• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Different Dreams Ep 17-18 Part 4

Sebelumnya..


RSU Pemerintah kedatangan pasien korban ledakan di kantor gubernur.

Young Jin dan Ishida bergegas memeriksa mereka.

Young Jin menyuruh perawat membawa pasien ke ruang operasi. Ishida menatap sinis Young Jin dan berkata, tidak ada satu pun dari pasien2 itu yang bisa diselamatkan. Young Jin bilang, setidaknya, ia akan berusaha.


Lalu, muncul lah Won Bong. Ia terluka parah.

Young Jin kaget melihat Won Bong ikut menjadi korban ledakan.


Melihat reaksi Young Jin, Ishida tanya apa Young Jin kenal pasien (Won Bong) itu.

Young Jin bilang tidak.

Joon Soo kemudian datang, memanggil Young Jin.

Ishida pergi.


Young Jin teringat saat ia bermain salju dengan Won Bong.


Maru melapor pada Hiroshi kalau mereka sudah memasang perimeter di sekitar rumah sakit dan para tentara lainnya tengah bersiaga.

Hiroshi menanyakan para korban.

Maru : Tiga prajurit tewas di tempat dan dua lainnya kritis. Dokter Ishida dan Wakil Direktur sedang menangani mereka.

Hiroshi : Di mana Gubernur?

Maru : Dia berhasil kabur ke kediamannya.

Hiroshi : Kirim tentara untuk berjaga di kediamannya.

Maru mengerti. Hiroshi lalu pergi.


Young Jin sibuk di ruang operasi.

Joon Soo kesal dengan Ishida.

Joon Soo : Tidak ada yang bisa diselamatkan.Bagaimana bisa seorang dokter bicara seperti itu?


Ishida sedang memeriksa Won Bong.


Young Jin : Aku lega. Dia dokter yang berbakat.

Joon Soo bingung, apa?

Young Jin pun melanjutkan operasi, tapi pikirannya terus tertuju pada Won Bong.


Di ruangan Kenta, Oda bicara dengan anak buahnya di telepon.

Oda : Berapa yang tewas? Jika mereka semua tewas, tidak akan ada saksi. Usahakan agar mereka semua selamat! Juga, amankan daftar kunjungan pagi ke Kantor Gubernur. Pelaku pengeboman pasti ada dalam daftar itu.

Kenta : Bagaimana ini bisa terjadi? Berani sekali mereka langsung menyerang Kantor Gubernur.

Oda : Mereka menyatakan perang dan sukses melancarkan serangan.

Kenta : Jika ini diketahui, kita bisa menjadi bahan tertawaan.

Oda : Aku dan kau...

Kenta : Tidak mudah menangkap pelaku.

Oda : Kita sudah tahu pelakunya. Dia Kim Won Bong. Dia telah melakukan banyak kejahatan dan tidak pernah tertangkap. Kejahatan sebesar ini pasti direncanakan dan diatur oleh dia.

Kenta : Jadi, kita harus bagaimana?

Oda : Pertama, aku harus menghentikan berita ini menyebar. Itu lebih penting daripada menemukan pelaku.


Young Jin masih di ruang operasi. Tapi mereka belum mendapatkan transfusi darah untuk pasien.

Si pasien kesakitan. Joon Soo bilang mereka tak bisa berbuat apapun tanpa pendonor.

Tak lama kemudian, pasien itu meninggal. Young Jin kaget.


Won Bong masih dioperasi.

Young Jin duduk di depan ruang operasi dengan wajah kalut.

Joon Soo menghampiri Young Jin.

Joon Soo : Apa kau membaca deklarasi yang disebar Korps Pahlawan? Pelakunya pasti Kim Won Bong.

Young Jin kaget.


Perawat keluar memanggil Young Jin.


Young Jin masuk dan kalut menatap Won Bong.

Ishida : Aku mengangkat pecahan peluru dari dada kanannya dan menghentikan pendarahan. Tulang rusuk nomor dua dan tiga mengalami luka tusuk. Ada kemungkinan putusnya arteri interkostal. Sementara untuk luka bagian luar, semua bisa dilihat.

Young Jin : Bagaimana dengan kerusakan paru-paru?

Ishida : Aku tidak bisa memastikan. Jika udara memasuki paru-paru saat bernapas, dia akan tewas begitu sadar dari obat bius.

Young Jin : Apa terjadi penggumpalan darah?

Ishida : Kita harus membedahnya.

Young Jin : Tentu saja! Kita harus menghentikan pendarahan dan memeriksa paru-parunya.


Ishida : Bagaimana jika ternyata arterinya rusak? Apa kau akan melakukan angiografi? Dalam situasi seperti ini?

Young Jin : Apa kau akan membiarkan dia mati?

Ishida kesal dan memutuskan keluar dari ruang operasi.


Young Jin mengambil alih. Ia minta dua suster keluar dan menyuruh sif berikutnya masuk.

Lalu Young Jin menyuruh Joon Soo membersihkan semua eksudasi dan darah beku yang kamu lihat.

Young Jin mulai membedah perut Won Bong. Tapi darah Won Bong seketika muncrat ke badannya. Young Jin kaget.

Bersambung....

Next Ep :


Won Bong siuman.

Won Bong : Begitu aku merasakan kematianku, aku memikirkan dirimu.

Young Jin menangis.

Young Jin : Terima kasih sudah bertahan hidup.

Young Jin lalu mencium Won Bong.


Young Jin menyadarkan Won Bong dengan menyuntikkan sebuah cairan atas perintah Fukuda.

Won Bong seketika muntah darah.

Young Jin panic dan berusaha menyelamatkan Won Bong.

Fukuda kaget melihat reaksi Young Jin.


Won Bong kembali tak sadarkan diri.

Different Dreams Ep 17-18 Part 3

Sebelumnya...


Di part sebelumnya, kita melihat Young Jin membaca surat peringatan yang ditulis Won Bong.

Ternyata Fukuda lah yang menunjukkan surat itu ke Young Jin.

Fukuda bilang, surat itu berserakan di seluruh kantor pemerintahan.

Fukuda : Ini berarti sesuatu akan terjadi di Gyeongseong. Mulai sekarang jangan mendekati kantor pemerintahan.

Young Jin : Tentu.


Fukuda lalu ingat kata2 Ishida kalau Young Jin lah yang mempermaikannya saat ia menginterogasi Ishida soal kasus kematian direktur sebelumnya.


Fukuda menatap curiga ke Young Jin.

Ditatap seperti itu, membuat Young Jin bertanya ada apa.

Fukuda : Tidak ada.

*PD-nim, jebaaal.. jgn bikin Fukuda eskete-an ama Young Jin... Gk rela sumpah kl Fukuda-Young Jin harus saling melukai satu sama lain...


Jung Im tengah mendandani Won Bong. Ia memakaikan kacamata dan topi pada Won Bong.


Sekarang, Won Bong menyendiri di ruang rahasia Hyehwa.

Jung Im turun, melihat Won Bong.

Jung Im lantas mengambil selimut dan menyelimuti Won Bong.

Won Bong menggenggam selimutnya.

Jung Im : Kapan terakhir kali kau tidur dengan benar?

Jung Im mau pergi. Tapi Won Bong tiba2 memegang tangannya.

Won Bong : Jika sesuatu terjadi kepadaku di Kantor Gubernur...

Jung Im marah. Ia bilang, tak akan terjadi apa-apa pada Won Bong.

Won Bong : Jika sesuatu terjadi kepadaku, kau harus pergi ke Shanghai bersama anggota yang lain. Bakar semua dan jangan meninggalkan barang bukti.


Jung Im pun duduk di depan Won Bong. Lalu ia memegang tangan Won Bong dan berjanji.


Paginya, Nam Ok memulai tugasnya. Ia memakai seragam petugas PLN dan memutus kabel di area kantor gubernur.


Akibatnya listik di kantor gubernur mati seketika.

Petugas di kantor gubernur pun langsung menghubungi perusahaan listrik Yoshino sambil ngedumel.


Segera setelah menerima laporan, petugas perusahaan listrik Yoshino menuju kantor gubernur. Tapi Won Bong tiba2 muncul dan membuatnya pingsan. Won Bong yang sudah mengenakan seragam Yoshino pun bergegas menuju kantor gubernur sebagai petugas listrik Yoshino.


Sekarang, Won Bong sudah tiba di kantor gubernur. Dia sok ramah pada petugas di depan yang memeriksa setiap orang yang masuk kantor gubernur.

Won Bong : Pasti tidak menyenangkan terjadi gangguan listrik di pagi hari.

"Segera atasi." suruh petugas setelah memeriksa kartu tanda petugas Won Bong.

"Semoga harimu menyenangkan." jawab Won Bong lalu beranjak pergi.


Won Bong mulai menyusup ke atas.


Di ruang rahasia, Majar menunggu dengan cemas.


Won Bong tiba di depan sebuah ruangan.

Petugas kembali menghentikannya.

Won Bong : Aku ke sini untuk memeriksa papan panel listrik.

Petugas menatap curiga Won Bong. Won Bong tersenyum. Petugas menyuruh Won Bong ke sebuah ruangan.


Jin Soo tampak menunggu di satu tempat dengan mobilnya. Ia melirik jamnya.


Won Bong membuka kotak listrik di ruangan gubernur. Ternyata, ruangan yang dimasuki Won Bong adalah ruangan gubernur.

Tapi petugas tiba2 datang menghampirinya.

Petugas menyuruh Won Bong bekerja dengan cepat karena gubernur akan segera tiba.

*Astaga, kaget sy, kirain si Won Bong ketahuan.


Gubernur menuju ruangannya bersama Oda dan Kenta.


Won Bong membuka peralatannya. Ternyata, ada satu tempat di kotak itu yang luput dari pemeriksaan petugas. Dan di tempat itulah, Won Bong menyembunyikan bom nya.

Won Bong lalu membuka lemari buku gubernur dan meletakkan bom nya disana.


Petugas tiba2 datang dan menyuruh Won Bong bekerja dengan cepat.

Won Bong berkata akan mengeceknya sekali lagi.


Gubernur bersama Kenta, Oda dan beberapa rekannya yang lain menunggu dengan cemas di ruangan lain.


Won Bong keluar. Ia bilang pada petugas mau memeriksa ke basement.

Won Bong : Sepertinya ada yang salah dengan transformatornya.

Won Bong beranjak pergi tapi dihentikan petugas.

"Lewat sana." ucap petugas. Won Bong mengangguk dan bergegas pergi.


Diluar, Nam Ok menunggu dengan cemas.


Won Bong tiba di basement. Ia duduk disana.

Di ruangannya, Young Jin cemas memikirkan Won Bong.

Won Bong heran bomnya belum meledak.

Lalu ia ingat kata2 Majar.

Majar : Bom akan meledak tanpa ada hambatan. Masalahnya ada di pengatur waktunya. Aku menambahkan pemicu manual untuk berjaga-jaga.

Won Bong mengambil pistolnya.


Jin Soo tambah cemas. Ternyata ia berada tak jauh dari kantor gubernur. Ia heran kantor gubernur belum meledak.


Jung Im juga cemas di butik.


Won Bong balik ke ruangan gubernur. Kali ini ia tidak memakai topi dan kacamatanya. Ia bilang ke petugas harus memeriksa sekali lagi. Petugas mengizinkan.

Won Bong membuka lemari dan memeriksa timer bomnya.

Petugas melihat itu, langsung menodongkan senjata pada Won Bong dan menyuruh Won Bong berdiri.


Petugas membunyikan bel. Saat petugas membunyikan bel itulah, Won Bong berhasil merebut pistolnya dan melumpuhkannya.

Gubernur, Oda, Kenta dan rekan2 mereka yang lain kaget mendengar bunyi bel. Mereka pun bergegas mengevakuasi gubernur.

Won Bong lagi baku hantam dengan petugas tadi.

Oda dan Kenta berusaha melarikan gubernur.


Para petugas yang lain datang mengepung Won Bong.

Seorang petugas memecahkan kaca jendela dan berniat membuang bom, tapi Won Bong menembakinya.

Won Bong lalu menembak bom itu.

Bom seketika meledak menghancurkan kantor gubernur.


Nam Ok yang berdiri di atap sebuah bangunan melihat itu.


Jin Soo juga melihat itu dari mobilnya.


Segera setelah bom meledak, Jin Soo melajukan mobilnya, menjemput Nam Ok. Nam Ok terkejut melihat Won Bong tak ada di mobil.

Nam Ok dan Jin Soo kembali ke Hyewa.


Jung Im mengunci butik dan menyusul mereka ke ruang rahasia.

Jung Im menanyakan Won Bong. Tapi tak ada satu pun yang menjawab.

So Min curiga, Won Bong tewas. Nam Ok marah mendengar kata2 So Min.


Majar : Bagaimana dengan bomnya?

Jin Soo : Ledakan terjadi lebih lambat dari waktu yang diatur. Won Bong tidak datang ke tempat yang ditentukan.

Majar : Apa itu berarti dia menggunakan pemicu manual?


Nam Ok mengambil senjata dan berkata, akan menemukan Won Bong, hidup atau mati.

Jin Soo : Kemana kau akan mencarinya?

Nam Ok : Pasti di Rumah Sakit Umum Pemerintah! Baik dia tewas atau terluka, bom meledak di Kantor Gubernur. Jadi, dia pasti akan dibawa ke rumah sakit.

Jin Soo melarang.

Nam Ok marah, lepas sebelum aku membunuhmu.

Jin Soo : Kau bisa mati jika sembarangan ke sana. Kita butuh rencana.

Tapi Nam Ok tidak mau mendengar.


Jung Im turun tangan. Ia membujuk Nam Ok. Ia bilang, mereka harus membuat rencana.

Nam Ok membuang senjatanya dan berteriak kesal.

Bersambung ke part 4...