• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ice Adonis Ep 4 Part 2

Sebelumnya...


Yoo Ra makan siang dengan neneknya di kamar sang nenek. Sang nenek penasaran dengan yang dikatakan ayah Yoon Jae pada Yoo Ra.

"Yoo Ra-ya, maukah kau menjadi menantuku?" jawab Yoo Ra menirukan suara Pimpinan Ha.

"Lalu kau jawab apa?" tanya Nyonya Jo sembari tersenyum.

"Aku senang sekali sampai ingin gila rasanya. Aku tidak bisa menjawab jadi aku hanya bisa tersenyum. Aku sangat malu." jawab Yoo Ra.

Nyonya Jo tertawa, ia senang Pimpinan Ha mempertimbangkan Yoo Ra untuk menjadi menantunya.

Yoo Ra lalu menanyakan pendapat neneknya soal Yoon Jae.

"Kecuali soal ibunya yang meninggalkannya saat ia masih kecil, tidak ada yang perlu dikritik darinya." jawab nenek.


Di ruang makan, Tuan Choi yang sedang makan bersama istri dan anak tirinya, mendengar tawa Nyonya Jo dan Yoo Ra.

Tuan Choi berkata, mereka seperti anak-anak kalau sedang tertawa.

Nyonya Han mengaku, senang mendengar tawa mereka.

Tuan Choi lalu menyuruh Soo Ae makan yang banyak dan memuji Soo Ae karena tidak pilih-pilih makanan.

"Anakku tidak pernah pilih-pilih soal makanan. Mereka bisa makan bahkan hanya dengan kimchi saja jadi aku tidak pernah memiliki masalah soal itu." jawab Nyonya Han.

"Soo Ae-ya, makanlah dagingnya." suruh Tuan Choi.

Mendengar itu, Soo Ae langsung berdiri dan berterima kasih pada mereka.


Sekarang, Yoo Ra sudah berada di mejanya. Ia kesal menemukan nama Yeon Hwa di daftar kandidat yang diterima bekerja di J.


Tak lama kemudian, Yoon Jae datang. Ia langsung menyuruh Yoo Ra mencari apartemen dekat kantor yang bagus.

"Soal perabotan dan peralatannya, pilihlah sesuai seleramu." ucap Yoon Jae.

Yoo Ra awalnya bingung, tapi tak lama ia ingat saat dirinya mengatakan pada Yoon Jae bahwa ia ingin pindah karena tak bisa hidup seatap dengan Nyonya Han. Yoo Ra salah paham. Ia pikir, apartemen itu untuk dirinya.


Yoo Ra makin salah paham ketika Yoon Jae keluar dari ruangannya dan mendengar kata-kata Yoon Jae pada Pimpinan Ha.

Yoon Jae mengaku, akan memperkenalkan seseorang yang ia sukai dan orang itu karyawan J.

Yoon Jae mengatakan itu sambil menatap Yoo Ra.

Usai bicara dengan sang ayah, Yoon Jae menyuruh Yoo Ra mencari apartemen. Ia meminta Yoo Ra tidak mencemaskan soal harganya karena ia yang akan membayarnya.

Sontak, Yoo Ra kesenangan.


Yoon Jae pergi menjemput Yeon Hwa dan mengaku akan memperkenalkan Yeon Hwa pada seseorang.


Sementara Yoo Ra sedang memilih-milih beberapa perabot. Ia membeli barang couple.


Yoon Jae membawa Yeon Hwa ke hadapan orang tuanya dan mengakui bahwa Yeon Hwa lah gadis yang akan dinikahinya.

Melihat penampilan Yeon Hwa, Nyonya Jang sontak terkejut.


Yoo Ra sedang melihat-lihat apartemennya.

"Aku ambil yang ini." ucapnya dengan wajah penuh senyuman.


Yeon Hwa mengatakan pada orang tua Yoon Jae bahwa ia tak bisa menikah dengan Yoon Jae.

"Orang yang kukencani adalah anak sulung dari keluarga miskin. Tapi aku menemukan siapa dirinya yang sesungguhnya saat wawancara tahap akhir kemarin." ucap Yeon Hwa.

Mendengar itu, Yoon Jae pun berkata akan mundur dari posisinya sebagai Presdir J.

Pimpinan Ha langsung marah. Saking marahnya, ia langsung pergi begitu saja.


Yoon Jae lalu membawa Yeon Hwa ke Sungai Han.

"Saat aku berusia 13 tahun, ibuku tiba-tiba menghilang di suatu pagi. Setelah itu, ibu tiriku datang. Aku menyalahkan ayahku, membenci ibuku dan tidak percaya pada ibu tiriku. Aku merasakan banyak hal buruk di masa remajaku. Bagaimana mengkhawatirkan ayahku dan membuat ibu tiriku pergi. Semakin kulakukan itu, ayahku makin dekat dengan wanita itu. Setelah aku pergi ke universitas, aku tidak pernah merasa malu menyembunyikan identitasku. Sejak aku tidak mempercayai orang lain dan tidak percaya dunia ini, jadi berbohong tidak bisa dihindari. Tapi setelah jatuh cinta padamu, aku mulai merasa malu. Aku merasa malu untuk yang pertama kalinya. Jadi aku ingin menunjukkan semua yang aku miliki padamu. Tapi... aku tidak bisa melakukan itu. Sejak aku hanya tahu bagaimana menyalahkan, membenci dan berpura-pura. Aku tidak pernah belajar bagaimana mengendalikan perasaanku. Kenyataannya... aku takut jika aku mengendalikan semuanya, kau akan menghilang sama seperti ibuku. Aku takut."


Yoon Jae lalu menatap Yeon Hwa dan meminta Yeon Hwa memberikannya kesempatan.


Yoo Ra sedang menata apartemen yang baru saja dibelinya.

Ia meletakkan piyama couple di kasur.


Gelas couple di meja.

Sendal couple di dekat pintu.


Ponsel Yoo Ra berdering. Telepon dari Nyonya Jang. Yoo Ra pun menjawabnya dengan penuh semangat.

Nyonya Jang yang ada di hotel, meminta Yoo Ra mencarikannya data-data Yeon Hwa.


Tak lama, Kang Wook datang dan Nyonya Jang langsung menggandengnya begitu selesai bicara dengan

Yoo Ra. Ia mengajak Kang Wook makan malam.


Yoo Ra bertanya-tanya, kenapa Nyonya Jang meminta data Yeon Hwa.


Setibanya di rumah, Yoon Jae langsung menyerahkan surat pengunduran dirinya pada sang ayah.


Yoon Hee tiba di rumah dan langsung disambut ayahnya.

"Kau habis berkencan juga?"

Yoon Hee mengiyakan.

"Bawa dia kemari dan kenalkan pada ayah."

"Aku akan membawanya kemari."


Yoon Hee lalu menemui Yoon Jae dan bertanya kapan ia bisa berkenalan dengan calon kakak iparnya tapi Yoon Jae malah membahas soal produk anti kerut mereka.

"Ini di rumah, Sajangnim." jawab Yoon Hee.

"Aku percaya seleramu. Dia pasti orang yang baik. Aku menunggumu memperkenalkan dia padaku." ucap Yoon Hee lagi, lalu beranjak pergi.


Yeon Hwa sudah sampai di depan rumahnya. Tapi ia tak langsung masuk dan memikirkan kata-kata Yoon Jae tadi.

Salju kemudian turun dan Yeon Hwa mendongak, menatap langit.


Di kantor, Yoo Ra memberitahu Yoon Jae kalau apartemen yang diminta Yoon Jae sudah siap.

Yoon Jae lantas menanyakan desainer perhiasan dan meminta Yoo Ra membuatkan janji untuknya.

"Kau tahu lamaran seperti apa yang disukai wanita?" tanya Yoon Jae.

Mendengar pertanyaan Yoon Jae, Yoo Ra yang salah paham, tak bisa mengatakan apa-apa.

Yoon Jae lalu meminta Yoo Ra melupakan pertanyaannya itu dan masuk ke ruangannya.

Begitu Yoon Jae pergi, Yoo Ra langsung menarik napasnya.

"Aku sangat gugup." ucapnya.

Tak lama kemudian, ia teringat permintaan Nyonya Jang.


Di butik, Nyonya Jang sedang bicara di telepon dengan Kang Wook.

Selesai bicara, dia memberikan kiss pada Kang Wook dan menyudahi pembicaraannya.


Nyonya Jang kemudian mematut dirinya di cermin dan terkejut melihat sosok Yoo Ra.

Ia berbalik dan Yoo Ra langsung menyerahkan dokumen Yeon Hwa.

Nyonya Jang pun langsung mencibir Yeon Hwa begitu membaca datanya.


Yoo Ra yang penasaran pun langsung bertanya ada apa dengan Yeon Hwa tapi Nyonya Jang malah menatapnya tajam, membuatnya terkejut.

Bersambung........

Prolog :


Nyonya Jang menatap tajam Yoo Ra. Ia berkata, karena Yoo Ra adalah seketaris Yoon Jae jadi Yoo Ra hanya perlu melakukan tugas sebagai seorang seketaris.

"Maafkan aku. Jika kau membutuhkan sesuatu, bisa hubungi aku kapan saja."

"Kau boleh pergi."

"Samonim, maukah kau menjadi teman belanjaku?" tanya Yoo Ra.


Sementara itu, Yeon Hwa ada di rumah Yoon Jae. Pimpinan Ha lah yang menyuruhnya datang.

Ice Adonis Ep 4 Part 1

Sebelumnya...


Lanjut gaes.... Di episode ini, Yeon Hwa tahu siapa Yoon Jae...

Calon karyawan J segera menyebar mencari seseorang dengan riasan terbaik.

Yeon Hwa langsung mengedarkan pandangannya mencari sosok dengan riasan terbaik.

Kang Wook yang tidak mengerti, meminta penjelasan Yeon Hwa soal maksud Yoon Hee.

"Carilah seseorang dengan riasan terbaik. Setelah itu, ambil fotonya dengan ponselmu dan kirimkan via MMS. Kau memiliki nomornya, kan?"

Kang Wook pun langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan gumpalan kertas berserta dengan beberapa bungkus permen.

Yeon Hwa mengambil gumpalan kertas itu, lalu membukanya dan memberitahu Kang Wook itulah nomor J.


Yeon Hwa kesulitan mencari modelnya sementara teman-teman seperjuangannya sudah menemukan seseorang dengan riasan terbaik.

Disaat Yeon Hwa tengah mengedarkan pandangannya mencari modelnya, pandangannya pun tiba-tiba tertuju pada seorang ajumma yang duduk di pinggir jalan menunggui jualannya dan sedang merias diri.


Sekarang, Yeon Hwa sudah berada di dalam sebuah ruangan bersama para pewawancara.

Yoon Hee meminta penjelasan Yeon Hwa, kenapa Yeon Hwa memilih ajumma itu sebagai seseorang dengan riasan terbaik.

"Pada awalnya, aku juga berusaha mengambil foto beberapa orang dengan riasan terbaik. Tapi semua orang mengatakan, mereka tidak jago merias kemudian pergi dengan terburu-buru sesudahnya. Tapi menurut pendapatku, riasan mereka tidak buruk. Tetapi ajummoni di kios pinggir jalan ini merasa puas meski hanya memakai warna lipstik yang sangat kuno. Hal yang ajaib adalah aku benar-benar merasa bahwa ajummoni yang merasa puas ini sangat cantik. Jadi aku berpikir, kenapa kita memakai make up? Untuk siapa kita memakai make up?"

"Lalu?" tanya Yoon Hee.


"Kita tidak memakai make up untuk orang lain tapi untuk kepuasan diri. Aku adalah salah satu orang yang memakai make up untuk diriku sendiri agar terlihat cantik. Jika aku diterima bekerja di J, aku tidak akan membuat kosmetik yang tidak membuat siapa pun bahagia. Sebagai gantinya, aku akan mencoba mengembangkan kosmetik seperti lipstik yang sederhana yang bisa membawa kebahagiaan dan kepuasan bagi semua orang." jawab Yeon Hwa.

"Jika kau diterima bekerja, akankah kau berhenti bekerja karena masalah keluarga?" tanya Yoon Hee yang sontak membuat Yeon Hwa terdiam.

Yoon Hee lalu menatap tajam Yeon Hwa dan berkata bahwa perusahaannya tidak butuh staff yang tidak bertanggung jawab.

"Aku minta maaf, tapi bisakah aku menanyakan satu pertanyaan juga?" tanya Yeon Hwa.

"... Apa nilai sebenarnya dari J? Seharusnya mereka hanya bersinar di panggung?"

"Apa maksudmu?"


"Hari itu, setelah menemukan adikku yang menghilang, aku kembali ke belakang panggung sesuai janjiku bersama dengan adikku. Setelah pertunjukan, semua kosmetik bertebaran di lantai. Di atas panggung, mereka terlihat sangat cantik digunakan para model. Tapi di belakang panggung, mereka adalah sampah yang tidak seorang pun ingin membersihkannya. Saat aku sedang membersihkan sampah dan menyeka cermin, sebuah pikiran muncul di benakku. Jika aku diberi kesempatan bekerja di J, aku akan membuat kosmetik yang berharga itu menjadi sesuatu yang akan dihargai orang-orang. Aku pastikan akan melakukannya." jawab Yeon Hwa.

Yoon Hee pun menatap Yeon Hwa dengan pandangan berbeda kali ini.


Yeon Hwa sedang membersihkan rumahnya.

Ya, ia kembali ke rumah sewanya.

Saat tengah berbenah-benah, ajumma si pemilik rumah sewa datang dan menasehati Yeon Hwa untuk berdamai dengan putranya yang berusaha melecehkan Soo Ae.

"Dia tertangkap?" tanya Yeon Hwa kaget.

"Ketika hidup seseorang terbalik, bahkan air pun terjebak di antara gigi. Aigo, aku tidak beruntung soal suamiku dan sekarang, anakku membuatku sakit kepala. Tapi apa yang bisa kulakukan? Berdamailah dengannya."

Yeon Hwa menolaknya.

Mendengar itu, si ajumma pun kesal dan menyuruh Yeon Hwa pergi dari rumahnya.

"Ajummoni!" protes Yeon Hwa, tapi si ajumma tidak peduli dan bergegas pergi.


Yeon Hwa menghela nafas. Lantas kemudian, ponselnya berbunyi. Telepon dari J yang mengatakan dirinya memenuhi syarat bekerja di J. Yeon Hwa pun senang mendengarnya.


Yoo Ra berjalan menuju kantornya dengan wajah sumringah, tapi wajah sumringahnya itu langsung hilang saat ia melihat Yeon Hwa sedang berjalan menuju ke tempat yang sama dengannya.

Yoo Ra pun langsung menarik Yeon Hwa ke lobbi J.

Kang Wook yang melihat itu pun berkata, bahwa Yoo Ra nampak seperti akan memakan Yeon Hwa.


"Kau serius mau bekerja disini? Bagaimana bisa kau membuat semua orang gila? Bagaimana jika aku memberimu pekerjaan di tempat lain? Akan kuminta ayahku mencarimu pekerjaan di perusahaan yang lebih baik dari J."

"Tidak perlu. Aku bisa sampai tahap ini karena kemampuanku sendiri. Hari ini adalah wawancara terakhir. Aku ingin bekerja disini setelah aku dinyatakan memenuhi syarat. Bergabung di J Cosmetic adalah mimpiku."

"Kenapa harus J diantara banyaknya perusahaan kosmetik? Jujur saja disini, kau juga tidak suka melihatku, kan?"

"Jika kau tidak nyaman, akan kurahasiakan hubungan kita."

"Aku tidak ingin kau disini! Di rumah, ada ibumu. Disini ada kau. Aku bisa mati lemas!"


Sekarang, Yoo Ra sudah berada di ruangannya. Ia mondar mandir dengan wajah resah memikirkan Yeon Hwa yang akan bekerja di J.

Tak lama kemudian, Tim HRD datang membawakan CV peserta yang lolos ke tahap akhir dan menyuruh Yoo Ra memberikannya pada Yoon Jae.


Yoo Ra memeriksanya. Saat melihat CV Yeon Hwa, Yoo Ra langsung merobeknya.

Yoon Jae tiba-tiba datang dan Yoo Ra langsung menyembunyikan CV Yeon Hwa yang telah dirobeknya ke dalam dompetnya.


Di ruangannya, Yoon Jae melihat CV peserta yang lolos. Tak menemukan CV Yeon Hwa, Yoon Jae pun mengira Yeon Hwa tidak lolos.


Mengira Yeon Hwa tak lolos, Yeon Jae pun mengirimkan pesan untuk menyemangati Yeon Hwa.

Yeon Hwa sendiri sedang menunggu di ruang tunggu bersama kandidat lain.

Ia tersenyum saat membaca SMS Yoon Jae.


Di ruangan interview, Yoon Hee memberitahu Yeon Jae bahwa ada satu pelamar lagi yang akan mereka interview.


Tak lama kemudian, Yoo Ra membukakan pintu ruangan dengan wajah menahan kesal dan mempersilahkan Yeon Hwa masuk.

Disinilah Yeon Hwa tahu kekasihnya adalah Presdir J Cosmetic. Yeon Hwa sontak kaget, begitu pun dengan Yoon Jae.

Yeon Hwa pun teringat Yoon Jae dulu pernah menanyakan padanya bagaimana kalau ia ternyata Presdir J.

Mata Yeon Hwa seketika berkaca-kaca menatap Yoon Jae.

"Seol Yeon Hwa-ssi, kau baik-baik saja?" tanya Yoon Hee yang langsung menyadarkan Yeon Hwa.


Yeon Hwa pun meremas tangannya untuk menenangkan diri dan Yoon Jae melihat itu.

"Kau ingin berdoa sebelum interview nya kita mulai?" tanya Yoon Jae.

"Tidak perlu." jawab Yeon Hwa.

"Kalau begitu, interview nya akan segera kita mulai." ucap Yoon Jae.

Yeon Hwa menatapnya canggung.


Diluar, Yoo Ra menatap Yeon Hwa dengan cemas. Ia takut Yeon Hwa lolos.


Selesai interview, Yoon Jae menemui Yeon Hwa di kafe. Begitu duduk, Yoon Jae memegang tangan Yeon Hwa dan mencoba menenangkan Yeon Hwa. Tapi Yeon Hwa langsung menarik tangannya, membuat Yoon Jae terkejut.

"Sunbae, nuguyeyo?"

Yoon Jae pun meminta maaf dan menjelaskan alasannya membohongi Yeon Hwa. Yoon Jae mengatakan, karena ia menyukai Yeon Hwa yang apa adanya.

"Kenapa kau menginjak harga diriku seperti ini? Ibuku yang sudah menikah lagi tidak peduli padaku. Aku mengurus Soo Ae yang tidak diinginkan siapa pun. Lalu aku menemukan seorang pria yang latar belakangnya sama denganku, yang mengatasi kesulitan dengan cinta dan hidup bersama."

Yeon Hwa juga mengaku, saat ia tahu siapa Yoon Jae sebenarnya, ia merasa malu dan rendah.

Yoon Jae tidak mengerti kenapa Yeon Hwa harus merasa rendah.

"Aku selalu mencari uang dengan cara yang lurus. Aku tahu situasiku. Aku akan mencoba melupakanmu jadi aku tidak akan terluka lagi." jawab Yeon Hwa, lalu beranjak pergi.


Yoon Jae menyusul Yeon Hwa.

"Kenapa kau tidak percaya pada dirimu?" tanya Yoon Jae.

"Sunbae, kenapa kau tidak percaya padaku? Kau takut aku mengganggumu saat aku tahu kau anak seorang pimpinan? Kau pikir, aku akan memorotimu? Itulah kenapa kau berpura-pura miskin?"

"Bukan seperti itu. Sejak awal, aku tidak pernah ingin menceritakan latar belakangku pada siapa pun. Benar. Aku merahasiakan itu demi diriku, untuk kenyamananku. Saat aku bertemu denganmu di sekolah, kita berbagi 1000 won kimbap dan ramen, belajar bersama, aku berbagi pikiran yang tulus denganmu. Bagiku, mereka terlalu berharga jadi aku tidak ingin menghancurkannya. Aku takut kita putus, takut kita berakhir."

"Kau seharusnya bilang padaku!"

"Kau menyukai anak sulung dari keluarga miskin. Apalagi yang bisa kukatakan? Kau menyukaiku karena aku miskin."

Yeon Hwa menangis. Yoon Jae pun memeluk Yeon Hwa dan meminta maaf.


Yoon Jae kemudian melepas peluknya dan menatap Yeon Hwa.

"Jangan ragu pada dirimu. Jangan ragu pada cintaku." pintanya.

"Aku ingin menjadi Cinderella juga. Aku juga ingin pamer di depan orang lain. Kebahagiaanku sampai aku merasa seperti ingin menari."

"Kenapa kau tidak membiarkanku mencintaimu? Apa yang kau takutkan?"

"Berikan waktu untuk kita. Itu akan lebih baik untuk kita."

Yeon Hwa lalu beranjak pergi.


Yeon Hwa berjalan menyusuri jalanan dengan wajah kecewa.

Yoon Jae hanya bisa duduk terdiam memikirkan Yeon Hwa.


Malam harinya, Yoon Jae berdiri di depan rumah Yeon Hwa. Menunggu Yeon Hwa.

Sementara Yeon Hwa menangis di dalam.


Yoon Jae lantas menghubungi Yeon Hwa dan meminta Yeon Hwa keluar.

Tapi Yeon Hwa tidak mau dan menyuruh Yoon Jae pulang.

"Kau tidak pernah marah seperti ini sebelumnya. Aku benar-benar tidak tahu. Apa yang harus kulakukan untuk merubah pikiranmu? Katakan padaku, akan kulakukan apapun."

"Mianhaeyo, kututup teleponnya."


Yeon Hwa lantas menatap fotonya bersama Yoon Jae. Ia terus menangis.

Dan Yoon Jae terus menunggu Yeon Hwa di depan rumah.


Yoon Jae menunggu di depan rumah Yeon Hwa sampai pagi.

Dua orang, ahjussi dan ajumma datang untuk melihat-lihat rumah Yeon Hwa.

Sontak, Yoon Jae terkejut mendengar Yeon Hwa akan pindah. Ia pun langsung beranjak pergi.

Bersambung ke part 2...............