• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Unknown Woman Ep 15 Part 1

Sebelumnya...


Yeo Ri menemui Moo Yeol dan Ma Ya. Yeo Ri mengatakan, orang tua murid yang giginya patah menginginkan permintaan maaf Ma Ya.

Moo Yeol pun menyuruh Ma Ya minta maaf, tapi Ma Ya menolak. Ma Ya bilang, anak itu lah yang harus minta maaf padanya dan Ga Ya.

"Kenapa? Untuk apa dia meminta maaf? Guru juga tidak mau memberi tahu. Apa yang anak itu katakan padamu dan Ga Ya?" tanya Moo Yeol.

Ma Ya menggeleng, tidak mau bicara.


Melihat itu, Yeo Ri pun mengajak Moo Yeol bicara berdua. Moo Yeol memberikan kunci mobil pada Ma Ya dan menyuruh Ma Ya menunggu di mobil.

"Jika anakmu tidak meminta maaf secara tulus, orang tua murid itu berencana melaporkan ini ke Komite Kekerasan Sekolah. Kau harus meyakinkan anak-anakmu untuk meminta maaf." ucap Yeo Ri.

"Aku tidak mau berbicara denganmu lebih lanjut. Aku akan menemui orang tua murid itu sendiri." jawab Moo Yeol arogan.

"Mereka tidak mau menemuimu. Kau harus berkomunikasi melalui aku. Kau harus meyakinkan Ga Ya dan Ma Ya dan mengakhiri ini. Aku merasa tidak enak berada di tengah." ucap Yeo Ri.

"Apa artinya bagimu? Mereka bukan anak-anakmu." jawab Moo Yeol.

"Karena aku mau membantumu." ucap Yeo Ri.


"Kenapa kau mau membantuku?" tanya Moo Yeol kaget.

"Kau salah mengira aku orang lain dan bersikap lancang, tapi melihatmu tidak bisa melupakan mantan pacarmu, aku yakin kau bukan orang jahat." jawab Yeo Ri.

Yeo Ri lantas memberikan kartu namanya tapi Moo Yeol diam saja. Melihat itu, Yeo Ri pun meletakkan kartu namanya di tangan Moo Yeol dan meminta Moo Yeol menghubunginya jika Ma Ya berubah pikiran.

Yeo Ri juga meyakinkan Moo Yeol, bahwa dirinya akan membantu Moo Yeol meskipun dirinya pengacara pihak korban dan meminta Moo Yeol menunjuk seseorang yang bisa berbicara dengannya.


Di mobilnya, Moo Yeol tak bisa berhenti menatap kartu nama Yeo Ri.

Ia lantas teringat pertemuan pertama mereka di bar Oliver.

Moo Yeol juga mengingat kata-kata Yeo Ri tadi.

"Melihatmu tidak bisa melupakan mantan pacarmu, aku yakin kau bukan orang jahat."


Ma Ya memanggil Moo Yeol. Moo Yeol pun tersadar dari lamunannya dan menoleh ke Ma Ya. Ma Ya mengajak Moo Yeol pulang.


Hae Joo heran melihat Moo Yeol pulang dengan Ma Ya. Moo Yeol pun menyuruh Ma Ya ke kamar. Setelah Ma Ya pergi, Moo Yeol memarahi Hae Joo yang hanya menjemput Ga Ya. Hae Joo membela diri. Ia berkata, itu karena Ga Ya pingsan dan baru siuman, jadi ia dan sang ibu panik dan melupakan Ma Ya. Hae Joo juga bilang, bahwa dirinya baru saja mau pergi menjemput Ma Ya.

Mendengar itu, Moo Yeol tambah marah dan menuding Hae Joo mulai pilih kasih antara Ma Ya dan Ga Ya.


Ji Won yang baru turun, mendengarnya dan balik memarahi Moo Yeol.

"Ga Ya tidak boleh sakit, jadi, saat mendengar dia pingsan, yang ibu pikirkan hanya memeriksakannya. Jangan berlebihan. Dan, putra semata wayangmu pingsan.Kau bahkan tidak khawatir?"


Mendengar Ga Ya pingsan, Moo Yeol pun langsung lari ke kamar Ga Ya. Tapi Ga Ya tidak ada di kamarnya.

Ga Ya sendiri ada di kamar Ma Ya. Ma Ya membisikkan sesuatu pada Ga Ya. Tak lama, Moo Yeol datang dan mengecek kondisi Ga Ya.

Moo Yeol lantas menanyakan alasan mereka berkelahi. Ma Ya pun langsung membawa Ga Ya keluar dengan alasan mereka harus mengerjakan PR.


Moo Yeol kembali ke kamarnya. Di kamar, ia memberitahu Hae Joo tentang dirinya yang sudah bertemu dengan pengacara dari anak yang giginya patah dibuat Ga Ya dan Ma Ya. Moo Yeol bilang, mereka menunggu permintaan maaf Ga Ya dan Ma Ya. Hae Joo langsung sewot. Ia tak terima Ga Ya harus minta maaf karena Ga Ya juga terluka. Moo Yeol berkata, apapun alasannya, Ga Ya dan Ma Ya salah karena menggunakan kekerasan.

Hae Joo : Kau ini memihak siapa! Apapun alasannya, kau seharusnya membela keluargamu! Kau orang tua bukan!"

"Aku tidak memikah! Anak-anak berkelahi dan ada yang terluka. Kita harus rasional. Haruskah aku melindungi anakku hanya karena mereka anakku?" jawab Moo Yeol.

"Tentu saja!" jawab Hae Joo, lalu pergi dengan wajah sebal.


Yeo Ri ada di restoran bersama kedua orang tua angkatnya. Tuan Yoon menuangkan bir ke gelas Yeo Ri. Setelah menenggak bir nya, Yeo Ri memberitahu mereka apa yang dilaluinya hari itu. Ternyata Yeo Ri sudah menjadi kuasa hukum sekolah Ga Ya dan Ma Ya sejak tahun lalu.

Yeo Ri lantas menangis. Ia mengaku, iri pada Moo Yeol.

"Putriku dikubur di tanah yang dingin tapi putrinya amat sehat dan hidup dengan baik."

"Tunggu lah sampai hari pembalasan dendammu tiba." jawab Mal Nyeon, berusaha menenangkan Yeo Ri.

Mal Nyeon lantas menanyakan Do Chi. Yeo Ri pun kaget dan baru ingat ia meninggalkan Do Chi di restoran karena masalah Ga Ya dan Ma Ya. Yeo Ri buru-buru pergi.


Dalam perjalanan, Yeo Ri melihat jam nya dan bertanya-tanya apa Do Chi masih menunggunya.

Yeo Ri tak yakin Do Chi masih di sana karena sudah lebih dari 3 jam.


Sampai di sana, Yeo Ri tidak menemukan Do Chi. Ia pun berniat pergi, tapi Do Chi tiba-tiba muncul dari balik meja dapur. Yeo Ri terkejut melihat Do Chi menggunakan kostum Chaplin.

Do Chi lantas mendekati Yeo Ri dan memberikan setangkai mawar pada Yeo Ri.


Oliver dihubungi Mal Nyeon. Oliver memberitahu, Yeo Ri ada di kafenya dan sedang makan dengan Do Chi.

Oliver : Dia tertawa. Aku tidak pernah melihatnya tertawa selepas itu. Dia sebenarnya sangat ceria.


Moo Yeol tak bisa tidur karena terus memikirkan Yoon Seol. Moo Yeol yang penasaran itu, akhirnya turun dari tempat tidur, mengambil jaketnya lalu pergi.


Tepat saat itu, Hae Joo terbangun. Hae Joo menyusul Moo Yeol ke bawah dan melihat Moo Yeol pergi.


Hae Joo pun kembali ke kamar dan menghubungi Moo Yeol tapi Moo Yeol tidak membawa ponselnya.


Do Chi mengantarkan Yeo Ri pulang. Yeo Ri turun dari mobil dan meninggalkan dompet merahnya. Entah dia sengaja meninggalkannya atau dia tidak sadar dompetnya tertinggal. Yeo Ri meminta maaf karena sudah membuat Do Chi menunggu lama dan berterima kasih karena Do Chi sudah mengantarnya. Do Chi pun meminta Yeo Ri mentraktirnya makan malam lagi jika Yeo Ri bersungguh-sungguh minta maaf.

Yeo Ri : Tidak baik terlalu sering meminta orang yang punya pacar makan malam. Bagaimana jika pacarmu menjambak rambutku?

Do Chi langsung diam.

Yeo Ri : Berhati-hati lah saat mengemudi.

Do Chi tersenyum, lalu masuk ke mobilnya dan pergi.


Yeo Ri lantas menuju ke rumahnya tapi Moo Yeol tiba-tiba muncul dan mencegatnya. Moo Yeol menatap curiga Yeo Ri.

"Siapa kau sebenarnya?"

"Apa maksudmu? Aku sudah bilang tadi, aku pengacara korban, Yoon Seol."

"Pengacara? Geojitmal."

"Kalau begitu, jangan mempercayaiku."

"Lalu kenapa kau bersama Do Chi?"

"Haruskah aku meminta izinmu untuk menemui seseorang?"


Yeo Ri ingin masuk, tapi Moo Yeol yang cemburu menahannya.

"Apa hubunganmu dengan Goo Do Chi!"

"Dia klienku baru-baru ini. Puas!"

Tapi Moo Yeol tetap saja menahan Yeo Ri. Yeo Ri tambah kesal.

"Kau salah mengiraku dan melecehkanku, dan kini kau mempertanyakan apa aku sungguh pengacara?"

Moo Yeol pun akhirnya melepaskan cengkramannya.

Yeo Ri : Kita tidak ada alasan untuk bertemu selain sebagai pengacara korban dan orang tua.

Yeo Ri pun masuk ke rumahnya.


Moo Yeol kembali ke rumahnya. Ia masuk ke kamarnya, menyalakan lampu dan terkejut melihat Hae Joo sudah bangun. Hae Joo menatap tajam Moo Yeol dan menanyakan Moo Yeol darimana. Moo Yeol mengatakan, ia habis mencari angin karena stress memikirkan masalah anak-anak.

Moo Yeol : Aku menemui teman dan minum teh.

Hae Joo : Bagaimana kau menemui temanmu?

Moo Yeol : Kenapa kau menginterogasiku? Aku menghubunginya.


Tak mau ditanya-tanya lagi, Moo Yeol pun berkata dirinya mau mandi dan menyuruh Hae Joo tidur lagi.

Setelah Moo Yeol pergi, Hae Joo menatap kesal ponsel Moo Yeol.


Paginya, Do Young marah karena tidak diberitahu masalah anak-anak. Do Young cemas kalau orang lain memanfaatkan masalah pertengkaran kedua cucunya untuk menyerang perusahaan. Hae Joo kesal, ia tak mau Ga Ya minta maaf dan ingin menuntut keluarga korban. Moo Yeol meminta Hae Joo menahan diri. Ia berkata, jika mereka terlalu bersemangat seperti itu, orang tua korban akan semakin kesal. Moo Yeol lantas memberitahu Do Young kalau yang diinginkan keluarga korban saat ini hanyalah permintaan maaf Ga Ya dan Ma Ya.

"Bukankah lebih baik ibunya yang terlibat daripada kau?" tanya Ji Won.

"Aku sudah menemui pengacara mereka." jawab Moo Yeol membuat Ji Won kaget.


Hae Joo masuk ke kamarnya dengan muka kesal. Ia berkata, dirinya lah yang akan menemui pengacara keluarga korban.

Hae Joo lantas memeriksa jas Moo Yeol. Ia yakin, Moo Yeol memiliki kartu nama pengacara itu karena sudah bertemu dengannya.


Tak lama kemudian, Hae Joo pun menemukan kartu nama Yoon Seol dan langsung memotretnya.

*Ckckckck... si Hae Joo ini... bukannya nyari tahu kenapa anaknya ampe berantem gitu di sekolah, malah mencak-mencak gk jelas.


So Ra masuk ke apartemen Do Chi saat Do Chi lagi mandi.

So Ra lantas melihat dompet Yeo Ri di atas meja. Tak lama kemudian, ponsel Do Chi berdering. So Ra membaca nama Yoon Seol di layar ponsel dan bergegas menjawabnya.

So Ra : Siapa kau menelpon sepagi ini?

Yeo Ri : Aku pengacara, biarkan aku berbicara dengannya.

So Ra : Untuk apa pengacara bicara dengannya? Bicara saja denganku. Aku dan Do Chi akan segera menikah.


Do Chi keluar dari kamar mandi dan langsung merebut ponselnya.

Di seberang sana, Yeo Ri mendengar Do Chi memarahi So Ra.

Do Chi menjawab telepon Yeo Ri. Ia meminta maaf dan berkata, akan menghubungi Yeo Ri lagi nanti.


So Ra marah, ia menuding Do Chi selingkuh. Do Chi balik memarahi So Ra yang sudah bersikap tidak sopan. So Ra beralasan, itu karena ia mencintai Do Chi. So Ra kemudian bertanya, apa Do Chi menunda pernikahan mereka karena Yoon Seol.

Jang Goo datang dan melerai mereka. So Ra kesal bukan main. Jang Goo lalu menyerahkan konsep iklan Do Chi.

Do Chi sewot karena syuting harus dilakukan di pesawat. Do Chi yang trauma, tidak mau melakukannya.


Hae Joo dan Ji Won tiba di area gedung kantor Yeo Ri.

Ji Won : Kau yakin ini tempatnya? Sudah menghubunginya.

Hae Joo : Sudah, asistennya bilang dia ada di kantor.


Bersamaan dengan itu, Do Chi sedang dalam perjalanan dan menelpon Yeo Ri. Do Chi menjelaskan tentang So Ra.

Yeo Ri : Han So Ra-ssi pasti sangat mencintaimu. Pihak yang lebih mencintai cenderung lebih khawatir biasanya.

Do Chi : Dia masih belum dewasa. Aku tidak tinggal bersama So Ra jadi jangan berpikir aneh-aneh.

Yeo Ri : Tentu tidak. Bagaimana pun pendapatku tidak akan penting, kan?

Do Chi : Kapan aku harus mengembalikan dompetmu?

Yeo Ri : Aku sekarang amat sibuk. Akan kuhubungi lagi nanti.

Do Chi tampak kecewa.


Usai bicara dengan Do Chi, Yeo Ri pamit pada Mal Nyeon karena harus menemui klien. Tapi baru keluar, ia masuk lagi dengan wajah panik.

Yeo Ri : Goo Hae Joo dan Hong Ji Won menuju kemari.

Mal Nyeon : Mwo? Apa mereka yang menelpon kesini tadi?

Mal Nyeon lantas menyuruh Yeo Ri sembunyi.


Ji Won dan Hae Joo menuju ruangan Yeo Ri.

Bersamaan dengan itu, Mal Nyeon menuju ke arah mereka membawa seember air bekas pel.

Mal Nyeon lantas pura-pura terpeleset dan menyiramkan air bekas pel itu ke arah Hae Joo.

Hae Joo sontak berteriak kesal.

Ji Won menanyakan Yoon Seol. Mal Nyeon pun berkata, Yoon Seol sedang tidak ada di kantor.

Mal Nyoen lalu menyuruh Hae Joo menegganti baju agar tidak sakit.

Hae Joo : Ini semua salahmu! Aaaarghhh!

Ji Won meminta Hae Joo tenang dan mengajak Hae Joo pergi.

Bersambung ke part 2................

Ice Adonis Ep 9 Part 3

Sebelumnya...


Masih kelanjutan scene nya Yoon Jae gaes... Yoon Jae dengan tegas berkata, tidak akan memaafkan Nyonya Jang jika ayahnya sampai kenapa-napa.

Yoon Jae : Respirator ayah selalu ada di sisi ayah! Ketika aku, Yoon Hee dan Bibi Suwon pergi, respirator ayah secara kebetulan menghilang. Hanya ada kau dan ayah di rumah!

Yoon Hee berusaha menghentikan Yoon Jae yang menyalahkan Nyonya Jang.


Sementara itu, Kang Wook sudah berdiri di depan pintu dan mendengarkan tuduhan Yoon Jae.

Bibi Suwon juga sudah disana dan menunduk mendengarkan tuduhan Yoon Jae.

Nyonya Jang menatap ke pintu. Ia terkejut melihat Kang Wook. Kang Wook menatap Nyonya Jang dengan tatapan marah. Nyonya Jang menggelengkan kepalanya ke Kang Wook, melarang Kang Wook ikut campur.

Yoon Jae masih marah.

"Tidakkah seorang pun tahu respirator sangat penting untuk ayah!"


Yoon Jae juga menyalahkan Nyonya Jang yang mandi dan mendengarkan musik saat ayahnya collaps.

Kang Wook mengepalkan tangannya dan menatap geram Yoon Jae.

Yoon Hee membela Nyonya Jang. Ia tidak percaya tudingan Yoon Jae.

Nyonya Jang pura-pura mau pingsan. Yoon Hee pun langsung memegangi Nyonya Jang.


"Setelah mengurus ayahmu selama 20 tahun lebih, inikah yang kudapatkan? Hidupku sia-sia. Hidupku terbuang percuma." ucap Nyonya Jang kecewa, lalu beranjak pergi.

"Oppa, kenapa kau bicara seperti itu?" bela Yoon Hee.

Yoon Jae menatap tajam kepergian Nyonya Jang.


Kang Wook menghampiri Nyonya Jang. Nyonya Jang bertanya alasan Kang Wook datang. Kang Wook berkata, ia datang untuk memperkenalkan dirinya pada Pimpinan Ha karena takut Pimpinan Ha meninggal sebelum sempat mengenalnya.

Nyonya Jang lantas meminta Kang Wook tidak terpengaruh dengan omongan dan sikap Yoon Jae.

Nyonya Jang : Dia memang seperti itu sejak dulu.

Kang Wook : Dia memang seperti itu? Selama 20 tahun?

Nyonya Jang : Ada waktu yang lebih buruk.

Kang Wook : Kenapa kau tidak mau mendengarku? Dan aku, kenapa aku harus diam saja?

Kang Wook ingin membalas Yoon Jae tapi ditahan Nyonya Jang.


Nyonya Jang memberitahu Kang Wook tentang kondisi Pimpinan Ha yang buruk. Ia juga berkata, hari dimana mereka bisa hidup bersama, hampir tiba.

Nyonya Jang meminta Kang Wook menahan emosi dan bersiap-siap.

Nyonya Jang : Dia akan jatuh ke dalam neraka dengan sendirinya.


Nyonya Jang lantas memeluk Kang Wook dan berkata bahwa dirinya tidak membutuhkan apapun selama Kang Wook ada di sisi nya dan memahami nya.


Sementara itu, Yoon Jae mengaku, ingin marah setiap kali mendengar Yoon Hee memanggil Nyonya Jang ibu.

Yoon Hee pun berusaha menenangkan Yoon Jae.

"Kita lalui ini sama-sama. Banyak hal terjadi dalam hidup kita. Kita hampir mati karena itu tapi kita bisa melaluinya. Setelah orang-orang tahu kondisi ayah, saham kita akan turun. Ditambah dengan insiden itu, aku akan tetap merilis produk baru kita. Jadi tenangkan dirimu."

"Tentang insiden itu, apakah kau akan bertanggung jawab jika itu kesalahpahaman? Atau jika itu dilakukan seseorang yang kau panggil ibu, kau bisa bertanggung jawab?"

"Oppa..."

"Yeon Hwa tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Pastikan lagi."

Yoon Hee yang kesal kakaknya terus membela Yeon Hwa pun memilih pergi.


Yoo Ra mulai tegang.


Supir Yoon Jae berlari menuju RS.


Yoo Ra menatap perban yang berlumuran darah Pimpinan Ha dengan tatapan tajam.

"Seol Yeon Hwa, pergi lah yang jauh sebelum situasimu semakin kacau."


Tak lama kemudian, supir Yoon Jae datang. Yoo Ra kaget melihat supir Yoon Jae tapi ia pura-pura tenang. Yoo Ra pun memberitahu supir Yoon Jae kalau semua orang sedang menunggui Pimpinan Ha yang lagi dioperasi.

"Apa itu benar-benar ulahmu? Kau yang merusak mobil Presdir dengan tabung pemadam kebakaran?"


Yoo Ra pun tak punya pilihan lain selain mengaku. Supir Yoon Jae menanyakan alasannya.

"Kau sudah memberitahunya?"

"Aku tercengang jadi aku memutuskan menanyakannya padamu lebih dulu."

"Terima kasih kau tidak melaporkanku padanya. Biar aku yang memberitahunya. Aku bilang aku yang akan mengurusnya. Kau mengerti maksudku, kan?"

Yoo Ra beranjak pergi.

Supir Yoon Jae tidak percaya Yoo Ra bisa bersikap setenang itu setelah merusak mobil Yoon Jae.


Yoon Jae duduk di depan ruang operasi.

Yoon Jae : Yeon Hwa-ya, aku ingin berlari kepadamu sekarang. Tapi aku tidak bisa meninggalkan ayahku. Aku tidak mau membiarkan ayahku mati dua kali karena wanita itu.

Tak lama kemudian, Yoo Ra datang dan mencoba menghibur Yoon Jae.

Yoo Ra : Oppa, kau ingat saat kau memberiku boneka teddy bear saat ibuku meninggal? Aku masih tidur dengan boneka itu sampai sekarang. Boneka itu sudah seperti ibu dan kakak bagiku.


Yoo Ra pun mengingat saat Yoon Jae menghiburnya saat ibunya meninggal.


Yoo Ra : Ketika aku tidak bisa pergi ke universitas dan menangis sepanjang hari di kamarku, kau selalu menyemangatiku. Ketika aku sedang menyembuhkan depresiku karena ayahku, kau memberiku kalung dan gelang kaki dengan inisialku. Kau mengatakan ada alasan kenapa aku terlahir sebagai Choi Yoo Ra. Setiap kali aku terluka, kau selalu ada untukku seperti malaikat pelindung.

Kamera pun menyorot gelang kaki berinisial 'CYR' di kaki Yoo Ra.


Yoo Ra lalu memakaikan earphone ke telinga Yoon Jae.

"Kau ingat lagu ini? Kau mengirimkan lagu ini padaku saat aku tidak bisa menyesuaikan diri di universitas dan kabur keluar negeri. Aku harap lagu ini juga bisa sedikit menyemangatimu." ucap Yoo Ra.


Mereka lalu mendengarkan lagu itu bersama.

Dalam hatinya, Yoo Ra mengaku ingin membuat Yoon Jae tersenyum dan semangat lagi.


Yeon Hwa tiba di kediaman Yoo Ra, tapi ia langsung masuk.

"Eomma, apa yang harus kulakukan sekarang?"


Pimpinan Ha selesai dioperasi. Yoon Jae langsung mendekati sang ayah.

Yoon Jae memegang tangan sang ayah dan menangis.

Kang Wook menatap Pimpinan Ha di belakang.


Yeon Hwa menghapus tangisnya dan memutuskan masuk ke rumah, tapi tepat saat itu Yoo Ra datang.


Mereka sama-sama masuk ke dalam. Tuan Choi mengira mereka pulang bersama.

Yoo Ra memberitahu neneknya tentang kondisi Pimpinan Ha.

Sontak, Tuan Choi kaget dan penasaran kenapa kondisi Pimpinan Ha tiba-tiba memburuk.

Yeon Hwa langsung menatap Yoo Ra. Ia takut Yoo Ra bicara macam-macam.

Tuan Choi merasa, harus menjenguk Pimpinan Ha. Ia juga marah karena Yoo Ra tidak memberitahunya lebih awal. Yoo Ra pun berkata, ia langsung ke RS segera setelah mendengar kabar tentang Pimpinan Ha.

"Tapi kenapa kondisinya tiba-tiba memburuk? Apa dia mendengar sesuatu?" tanya Tuan Choi.

Yoo Ra pun langsung menatap ke arah Yeon Hwa.


Yeon Hwa pergi menemui ibunya. Ia mendapati sang ibu tengah berbaring di kasur.

Sang ibu berkata, dirinya hanya lelah dan menyuruh Yeon Hwa istirahat.

Yeon Hwa yang tadinya mau curhat pun memutuskan tidak jadi curhat.


Keluar dari kamar sang ibu, Yeon Hwa pun mendengar cercaan Nyonya Jo terhadap ibunya karena sang ibu terus mengurung diri di kamar. Tuan Choi pun penasaran dan bertanya apa yang terjadi antara Nyonya Jo dan Nyonya Han. Nyonya Jo diam saja.


Yeon Hwa berbaring disamping Soo Ae yang sudah terlelap.

Yeon Hwa : Soo Ae-ya, hari ini, kakak dan ibu melalui hal yang sulit. Apa kau mimpi indah?

Tak lama kemudian, Soo Ae mengigau.

Soo Ae : Es krim stroberi sangat enak.


Tuan Choi masuk ke kamar dan mendapati Nyonya Han sudah bangun. Nyonya Han menyuruh Tuan Choi duduk.

Nyonya Han : Aku sudah memikirkannya, memikirkannya dan memikirkannya lagi. Siapa aku di rumah ini? Pembantu yang tidak digaji? Kau menikahiku agar kau bisa memiliki seorang pembantu?

Tuan Choi : Kyung Sook-ah, kenapa kau bicara seperti itu?

Nyonya Han : Kau tahu kan aku pergi menjemput ibumu setelah makan siang? Ibumu bilang pada temannya, kalau aku keponakan jauhnya. Dia bilang, aku bukan menantunya karena pernikahan kita tidak terdaftar. Jadi apa aku pembantu disini?

Tuan Choi : Kau pasti kecewa.

Nyonya Han : Apa yang harus kulakukan?

Tuan Choi : Aku akan mengurus masalah ini.


Tuan Choi langsung menemui ibunya. Sang ibu sudah bisa menebak apa yang mau dibicarakan putranya. Tuan Choi pun meminta ibunya menerima Nyonya Han sebagai menantu.

Tapi Nyonya Jo tidak mau. Ia bahkan mencemooh latar belakang Nyonya Han.

Tuan Choi dengan tegas berkata, bahwa Nyonya Han adalah wanita pertama dan terakhir baginya. Ia juga berkata, akan mendaftarkan pernikahannya besok.

Nyonya Jo sontak kaget dan melarang. Ia berjanji akan menerima Nyonya Han setelah Yoo Ra benar-benar menerima Nyonya Han sebagai ibu.


Yoo Ra lewat di depan kamar mandi dan mendengar tangisan Yeon Hwa.

Bersambung...........

PROLOG :


Yeon Hwa menangis di kamar mandi.

Setelah itu, Yeon Hwa mencoba memikirkan masalahnya di kamar. Ia penasara, bagaimana pihak Charming Cosmetics bisa tahu ia punya dokumen itu.

Ia lantas curiga pada Supervisor Go.


Yeon Hwa : Tidak mungkin. Jam segitu, aku ada di kantor. Lalu seseorang masuk ke ruanganku?

Tak lama kemudian, ia pun menemukan solusi untuk masalahnya.