Roo Na ngamuk!
Dia berusaha menampar In Soo, tapi In Soo langsung menghentikan Roo Na sebelum Roo Na menampar dirinya.
"Kau bodoh! Kau bilang kau mencintainya dan mau menikahinya tapi kenapa kau diam saja! Kau hanya diam dan mengasihani dirimu!"
"30 menit lagi, aku harus stand by. Jadi katakan intinya." jawab In Soo.
"Jeong Roo Bi! Dia sudah gila! Dia mengajak Gyeong Min makan malam di depanku!" ucap Roo Na.
"Terus kenapa?" tanya In Soo tenang.
"Mwo?" Roo Na kaget melihat sikap In Soo yang tenang.
"Apakah Bae Gyeong Min langsung menemuinya seolah-olah dia sedang menunggu momen itu? Itukah yang membuatmu histeris? Kau iri?"
"Kau bilang mencintai Jeong Roo Bi dan kau tidak peduli?"
"Kau tidak sadar apa yang terjadi? Meskipun Bae Gyeong Min memilih bersama orang lain daripada istrinya, apa kau punya hak menghakiminya! Kau sungguh munafik. Kau ingin mempertahankannya tapi karena kau tidak bisa, kau berencana memanipulasi diriku?"
Roo Na lantas menyuruh In Soo menelpon Roo Bi. Ia takut Gyeong Min dan Roo Bi melakukan sesuatu.
"Melakukan sesuatu? Itu urusan mereka. Jeong Roo Na, kau tidak akan pernah bisa menang melawan Jeong Roo Bi. Kau tahu kenapa? Karena dia mengenaln Gyeong Min dengan baik. Roo Bi dan Gyeong Min saling mencintai dan mengerti satu sama lain."
"Gyeong Min mencintaiku."
"Sampai kapan kau mau berilusi seperti itu? Kau pikir karena kau istrinya jadi tidak akan ada yang bisa merebutnya darimu? "
In Soo juga berusaha menyadarkan Roo Na, bahwa Roo Bi lah wanita yang dicintai Gyeong Min.
"Bukankah sudah pernah kubilang, kau akan hidup dalam ketakutan dan kekacauan. Tidak bisakah kau melihat ini akan terjadi?"
"In Soo-ssi, kau mengasihaniku? Aku mengenalmu dengan baik. Aku tahu kau masih mencintaiku jadi tolong aku."
"Kau mengenalku? Kau bahkan tidak mengenal dirimu sendiri. Kau tidak percaya cinta tapi kau masih percaya kau pantas mendapatkannya? Ini lucu. Tapi itu bukan masalah sekarang." ucap In Soo.
In Soo lalu pergi meninggalkan Roo Na tapi baru beberapa langkah, ia kembali menatap Roo Na.
"Aku memperingatkanmu, Jeong Roo Na. Jika kau masih berusaha memanipulasiku, aku akan membuatmu membayarnya!"
Di rumah, keluarga Gyeong Min sibuk menghiasi pohon natal.
Geum Hee kemudian pergi menyalakan musik.
"Samonim, aku bahagia. Aku mencintaimu." ucap Geum Hee pada nenek.
"Aku juga mencintaimu dan seluruh keluargaku." jawab nenek.
"Eommoni, kau mirip dengan Geum Hee sekarang." ucap Tuan Bae.
"Cinta dan kebahagiaan. Itu tidak buruk." jawab nenek.
Tak lama kemudian, Roo Na pulang dan Geum Hee menunjukkan pohon natal itu.
Roo Na hanya menatapnya sejenak, lalu naik ke lantai atas dengan wajah lesu.
Melihat itu, nenek pun yakin Roo Na dan Gyeong Min sedang bertengkar.
Tuan Bae menenangkan nenek dengan mengatakan, bahwa Roo Na hanya lelah.
Nenek dan Nyonya Park lalu memarahi Tuan Bae yang belum minum obat.
Di kamar, Roo Na gelisah memikirkan kata-kata Roo Bi dan In Soo tadi.
Lalu, ia meyakinkan dirinya bahwa Gyeong Min bukan pria seperti itu.
"Gu Yeonho sudah tidak menjadi masalah sekarang dan aku memiliki USBnya. Jika Gyeong Min tetap berada dalam genggamanku, aku akan baik-baik saja. Itulah yang aku butuhkan. Gyeong Min harus tetap di sisiku." ucapnya.
Gyeong Min yang sedang bersama Roo Bi, terus teringat momennya dengan Roo Bi di pantai Jeju.
Lalu, ia pun menghela nafas dan berusaha menghilangkan pikiran itu.
Mendengar helaan nafas Gyeong Min, Roo Bi pun bertanya kenapa Gyeong Min tidak makan.
Gyeong Min beralasan, bahwa dirinya tidak lapar.
"Kalau begitu, haruskah aku memanggil kakakku? Dia menyukai sashimi."
"Kenapa kau memanggilku? Kau bilang ada yang mau kau bicarakan."
"Sesuatu yang menggangguku. Ini tentang yang terjadi di Jeju. Aku tidak mabuk. Aku sadar sepenuhnya. Tapi aku takut kau akan terganggu dan merasa tidak nyaman berada di dekatku."
"Jika aku merasa terganggu, aku tidak akan berada di sini denganmu."
"Katakan kau jatuh cinta padaku. Katakan, itulah kenapa kau berbohong dan datang padaku." ucap Roo Bi dalam hatinya.
Roo Bi lalu memberikan hadiah natal, membuat Gyeong Min sedikit terkejut.
Gyeong Min mau membukanya tapi dilarang Roo Bi. Roo Bi menyuruh Gyeong Min membukanya di rumah.
Gyeong Min lantas berniat menanyakan sesuatu soal Roo Na dan In Soo tapi ia tidak jadi menanyakannya karena takut melukai Roo Bi.
Mereka lalu pergi minum kopi di tempat Jihyeok dan Soyoung minum tadi.
"Sudah lama sekali. Ini bagus." ucap Gyeong Min sembari tersenyum pada Roo Bi.
"Aku juga merasakan hal yang sama." jawab Roo Na yang juga tersenyum.
"Kenapa kau tidak ke sini bersama Na In Soo?" tanya Gyeong Min.
"Hyeong-bu, kau tahu kebalikan dari kata aku mencintaimu?"
"Aku tidak mencintaimu?" jawab Gyeong Min.
"Aku mencintaimu." ucap Roo Bi.
Sontak Gyeong Min kaget.
Gyeong Min lalu mengalihkan topic pembicaraan. Ia bertanya, apakah Roo Bi dan In Soo sedang bertengkar.
Dalam hatinya, Roo Bi pun menyuruh dirinya mengatakan yang sebenarnya pada Gyeong Min.
"Apa yang kau tunggu? Apa yang membuatmu diam saja?" batinnya.
Tapi pada akhirnya, Roo Bi tetap diam.
Ia mengaku pada Gyeong Min, bahwa ada pria lain yang ia cintai.
"Aku tidak tahu saat aku amnesia. Tapi saat ingatanku pulih, aku mengingatnya. Aku mencintainya tapi tidak bisa kembali padanya karena dia sudah menikah dengan orang lain. Aku sudah berusaha melupakannya tapi tidak bisa menghapusnya dari hatiku. Aku ingin kembali padanya, apa yang harus kulakukan? Ini membunuhku."
"Tapi kau tunangan In Soo sekarang. Kau hanya perlu memikirkannya."
"Lalu bagaimana dengan perasaanku? Haruskah aku menikah In Soo yang tidak aku cintai demi menjaga perasaannya?"
Gyeong Min pun bingung harus berkata apa.
Gilja minum soju sendirian. Ia menyalahkan dirinya karena tidak mengenali kedua putrinya.
Gilja kemudian yakin, bahwa Roo Na sudah menyesal.
"Dia mencuri wajah kakaknya dan memainkan sandiwara itu. Aku tidak peka pada perasaannya dan terus memanggilnya Roo Bi. Ibu macam apa aku ini. Dia pasti sangat terluka karena melakukan itu untuk mencari kebahagiaan."
Gyeong Min akhirnya pulang.
Melihat hadiah dari Roo Bi yang dibawa Gyeong Min, Roo Na pun langsung membukanya.
Gyeong Min pun terkejut melihat isi hadiah itu. Hadiahnya adalah syal hijau, syal yang ia berikan pada Roo Bi saat mereka masih pacaran.
Jihyeok dan Soyoung sedang di jalan.
Jihyeok langsung memberikan syal nya saat Soyoung mengaku kedinginan.
Soyoung juga mengaku tangannya dingin dan ingin memasukkan tangannya ke dalam saku jaket Jihyeok.
Jihyeok pun bergegas mengeluarkan tangannya dari dalam saku jaket dan menyuruh Soyoung memasukan tangannya.
"Tanganmu masukkan juga." suruh Soyoung.
Jihyeok pun memasukkan tangannya juga.
Soyoung tiba-tiba tertawa. Ia lalu mengaku teringat saat dirinya memergoki Dongpal dan Chorim kencan di bioskop.
Jihyeok ikut tertawa.
"Kau pikir kita tidak akan tertangkap?" tanya Soyoung.
"Aku menangkapmu!" teriak Daepung yang mendadak nongol.
Sontak, Jihyeok dan Soyoung kaget.
"Kalian pacaran? Kalian mau kemana?"
"Kami mau menonton film." jawab Jihyeok.
Mendengar itu, Daepung pun minta ikut.
Tak mau Daepung mengganggu mereka, Soyoung pun mengajak Jihyeok kabur.
Daepung pun langsung marah-marah ditinggal kabur.
Tak lama kemudian, Daepung ketemu Dongpal dan Chorim.
Keduanya kaget saat Daepung mengatakan habis bertemu Jihyeok dan Soyoung.
"Mak.. maksudmu mereka berkencan?" tanya Chorim kaget.
Daepung mengiyakan.
Roo Na dan Gyeong Min bertengkar karena syal itu.
Roo Na mengambil syal yang sama dari dalam laci dan mengaku bahwa ia tahu Gyeong Min pergi dengan Roo Bi.
"Dia bilang, dia ingin mengatakan sesuatu. Kau dan aku bisa makan malam diluar kapan saja. Kita juga bisa bertemu di rumah tapi cheo-je..."
"Cheo-je! Cheo-je! Cheo-je! Apakah dia lebih penting daripada istrimu!"
"Bukan itu maksudku!"
"Kau selalu seperti ini! Kau selalu menomorsatukan Roo Na daripada istrimu! Apa kau mencintai dia! Wae! Wae!"
Roo Na pun membanting kosmetiknya ke lantai.
Tak lama kemudian, ia beranjak ke kamar mandi.
Gyeong Min mengambil kedua syal itu. Ia bingung bagaimana 'Roo Na' bisa memiliki syal yang sama.
Bersambung............
0 Comments:
Post a Comment