• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide and Seek Ep 23 Part 3

Sebelumnya...


Chae Rin menyingkirkan tangan Jae Sang dari wajahnya.

"Sudah kubilang, kalau aku hanya mampir. Kalau pun ada alasan, aku hanya penasaran kapan aku bisa menjadi Presdir Makepacific dan mampir untuk menanyakannya." ucap Chae Rin.

"Itu tergantung sebagus apa dirimu." jawab Jae Sang.

"Benar, tergantung aku." balas Chae Rin, lalu beranjak pergi.

"Sebenarnya apa yang dia cari?" Jae Sang bertanya-tanya sendiri.


Usai dari Taesan, Chae Rin langsung ke Makepacific.

Semua karyawan pun langsung menghampiri Chae Rin begitu melihat Chae Rin.

"CFO Min." ucap salah satu karyawan.

"Jangan panggil dia CFO. Bu Min Soo A bisa mengamuk lagi jika mendengarnya." jawab karyawan yang disiram teh oleh Soo A tempo hari.

"Itukah yang kau khawatirkan. Siapa yang sudah mengacaukan perusahaan ini!" jawab karyawan itu.

"Ada rumor bahwa Grup Taesan akan mengambil alih perusahaan dan memecat semua karyawan dan menggantikannya dengan orang mereka." ucap karyawan yang disiram teh oleh Soo A.

"Mereka bahkan tidak punya ahli kosmetik, bagaimana mereka bisa menggantikan kita?" tanya karyawan yang tadi memanggil Chae Rin CFO.

"Itu tidak akan terjadi. Kembalilah bekerja dan aku berjanji tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku akan melindungi semua karyawan dan tidak akan membiarkan itu terjadi." jawab Chae Rin.


Chae Rin langsung rapat dengan ayahnya dan juga Do Hoon. Sang ayah minta maaf karena memanggil Chae Rin tiba-tiba.

Do Hoon berkata, perusahaan mereka sedang dalam situasi darurat.

"Presdir Moon berencana memanggil dewan direksi. Aku yakin mereka akan mengumumkan akuisisi." ucap Do Hoon.

"Bagaimana dengan Soo A? Bagaimana kondisinya?" tanya Chae Rin.

"Dia tidak ada di ruangannya. Entah dia terlalu malu atau berencana datang setelah semuanya beres karena tidak bisa memikirkan jalan keluar. Dia hanya bilang ingin keluar mencari udara segar." jawab Presdir Min.

Presdir Min lantas menanyakan pendapat Chae Rin.

"Aku akan mencoba menghentikannya terlebih dahulu." jawab Chae Rin.


Nyonya Park ke rumah Nyonya Do. Melihat Nyonya Park, Nyonya Do langsung berlutut meminta maaf. Nyonya Park pun mengaku, bukan itu tujuannya datang.

Ia lantas menangis dan memberitahu Nyonya Do bahwa Soo A menghilang dan ia tidak bisa menemukannya.


Tak lama kemudian, Geum Joo dan Dong Joo pulang. Mereka kaget mendengar kata-kata Nyonya Park soal Yeon Joo yang hilang.

"Ada masalah di kantor. Dia membuat kesalahan besar dan mendapat teguran." ucap Nyonya Park.

"Pantas dia datang kesini kemarin. Aku harus bagaimana dengan anakku, Yeon Joo, ani, maksudku anakmu. Ah, terserahlah. Aku harus bagaimana." jawab Nyonya Do cemas.

"Kita harus bagaimana?" tanya Nyonya Park.


Soo A sendiri berdiri di tepi jembatan.

Tak lama kemudian, Bu Kim datang. Soo A yang tidak tahu apa-apa pun terkejut melihat Bu Kim. Ia lantas mengaku, bahwa dirinya merasa sedikti kecewa.

"Rasanya seperti dewa memberiku kesempatan terakhir. Aku bertemu dengan Nona Soo A." jawab Bu Kim.


Sekarang, Soo A sudah semobil dengan Bu Kim. Soo A bertanya, kenapa Bu Kim menyewa mobil. Tapi Bu Kim diam saja dan terus menyetir.

Soo A lantas meminta Bu Kim menurunkannya di hotel terdekat. Bu Kim tetap diam.

Soo A pun menoleh ke Bu Kim.

"Kau terlihat berantakan. Apa ada masalah? Jangan bilang kau mau loncat dari jembatan itu?"

"Nona sendiri bagaimana?"

"Itu, bukan berarti itu tidak terlintas dalam pikiranku juga."

"Kalau begitu mau mati bersama? Jika tidak ingin hidup, kau harus mati. Tidak ada solusi lain."

Bu Kim menambah kecepatan mobil. Sontak Soo A kaget. Soo A yang masih sayang nyawanya pun berusaha menghentikan mobil.  Tapi Bu Kim mendorongnya ke pintu dan terus menginjak pedal gas. Soo A tak menyerah. Ia terus dan terus berusaha menghentikan mobil, hingga akhirnya Bu Kim menepikan mobil dan Soo A langsung turun.


Soo A berusaha kabur tapi Bu Kim berhasil menangkapnya. Bu Kim mencengkram lengan Soo A.

"Min Soo A! Dengarkan baik-baik. Aku berusaha membunuh nenekmu, Na Hae Geum, beberapa waktu lalu. Tapi aku gagal."

Soo A yang takut, berusaha melepaskan diri tapi Bu Kim tidak mau melepaskannya.

"Dulu saat aku masih kecil, dia membawaku masuk ke rumah itu sebagai pengganti ibumu untuk menerima nasib buruk. Pengganti penerima nasib buruk untuk menyelamatkan pewaris yang sakit. Itulah tugasku. Aku dikubur hidup-hidup. Tubuhku terus menerus sakit karena nasib buruk. Lalu saat aku tidak dibutuhkan lagi, mereka membuangku." ucap Bu Kim.

Soo A tidak percaya.

"Itu sebabnya mereka mengambil Chae Rin juga. Dia pengganti nasib sialmu. Aku yang merencanakan penculikanmu. Kau harus pergi agar Chae Rin bisa menggantikanmu. Dia dijual ke Grup Taesan demi perusahaan kalian. Bukan itu saja, nenekmu menguncinya di rumah sakit jiwa. Masih ada lagi. Ini...!"


Bu Kim menunjukkan luka di dekat lehernya.

"Selama ritual pengganti, aku bangun dan melarikan diri. Saat nenekmu mengejarku, aku mengalami kecelakaan tabrak lari tapi dia menutup matanya. Dia tahu jelas aku akan mati. Aku nyaris tidak selamat tapi aku terbaring di tempat tidur selama beberapa tahun. Seperti itulah wajah nenekmu."

"Mi... mianhaeyo." Jawab Soo A.

"Aku disini tidak untuk menerima permintaan maafmu. Aku tidak bisa memaafkan nenekmu dan kau juga tidak boleh memaafkanku." ucap Bu Kim.


Bu Kim lantas menyuruh Soo A pergi.

"Kau mau kemana?" tanya Soo A cemas.

"Kau lupa? Aku yang mengatur penculikanmu. Jadi pergilah!" jawab Bu Kim.

Bu Kim lalu beranjak pergi.

"Apa kau ibunya Chae Rin?" tanya Soo A.

Langkah Bu Kim terhenti sejenak, tapi ia diam saja dan tak lama berselang, ia beranjak pergi.


Soo A pun menghubungi Chae Rin.

"Min Chae Rin, ibumu bersikap aneh. Siapa lagi ibumu kalau bukan Bu Kim! Cepat temukan dia dan lacak mobil rentalnya. Akan kukirimkan nomor platnya. Kurasa dia mau bunuh diri." ucap Soo A.


Berkat informasi Soo A, Chae Rin yang saat itu sedang bersama Eun Hyuk pun berhasil menemukan Bu Kim.

Mereka menemukan mobil Bu Kim berhenti di depan sebuah sungai.

Eun Hyuk dan Chae Rin berpencar mencari Bu Kim.

Tak lama kemudian, Chae Rin melihat Bu Kim yang sudah berada di tengah sungai.

Chae Rin pun langsung menyusul Bu Kim. Ia berusaha membawa Bu Kim ke pinggir meski Bu Kim memberontak.


Tak lama kemudian, Chae Rin berhasil membawa Bu Kim keluar dari air.

Chae Rin marah.

"Kenapa kau melakukan ini! Kau melakukan ini di hadapanku berarti kau ingin hidup! Aku tahu kau ingin hidup! Kenapa kau terus menyiksaku!"

Bu Kim menangis.

"Apapun yang dulu nenek lakukan padamu, atau apapun penyebabnya, semuanya itu tidak menjadi alasan untuk menyerah dan bunuh diri. Pengganti nasib buruk? Takdir? Hanya itu arti hidupmu? Sungguh? Beraninya kau mencoba bunuh diri!"

Chae Rin mendorong Bu Kim.

"Beraninya kau bunuh diri!"


Chae Rin lalu kembali mencengkram Bu Kim.

"Kau bilang kau putus asa membalaskan dendammu. Seharusnya kau melakukannya dengan lebih baik. Kau seharusnya menunjukkan semua kemampuanmu!" ucap Chae Rin.

Tak lama, Eun Hyuk datang dan menatap lirik ke arah ibu dan anak itu.


"Aku tidak bisa menerimamu sebagai ibuku. Aku tidak akan menerimamu. Meski aku pengganti penerima nasib buruk sepertimu, aku akan membuktikan aku berbeda darimu. Lihat saja. Aku akan mengatasi nasib buruk yang kau hadirkan untukku. Akan kutunjukkan sebahagia apa hidupku. Kau akan melihatnya sendiri."

"Chae Rin-ah..."

Chae Rin lantas mendorong Bu Kim dan berjalan menuju mobil.


Eun Hyuk menghela napas menyaksikan pertengkaran ibu dan anak itu.


Sepanjang perjalanan, Chae Rin diam saja sambil menatap keluar jendela. Sorot matanya terlihat sedih.

Sementara Bu Kim menangis hebat.

*Scene ini membuatku berkaca-kaca. Sy menahan tangis menonton dan menulis bagian ini.


Eun Hyuk memapah Chae Rin ke sofa. Ia memberikan jasnya, serta menyelimuti Chae Rin dan memeluk Chae Rin.

Eun Hyuk pun menyuruh Chae Rin menangis jika ingin menangis.

"Jangan menahannya. Setidaknya di depanku."

Chae Rin menangis di pelukan Eun Hyuk.


Di Taesan, Pimpinan Moon dan Jae Sang sedang membahas bukti yang ditinggalkan mendiang mantan istri Jae Sang.

Jae Sang mengaku tidak tahu dengan jelas apa bukti yang dimaksud.


Pil Doo baru saja mau makan ketika Eun Hyuk datang. Karena kaget, ia tak sengaja menjatuhkan mie nya.

"Jadi selama ini kau tinggal disini?" tanya Eun Hyuk.

"Kau sengaja melakukannya, kan? Kau memang berniat mengalihkan perhatianku agar Bu Kim bisa kabur. Karenamu, aku kehilangan dia dan selain itu, apa yang terjadi antara kau dan putrinya itu?"

"Tidak ada waktu menjelaskannya." jawab Eun Hyuk.


Eun Hyuk lantas mencari-cari sesuatu.

"Apa yang kau cari?"

"Jika mantan istri Moon Jae Sang benar-benar meninggalkannya, itu akan merugikan Taesan Group." jawab Eun Hyuk.

Eun Hyuk kemudian melirik jamnya dan mengaku sudah terlambat ke pertemuan.


Mendengar itu, Pil Doo pun mendekati Eun Hyuk.

"Aku tidak tahu itu apa tapi pergilah. Aku akan berada di sini dan membantumu mencarinya." ucap Pil Doo.

Tapi Eun Hyuk menolak pergi karena khawatir orang lain menemukannya.

"Sudah kubilang, aku akan ada disini seharian." jawab Pil Doo, lalu mendorong Eun Hyuk keluar pintu.


Setelah Eun Hyuk pergi, Pil Doo pun melonjak girang.

Ya, ia berniat menggunakan barang bukti itu agar bisa mendapatkan uang dari Jae Sang.


Jae Sang mengajak ayahnya mengadakan rapat malam itu juga, tanpa Pak Hwang dan anak buah nya.

Ia mengajak ayahnya mengundang dewan direksi ke rumah.

"Suruh asisten rumah tangga menyiapkan pesta besar malam ini." jawab Pimpinan Moon.


Tak lama kemudian, Jae Sang menerima telepon dari Pil Doo. Ia terkejut saat Pil Doo mengatakan soal bukti yang ditinggalkan mantan istrinya.


Jae Sang langsung ke tempat Eun Hyuk.

Tanpa mereka sadari, Eun Hyuk menatap mereka dari kejauhan.


Setibanya di dalam, Jae Sang dan Pil Doo langsung mencari bukti itu dan mereka tidak menemukan apapun.

Jae Sang marah. Ia sadar, Eun Hyuk sudah menipunya.


Eun Hyuk memberitahu Chae Rin perihal Jae Sang yang langsung ke tempatnya untuk mencari bukti itu.

"Itu artinya dia pun belum menemukan bukti itu."

"Kalau begitu, benda itu ada di rumah pimpinan." jawab Chae Rin.


Chae Rin pun langsung ke rumah Taesan.

Ia bertemu bibi dan beralasan meninggalkan buku catatannya. Chae Rin pun menyuruh bibi melanjutkan pekerjaan dan mengaku akan mengambilnya sendiri.

"Kalau begitu aku bisa melanjutkan pembukuan."

Saat bibi lengah, Chae Rin pun langsung masuk ke kamar Pimpinan Moon. Ia berniat masuk ke ruangan rahasia Pimpinan Moon tapi sayangnya ruangan itu dikunci.


Chae Rin lantas keluar dan menemui bibi. Ia berkata, mungkin meninggalkan bukunya di tempat lain.

"Ajumoni, sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu. Ini tentang Seo Kyung Joo."

"Mantan istri yang kedua?"

"Hari itu, apa ada yang aneh?"

"Tentu saja. Ada keributan besar dengan pimpinan. Aku tidak tahu itu tentang apa tapi dia benar-benar menyerangnya. Aku belum pernah melihat keributan besar seperti itu. Aku tahu akan ada masalah setelah itu dan aku benar. Siapa yang tahu dia akan tewas semudah itu? Menyedihkan melihat seseorang bisa meninggal semudah itu." jawab bibi.


Chae Rin lantas melihat pena yang sedang dipakai bibi untuk membuat pembukuan.

Ia teringat kata-kata Nona Seo kalau pena itu berwarna hitam dengan pinggiran emas.

Chae Rin lantas mengambil pena itu.

"Ajumoni, darimana kau dapat ini. Ini pena milik Seo Kyung Joo."

"Ya itu pena miliknya."

Bibi lalu menceritakan apa yang dilihatnya hari itu.

Flashback...


Bibi sedang membersihkan meja di kamar Pimpinan Moon. Tak lama Seo Kyung Joo masuk dan membuka pintu ruangan rahasia Pimpinan Moon.

Ia melihat Pimpinan Moon sedang mendengarkan kaset motivasi.

"Kebenaran pada akhirnya menang. Keadilan retributif berlaku. Mereka yang melakukan kejahatan pada orang lain akan dihukum...."

Pimpinan Moon melihat menantunya itu dan menyuruh menantunya masuk.


Bibi melihat Seo Kyung Joo.

Ia pun berdiri dan menemukan pena itu di depan pintu ruangan rahasia Pimpinan Moon.

Flashback end...


"Bibi, boleh kuminta pena ini?" tanya Chae Rin.


Bersama Eun Hyuk, Chae Rin pun mendengarkan isi pena itu tapi sayangnya tak ada rekaman apapun di sana.

"Hari itu dai mengecam pimpinan. Bibi memberitahuku. Dia membawa pena ini ke dalam ruangan berarti dia bertekad meninggalkan rekaman."

"Tapi dia menjatuhkan pena ini tepat diluar ruangan itu. Berarti dia gagal."

"Hari itu dia melawan pimpinan. Kenapa dia harus menyebabkan keributan seperti itu jika tidak membawa serta penanya seolah-olah dia sudah punya bukti?"

Chae Rin lantas ingat saat ia masuk ke ruangan rahasia Pimpinan Moon sebelum ia bercerai dengan Jae Sang.


Chae Rin menutup brankas dan merekam suaranya pakai tape Pimpinan Moon.

"Pimpinan Moon, aku sudah meninggalkan hadiah untuk anda di dalam brankas."

Pimpinan Moon yang mendengar suara Chae Rin pun terkejut dan langsung membuka brankas. Ia marah membaca hadiah yang ditinggalkan Chae Rin.


Tak lama kemudian, Chae Rin pun sadar buktinya ada diantara kaset2 meditasi Pimpinan Moon.

Tiba-tiba, ponsel Chae Rin berbunyi. Telepon dari Jae Sang.


Eun Hyuk pun mengantarkan Chae Rin ke rumah Jae Sang.

"Firasatku tidak enak. Aneh sekali Jae Sang mengundang semua orang ke rumahnya."

"Jangan khawatir. Aku akan segera keluar begitu menemukan rekamannya."

"Tapi aku cemas. Kurasa mereka membuat perangkap."

"Ini satu-satunya cara. Lagipula kau berjaga disini. Aku akan segera kembali."


Dan memang benar! Jae Sang membuat perangkap!

Ia sengaja mengajak ayahnya bicara di lantai atas untuk mendiskusikan sesuatu dan menyuruh Chae Rin menunggunya sambil minum teh.


Diluar, Eun Hyuk yang sadar Jae Sang membuat perangkap, mencoba memikirkan sesuatu.


Chae Rin langsung masuk ke ruangan rahasia Pimpinan Moon tapi ia bingung di kaset yang mana rekaman bukti itu.

Chae Rin lantas ingat kata-kata bibi.

"Saat mantan istri Presdir Moon diseret, dia mengutuki pimpinan dan mengatakan sesuatu tentang keadilan retributif."


Chae Rin pun langsung mengambil kaset yang berjudul 'keadilan retributif' itu.

Tapi sialnya, Jae Sang datang dan mengunci Chae Rin di ruangan itu.

Chae Rin terkejut dan menoleh ke arah Jae Sang. Sementara Jae Sang menatapnya dengan tajam.


Bersambung..................

Next episode, episode final gaes, Eun Hyuk kecelakaan dan Chae Rin berhasil menjadi pemilik Makepacific.

Hide and Seek Ep 23 Part 2

Sebelumnya...


Pimpinan Moon berterima kasih karena Chae Rin sudah menyajikan makan malam yang lezat.

Chae Rin berkata, bahwa semua makanan itu dimasak oleh bibi dan ia hanya sedikit saja membantu bibi.

Chae Rin lalu melihat kumpulan pulpen yang ada di atas meja.

"Melihat kalian bersama, mengingatkanku pada masa lalu. Ini mengharukan." jawab Pimpinan Moon.


Chae Rin lantas menoleh ke arah lain. Melihat itu, Jae Sang curiga Chae Rin sedang mencari sesuatu. Chae Rin pun berdalih, bahwa ia sedang memikirkan makanan penutup.

Chae Rin kemudian bangkit dan mengaku akan mengambil makanan penutup. Jae Sang tampak curiga.


Di luar, Chae Rin bertemu bibi yang hendak membawakan makanan penutup. Ia lantas mengambil makanan penutup itu dari tangan bibi dan menyuruh bibi istirahat.


Setelah bibi pergi, Chae Rin pun mulai beraksi.

Ia membuka laci meja dan memeriksanya satu per satu.

Tapi Jae Sang mendadak muncul dan tidak sengaja melihat Chae Rin.

Jae Sang pun bertanya, apa yang sedang dicari Chae Rin. Ia yakin, Chae Rin tengah mencari sesuatu.

"Kurasa antingku terlepas." jawab Chae Rin.

"Keduanya ada di telingamu." ucap Jae Sang.

"Aneh sekali, tadi sepertinya hilang." jawab Chae Rin, lalu mengajak Jae Sang minum teh.

Chae Rin pun berjalan duluan ke kamar Pimpinan Moon.


Jae Sang mengantar Chae Rin ke apartemen Eun Hyuk.

Begitu Chae Rin turun dari mobil, Eun Hyuk langsung menghampirinya.

Jae Sang menatap kesal Eun Hyuk.

"Kita bertemu lagi, sudah kuduga. Kenapa tidak terpikir olehku kalian tinggal bersama. Sekarang dia pacarmu."

Eun Hyuk mengajak Chae Rin masuk. Ia memegang tangan Chae Rin, tapi Jae Sang langsung menahan Chae Rin dan memegang tangan Chae Rin juga.

"Aku akan sangat bermurah hati dan menghormati hubungan kalian. Aku tidak akan memintamu segera mengakhiri semuanya. Tapi tetap saja ini salah. Tidak bisakah kau lebih menghormatiku?" tanyanya pada Chae Rin.

Jae Sang lalu menyuruh Eun Hyuk melepaskan tangan Chae Rin.


Eun Hyuk pun berkata, akan melepaskannya setelah Jae Sang melepaskan tangan Chae Rin.

"Kau merasa lebih hebat sekarang?" tanya Jae Sang kesal.

Ia pun melepaskan tangan Chae Rin.

"Puas? Lepaskan tanganmu sekarang!"

Tapi Eun Hyuk tetap menggenggam Chae Rin.

Melihat itu, Jae Sang tambah marah dan mencengkram kerah Eun Hyuk.

"Kuperingatkan. Jika kulihat kau memunggungiku sambil memegang tangannya lagi, aku akan membunuhmu." ancamnya.

Jae Sang juga menyuruh Chae Rin berhati-hati jika tidak mau Eun Hyuk terluka. Terpaksalah, Chae Rin melepaskan tangannya.


Setelah itu, Jae Sang menyuruh Eun Hyuk masuk ke mobilnya dan mengajaknya bicara.

Jae Sang dan Eun Hyuk bicara di bar. Jae Sang mengatakan, bahwa ia tahu Chae Rin hanya berpura-pura berpaling darimu. Ia juga menuding Eun Hyuk dan Chae Rin ingin menguasai Makepacific bersama.

"Lalu kau tahu kenapa aku membuka kartuku? Apapun rencananya, dia datang menemuiku dengan karangan bunga dan memasak untukku di hari ulang tahunku. Luar biasa bisa melihatnya duduk di dekat Pimpinan Moon. Aku menyadari seperti itulah kebahagiaan." ucap Jae Sang.

Jae Sang lalu bertanya, apa Chae Rin pernah memasak untuk Eun Hyuk di hari ulang tahun Eun Hyuk.

Ia lantas memanasi Eun Hyuk dengan mengatakan, bahwa mereka pernah melakukan sesuatu walaupun pernikahan mereka palsu.

"Diam." suruh Eun Hyuk.

"Lihatlah, kau juga tidak tahan mendengarnya maka jangan berlagak lagi." jawab Jae Sang.

Kesal, Eun Hyuk pun mencengkram Jae Sang dan menyuruh Jae Sang diam.

"Cintailah dia sebisamu tapi wanita jaman sekarang mengejar hal praktis. Uang mengalahkan cinta." ucap Jae Sang, lalu menyingkirkan tangan Eun Hyuk darinya.


"Itu keinginan anda. Min Chae Rin berbeda. Dia pada akhirnya akan berada di sisiku." jawab Eun Hyuk, lalu beranjak pergi.

Jae Sang tersenyum kesal.

"Jangan bermimpi. Kita lihat saja nanti siapa yang pada akhirnya akan tertawa."


Paginya, Nyonya Park keluar dari kamarnya dengan buru-buru. Ia berniat mencari Soo A.

Tapi Nyonya Na melarangnya mencari Soo A dan menyuruhnya mengkhawatirkan perusahaan.

"Soo A lebih penting dari perusahaan." jawab Nyonya Park, lalu beranjak pergi.


Tak lama setelah Nyonya Park pergi, bibi juga pamit pada Nyonya Na untuk belanja.

Nyonya Na sontak khawatir. Ia takut kalau-kalau Bu Kim tiba-tiba muncul saat ia tengah sendirian.


Benar saja, Bu Kim memang muncul dan melihat Nyonya Park serta bibi pergi.

Setelah mereka pergi, Bu Kim pun menyusup ke dalam rumah.


Nyonya Na di ruang tengah. Seseorang datang dan memijit bahunya.

Nyonya Na pikir, yang memijitnya bibi tapi saay dia menoleh dia pun terkejut dan langsung berdiri begitu melihat sosok Bu Kim.

Bu Kim tersenyum menyeringai padanya.


Nyonya Na yang ketakutan, langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Ia mengancam, akan memanggil semua orang jika Bu Kim tidak mau pergi.

"Tidak ada siapa-siapa disini. Nyonya Park pergi dan bibi pergi ke toserba." jawab Bu Kim.

Bu Kim lantas mengambil kunci dari dalam kantong mantelnya dan membuka pintu kamar Nyonya Na dengan kunci itu.

Nyonya Na sontak melangkah mundur. Ia bergegas mengambil ponselnya dan memanggil polisi. Tapi Bu Kim cepat-cepat merebut ponselnya.

Bu Kim pun berkata, bahwa Nyonya Na tidak bisa berlagak tidak tahu semuanya. Ia mengaku, terpaksa membawa putrinya masuk ke rumah itu dan membiarkan putrinya menderita untuk membalas Nyonya Na.

Nyonya Na pun bersumpah, tidak akan memberikan Makepacific selama ia masih hidup.


Mendengar itu, Bu Kim pun mengajak Nyonya Na mati. Tapi Nyonya Na menyuruh Bu Kim mati sendirian.

"Kau yang pendosa, bukan aku." ucap Nyonya Na.

"Kaulah yang memulai semuanya. Jika bukan karena kau, semua ini tidak akan terjadi!" jawab Bu Kim.

"Tamatlah riwayatmu. Aku sudah memanggil polisi." ucap Nyonya Na.

"Aku akan membunuhmu sebelum mereka datang." jawab Bu Kim.


Bu Kim lantas berusaha mencekik Nyonya Na.

Tapi tepat saat itu, terdengar sirine polisi. Bu Kim pun langsung kabur.


Seketaris Jae Sang menyajikan teh untuk Chae Rin.

Ya, Chae Rin sedang menunggu Jae Sang di ruangan Jae Sang.

Seketaris Jae Sang berkata, bahwa Jae Sang sedang rapat dan rapatnya agak lama.

"Jangan khawatirkan aku." jawab Chae Rin.


Begitu seketaris pergi, Chae Rin pun langsung memeriksa meja Jae Sang. Ia memeriksa laci serta kumpulan pulpen di atas meja tapi tidak menemukan alat perekam itu.

Chae Rin pun bingung.


Tak lama kemudian, Jae Sang datang dan kaget melihat Chae Rin.

Chae Rin beralasan, hendak meninggalkan pesan karena Jae Sang sangat lama.

"Memangnya kita punya janji hari ini?"

"Aku mampir hanya untuk menyapamu." jawab Chae Rin.


Chae Rin berniat pergi, tapi Jae Sang menahannya.

Jae Sang lantas menatap curiga Chae Rin dan memegang dagu Chae Rin.

"Min Chae Rin, apa yang kau lakukan? Ini tidak seperti kau yang biasanya." ucapnya.


Bersambung ke part 3............