Skip to main content

Ruby Ring Ep 86 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min ikut menemani ibu dan neneknya mengunjungi rumah para lansia.

Mereka sedang berada di rumah salah satu lansia.

"Diluar sangat dingin, kenapa kau tidak menyalakan pemanasnya?" tanya nenek.

"Aku tidak punya uang untuk itu, lagipula aku punya selimut elektrik di sini." jawab lansia itu.

"Nenek, kau sudah meminum obat yang terakhir kali kami kirim untukmu?" tanya Gyeong Min.

"Tentu saja, aku meminumnya sepertinya makan makanan ringan."

"Kalau begitu, biarkan aku tahu apa saja yang kau butuhkan." ucap Gyeong Min.

"Kau tidak hanya tampan, tapi juga baik." puji lansia itu.


Ternyata di sana tak hanya mereka, tapi juga ada Geum Hee dan Jin Hee.

Jin Hee pun pamit.

Lansia itu lantas memberikan ongkos taksi untuk Gyeong Min.

Gyeong Min jelas menolak tapi lansia itu minta Gyeong Min menerima nya.

*Harusnya Roo Na nih yg menemani Gyeong Min, bukan Jin Hee. Jika itu Roo Bi, Roo Bi pasti ikut menemani suaminya.


Tuan Bae sedang memikirkan video Roo Na ketika Roo Na pulang.

Heran melihat rumah yang sepi, Roo Na pun bertanya pada Tuan Bae dimana Nyonya Park dan nenek.

"Kau tidak tahu mereka mengunjungi para lansia hari ini?" jawab Tuan Bae kesal.

"Ayah, kau tahu betapa sibuknya aku." ucap Roo Na.

"Lalu apa? Kami harus beradaptasi dengan jadwalmu?" tanya Tuan Bae.

"Bukan begitu." jawab Roo Na.


Tuan Bae lantas melemparka koran yang berisi artikel Roo Na terkait video itu.

"Kau mempermalukan kami setiap waktu!"

Roo Na yang tak tahu harus menjawab apalagi pun memutuskan pergi ke kamarnya.


Setelah Roo Na pergi, Tuan Bae menghubungi Pak Kim.

"Bagaimana perkembangan apa yang kuminta padamu untuk dilakukan?"

"Tunggulah sebentar. Kami masih menganalisis video itu." jawab Pak Kim.


Roo Na menghubungi ibunya. Ia pun kesal mengetahui sang ibu belum bicara dengan Roo Bi soal konferensi pers.

"Ibu kau mau aku mati!"

"Untuk apa aku melakukan itu!"

"Kau hanya perlu membujuk Roo Na!"

"Roo Bi-ya."

"Kau lupa yang kukatakan? Ini semua salahmu!" ucap Roo Na, sebelum mengakhiri pembicaraannya dengan sang ibu.


Gilja kesal. Tak lama kemudian, muncul lah berita di TV tentang Roo Na yang menolak mundur dari dunia politik setelah skandalnya merebak.

Kesal, Gilja menyuruh Chorim mematikan TV. Semula Chorim tak mau.

"Kubilang matikan!" suruh Gilja dengan nada tinggi.

Dongpal pun menyuruh Chorim mematikan TV. Chorim mengerti dan mematikan TV.


Gilja lalu teringat kata-kata Roo Bi, tentang Roo Na yang tidak memenuhi syarat masuk ke dunia politik.

"Jika kita mengungkap kebenarannya sekarang, itu akan lebih baik!" ucap Roo Bi.

"Roo Bi benar. Kebenaran cepat atau lambat akan menunjukkan jalannya. Roo Na mungkin akan sedikit menderita karena konsekuensi yang harus dihadapinya. Tapi dia masih saja berkeras masuk ke dunia politik."

Gilja lalu berniat menghubungi Roo Na tapi tak jadi dan memutuskan bicara langsung dengan Roo Na.


Gilja pun langsung mendatangi Roo Na ke rumah Gyeong Min.

Ia menunggu Roo Na diluar. Tak lama kemudian, Roo Na keluar dan langsung menyuruh ibunya masuk ke mobil.

Mereka bicara di mobil.

"Bagaimana suami, nenek dan mertuamu?" tanya Gilja.

"Mereka sudah tidur. Apa yang terjadi? Ibu sudah bicara dengan Roo Na?"

"Roo Bi-ya, ibu berpikir ini salah. Tidak masuk akal kau masih melanjutkannya setelah semua ini. Lagipula mertuamu menentangnya dan suamimu tidak mendukungmu."

"Ibu datang ke sini hanya untuk mengatakan itu!"

"Bagaimana video itu? Ibu tidak tahu banyak soal internet tapi..."


"Sudah kubilang itu bukan aku!"

"Tentu saja itu kau! Dan pria itu Na In Soo. Aku sudah tahu kau mencuri wajah Roo Bi."

Roo Na pun syok. Tak lama kemudian, Roo Na marah.

"Apa yang ibu tahu? Ibu tahu apa? Itu bukan aku. Bukan."


Roo Na lantas keluar dari mobilnya. Gilja menyusulnya.

"Roo Na-ya, mau sampai kapan kau seperti ini?"

"Aku bukan Roo Na. Aku Roo Bi!" ucap Roo Na.

Roo Na lalu menatap ibunya.

"Apa ibu sudah gila? Apa ibu bodoh? Ini wajah Jeong Roo Bi."

"Saat ingatan Roo Bi kembali, dia sangat marah. Bagaimana bisa kau menyuruh Roo Bi melakukan konferensi pers dan mengatakan video itu palsu! Apa itu yang dilakukan manusia!"

"Lalu apa yang ibu lakukan? Jika kau kasihan padanya, kenapa kau tidak mengatakan rahasiaku! Itu karena kau tahu kami tidak bisa kembali seperti dulu. Kenapa? Karena aku istri Bae Gyeong Min dan kami hampir memiliki anak!"


Plaaak! Gilja menampar Roo Na.

"Apa kau punya hak menamparku! Kenapa kau sangat membenciku!"

Gilja tambah marah.

"Bagaimana bisa kau melakukan hal yang mengerikan pada kakakmu! Roo Bi sangat baik padamu! Kau sangat berharga untuknya! Kau dan aku harus mati sekarang! Jika kita mati, hal ini akan berakhir!"

"Kenapa aku harus mati? Jika aku mati, aku tidak akan pergi sejauh ini."

Tangis Gilja pecah. Ia merasa gagal mendidik Roo Na.


"Kenapa kau sangat membenciku? Semua yang kau butuhkan hanyalah Roo Bi dan Roo Bi. Tidak seorang pun yang mengakuiku! Tidak seorang pun yang mencintaiku! Tapi sekarang semua orang mengenaliku! Semua orang mengatakan aku pintar! Aku bukan lagi si pembuat masalah! Aku bukan lagi wanita penggoda! Tidak peduli apa yang kau katakan, aku Jeong Roo Bi sekarang!"

"Ini salahku. Aku minta maaf. Tapi Roo Na-ya, kumohon berhentilah."

"Ibulah yang harus berhenti, jadi bicaralah dengan Roo Bi. Jika polisi menangkap pelaku penyebaran video, aku selesai dan aku akan menyeret Roo Bi jatuh bersamaku. Ibu dan bibi juga akan hancur. Jadi suruh Roo Bi mengadakan konferensi pers. Jika tidak, aku benar-benar akan mengakhiri semuanya." ancam Roo Na.


Tangis Gilja makin deras.

Bersambung...........

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...