ATTENTION PLEASE... sebelum sinopsis part 2 nya sy mulai, sy mau kasih pengumuman dulu yaak...
Bagi yg nunggu kelanjutan sinopsis Ice Adonis, mohon bersabar... Ice Adonis akan sy lanjut setelah sy menyelesaikan sinopsis Ruby Ring ini... Insha Allah, Ruby Ring akan sy selesaikan dalam bulan ini...
Gyeong Min semakin curiga pemirsaaah...
Gyeong Min langsung menghubungi In Soo. Ia mengajak In Soo bertemu di kafe.
Begitu In Soo datang, ia langsung menanyakan apa hubungan yang terjalin di antara In Soo dan istrinya.
In Soo sedikit terkejut dengan pertanyaan Gyeong Min tapi dia berusaha tenang.
"Penyuapan, penyerangan, perampokan bersenjata dan percobaan pembunuhan. Goo Yeonho mengatakan semuanya padaku. Dia bilang, dia melakukan itu atas perintah Roo Bi."
"Jadi karena itu kau berpikir aku ada hubungan dengan istrimu?" tanya In Soo.
"Aku hanya penasaran, apa hubunganmu dengan Roo Bi." jawab Gyeong Min.
"Aku juga penasaran kenapa Goo Yeonho membuat penyataan konyol seperti itu. Aku dan Roo Bi... maksudku, istrimu, kami bertemu setelah kecelakaan. Terus terang, aku tersinggung dengan tuduhanmu. Hanya itulah yang bisa kukatakan. Jwesonghamnida." ucap In Soo, lalu beranjak pergi.
Tapi Gyeong Min tidak percaya. Ia yakin ada sesuatu diantara istrinya dan In Soo.
Gyeong Min mencuci mukanya di toilet.
Tak lama kemudian, ia ingat soal laptop yang berusaha disembunyikan Roo Na darinya.
Gyeong Min pun bergegas pulang. Nyonya Park heran melihat Gyeong Min pulang lebih awal.
Nenek berkata, waktunya sangat tepat. Ia lantas berdiri dan hendak menunjukkan syal yang telah selesai dirajutnya untuk Gyeong Min.
Tapi Gyeong Min mengaku bahwa dirinya sedang terburu-buru dan langsung naik ke atas. Nenek pun heran.
Gyeong Min masuk ke kamar dan berusaha membuka laci Roo Na tapi lacinya dikunci.
Tak lama kemudian, Geum Hee masuk membawakan secangkir air madu untuk Gyeong Min.
Geum Hee bilang, nenek lah yang menyuruhnya membawakan minuman itu untuk Gyeong Min.
"Tinggalkan saja disini."
"Tapi aku harus membawa gelas yang sudah kosong pada nenekmu."
Karena sedang terburu-buru, terpaksalah Gyeong Min menenggak air madu itu sampai habis.
Saat Geum Hee hendak keluar, Gyeong Min memanggilnya dan menanyakan soal kunci laci.
"Aku melihatnya baru-baru ini, tapi dimana ya?" ucap Geum Hee seraya berpikir.
Tak lama kemudian, ia ingat dimana Roo Na menyimpan kunci laci itu. Roo Na menyimpannya di dalam tempat pensil.
"Ini yang kau cari?" tanya Geum Hee sembari menyerahkan kunci itu.
"Bibi, tolong jangan katakan ini pada Roo Bi." pinta Gyeong Min.
"Aku mengerti. Aku akan mengunci mulutku." jawab Geum Hee, lalu beranjak keluar.
Setelah Geum Hee pergi, Gyeong Min pun membuka laci dan mengambil laptop In Soo dari sana.
Ia membuka salah satu folder dan menemukan foto lama Roo Na di sana.
"Jadi ini laptopnya Na PD? Apa yang disembunyikan Roo Bi di sini? Rahasia apa yang ada di sini?" tanya Gyeong Min.
Roo Bi dan Roo Na tengah melakukan pemotretan.
Usai pemotretan mereka melakukan sesi wawancara.
Roo Na mengaku, iklan itu sangat berarti bagi dirinya sebagai istri pewaris JM Group.
Di rumah, Tuan Bae menyaksikan wawancara Roo Na.
Nama Roo Na dan Roo Bi pun menjadi headline dimana-mana.
Di salah satu berita, dituliskan bahwa popularitas Roo Na membuat Roo Bi semakin waspada.
Sekarang, Roo Bi dan Roo Na tengah dirias di ruang ganti.
Kesal melihat popularitas Roo Bi yang mulai menanjak, Roo Na pun meminta penata rias mengganti warna lipstiknya agar ia terlihat lebih menonjol dibanding Roo Bi.
Tak lama kemudian, Yeonho mengiriminya pesan. Yeonho menagih uangnya dan memberinya waktu 30 menit.
Kesal, Roo Na pun beranjak keluar dan menghubungi Yeonho.
Yeonho mengancam akan menjual informasinya pada Gyeong Min.
Takut, Roo Na pun berjanji akan segera mengirimkan uangnya.
Usai bicara dengan Yeonho, Roo Na dihubungi In Soo. In Soo memberitahu Roo Na soal pertemuannya dengan Gyeong Min tadi dan apa saja yang mereka bicarakan.
"Lalu apa yang kau katakan? Katakan padaku!" teriak Roo Na.
"Aku bilang aku tidak tahu apapun." jawab In Soo.
In Soo lalu meminta Roo Na bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk. Ia berkata, cepat atau lambat, Gyeong Min akan mengetahui segalanya.
Sontak Roo Na panic.
Tak lama berselang, Roo Na masuk ke ruang ganti dan minta pemotretannya dicancel. Setelah itu, ia beranjak pergi.
Roo Bi dan penata rias pun bingung harus bagaimana.
Roo Na dan Yeonho bertemu di sebuah basement.
Roo Na yakin kalau Yeonho masih punya salinan flashdish itu.
Tak lama kemudian, ponsel Yeonho berdering dan Roo Na pun langsung melarangku Yeonho menjawabnya.
"Jangan cemas, ini bukan dari suamimu." jawab Yeonho.
Yeonho pun menjawabnya. Ia langsung terkejut mendengar suara Gyeong Min di seberang sana.
Roo Na merebut ponsel Yeonho dan menyalakan loudspeaker.
Gyeong Min mengajak Yeonho bertemu.
Setelah melalui perdebatan cukup panjang, Yeonho setuju bertemu Gyeong Min.
Mendengar itu, Roo Na pun langsung menyodorkan sejumlah uang.
Melihat uang yang disodorkan Roo Na, Yeonho langsung meralat ucapannya ke Gyeong Min tadi. Ia mengatakan kalau dirinya harus keluar negeri.
"Ini yang terakhir. Setelah ini jangan muncul lagi di depanku atau menghubungi suamiku karena aku tidak akan tinggal diam."
Yeonho mengerti dan langsung pergi setelah mendapatkan uangnya.
Roo Na pun makin tertekan.
Di kantornya, Gyeong Min membuat skema tentang hubungan Roo Na, In Soo dan Yeonho. Ia bertekad mencari tahu kebenarannya.
Di lorong, Eun Ji bertemu In Soo. Eun Ji mengajak In Soo minum kopi.
Mereka pun duduk minum kopi di lobby.
Eun Ji menanyakan soal In Soo yang memanggil Roo Na dengan nama Roo Bi.
In Soo pun mengaku, bahwa ia salah bicara.
Setelah itu, Eun Ji menceritakan tentang pertemuanya dengan Gyeong Min dan Yeonho.
"Kudengar, Goo Yeonho menjebakmu dan masuk ke apartemenmu. Goo Yeonho menceritakan semuanya pada Wakil Presdir Bae Gyeong Min. Aku merasa menyesal untuk itu, tapi apa sebenarnya hubunganmu dengan Roo Bi? Kau berselingkuh dengannya?"
"Lee Eun Ji-ssi!" tegur In Soo.
Bersambung...........
Semacam gemes nih saya Roo Bi yang cuma gertak sambel doang 😅😅, balas dendamnya nanggung hehehe..
Ndak sabar nunggu gimana kalo kebohongan Roo Na terbongkar