• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 87 Part 1

Sebelumnya...

Roo Bi menggelar konferensi pers guys 😢😢😢😢 dan semua orang berbalik menyerangnya.

Sy bener-bener kesal sama Gilja disini. Mana dia pakai menyalahkan dan menampar Roo Bi segala.


Malam itu, Gilja membujuk Roo Bi melakukan konferensi pers. Tak hanya itu, ia juga minta Roo Bi memaafkan Roo Na.

Tapi Roo Bi mengaku tidak bisa memaafkan perbuatan Roo Na padanya.

"Ara, Roo Bi-ya, ara. Tapi Roo Na adikmu. Tidak bisakah kau menolong dia demi ibu? Ini bukan tentang pemilihan itu. Jika orang-orang tahu video itu asli, Roo Na akan bunuh diri. Ibu tahu ibu egois. Ibu tahu Roo Na apa yang sudah dilakukan Roo Na padamu sangat keterlaluan dan mengerikan tapi dia tetap putri ibu. Dia putri ibu dan adikmu."

"Ibu salah, Roo Na bukan manusia. Dia monster! Dia iblis!"

Mendengar itu, Gilja pun marah.

"Ibu tahu apa yang sudah dilakukan Roo Na. Dia mencampakkan In Soo, pria yang sangat mencintainya. Dia membohongi semua orang dan tanpa sedikit saja rasa bersalah, dia mencuri wajah dan hidupku. Aku tahu dia adikku, tapi Roo Na bukan manusia. Lupakan dia!"


Plaaak! Gilja menampar Roo Bi.

"Bagaimana bisa kau melakukan itu pada Roo Na! Kau lah yang membuat Roo Na jadi begini! Itu salahmu!"

Sontak, Roo Bi kaget mendengar sang ibu menyalahkannya.

Berikutnya, Gilja meralat ucapannya. Ia mengatakan bahwa itu salahnya dan mengaku akan menanggung dosa Roo Na.


Gilja juga mengatakan bahwa Roo Bi berhutang padanya karena ia sudah membesarkan Roo Bi.

Sontak, Roo Bi bingung mendengar ucapan sang ibu.

Gilja pun mengakui bahwa Roo Bi bukan putri kandungnya.

Roo Bi langsung syok.

Gilja terus memohon agar Roo Bi menyelamatkan putrinya tanpa mempedulikan keterkejutan Roo Bi.


Roo Bi menyusuri jalanan dengan wajah terpukul sambil mengingat-ingat cerita ibunya bahwa ia adalah anak hasil perselingkuhan ayahnya dengan wanita lain.

Gilja juga mengatakan, bahwa ia hampir membuang Roo Bi saat Roo Bi masih bayi tapi karena tidak tega, ia akhirnya memutuskan merawat Roo Bi.

Gilja lantas mengaku kenapa ia sangat keras pada Roo Na selama ini. Itu karena ia ingin Roo Na lebih baik daripada Roo Bi.

Tangis Roo Bi pun pecah. Ia jatuh terduduk di jalanan dan menangis kencang.


Keesokan harinya, para pendemo berkumpul di depan kediaman Bae, menuntut Roo Na mundur dari dunia politik.

Roo Na yang saat itu hendak pergi menghadiri rapat bersama partainya, dilarang keluar oleh Nyonya Park.

Tapi Roo Na kekeuh ingin pergi. Ia lalu menghubungi polisi dan meminta perlindungan polisi.

Polisi seketika datang. Roo Na pun meninggalkan rumah dengan dikawal polisi dari para demonstran.


Roo Na yang sedang melajukan mobilnya menuju Partai Yeomin, sontak menghentikan mobilnya saat mendengar siaran radio tentang konferensi pers yang akan digelar Roo Bi.


Soyoung yang juga melihat berita konferensi pers itu pun langsung memanggil Chorim.

Chorim terkejut melihat Roo Bi dan langsung memanggil Gilja dan Dongpal.


Se Ra juga langsung ke ruangan Gyeong Min dan menyuruh Gyeong Min menyalakan TV.

Mereka terkejut dan tidak percaya saat Roo Bi mengaku sebagai pelaku yang mengunggah video itu.


Di hadapan ribuan wartawan, Roo Bi mengakui bahwa video itu palsu dan ia merekayasa video itu karena iri pada Roo Na.

Nyonya Park dan Tuan Bae tidak percaya dengan pengakuan Roo Na.


Gilja menangis mendengar pengakuan Roo Bi. Chorim yang tidak tahu apa-apa, berniat menghajar Roo Bi setelah Roo Bi sampai di rumah nanti.

Gilja marah, ia mengancam kalau Chorim tidak akan pernah melihat wajahnya lagi jika Chorim berani menyentuh sehelai pun rambut Roo Bi.


Selesai dengan konferensi pers nya, Roo Na masuk ke ruangan itu.

Ia memeluk Roo Bi di hadapan ribuan wartawan.

"Sudah kubilang kan, ini akan terjadi?" bisik Roo Na dengan wajah puas.


Roo Na lalu memberikan pernyataan.

"Mereka bilang, kebenaran akan menunjukkan jalannya. Hari ini, hal itu terbukti. Video itu membuatku dan keluargaku menderita. Hari ini, pihak lawan mengirimkan para pendemo ke depan rumah kami. Tapi aku, Jeong Roo Bi, tidak akan pernah goyah!"


Roo Bi pergi meninggalkan gedung konferensi pers. Diluar, ia bertemu In Soo yang sengaja datang menjemputnya.

In Soo menatapnya lirih. Roo Bi mencoba tersenyum.

Bersambung ke part 2

Ruby Ring Ep 86 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min ikut menemani ibu dan neneknya mengunjungi rumah para lansia.

Mereka sedang berada di rumah salah satu lansia.

"Diluar sangat dingin, kenapa kau tidak menyalakan pemanasnya?" tanya nenek.

"Aku tidak punya uang untuk itu, lagipula aku punya selimut elektrik di sini." jawab lansia itu.

"Nenek, kau sudah meminum obat yang terakhir kali kami kirim untukmu?" tanya Gyeong Min.

"Tentu saja, aku meminumnya sepertinya makan makanan ringan."

"Kalau begitu, biarkan aku tahu apa saja yang kau butuhkan." ucap Gyeong Min.

"Kau tidak hanya tampan, tapi juga baik." puji lansia itu.


Ternyata di sana tak hanya mereka, tapi juga ada Geum Hee dan Jin Hee.

Jin Hee pun pamit.

Lansia itu lantas memberikan ongkos taksi untuk Gyeong Min.

Gyeong Min jelas menolak tapi lansia itu minta Gyeong Min menerima nya.

*Harusnya Roo Na nih yg menemani Gyeong Min, bukan Jin Hee. Jika itu Roo Bi, Roo Bi pasti ikut menemani suaminya.


Tuan Bae sedang memikirkan video Roo Na ketika Roo Na pulang.

Heran melihat rumah yang sepi, Roo Na pun bertanya pada Tuan Bae dimana Nyonya Park dan nenek.

"Kau tidak tahu mereka mengunjungi para lansia hari ini?" jawab Tuan Bae kesal.

"Ayah, kau tahu betapa sibuknya aku." ucap Roo Na.

"Lalu apa? Kami harus beradaptasi dengan jadwalmu?" tanya Tuan Bae.

"Bukan begitu." jawab Roo Na.


Tuan Bae lantas melemparka koran yang berisi artikel Roo Na terkait video itu.

"Kau mempermalukan kami setiap waktu!"

Roo Na yang tak tahu harus menjawab apalagi pun memutuskan pergi ke kamarnya.


Setelah Roo Na pergi, Tuan Bae menghubungi Pak Kim.

"Bagaimana perkembangan apa yang kuminta padamu untuk dilakukan?"

"Tunggulah sebentar. Kami masih menganalisis video itu." jawab Pak Kim.


Roo Na menghubungi ibunya. Ia pun kesal mengetahui sang ibu belum bicara dengan Roo Bi soal konferensi pers.

"Ibu kau mau aku mati!"

"Untuk apa aku melakukan itu!"

"Kau hanya perlu membujuk Roo Na!"

"Roo Bi-ya."

"Kau lupa yang kukatakan? Ini semua salahmu!" ucap Roo Na, sebelum mengakhiri pembicaraannya dengan sang ibu.


Gilja kesal. Tak lama kemudian, muncul lah berita di TV tentang Roo Na yang menolak mundur dari dunia politik setelah skandalnya merebak.

Kesal, Gilja menyuruh Chorim mematikan TV. Semula Chorim tak mau.

"Kubilang matikan!" suruh Gilja dengan nada tinggi.

Dongpal pun menyuruh Chorim mematikan TV. Chorim mengerti dan mematikan TV.


Gilja lalu teringat kata-kata Roo Bi, tentang Roo Na yang tidak memenuhi syarat masuk ke dunia politik.

"Jika kita mengungkap kebenarannya sekarang, itu akan lebih baik!" ucap Roo Bi.

"Roo Bi benar. Kebenaran cepat atau lambat akan menunjukkan jalannya. Roo Na mungkin akan sedikit menderita karena konsekuensi yang harus dihadapinya. Tapi dia masih saja berkeras masuk ke dunia politik."

Gilja lalu berniat menghubungi Roo Na tapi tak jadi dan memutuskan bicara langsung dengan Roo Na.


Gilja pun langsung mendatangi Roo Na ke rumah Gyeong Min.

Ia menunggu Roo Na diluar. Tak lama kemudian, Roo Na keluar dan langsung menyuruh ibunya masuk ke mobil.

Mereka bicara di mobil.

"Bagaimana suami, nenek dan mertuamu?" tanya Gilja.

"Mereka sudah tidur. Apa yang terjadi? Ibu sudah bicara dengan Roo Na?"

"Roo Bi-ya, ibu berpikir ini salah. Tidak masuk akal kau masih melanjutkannya setelah semua ini. Lagipula mertuamu menentangnya dan suamimu tidak mendukungmu."

"Ibu datang ke sini hanya untuk mengatakan itu!"

"Bagaimana video itu? Ibu tidak tahu banyak soal internet tapi..."


"Sudah kubilang itu bukan aku!"

"Tentu saja itu kau! Dan pria itu Na In Soo. Aku sudah tahu kau mencuri wajah Roo Bi."

Roo Na pun syok. Tak lama kemudian, Roo Na marah.

"Apa yang ibu tahu? Ibu tahu apa? Itu bukan aku. Bukan."


Roo Na lantas keluar dari mobilnya. Gilja menyusulnya.

"Roo Na-ya, mau sampai kapan kau seperti ini?"

"Aku bukan Roo Na. Aku Roo Bi!" ucap Roo Na.

Roo Na lalu menatap ibunya.

"Apa ibu sudah gila? Apa ibu bodoh? Ini wajah Jeong Roo Bi."

"Saat ingatan Roo Bi kembali, dia sangat marah. Bagaimana bisa kau menyuruh Roo Bi melakukan konferensi pers dan mengatakan video itu palsu! Apa itu yang dilakukan manusia!"

"Lalu apa yang ibu lakukan? Jika kau kasihan padanya, kenapa kau tidak mengatakan rahasiaku! Itu karena kau tahu kami tidak bisa kembali seperti dulu. Kenapa? Karena aku istri Bae Gyeong Min dan kami hampir memiliki anak!"


Plaaak! Gilja menampar Roo Na.

"Apa kau punya hak menamparku! Kenapa kau sangat membenciku!"

Gilja tambah marah.

"Bagaimana bisa kau melakukan hal yang mengerikan pada kakakmu! Roo Bi sangat baik padamu! Kau sangat berharga untuknya! Kau dan aku harus mati sekarang! Jika kita mati, hal ini akan berakhir!"

"Kenapa aku harus mati? Jika aku mati, aku tidak akan pergi sejauh ini."

Tangis Gilja pecah. Ia merasa gagal mendidik Roo Na.


"Kenapa kau sangat membenciku? Semua yang kau butuhkan hanyalah Roo Bi dan Roo Bi. Tidak seorang pun yang mengakuiku! Tidak seorang pun yang mencintaiku! Tapi sekarang semua orang mengenaliku! Semua orang mengatakan aku pintar! Aku bukan lagi si pembuat masalah! Aku bukan lagi wanita penggoda! Tidak peduli apa yang kau katakan, aku Jeong Roo Bi sekarang!"

"Ini salahku. Aku minta maaf. Tapi Roo Na-ya, kumohon berhentilah."

"Ibulah yang harus berhenti, jadi bicaralah dengan Roo Bi. Jika polisi menangkap pelaku penyebaran video, aku selesai dan aku akan menyeret Roo Bi jatuh bersamaku. Ibu dan bibi juga akan hancur. Jadi suruh Roo Bi mengadakan konferensi pers. Jika tidak, aku benar-benar akan mengakhiri semuanya." ancam Roo Na.


Tangis Gilja makin deras.

Bersambung...........

Pembacaan Naskah Pertama 'Bok Soo's Back', Drama Terbaru SBS.


Drama terbaru SBS 'Bok Soo's Back' yang siap tayang November nanti, menggantikan 'Where Stars Land' baru saja merilis foto pembacaan naskah pertama mereka.

Yoo Seung Ho akan memainkan karakter utama bernama Kang Bok Soo. Ia dikeluarkan dari sekolah setelah dijebak sebagai pelaku kekerasan. Ia pun bersumpah untuk membalaskan dendamnya pada orang-orang yang sudah menjahatinya. Setelah dewasa, ia kembali ke sekolah bersiap untuk balas dendam tapi malah dihadapkan dengan serangkaian kejadian tak terduga.

Jo Bo Ah berperan sebagai Son Soo Jung, cinta pertama Bok Soo, yang mengajar di sebuah sekolah sebagai guru kontrak.

Sementara Kwak Dong Yeon akan memerankan karakter antagonis untuk pertama kalinya.

Selain pemeran di atas, para aktor senior seperti Kim Mi Kyung, Cheon Ho Jin. Eom Hyo Seop juga turut mewarnai serial ini.

Kim Mi Kyung akan menjadi ibu Bok Soo.

Cheon Ho Jin adalah guru Bok Soo yang baik hati dan selalu melindungi murid-muridnya.

Eom Hyo Seop akan menjadi Kepala Sekolah yang memiliki sifat kocak.

Kim Dong Young juga akan ikut menjadi bagian dari sekolah sebagai pengawas Yoo Seung Hoo dan mantan teman sekolahnya.

Drama ini rencananya akan tayang Desember nanti, menggantikan 'Where Stars' Land.

Source : Dramabeans

Ruby Ring Ep 86 Part 1

Sebelumnya...


In Soo membawa Roo Na ke kafe. Bukannya berterima kasih, Roo Na malah menyalahkan In Soo atas kejadian yang dialaminya. Ia bilang, semua itu tidak akan terjadi jika In Soo tidak membuat rekaman itu.

In Soo pun menyesal sudah menolong Roo Na.

Tapi saat ia mau pergi, Roo Na justru menahannya dan meminta tolong.

"Kepala Pemilihan bilang, jika si pengunggah video mengakui bahwa video itu palsu, aku masih punya kesempatan. Aku bisa mendapatkan suara karena orang-orang simpati padaku. Jadi tolong, bujuk Roo Bi."


In Soo pun kembali duduk.

"Kau ingin Roo Bi berbohong?" tanya In Soo.

"Itu bukan kebohongan. Roo Bi lah yang mengunggah video itu. Karena itu, kumohon. Bicaralah dengan Roo Bi. Aku tidak akan pernah melupakan ini. Aku berhutang pada kalian berdua." jawab Roo Na.

"Kau mau aku membunuh Roo Bi lagi?" tanya In Soo.

"Mwo?" tanya Roo Na bingung.

"Roo Bi bilang, kau membunuhnya beberapa kali. Itu semua karena kau. Kau membunuhnya saat dia koma, saat ingatannya hilang dan saat dia memutuskan balas dendam. Aku lebih mati daripada menyuruhnya melakukan itu." jawab In Soo.

"Kau sangat romantis In Soo-ssi." ucap Roo Na.

"Jangan coba-coba melakukannya! Aku tidak akan membiarkanmu lolos! Tidak peduli kau menjadi politisi, presiden atau narapidana, kau harus menghadapinya. Aku tidak mau menjadi bagian dari rencanamu." jawab In Soo.


In Soo lantas bangkit dari duduknya. Ia berniat pergi, tapi kemudian Gyeong Min datang.

Gyeong Min mengucapkan terima kasih pada In Soo karena sudah menolong Roo Na.

In Soo mengangguk, lalu bergegas pergi.


"Setelah semua ini, kau masih ingin masuk dunia politik? Geumanhaja."

Tapi Roo Na tetap keras kepala. Ia bercerita, bahwa dirinya baru saja bertemu dengan Kepala Pemilihan dan mereka sudah memiliki jalan keluar.

"Roo Bi-ya!"

"Gyeong Min-ssi, aku akan menang apapun yang terjadi. Jadi jangan cemas. Aku ini Jeong Roo Bi."


Gyeong Min ke ruangan Se Ra. Mereka membahas para pendemo Roo Na di depan kantor mereka.

"Aku tidak tahu harus bertindak seperti apa." jawab Gyeong Min.

"Kau bersikap seolah-olah ini bukan urusanmu. Jika kau terus seperti ini..." Se Ra pun tidak jadi bicara. Ia beralasan, tidak mau mencampuri urusan rumah tangga Gyeong Min.

"Noona, kau tahu detektif pribadi yang bisa mencari tahu masa lalu seseorang, kehidupan pribadi, rahasia... lupakan. Anggap aku tidak pernah membicarakan ini."

Gyeong Min lalu beranjak pergi.

"Dia berdiri di atas seutas benang. Apa yang dia pikirkan?" gumam Se Ra cemas.

*Roo Bi benar, kebenaran udah di depan mata, tapi Gyeong Min memilih mengabaikannya. Mungkin si Gyeong Min ini takut kali ya kalau apa yang dia pikirkan itu benar. Jadi dia memilih diam daripada mencari tahu.


Di ruangannya, Roo Bi melamun sampai-sampai ia tidak mendengar bunyi ponselnya.

Seokho lah yang menegur Roo Bi, memberitahu Roo Bi tentang ponselnya yang berdering.

Telepon dari Roo Na yang mengajaknya bertemu.


Mereka bertemu di atap.

"Aku tidak akan memintamu menghapus video itu." ucap Roo Na.

"Bukankah sudah kubilang jangan terlalu berharap." jawab Roo Bi.

Roo Bi lalu beranjak pergi tapi Roo Na menahannya.

"Eonni, selamatkan aku. Aku menyesal atas apa yang sudah kulakukan padamu tapi polisi akan segera melakukan penyelidikan. Kalau kau ketahuan, kau akan ditangkap. Jadi bukanlah lebih baik kau mengaku dan meminta maaf sekarang? Katakan pada mereka, video itu palsu dan kau mengunggah video itu karena kau marah." pinta Roo Na.

"Inilah yang terbaik yang bisa dipikirkan otak licikmu." jawab Roo Bi.

"Aku akan melakukan apapun jika kau mau melakukannya." ucap Roo Na.


"Ada yang kuinginkan." jawab Roo Bi.

"Apa?" tanya Roo Na.

"Wajahku. Aku ingin wajahku dan semua kembali seperti dulu." jawab Roo Bi, membuat Roo Na kaget.

"Jangan membodohi dirimu. Kau pikir aku akan berubah pikiran? Kau pikir aku takut jika mereka menangkapku? Aku menunggu polisi datang padaku, karena dengan itu, semua orang akhirnya akan tahu tentang kebohongan dan rahasiamu. Ini akan menjadi skandal yang epik. Wanita itu cukup sombong, mencuri hidup kakaknya, wajah, tunangan, pernikahan dan ingin masuk dunia politik. Jeong Roo Na yang terkenal."

"Kau gila."

"Aku tidak gila. Aku kakakmu. Setiap kali aku merasa tubuhku seperti dicabik-cabik ribuan kali. Pada saat ini, aku lebih mati. Terima kasih telah mengubahku menjadi monster. Aku akan berusaha yang terbaik, agar bisa menjadi monster yang ribuan kali lebih menyeramkan dari dirimu. Aku membayangkan, melihatmu di neraka."

Roo Bi lalu beranjak pergi.


Di kamar mandi, Roo Bi membasuh mukanya dan menangis.

"Apa ini Jeong Roo Bi? Apa kau benar-benar ingin menjadi monster?"

Ia lalu jatuh terduduk dan menangis.


Chorim melirik Gilja yang sedari tadi melamun saja.

Sementara Dongpal, asyik menonton televisi.

Dan Soyoung senyum-senyum sendiri membaca sms Jihyeok yang mengaku merindukannya.


Jihyeok yang lagi menggaruk punggung Daepung, diminta Daepung berhenti mengirimi Soyoung pesan.

"Kenapa? Kau selalu mengeluh betapa kesepiannya dirimu." jawab Jihyeok.

Daepung pun berbalik dan menatap Jihyeok.

"Saat kau tua, kau membutuhkan seseorang yang bisa menggaruk punggungmu. Tapi aku tidak kaya dan tidak punya kekuatan. Kau pikir, wanita mana yang mau denganku?"

"Jangderella Ahjumma!" seru Jihyeok.

"Dia kecil, gemuk dan manis. Dia sempurna." jawab Daepung.


Tak lama, ponsel Jihyeok kembali berdering. SMS dari Soyoung, membuat Jihyeok senyum-senyum sendiri.

Daepung yang kesal melihatnya, langsung menggeplak kepala Jihyeok.

Chorim terus menatap tajam Soyoung yang senyum-senyum sendiri sambil menatap ponsel. Ia tahu, Soyoung lagi sms-an dengan Jihyeok.


Dongpal pun meminta Chorim membiarkan mereka, membuat Chorim sewot.

"Mereka hanya berteman, kenapa kau begini? Dulu kau mengekangku. Sekarang kau ingin mengekang Jihyeok juga? Apa yang akan terjadi setelah kita punya bayi?"

"Agi?" tanya Chorim.

"Geureom. Baby. Kita harus bersiap memiliki bayi." jawab Dongpal, membuat Chorim tertawa malu.


Tak lama kemudian, Roo Bi pulang.

"Roo Na, kau sudah pulang?" tanya Gilja.

"Eomma, kau masih memanggilku Roo Na?" jawab Roo Bi kecewa.

Roo Bi lalu masuk ke kamarnya.

"Eonni, ada apa dengannya? Aku rasa dia sudah kembali seperti dulu." ucap Chorim.


Gilja pun menyusul Roo Bi ke kamar.

Roo Bi tampak menahan tangisnya. Gilja duduk disamping Roo Bi.

"Roo Bi-ya."

"Roo Bi-ya? Aku pikir aku ini Roo Na. Sekarang aku Roo Bi? Ibu, kau tahu aku Roo Bi tapi kenapa kau masih memintaku berpura-pura menjadi Roo Na?"


"Apa lagi yang harus kulakukan? Paman dan bibimu ada di sana. Haruskah aku memanggilmu Roo Bi? Haruskah aku membiarkan semuanya tahu?"

Roo Bi diam saja. Tangisnya sudah pecah kali ini.

Gilja lantas memegang tangan Roo Bi. Ia kembali menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa mengenali kedua putrinya.

*Intinya si Gilja ini gk pengen membahayakan posisi Roo Na. Padahal dia bisa kasih tahu orang rumah kalau Roo Na itu adalah Roo Bi yang asli, tapi dia diam karena gak mau Roo Na disalahkan.


Paginya, Gyeong Min menyuruh Roo Na bangun dan pergi dengan ibu dan neneknya mengunjungi para lansia yang di panti jompo.

Tapi Roo Na menolak dengan alasan sibuk.

"Keluargamu tidak pernah peduli padaku dan sekarang mereka mau aku ikut dengan urusan mereka?"

"Roo Bi-ya!"

"Video skandal contohnya. Jika perusahaan membantuku, masalahnya tidak akan seserius ini."

"Kau bercanda denganku? Seharusnya kau mencegah hal ini sejak awal!"

"Sudah kubilang padamu, aku korban! Orang-orang yang membenciku mengunggah video itu."

"Wae? Kenapa mereka membencimu?"

"Itu sudah jelas, karena peringkatku yang tinggi? Apa kau tidak percaya padaku? Kau benar-benar berpikir, video itu asli? Kau meragukanku? Katakan. Kau tidak percaya padaku?"


"Aku tidak percaya padamu."

Roo Na pun syok, Gyeong Min-ssi.

"Sejak kita menikah, berapa kali kau menipuku? Berapa kali aku memaafkanmu? Video itu palsu? Kau bisa membodohi orang lain, tapi aku tidak. Wanita itu jelas dirimu. Baju yang kau kenakan dalam video itu, aku yang memberikannya padamu setelah kita menikah."

"Aku yakin banyak orang memiliki baju seperti itu."

Tapi Gyeong Min tidak percaya dan beranjak pergi.


"Apa yang harus kulakukan? Aku harus memikirkan rencana." ucap Roo Na.

Tak lama kemudian, ia pun berpikir untuk memaksa Roo Bi melakukan konferensi pers terkait video itu.

Ia mau Roo Bi mengakui bahwa video itu palsu.


Roo Na ke restoran. Ia mengajak sang ibu bicara.


Mereka pun bicara di kafe.

Gilja terkejut mendengar permintaan Roo Na.

Roo Na menyuruhnya membujuk Roo Bi untuk menggelar konferensi pers.

"Eomma, bicaralah padanya. Suruh dia mengakui kalau video itu palsu."

"Apa kau sadar, seberapa egoisnya dirimu? Kau ingin aku menyuruh Roo Na untuk memuaskan dirimu?"

"Aku akan membayarnya setelah aku terpilih. Jika kau membantuku, aku bisa menang."

"Kau tidak boleh melakukannya."


"Eomma ingin aku mati?"

"Mati? Baiklah. Ayo mati bersama."

"Jika Roo Na tidak mengunggah video itu, hal ini tidak akan terjadi!"

"Jadi yang ada dalam video itu kau? Katakan padaku? Apa yang sebenarnya terjadi."

"Jika Roo Na tidak mau menggelar konferensi pers, aku bukan hanya kalah dalam pemilihan tapi juga akan diusir mertuaku. Kau mau itu terjadi? Jadi tolong telepon Roo Na. Cepatlah! Aku tidak punya waktu. Cepat."

Gilja pun syok. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran Roo Na.


Bersambung ke part 2.......

Oooow, Roo Na berusaha mencuci otak ibunya.

Gilja ini ibarat buah simalakama. Dimakan, yang mati Roo Bi. Gak dimakan yang mati Roo Na.

Lagian si Gyeong Min ini ya... kebenaran udah di depan mata, dia bukannya nyelidikin malah milih diem..

Sy ingin cepat menuntaskan drama ini. Beneran gondok sy dengan tingkah Roo Na dan juga Gilja yang menutupi rahasia itu.

Kalau menjaga rahasia itu dari Gyeong Min sih wajar, tapi dari Chorim? Dongpal? Soyoung?