• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 81 Part 2

Sebelumnya...


Roo Na ngamuk!

Dia berusaha menampar In Soo, tapi In Soo langsung menghentikan Roo Na sebelum Roo Na menampar dirinya.

"Kau bodoh! Kau bilang kau mencintainya dan mau menikahinya tapi kenapa kau diam saja! Kau hanya diam dan mengasihani dirimu!"

"30 menit lagi, aku harus stand by. Jadi katakan intinya." jawab In Soo.

"Jeong Roo Bi! Dia sudah gila! Dia mengajak Gyeong Min makan malam di depanku!" ucap Roo Na.

"Terus kenapa?" tanya In Soo tenang.

"Mwo?" Roo Na kaget melihat sikap In Soo yang tenang.

"Apakah Bae Gyeong Min langsung menemuinya seolah-olah dia sedang menunggu momen itu? Itukah yang membuatmu histeris? Kau iri?"


"Kau bilang mencintai Jeong Roo Bi dan kau tidak peduli?"

"Kau tidak sadar apa yang terjadi? Meskipun Bae Gyeong Min memilih bersama orang lain daripada istrinya, apa kau punya hak menghakiminya! Kau sungguh munafik. Kau ingin mempertahankannya tapi karena kau tidak bisa, kau berencana memanipulasi diriku?"

Roo Na lantas menyuruh In Soo menelpon Roo Bi. Ia takut Gyeong Min dan Roo Bi melakukan sesuatu.

"Melakukan sesuatu? Itu urusan mereka. Jeong Roo Na, kau tidak akan pernah bisa menang melawan Jeong Roo Bi. Kau tahu kenapa? Karena dia mengenaln Gyeong Min dengan baik. Roo Bi dan Gyeong Min saling mencintai dan mengerti satu sama lain."

"Gyeong Min mencintaiku."

"Sampai kapan kau mau berilusi seperti itu? Kau pikir karena kau istrinya jadi tidak akan ada yang bisa merebutnya darimu? "


In Soo juga berusaha menyadarkan Roo Na, bahwa Roo Bi lah wanita yang dicintai Gyeong Min.

"Bukankah sudah pernah kubilang, kau akan hidup dalam ketakutan dan kekacauan. Tidak bisakah kau melihat ini akan terjadi?"

"In Soo-ssi, kau mengasihaniku? Aku mengenalmu dengan baik. Aku tahu kau masih mencintaiku jadi tolong aku."

"Kau mengenalku? Kau bahkan tidak mengenal dirimu sendiri. Kau tidak percaya cinta tapi kau masih percaya kau pantas mendapatkannya? Ini lucu. Tapi itu bukan masalah sekarang." ucap In Soo.


In Soo lalu pergi meninggalkan Roo Na tapi baru beberapa langkah, ia kembali menatap Roo Na.

"Aku memperingatkanmu, Jeong Roo Na. Jika kau masih berusaha memanipulasiku, aku akan membuatmu membayarnya!"


Di rumah, keluarga Gyeong Min sibuk menghiasi pohon natal.

Geum Hee kemudian pergi menyalakan musik.

"Samonim, aku bahagia. Aku mencintaimu." ucap Geum Hee pada nenek.

"Aku juga mencintaimu dan seluruh keluargaku." jawab nenek.

"Eommoni, kau mirip dengan Geum Hee sekarang." ucap Tuan Bae.

"Cinta dan kebahagiaan. Itu tidak buruk." jawab nenek.


Tak lama kemudian, Roo Na pulang dan Geum Hee menunjukkan pohon natal itu.

Roo Na hanya menatapnya sejenak, lalu naik ke lantai atas dengan wajah lesu.


Melihat itu, nenek pun yakin Roo Na dan Gyeong Min sedang bertengkar.

Tuan Bae menenangkan nenek dengan mengatakan, bahwa Roo Na hanya lelah.

Nenek dan Nyonya Park lalu memarahi Tuan Bae yang belum minum obat.


Di kamar, Roo Na gelisah memikirkan kata-kata Roo Bi dan In Soo tadi.

Lalu, ia meyakinkan dirinya bahwa Gyeong Min bukan pria seperti itu.

"Gu Yeonho sudah tidak menjadi masalah sekarang dan aku memiliki USBnya. Jika Gyeong Min tetap berada dalam genggamanku, aku akan baik-baik saja. Itulah yang aku butuhkan. Gyeong Min harus tetap di sisiku." ucapnya.


Gyeong Min yang sedang bersama Roo Bi, terus teringat momennya dengan Roo Bi di pantai Jeju.

Lalu, ia pun menghela nafas dan berusaha menghilangkan pikiran itu.

Mendengar helaan nafas Gyeong Min, Roo Bi pun bertanya kenapa Gyeong Min tidak makan.

Gyeong Min beralasan, bahwa dirinya tidak lapar.


"Kalau begitu, haruskah aku memanggil kakakku? Dia menyukai sashimi."

"Kenapa kau memanggilku? Kau bilang ada yang mau kau bicarakan."

"Sesuatu yang menggangguku. Ini tentang yang terjadi di Jeju. Aku tidak mabuk. Aku sadar sepenuhnya. Tapi aku takut kau akan terganggu dan merasa tidak nyaman berada di dekatku."

"Jika aku merasa terganggu, aku tidak akan berada di sini denganmu."

"Katakan kau jatuh cinta padaku. Katakan, itulah kenapa kau berbohong dan datang padaku." ucap Roo Bi dalam hatinya.


Roo Bi lalu memberikan hadiah natal, membuat Gyeong Min sedikit terkejut.

Gyeong Min mau membukanya tapi dilarang Roo Bi. Roo Bi menyuruh Gyeong Min membukanya di rumah.

Gyeong Min lantas berniat menanyakan sesuatu soal Roo Na dan In Soo tapi ia tidak jadi menanyakannya karena takut melukai Roo Bi.


Mereka lalu pergi minum kopi di tempat Jihyeok dan Soyoung minum tadi.

"Sudah lama sekali. Ini bagus." ucap Gyeong Min sembari tersenyum pada Roo Bi.

"Aku juga merasakan hal yang sama." jawab Roo Na yang juga tersenyum.

"Kenapa kau tidak ke sini bersama Na In Soo?" tanya Gyeong Min.

"Hyeong-bu, kau tahu kebalikan dari kata aku mencintaimu?"

"Aku tidak mencintaimu?" jawab Gyeong Min.

"Aku mencintaimu." ucap Roo Bi.

Sontak Gyeong Min kaget.


Gyeong Min lalu mengalihkan topic pembicaraan. Ia bertanya, apakah Roo Bi dan In Soo sedang bertengkar.

Dalam hatinya, Roo Bi pun menyuruh dirinya mengatakan yang sebenarnya pada Gyeong Min.

"Apa yang kau tunggu? Apa yang membuatmu diam saja?" batinnya.

Tapi pada akhirnya, Roo Bi tetap diam.

Ia mengaku pada Gyeong Min, bahwa ada pria lain yang ia cintai.

"Aku tidak tahu saat aku amnesia. Tapi saat ingatanku pulih, aku mengingatnya. Aku mencintainya tapi tidak bisa kembali padanya karena dia sudah menikah dengan orang lain. Aku sudah berusaha melupakannya tapi tidak bisa menghapusnya dari hatiku. Aku ingin kembali padanya, apa yang harus kulakukan? Ini membunuhku."


"Tapi kau tunangan In Soo sekarang. Kau hanya perlu memikirkannya."

"Lalu bagaimana dengan perasaanku? Haruskah aku menikah In Soo yang tidak aku cintai demi menjaga perasaannya?"

Gyeong Min pun bingung harus berkata apa.


Gilja minum soju sendirian. Ia menyalahkan dirinya karena tidak mengenali kedua putrinya.

Gilja kemudian yakin, bahwa Roo Na sudah menyesal.

"Dia mencuri wajah kakaknya dan memainkan sandiwara itu. Aku tidak peka pada perasaannya dan terus memanggilnya Roo Bi. Ibu macam apa aku ini. Dia pasti sangat terluka karena melakukan itu untuk mencari kebahagiaan."


Gyeong Min akhirnya pulang.

Melihat hadiah dari Roo Bi yang dibawa Gyeong Min, Roo Na pun langsung membukanya.

Gyeong Min pun terkejut melihat isi hadiah itu. Hadiahnya adalah syal hijau, syal yang ia berikan pada Roo Bi saat mereka masih pacaran.


Jihyeok dan Soyoung sedang di jalan.

Jihyeok langsung memberikan syal nya saat Soyoung mengaku kedinginan.

Soyoung juga mengaku tangannya dingin dan ingin memasukkan tangannya ke dalam saku jaket Jihyeok.

Jihyeok pun bergegas mengeluarkan tangannya dari dalam saku jaket dan menyuruh Soyoung memasukan tangannya.

"Tanganmu masukkan juga." suruh Soyoung.

Jihyeok pun memasukkan tangannya juga.

Soyoung tiba-tiba tertawa. Ia lalu mengaku teringat saat dirinya memergoki Dongpal dan Chorim kencan di bioskop.

Jihyeok ikut tertawa.

"Kau pikir kita tidak akan tertangkap?" tanya Soyoung.


"Aku menangkapmu!" teriak Daepung yang mendadak nongol.

Sontak, Jihyeok dan Soyoung kaget.

"Kalian pacaran? Kalian mau kemana?"

"Kami mau menonton film." jawab Jihyeok.

Mendengar itu, Daepung pun minta ikut.

Tak mau Daepung mengganggu mereka, Soyoung pun mengajak Jihyeok kabur.

Daepung pun langsung marah-marah ditinggal kabur.


Tak lama kemudian, Daepung ketemu Dongpal dan Chorim.

Keduanya kaget saat Daepung mengatakan habis bertemu Jihyeok dan Soyoung.

"Mak.. maksudmu mereka berkencan?" tanya Chorim kaget.

Daepung mengiyakan.


Roo Na dan Gyeong Min bertengkar karena syal itu.

Roo Na mengambil syal yang sama dari dalam laci dan mengaku bahwa ia tahu Gyeong Min pergi dengan Roo Bi.

"Dia bilang, dia ingin mengatakan sesuatu. Kau dan aku bisa makan malam diluar kapan saja. Kita juga bisa bertemu di rumah tapi cheo-je..."

"Cheo-je! Cheo-je! Cheo-je! Apakah dia lebih penting daripada istrimu!"

"Bukan itu maksudku!"


"Kau selalu seperti ini! Kau selalu menomorsatukan Roo Na daripada istrimu! Apa kau mencintai dia! Wae! Wae!"

Roo Na pun membanting kosmetiknya ke lantai.

Tak lama kemudian, ia beranjak ke kamar mandi.

Gyeong Min mengambil kedua syal itu. Ia bingung bagaimana 'Roo Na' bisa memiliki syal yang sama.

Bersambung............

Ruby Ring Ep 81 Part 1

Sebelumnya...


Roo Bi dan Roo Na sedang melakukan pemotretan.

Fotografer pun memuji Roo Na yang sudah bekerja keras di pemotretan hari itu.

"Itu karena aku melewatkan pemotretan kemarin, jadi aku bekerja cukup keras hari ini." ungkap Roo Na.

Fotografer lalu memuji ekspresi Roo Bi. Ia berkata, Roo Bi memiliki aura yang serius seperti ingin menceritakan sebuah cerita.

"Kukira itu tidak kelihatan. Sebenarnya aku punya cerita sedih. Aku akan menceritakannya lain kali." jawab Roo Bi, yang sontak membuat Roo Na kaget.


Begitu masuk ke ruang ganti, Roo Na pun memarahi Roo Bi.

"Kisah sedih? Kenapa kau tidak mengatakannya saja? Kenapa kau tidak mengatakan rahasiaku?"

"Tadinya aku berpikir begitu tapi penontonnya kurang banyak. Acara bincang-bincang langsung dengan penonton studio. Kurasa itu lebih sempurna." balas Roo Bi.

"Lakukanlah. Kau gila." ucap Roo Na.

Kesal, Roo Bi pun mencengkram tangan Roo Na.

"Gila? Aku? Kau tahu kenapa aku menahan diri? Seperti yang kau katakan, aku sudah gila. Baiklah, silahkan teruskan sandiwaramu. Akan kutunjukkan apa yang terjadi ketika aku sudah benar-benar marah. Itu menyenangkan. Sebuah cerita gila, tentang kakak adik yang gila." ucap Roo Bi.


Ponsel Roo Na tiba-tiba berdering.

Telepon dari Gyeong Min yang mengajaknya makan malam.

Roo Bi berkaca-kaca menatap Roo Na yang berbicara dengan Gyeong Min.


"Kau lihat, kan? Sekeras apapun kau berusaha, kau tidak akan mendapatkan kembali semuanya. Gyeong Min, pria yang kau inginkan, sudah menjadi milikku sekarang dan tidak akan bisa kau miliki. Itulah kenapa aku menyuruhmu menyerah. Itulah yang terbaik untukmu, Gyeong Min, ibu dan semua orang bisa bahagia."

Roo Na kemudian mendekati Roo Bi.

"Kau harus menyerah. Kau orang yang baik. Kau adalah adikku, Jeong Roo Na." jawab Roo Na yang membuat Roo Bi semakin menatapnya marah.


Roo Bi lantas meraih ponselnya dan menghubungi Gyeong Min, membuat Roo Na kaget.

Roo Bi mengajak Gyeong Min makan malam. Ia mengaku, ada yang kau ia tanyakan pada Gyeong Min.

Roo Bi tersenyum.

"Sampai ketemu." ucap Roo Bi mengakhiri pembicaraannya.


"Apa yang kau rencanakan?" tanya Roo Na.

"Kau bilang Gyeong Min milikmu? Seseorang mengatakan, pria ibarat kapal yang bisa oleng kapan pun. Jangan biarkan dirimu lengah. Gyeong Min-ssi, sudah tergelincir. Tapi jangan khawatir, aku bukan dirimu. Aku tidak akan merebutnya. Tapi aku harus memperbaiki yang sudah rusak." jawab Roo Bi.


Tak lama kemudian, Gyeong Min menelpon Roo Na.

Gyeong Min membatalkan janji makan malamnya merea dengan alasan harus menghadiri reuni kelasnya.


Roo Bi pun tersenyum penuh kemenangan.

"Ketika kau berpikir, kau sudah memiliki semuanya, kau justru kehilangan semuanya. Itulah hidup. Semakin keras kau mendekatinya, dia akan semakin jauh. Aku mengenal Gyeong Min. Dia bertanggung jawab dan setia. Dia punya banyak integritas. Tapi dia juga punya perasaan. Aku bisa melihat dari matanya. Dia tergelincir dan sangat kesakitan. Dia sangat membutuhkan cinta." ucap Roo Bi.

Roo Na pun syok dan tidak bisa mengatakan apapun lagi.


Roo Bi lalu beranjak pergi.

Roo Na pun jatuh terduduk dan berteriak kesal.

"Gyeong Min milikku! Beraninya kau!"


Di restoran, Chorim memijat bahu Dongpal.


Gilja sedang melihat poster Roo Bi dan Roo Na di koran.

"Benar, sekarang aku bisa melihat bedanya. Mereka berubah. Aku tidak bisa membayangkan mereka bertukar jiwa." batin Gilja.


Dongpal dan Chorim lalu duduk di depan Gilja.

Mereka ikut melihat poster Roo Na dan Roo Bi.

Chorim senang melihatnya, ia bahkan berencana menggunakan poster itu untuk menarik pelanggan.

Dongpal pun memuji dirinya sendiri. Ia berkata, keahliannya memasak lah yang menarik para pelanggan.

"Keahlianmu memang penting tapi iklan juga penting."


Chorim kemudian bangkit dan meletakkan poster itu di dinding.

Gilja marah dan menyuruh Chorim menurunkan poster itu.






Soyoung dan Jihyeok duduk di warung kopi.

Soyoung mengaku, bahwa itu kali pertamanya minum kopi di tempat seperti itu.

"Benarkah? Aku beberapa kali kesini dengan temanku." jawab Jihyeok.

"Tempat ini sangat mahal. Tidak tahu malu. Harga secangkir kopi bisa untuk membeli makanan lengkap. Jadi jangan terlalu boros." ucap Soyoung.

"Tapi karena ini hari yang spesial, nikmatilah." jawab Jihyeok.


Soyoung lalu berkata, bahwa Jihyeok membuatnya bersemangat hari itu.

Jihyeok tersenyum mendengarnya.

Mereka lalu menikmati kopi mereka.


Soyoung kemudian bertanya, apa ia boleh duduk disamping Jihyeok. Soyoung beralasan, akan lebih nikmat jika menikmati pemandangan bersama.

Jihyeok pun mengangguk dan mau pindah ke samping Soyoung tapi Soyoung melarang dan berkata, bahwa ia yang akan pindah.

Jihyeok dan Soyoung pun duduk bersama dan terlihat malu-malu.


Tak lama kemudian, Jihyeok mengajak Soyoung balik ke restoran tapi Soyoung mengaku masih ingin di tempat itu bersama Jihyeok.

Soyoung lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Jihyeok, membuat Jihyeok tersenyum.


Tapi momen mereka rusak karena Chorim mendadak muncul.

Kesal, Chorim pun menyuruh mereka kembali ke restoran.


Balik ke restoran, Chorim pun memberitahu apa yang dia lihat di warung kopi tadi pada Dongpal dan Gilja.

Tapi Gilja tidak percaya dan meminta Chorim jangan mengambil kesimpulan sendiri.

Namun Chorim yakin dengan yang dilihatnya, bahwa Jihyeok dan Soyoung lebih dari sekedar bertaman.


Sampai di restoran, Dongpal pun langsung memukul dan memarahi Jihyeok.

Soyoung membela Jihyeok. Ia mengaku, dirinya lah yang mengajak Jihyeok minum kopi dan meminta Dongpal tidak memukul Jihyeok.

Soyoung lalu menyodorkan kepalanya dan menyuruh Gilja memukulnya.

Setelah itu, Soyoung pun memeriksa keadaan Jihyeok. Ia takut Jihyeok terluka habis dipukul Dongpal tadi.

Chorim makin sewot, Yaak! Go Soyoung!

Jihyeok tersenyum melihat Soyoung.


In Soo yang baru selesai bekerja, dihampiri Roo Na. Roo Na mengajaknya bicara.

Bersambung ke part 2......