Gyeong Min yang kebetulan melintas bersama karyawannya tidak sengaja melihat Roo Bi.

Ia pun menyuruh karyawannya pergi duluan.

Gyeong Min ingin menghampiri Roo Bi tapi ia ingat kata-kata In Soo tadi bahwa Roo Bi lebih bahagia jika punya tunangan seperti dirinya.

Gyeong Min pun batal menghampiri Roo Bi dan hanya melihat Roo Bi menangis dari kejauhan.

Tak lama berselang, Roo bi menghapus tangisnya dan naik ke atas.

Bersambung ke part 2.......

Ruby Ring Ep 76 Part 3

Sebelumnya...

Akhirnya terbongkar yeorobun!!! Gilja akhirnya tahu....


Gilja langsung ke kamar Roo Bi.

Ia memeriksa lemari dan juga laci, berharap menemukan sebuah petunjuk.

Gilja lalu berhenti mencari dan berharap pikirannya salah.

Tapi kemudian ia kepikiran In Soo.

"Mungkinkah Na PD...?" Gilja syok. Ia curiga In Soo sudah tahu.

"Lalu bagaimana dengan menantuku? Apa yang terjadi?"


Gilja langsung ke kantor Gyeong Min. Ia ingin memastikannya sendiri dengan mendengar langsung dari mulut Roo bi dan Roo Na.

Tapi kemudian, ia menyangkal hal itu dan beranjak pergi meninggalkan kantor Gyeong Min.

Namun langkahnya terhenti. Ia ragu harus harus menanyakan itu pada kedua putrinya atau tidak.

Pada akhirnya, Gilja pun memutuskan untuk menanyakannya.


Di kantor, Roo Bi sedang menikmati jeruk yang dibawanya dari Jeju bersama ketiga rekannya.

Mereka bercanda dan tertawa.


Tak lama kemudian, Roo Na datang. Hyeryeon melihat Roo Na mengenakan cincin ruby.

"Cincin ini milikku. Roo Bi, hanya milikku." ucap Roo Na.

Kesal, Roo Bi pun mendekati Roo Na. Ia ingin mencoba cincin itu tapi Roo Na menolak.

Roo Bi pun berkata, bahwa Roo Na juga pernah mencoba cincinnya.

Mendengar itu, Roo Na pun kesal dan terpaksa memberikan cincin itu pada Roo Bi.


Roo Bi pun menatap cincin itu dengan emosional dan teringat ketika Gyeong Min memintanya tidak melepaskan cincin itu sampai ajal menjemput mereka.

"Roo Na-ssi, cobalah cincin itu. Aku ingin tahu apakah cincin itu cocok dengan warna kulitmu yang cerah." ucap Jin Hee.

Roo Bi pun langsung mencobanya.

"Aku pemilik cincin ini. Aku berjanji pada Gyeong Min tidak akan melepaskannya." batinnya.

"Omo, cantik sekali. Aku tidak tahu cincin rubi begitu cantik." ucap Hyeryeon.

"Cinta yang penuh gairah dan tidak berujung, itulah simbolis ruby." jawab Roo Bi.


Kesal mendengar itu, Roo Na pun berusaha merebut cincin itu tapi Roo Bi mendorong Roo Na dan menjatuhkan cincin itu.

"Omo... haruskah aku memungutnya untukmu?" tanya Roo Bi.

Roo Na pun langsung mengambil cincinnya yang jatuh di bawah meja.

"Kau takut aku mengambil cincinmu dan menyembunyikannya seperti yang kau lakukan padaku?" ucap Roo Bi lagi.

"Roo Na-ssi, apa maksudmu?" tanya Jin Hee.

Setelah mendapatkan cincinnya, Roo Na pun menyuruh mereka semua kembali bekerja.

Jin Hee lantas menyuruh Roo Bi mengantarkan dokumen ke tim desain. Roo Bi langsung pergi.


Roo Na menyusul Roo Bi dan ia menemukan Roo Bi di kamar mandi.

"Apa yang coba kau lakukan!" tanyanya marah.

"Kau ingin ribut denganku cuma karena aku mencoba cincinmu?" jawab Roo Bi.


Gilja akhirnya tiba di kantor Roo Bi dan Roo Na, tapi ia memutuskan tidak jadi menemui mereka karena takut apa yang dipikirkannya benar.

Seokho datang.

"Anda mencari seseorang?" tanya Seokho.

"Dimana kamar mandi?" tanya Gilja.


Disinilah Gilja mendapatkan jawabannya.

Ia masuk ke kamar mandi dan mendengar kedua putrinya bertengkar.


"Kau pikir dengan mengambil cincin ini dariku semua akan kembali seperti dulu?" tanya Roo Na.

"Mengambil cincin itu darimu? Siapa? Aku? Siapa yang pencuri di sini? Siapa pemilik cincin itu?" jawab Roo Bi.

"Jangan seperti anak-anak. Tidak akan ada yang berubah." ucap Roo Na.

"Aku tahu kau sangat memalukan, Jeong Roo Na tapi aku tidak menyangka kau seburuh ini." jawab Roo Bi.


Gilja pun syok mendengarnya.

"Roo Bi adalah Roo Na?" batinnya.

Bersambung.........

Ruby Ring Ep 76 Part 2

Sebelumnya...


Roo Na menghubungi In Soo.

"Ada apa? Kita tidak boleh bicara seperti ini di telepon." ucap In Soo yang sudah berada di apartemennya.

"Kau benar, tapi siapa mabuk dan tidak bisa menjaga mulutnya? Kau bilang mencintai Jeong Roo Bi. Kau bilang ingin melindunginya. Jadi kendalikan dirimu. Ini antara Jeong Roo Bi dan aku. Kau harus tahu dimana tempatmu dan jangan ikut campur. Jangan libatkan Gyeong Min dalam hal ini!"

"Kau benar. Ini antara kau dan Jeong Roo Bi. Aku harus tahu diri dan tidak berhak ikut campur."

"Bagus kalau kau tahu, jadi jangan ganggu kami!"

Roo Na pun memutuskan panggilannya.


Gyeong Min mengguyur dirinya dengan air.

Pikirannya terus tertuju pada Roo Bi.


Ia ingat saat terkurung di gudang dengan Roo Bi. Roo Bi yang kala itu ingatannya belum pulih, ketakutan dan menjatuhkan dirinya ke dalam dekapan Gyeong Min.


Lalu ia ingat ketika Roo Bi melanjutkan syair yang dibacanya, syair favorit mereka.


Kemudian ia ingat saat mereka terjebak di gunung dan Roo Bi mengaku membenci dirinya.


Dan ia ingat saat Roo Bi memeluknya di pantai Jeju.


"Bae Gyeong Min, kau bilang kau tidak akan seperti ini lagi. Tapi kenapa kau tidak bisa berhenti? Sadarkan dirimu. Jeong Roo Na adik iparmu. Roo Bi dongsaeng!" ucapnya.


Roo Na yang sudah terlelap, terbangun karena mendengar tawa Roo Bi dan Gyeong Min di ruangan sebelah.

Roo Na lantas bangkit dari tempat tidurnya dan mengecek ke ruangan sebelah.

Ia pun terkejut melihat Gyeong Min yang berpelukan dengan Roo Bi.


"Gyeong Min-ssi, aku disini." ucapnya.

Tapi Gyeong Min dan Roo Bi malah tersenyum dan terus berpelukan.


"Aaaaa...!" Roo Na menjerit. Ia terbangun dari tidurnya.

Ya, semua itu hanya mimpi. Gyeong Min yang mendengar jeritan Roo Na ikut terbangun.

Roo Na pun langsung memeluk Gyeong Min. Tangisnya pecah.

"Jangan tinggalkan aku. Tetaplah di sisiku dan mencintaiku." pintanya.


Besoknya, Roo Na berlari ke meja makan dan minta maaf karena bangun kesiangan.

Roo Na mengaku, bahwa dirinya sulit tidur.

"Wae? Jika kau bersenang-senang di Jeju, kau seharusnya bisa tidur dengan baik." ucap Se Ra.

"Noona, bukankah sudah kubilang untuk mengurus urusanmu sendiri?" jawab Gyeong Min.

Se Ra langsung mendengus kesal.


Gyeong Min pun menjelaskan, kalau mereka bersenang-senang di Jeju.

Tuan Bae pun senang mendengarnya.


Geum Hee lalu melihat cincin ruby dan mengatakan cincin itu sangat cantik.

"Jadi itu cincin yang digunakan Gyeong Min saat melamarmu?" tanya Nyonya Park.

"Entah kenapa aku ingin memakainya hari ini. Aku juga ingin berjaga-jaga kalau-kalau Gyeong Min ingin melihat cincin ini." jawab Roo Na.

"Tapi bukanlah lebih baik memakai cincin pernikahanmu?" tanya Nyonya Park.

"Cincin pernikahan dari ayah dan ibu tapi yang ini dari Gyeong Min." jawab Roo Na.


"Roo Na mengatakan, dia akan menjadi lebih baik sekarang. Dia sudah membuat masalah belakangan ini. Penggelapan dana, kehamilan palsu." ucap Geum Hee.

Nyonya Park langsung menghentikan Geum Hee bicara.


"Bibi benar. Aku tidak akan membuat masalah lagi." ucap Roo Na.

"Kuharap itu bukan hanya sekedar omonganmu." jawab Tuan Bae.

"Tidak akan ayah." ucap Roo Na.


Roo Bi yang baru bangun, merasa ada yang aneh dengan matanya.

Ia pun langsung melihat matanya di cermin.

Tak lama berselang, sang ibu datang untuk membangunkannya.

Roo Bi pun memberitahu matanya terluka.

Gilja langsung memeriksa mata Roo Bi.

"Kau bintitan. Kau pasti terlalu memaksakan dirimu." ucap Gilja.

"Ibu mau menggunakan obat aneh itu lagi? Menulis di kakiku?" tanya Roo Bi.

"Itu bukan obat aneh, aku mempelajarinya dari nenekmu. Kau ingat, saat kalian masih kecil dan mata kalian bintitan, aku selalu menulis di kaki kalian." jawan Gilja.


Gilja pun mengambil pulpen dan mulai menulis di kaki Roo Bi.

Saat itulah, ia melihat tidak ada tahi lalat di kaki Roo Bi.

Begitu sang ibu selesai menulis, Roo Na pun langsung turun dari tempat tidurnya dan pergi mandi.


"Kapan dia menghapusnya? Aku tidak ingat dia menghapusnya." ucap Gilja.

Gilja lantas ingat saat Roo Na mengatakan, dirinya punya tahi lalat yang cantik.

"Aku ingat dia punya tahi lalat di kaki kirinya tapi kenapa?" Gilja bertanya-tanya.


Saat sarapan, Gilja terus memperhatikan Roo Bi.


Setelah Roo Bi pergi, Gilja bertanya pada Soyoung apakah Soyoung tahu Roo Na menghapus tahi lalatnya.

Soyoung pun berkata, kalau ia melihat Roo Bi di klinik kecantikan dan itu terjadi sebelum pergi.

Gilja syok. Ia mulai menyadari apa yang terjadi sebenarnya.

Bersambung ke part 3......