• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide and Seek Ep 17 Part 1

Sebelumnya...


Eun Hyuk syok saat Yeon Joo memperkenalkan diri sebagai Min Soo A, pewaris Makepacific yang asli.

Tak lama kemudian, Chae Rin datang dan menatap Eun Hyuk dengan tatapan lirih.

Eun Hyuk pun menatap Chae Rin.


Yeon Joo juga ikut menatap Chae Rin.

"Melihatmu tahu aku Soo A tapi tidak memberitahunya, hubungan kalian pasti tidak terlalu kuat." ucap Yeon Joo.

Yeon Joo lalu kembali menatap Eun Hyuk.

"Ayo pergi." ucap Yeon Joo dan berlalu dari hadapan mereka.

Chae Rin menghampiri Eun Hyuk tapi Eun Hyuk yang kecewa, berjalan begitu saja melewati Chae Rin.


Chae Rin menyusul Eun Hyuk. Ia mengajak Eun Hyuk bicara.

Tapi kemudian, Yeon Joo turun dari mobil. Ia mengajak Eun Hyuk pergi dengan alasan, mereka sudah terlambat.

Eun Hyuk pun masuk ke dalam mobil.

Yeon Joo menatap Chae Rin dengan wajah puas, lalu ikut masuk ke dalam mobil.


"Hidup itu menarik. Kau sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi. Siapa yang tahu kita akan bertemu lagi seperti ini? Sayang sekali kau penilai karakter yang buruk. Kau mendekatinya karena berpikir dia yang asli. Dia palsu. Min Chae Rin. Dia pasti berpura-pura menjadi diriku selagi aku tidak ada di sana. Dia menikmati seluruh keistimewaan dengan namaku. Aku bahkan tidak tahu hal itu dan menjadikannya panutan dulu." ucap Yeon Joo.

Yeon Joo lantas memberitahu Eun Hyuk bahwa ia diculik 20 tahun lalu.

"Mungkin karena rasa syok itu, kenangan masa kecilku tidak bagus. Semuanya perlahan kembali, tapi aku tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi kepadaku. Mereka bilang, hampir semua orang tahu kasusku karena kasusku masih diselidiki. Mereka bilang yang menculikku seseorang bernama Jo Pil Doo. Kau harus sejahat apa untuk menculik seorang anak dan meminta tebusan? Apa orang itu bahkan menyayangi anaknya sendiri? Tapi kemudian, anak-anaknya akan sama seperti dia. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Tapi tetap saja itu aneh. Kurasa bukan dia yang membawaku. Kurasa orang lain lah yang memintaku datang di tengah sesuatu." ucap Yeon Joo.


Eun Hyuk yang tidak tahan lagi mendengar cerita Yeon Joo pun langsung menepikan mobilnya.

Ia lalu turun dan beranjak pergi.

"Mau kemana kau apa yang kau lakukan!" teriak Yeon Joo.

Tapi Eun Hyuk tidak peduli dan terus berjalan, membuat Yeon Joo kesal.


Eun Hyuk berjalan gontai. Ia lalu berpegangan pada sebuah pohon dan nyaris muntah karena syok.

Eun Hyuk lantas teringat masa lalunya, saat ia pertama kali bertemu Soo A.

Flashback...


Soo A menghampiri Eun Hyuk yang sedang mengurusi tanaman milik ibunya Do Hoon.

"Kau siapa?" tanya Soo A.

"Kau siapa? Kau tinggal disini?" tanya Eun Hyuk.

"Tidak. Rumahku jauh dari sini. Ini rumah Do Hoon Oppa. Nenekku memintaku untuk menginap disini beberapa hari. Itulah alasanku disini." jawab Soo A.

Soo A lalu bertanya, kenapa Eun Hyuk tidak ke sekolah.

"Aku tidak bersekolah. Pergilah. Berhenti menggangguku." ketus Eun Hyuk.


Soo A pergi tapi tidak sengaja menginjak bunga yang ditanam Eun Hyuk.

Eun Hyuk marah.


"Kau menginjaknya. Nanti bunganya mati." ucap Eun Hyuk, lalu menanam bunganya kembali.

"Kau pasti orang baik. Kau menanam bunganya kembali. Kau orang baik." ucap Soo A.

Eun Hyuk pun tertegun mendengar ucapan Soo A yang mengatakan dirinya orang baik.

Ia langsung teringat kata-kata ayahnya yang mengatakan dirinya sampah sama seperti sang ayah.

"Tidak ada yang mengira kau orang baik jadi belajarlah mencopet atau mencuri barang." ucap Pil Doo.


Tak lama kemudian, ibu Do Hoon datang dan mengajak Soo A masuk.

Ibu Do Hoon lantas melirik Eun Hyuk.

"Kau siapa?" tanya ibu Do Hoon.

"Aku disini untuk menggantikan ayahku." jawab Eun Hyuk.

"Pulanglah. Kenapa anak kecil sepertimu yang bekerja." ucap ibu Do Hoon, lalu mengajak Soo A masuk dan minum cokelat.


 Eun Hyuk pun kembali ke rumah dan langsung duduk di meja belajarnya.

Pil Doo kaget melihat Eun Hyuk yang sudah pulang lalu meminta upah Eun Hyuk.

"Aku tidak mendapatkannya. Nyonya itu menyuruhku pulang dan tidak mengizinkan anak kecil sepertiku bekerja."

"Sudah ayah bilang, katakan pada mereka kau sehebat pria dewasa."

Eun Hyuk lantas mulai belajar.

Melihat itu, Pil Doo pun berdiri. Ia menutup buku Eun Hyuk dan mengajaknya pergi.


Pil Doo mengajak Eun Hyuk ke rumah Do Hoon. Ia terkejut melihat betapa mewahnya rumah Do Hoon.

Tak lama kemudian, ibu Do Hoon melintas. Melihat Eun Hyuk, ibu Do Hoon pun sewot dan menyuruhnya pulang karena tidak bisa membiarkan seorang anak kecil bekerja.

Pil Doo langsung memperkenalkan dirinya sebagai ayah Eun Hyuk dan memuji Eun Hyuk sebagai pekerja yang handal.

Mendengar itu, ibu Do Hoon pun setuju dan menyuruh Eun Hyuk kembali bekerja.

Ibu Do Hoon lalu beranjak pergi.


"Kau pernah masuk ke rumah ini? Kau melihat ada brankas?" tanya Pil Doo. Tapi Eun Hyuk diam saja sembari menatap sang ayah.

 Pil Doo lantas mengatai Eun Hyuk bodoh karena tidak memberitahunya hal seperti itu.

Saat itulah Soo A muncul dan membela Eun Hyuk.



Pil Doo terkejut melihat penampilan Soo A.

"Kau tinggal disini? Nyonya tadi ibumu?" tanya Pil Doo.

"Aniyo. Rumahku jauh dari sini. Ayahku pimpinan perusahaan kosmetik." jawab Soo A.

"Pantas saja aku mencium aroma uang dari anak ini." bisik Pil Doo pada Eun Hyuk.



Eun Hyuk yang tahu apa yang ada di pikiran sang ayah pun langsung menyuruh Soo A masuk ke dalam.

Soo A menurut dan langsung lari ke dalam.



Pil Doo mendekati Eun Hyuk.

"Sepertinya dia patuh padamu." ucap Pil Doo yang langsung disambut dengan tatapan galak Eun Hyuk.

Ditatap seperti itu, membuat Pil Doo kesal. Ia menggeplak kepala Eun Hyuk, lalu menyuruh Eun Hyuk kembali bekerja.



Malamnya, Eun Hyuk kembali ke rumah dan memberikan upah hasil kerja kerasnya pada Pil Doo.

Ia lalu memeriksa badan Eun Hyuk dan mengatakan akan menghukum Eun Hyuk jika Eun Hyuk berani mengambil satu sen saja uangnya.

"Aku bahkan tidak menyentuh uangnya." jawab Eun Hyuk lalu duduk kembali di meja belajarnya.

"Kau lelah?" tanya Pil Doo tapi Eun Hyuk diam saja.

"Tidak pernah ada jawaban yang tepat dalam hidup. Sebanyak apapun kau bekerja dalam sehari, pendapatanmu begitu kecil." ucap Pil Doo lagi.

Eun Hyuk pun mulai mengerti arah pembicaraan ayahnya.

"Jo Pil Doo adeul, Jo Sung Min-nie, ayahmu selalu memikirkan ini. Cara mengubah kehidupan dalam sekejap. Jadi kau harus membantu ayah kali ini."

"Aku tidak mau."



Eun Hyuk lalu beranjak pergi tapi Pil Doo langsung menariknya dan berusaha memukulnya.

Sontak Eun Hyuk langsung merunduk ketakutan.

"Jo Pil Doo adeul, kau ingin kabur seperti ibumu dan hidup jauh dari ayah? Ayah akan membantumu mewujudkannya. Kita hanya perlu mengakhiri hubungan ayah dan anak ini. Jika kau menuruti perintah ayah kali ini, ayah akan mewujudkan keinginanmu."

Eun Hyuk yang takut itu pun mengangguk.



Esoknya, Eun Hyuk melihat Soo A bermain petak umpet dengan Do Hoon.

Saat Soo A tengah bersembunyi, Eun Hyuk mendekati Soo A. Ia mengajak Soo A pergi tapi Soo A menolak dengan alasan tengah bermain petak umpet.

"Jika kau tidak ikut denganku, habislah aku."

"Apa maksudmu?" tanya Soo A.

"Entah kau memahami ini atau tidak, tapi jika kau tidak mau ikut denganku, aku akan menjadi sampah seperti Jo Pil Doo."

"Tapi aku hanya akan pergi jika Do Hoon Oppa tidak bisa menemukanku."

"Bagaimana bisa orang seperti aku menjalani hidup berbeda? Aku ditinggalkan oleh ibuku. Ayahku pecundang. Tapi jika punya orang tua yang baik seperti orang tuamu, aku juga pasti bisa menjalani hidup yang menyenangkan. Aku pasti bisa hidup dengan layak. Baiklah, teruslah bersembunyi dan jangan keluar."

Eun Hyuk menangis.



Kasihan pada Eun Hyuk, Soo A pun mengejar Eun Hyuk.

Saat itulah, jepit rambutnya tidak sengaja terlepas dan jatuh.



Soo A menghapus tangis Eun Hyuk. Eun Hyuk langsung membawa Soo A pergi.



Sampai di tengah jalan, Eun Hyuk menyuruh Soo A pergi dan meminta Soo A pergi tanpa menghiraukan apapun.

"Ada monster yang akan memakanmu di depanmu. Kau tidak boleh menoleh ke belakang. Kau paham?"

"Bagaimana denganmu? Kalau monsternya memakanmu bagaimana?" tanya Soo A.

"Aku akan baik-baik saja. Pergilah." jawab Eun Hyuk.



Eun Hyuk lalu mendorong Soo A pergi. Tapi Soo A berbalik dan menatap Eun Hyuk.

"Bagaimana denganmu?" tanya Soo A.

"Namaku Jo Sung Min. Jika kita bertemu lagi, aku akan membayar kejadian hari ini." jawab Eun Hyuk.



Namun sial, Pil Doo menangkap mereka. Pil Doo mengaku, bahwa ia tahu Eun Hyuk akan mengkhianatinya jadi ia mengikuti Eun Hyuk.

Pil Doo lalu membawa Soo A pergi. Eun Hyuk berusaha menolong Soo A tapi Pil Doo mendorongnya.

Eun Hyuk pun berdiri dan berusaha mengejar ayahnya tapi sang ayah menyuruhnya diam.

Akhirnya, Eun Hyuk hanya bisa melihat ayahnya membawa Soo A pergi.

Flashback end...



Eun Hyuk terpaku di jalanan.

Sementara itu, Chae Rin berusaha menghubungi Eun Hyuk tapi tidak dijawab.

Bersambung ke part 2............

Feeling sy gk enak nih.. Kayaknya nanti Eun Hyuk bakal ninggalin Chae Rin dan kembali ke Yeon Joo karena mau nebus kesalahan yang ia lakukan pada Yeon Joo saat mereka kecil.

Kasihan Chae Rin.... dia bakal kehilangan satu-satunya orang yang dia miliki.

Ruby Ring Ep 91 Part 3

Sebelumnya...


Se Ra memapah Roo Na ke kamar. Ia memaksa Roo Na cerita agar ia bisa membantu Roo Na.

"Kau lihat sendiri, kan? Gyeong Min sudah gila. Dia bahkan menampar istrinya sendiri." jawab Roo Na.

Tak lama kemudian, Roo Na mengambil jas dan tasnya, lalu beranjak pergi.


Se Ra menyusul Roo Na. Ia berusaha mencegah Roo Na pergi.

"Ada apa? Aku buru-buru. Gyeong Min mengajakku makan malam." jawab Roo No yang sontak membuat Se Ra terkejut.

"Aku sudah cantik, kan?" tanya Roo Na.

Roo Na lalu berbisik pada Se Ra, bahwa pejabat Shim mengatakan, ia bisa menjadi Presiden Korea.

Se Ra pun tercengang mendengarnya.


"Dia bersikap aneh, nenek." ucap Se Ra pada neneknya.

"Gyeongsuk, hubungi Gyeong Min." suruh nenek.

"Sudah tapi dia tidak menjawab." jawab Nyonya Park.


Gyeong Min menghubungi Roo Bi.

"Na-ya, Bae Gyeong Min. Roo Bi-ya."

Tangis Roo Bi pun seketika pecah mendengar Gyeong Min memanggilnya Roo Bi.

"Mianhae, Roo Bi-ya. Mianata."

Keduanya sama-sama menangis.


Gyeong Min lalu menunggu Roo Bi di kafe. Tak lama kemudian, Roo Bi pun datang.

"Lama sekali bagi kita untuk bertemu seperti ini Gyeong Min-ssi. Mianhae. Saat ingatanku kembali, aku tidak bisa menceritakannya padamu." ucap Roo Bi.

"Kenapa tidak? Jika kau memberitahu lebih awal, kau tidak akan terluka dan menderita sendirian seperti ini." jawab Gyeong Min.

"Bagaimana caranya memberitahumu? Kau sudah menjadi suami Roo Na dan kakak iparku."

"Tapi tetap saja kau harus bilang."

"Aku berharap, kau mengenaliku. Aku pikir kau akan mengenaliku. Aku pikir kau akan mencari tahu sendiri tanpa harus kukatakan padamu. Wae? Kau bilang, kau mencintaiku tapi kenapa kau tidak mencoba mencari tahu? Wanita yang kau cintai sudah banyak berubah dan kau tidak mencoba mencari tahu."

"Roo Bi-ya."


Gyeong Min ingin memegang tangan Roo Bi tapi Roo Bi langsung menyingkirkan tangannya.

"Gyeong Min-ssi, aku akan pergi."

"Andwae. Kau tidak boleh pergi."

"Lalu apa yang harus kulakukan? Menikah denganmu setelah kau menceraikan Roo Na? Mantan kakak iparku, menjadi suamiku dan anakku akan memanggilnya ayah dan memanggil mantan istrinya bibi. Bisakah kita hidup seperti itu?"

Gyeong Min terdiam.


"Bagiku, kau hanyalah kakak iparku." jawab Roo Bi lagi yang sontak mengejutkan Gyeong Min.

Bersambung.......

Next episode :

Gyeong Min menceraikan Roo Na.

Roo Na melajukan mobilnya dengan kencang dan membawa Roo Bi.

Roo Na menyalahkan Roo Bi lagi.

Ruby Ring Ep 91 Part 2

Sebelumnya...


Geum Hee membawakan buah-buahan untuk nenek, Se Ra dan Nyonya Park.

Nenek tengah sibuk merajut dan Se Ra membantu ibunya membersihkan tanaman yang biasa diurus Tuan Bae.

"Mereka layu. Dia sangat menyayangi tanaman ini. Aku akan berusaha yang terbaik mengurus mereka." ucap Nyonya Park.

"Mereka bilang, tanaman juga punya perasaan. Mungkin tanaman ini merasa kehilangan ayah." jawab Se Ra.

"Tanaman-tanaman itu lebih berduka daripada menantunya." ucap nenek.

"Apa maksud ibu?" tanya Nyonya Park.


"Aku tidak seharusnya mengatakan ini tapi saat aku melihat wajah Roo Bi belakangan ini, aku merasa takut. Wajahnya membuatku menggigil. Dan aku juga merasakan, dia harus disalahkan atas kematian Changgeun. Aku terus mengatakan pada diriku bahwa itu tidak benar tapi pikiran seperti ini tidak mau pergi dariku." jawab nenek.

"Mungkin itu karena ibu stres." ucap Nyonya Park.

"Sejujurnya, aku juga merasakan hal yang sama. Karena kita sedang membicarakannya, lebih baik aku mengatakannya. Roo Bi bersikap aneh. Di hari pemakaman, dia tertawa dan menangis seperti orang gila." jawab Geum Hee.


Tiba-tiba, Roo Na datang. Ia keluar dari dapur dan langsung meneriaki Geum Hee.

"Roo Bi-ya, tidak peduli seberapa marahnya dirimu, kau tidak boleh berteriak seperti itu di depan nenek. Kenapa kau terus menggangguku? Jujur saja, kau lebih gila daripada aku!" teriak Roo Na.

"Dimana sopan santumu!" tegur nenek.

"Halmeoni, kau lah yang paling kasar. Aku tidak melakukan kesalahan. Itu kesalahan ahjumma ini." jawab Roo Na.


"Ulke!" tegur Se Ra.

Mendengar teguran Se Ra, Roo Na pun tersadar dan meminta maaf. Ia beralasan, dirinya kehilangan kendali jika mendengar seseorang bicara buruk tentangnya.

Roo Na lalu naik ke atas.

Tak lama kemudian, Gyeong Min pulang dan langsung naik ke lantai atas.


Di kamarnya, Roo Na duduk menghadap cermin.

"Gila? Aku? Katakan apapun yang kau suka. Karena aku Jeong Roo Bi. Jeong Roo Bi. Aku lulusan universitas ternama, istri pewaris JM Group, dan aku akan masuk dunia politik. Aku Jeong Roo Bi." gumamnya.


Ponsel Roo Na lalu berdering. Telepon dari sang ibu.

Belum sempat menjawab, Gyeong Min datang dan mengunci pintu kamar mereka.


Sementara itu, Gilja dan Chorim cemas karena Roo Na tidak menjawab telepon mereka.


Gyeong Min menatap tajam Roo Na. Ditatap seperti itu, membuat Roo Na takut.

Gyeong Min pun meminta Roo Na menjawab pertanyaannya. Ia bersumpah, akan membuat Roo Na membayar mahal jika Roo Na berani berbohong lagi padanya.

"Siapa namamu?" tanya Gyeong Min.

"Gyeong Min-ssi."

"Siapa namamu?"

"Jeong Roo Bi."

"Jeong Roo Bi? Aku tanya sekali lagi. Siapa namamu?"


"Jeong Roo Bi. Kau tidak tahu? Ada apa?"

"Jeong Roo Bi? Jeong Roo Bi? Jeong Roo Bi!"

Gyeong Min membanting kosmetik Roo Na yang ada di meja. Sontak Roo Na kaget dan ketakutan.

"Kau Jeong Roo Bi?"

"Kenapa kau seperti ini? Ada apa?"


Geum Hee yang mendengar ribut-ribut dari bawah pun bergegas ke atas.


"Aku tanya sekali lagi. Siapa namamu?"

"Aku sudah bilang. Ada apa? Aku Jeong Roo Bi. Jeong Roo Bi."

"Jeong Roo Bi. Kau?"

"Gyeong Min-ssi, hentikan. Aku takut."

"Jika kau memang Jeong Roo Bi, kau pasti bisa menjawab pertanyaan ku yang ini. Saat aku melamarmu dan menyematkan cincin ruby di jarimu, aku menyuruhmu berjanji. Apa janjimu padaku?"

Roo Na pun terdiam. Ia tidak bisa menjawab Gyeong Min.

"Kau tidak bisa menjawabnya? Itu karena kau bukan Roo Bi. Kau pikir aku tidak akan pernah menemukannya, Jeong Roo Na?"


"Aniya, apa yang kau katakan? Aku Jeong Roo Bi. Orang yang berdiri di depanmu ini adalah Jeong Roo Bi."

"Aku akan memberimu satu kesempatan. Apa janjimu padaku saat aku memakaikan cincin itu padamu. Katakan!"

"Saranghandago. Yeongwonhi saranghandago. Berhenti, Chagiya. Nan busowo."


"Tidak peduli apapun yang terjadi, aku tidak akan melepaskan cincin ini. Bahkan meski kita terpisah, meski kita mati. Cincin ini adalah simbol cinta abadi kami! Ini milik Roo Bi!"

"Ada apa Gyeong Min-ssi! Ini cincinku. Aku Jeong Roo Bi! Aku lupa, karena kecelakaan itu. Aku berjanji, aku tidak akan lupa lagi. Aku takut."

"Takut? Kau mencuri wajah kakakmu dan berpura-pura menjadi dirinya tanpa memikirkan kakakmu dan sekarang kau bilang, kau takut? Ayahku mati karenamu, kan? Katakan apa yang kau lakukan pada ayahku!"


Geum Hee yang menguping pertengkaran mereka pun gemetaran.

Dibawah, nenek, Nyonya Park dan Se Ra akhirnya mendengar suara pertengkaran itu.

Tak lama kemudian, Geum Hee pun datang dan memberitahu mereka apa yang terjadi di atas.

"Samonim, Roo Bi bukan Roo Bi. Gyeong Min mengatakan, Roo Bi bertanggung jawab atas kematian Changgeun."

Sontak, nenek kaget.


Roo Na terduduk di lantas sambil menangis.

Gyeong Min menuntut penjelasan Roo Na, kenapa Roo Na melakukan itu pada Roo Bi.

Tiba-tiba, Roo Na berhenti menangis. Ia menatap Gyeong Min dengan tatapan kosong.

"Bagaimana jika aku bukan Roo Bi? Kenapa kau berisik sekali? Ketidaktahuan adalah kebahagiaan. Siapa yang peduli jika aku Jeong Roo Bi atau bukan. Kau mencintaiku. Benar, wanita yang kau peluk dan kau cintai adalah Jeong Roo Na. Itu Jeong Roo Na, Bae Gyeong Min-ssi."

Gyeong Min syok mendengarnya.

"Kau menikmatinya juga. Jujurlah pada dirimu. Kau menikmatinya sampai kehilangan akal sehatmu."


Gyeong Min yang sudah tidak tahan lagi pun menampar Roo Na.

Tapi Roo Na, dia malah tertawa.


Se Ra, Nyonya Park, nenek dan Geum Hee langsung ke kamar Gyeong Min dan Roo Na.

Se Ra mengetuk pintu dan menyuruh Gyeong Min membuka pintu.


"Bae Gyeong Min tidak lebih baik. Kau menggunakan kekerasan untuk mengancam wanita. Kau bilang kau mencintainya lebih dari hidupmu. Kau bilang itu cinta? Kau bahkan tidak bisa mengenalinya."

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Kenapa? Karena aku cemburu dan marah. Orang-orang sepertimu tidak akan pernah mengerti, sekeras apapun aku berusaha dan mencoba untuk bisa setara denganmu dan menjadi sukses. Itulah alasanku melakukannya. Aku ingin sukses. Aku ingin berada di atas. Kau tidak tahu betapa besarnya  hasratku untuk menjadi sukses.  Kau tahu seberapa kacaunya aku? Kau tidak akan pernah tahu. Karena kau terlahir dengan sendok emas di mulutmu. Tidak ada yang tidak bisa kau dapatkan. Kau bodoh. Kau tidak mengenali cintamu sendiri."


Kesal, Gyeong Min pun berteriak-teriak sambil menghentikkan kursi ke lantai.

Roo Na lalu memeluk Gyeong Min dan meminta Gyeong Min tidak meninggalkannya.

Gyeong Min mendorong Roo Na.


Setelah itu, Gyeong Min beranjak keluar. Se Ra pun langsung menuntut penjelasan.

Mendengar Roo Na mencuri tempat Roo Bi, nenek syok. Untung Nyonya Park langsung memeganginya.

Gyeong Min yang masih syok itu pun langsung pergi.


Roo Na mengejar Gyeong Min. Ia memeluk Gyeong Min dan meminta Gyeong Min tidak meninggalkannya.

Gyeong Min mendorong Roo Na, hingga Roo Na jatuh ke lantai. Lalu, Gyeong Min beranjak pergi.

Bersambung ke part 3.............