Different Dreams Ep 19-20 Part 1

Sebelumnya...


Adegan dibuka dengan Won Bong yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata diperban.


-Ep 19-20, Tukang Listrik-


"Aku akan bertahan." ucap Won Bong, lalu meledakkan bom dengan pistolnya.


Dari kejauhan, Nam Ok melihat kantor gubernur meledak.


Jin Soo menjemput Nam Ok. Nam Ok terkejut melihat Won Bong tidak ada di mobil Jin Soo.


RSU Pemerintah kedatangan korban ledakan bom di kantor gubernur.

Young Jin terkejut melihat Won Bong menjadi salah satu pasien, korban ledakan bom.


Young Jin masuk ke ruang operasi Won Bong. Ia mulai membedah perut Won Bong. Darah Won Bong pun langsung muncrat keluar begitu ia melakukan pembedahan. Ia terkejut.


Hiroshi mendatangi kantor gubernur membawa anak buahnya.

Oda dan Kenta terkejut dengan kedatangan Hiroshi.

Hiroshi tanya dimana gubernur. Oda bilang, gubernur ada di kamar. Oda lalu tanya, alasan Hiroshi datang.


Kenta menyibak gorden dan melihat anak buah Hiroshi di bawah.

Kenta marah, sedang apa kau!

Hiroshi : Ini situasi darurat. Aku harus melindungi Gubernur.

Kenta : Polisi saja sudah cukup!

Hiroshi :Lalu selama ini apa saja yang dilakukan polisi?


Oda : Hiroshi, jangan bilang....

Hiroshi : Oda, aku hanya berusaha melindunginya.

Hiroshi lalu masuk ke kamar gubernur.


Fukuda dan Matsuura tiba di kantor gubernur.

Fukuda tanya ke Matsuura, apa Matsuura sudah memeriksa identitas tukang listrik yang dirawat di RS.

Matsuura : Pagi ini listrik padam, pihak pemeliharaan memanggilnya.

Fukuda : Lalu kenapa ada tukang listrik di TKP?

Matsuura : Kurasa dia yang menemukan bom itu. Untuk menyalakan listrik, dia mungkin harus berkeliling.

Fukuda : Tolong kirimkan detektif ke Rumah Sakit Umum Pemerintah.

Matsuura : Sudah kukirim, tapi polisi militer tidak mengizinkan mereka masuk.

Fukuda tambah heran.


Young Jin masih mengoperasi Won Bong.


Fukuda dan Matsuura ke kediaman gubernur. Seperti kata Matsuura, kediaman gubernur dijaga ketat oleh Polisi Militer.

Fukuda menunjukkan identitasnya, barulah mereka diizinkan masuk.


Hiroshi meminta gubernur mengambil keputusan secepatnya.

Hiroshi : Jika tidak, anda akan dihina dan dipaksa meninggalkan Gyeongseong.

Gubernur tidak menjawab kata2 Hiroshi dan pura tidur.

Ya, ia marah!


Oda meminta Fukuda dan Matsuura mendengarkan perkataannya baik-baik.

Oda : Dengarkan baik-baik perkataanku ini. Bukan bom yang meledak di Kantor Gubernur Joseon. Trafo terlalu panas. Tukang listrik yang mencoba memperbaikinya terluka parah. Perintahkan semua media untuk memberitakannya seperti itu. Cegah siapa pun membicarakannya.

Fukuda : Kita tidak bisa mencegah saksi untuk membicarakannya. Ada juga keluarga polisi militer yang wafat.

Oda : Rumor pasti akan terdistorsi.


Kenta : Apa yang dilakukan Biro Kepolisian?

Matsuura : Kami membatasi Stasiun Gyeongseong dan semua jalan utama menuju berbagai daerah.

Kenta : Termasuk Pelabuhan Jemulpo.


Oda : Keberadaan, penjelasan, alamat, dan tanggal tiba. Interogasi orang Jepang juga. Ambil semua surat pernyataan dari Korps Pahlawan dan bakar. Juga, pastikan semua pekerja di Kantor Gubernur Joseon menutup mulut.

Fukuda dan Matsuura mengerti.


Fukuda dan Matsuura meninggalkan kediaman gubernur.

Fukuda : Cari dan bujuk mereka yang mengenal Kim Seung Jin dan kirim mata-mata. Periksa identitas semua orang yang berada di Stasiun Gyeongseong, Pelabuhan Jemulpo, penginapan, dan toko.

Matsuura : Baik. Bapak sendiri mau ke mana?

Fukuda : Ke rumah sakit.


Hiroshi keluar dari kamar gubernur. Kenta langsung menanyainya dengan nada suara tinggi.

 Kenta : Apa yang kau rencakan!

Hiroshi : Kecilkan suaramu. Gubernur sedang beristirahat.

Kenta : Tarik mundur satuan pengamananmu. Suruh orangmu pergi!

Hiroshi : Mulai saat ini, berdasarkan UU Ketertiban Umum dan UU Gubernur Joseon, militer akan menjaga ketertiban umum di sini, di Gyeongseong. Investigasi dan persidangan atas kasus ini akan berada di bawah yurisdiksi markas militer.

Kenta marah dan mencengkram Hiroshi.


Melihat itu, Maru langsung mencabut pistolnya dan mengarahkannya ke kepala Kenta.

Kenta terkejut. Dua polisi militer mendudukkan paksa Kenta ke lantai.

Hiroshi mendekati Kenta dan menurunkan pistol Maru.

Hiroshi : Hanya sampai gubernur baru tiba. Bekerjasamalah.


Hiroshi lalu menatap Oda. Oda mengangguk. Hiroshi beranjak pergi.

Kenta ingin mengejar Hiroshi tapi dicegah Oda.


Fukuda ke RSU Pemerintah dan berhenti di meja resepsionis. Dua suster yang bertugas di meja resepsionis memberitahu Fukuda kalau Young Jin lagi di ruang operasi.

Fukuda lalu menanyakan korban selamat dari ledakan di kantor gubernur.

Suster bilang, dia sedang dioperasi oleh Young Jin.

Fukuda : Siapa nama si tukang listrik itu?

Suster pun langsung mengambilkan kartu tanda pengenal Won Bong sebagai tukang listrik.

"Kaito. Kuroba Kaito." jawab suster, sambil memberikan tanda pengenal Kaito ke Fukuda.

Foto Won Bong terbakar setengah hingga Fukuda tidak bisa mengenalinya. Fukuda terus menatap foto itu sambil berpikir.


So Min berhasil menyusup ke RSU Pemerintah.

Tapi saat hendak menuju meja resepsionis, ia nyaris bertemu Fukuda. Untunglah, Fukuda tidak sempat melihat wajahnya dan ia langsung pergi saat Fukuda menatap ke arahnya.


So Min ke meja resepsionis dan memperkenalkan dirinya dengan nama Koda Rei sembari menyerahkan datanya. So Min bilang, ia dikirim ke sana dari Universitas Fudan di Shanghai.

So Min : Apa Dokter Lee Young Jin tidak memberitahu kalian?

Suster yg satu berkata, kalau Young Jin masih di ruang operasi sejak 2 jam lalu.

Suster yg satu lagi langsung menyuruh So Min bekerja. Rekannya tidak setuju dan berkata, kalau mereka harus mengikuti prosedur.

"Kita kekurangan orang jadi kita harus menerima bantuan siapapun." jawab suster itu, lalu menyuruh So Min mengikuti rekannya.


Para polisi menjaga ketat stasiun Gyeongseong.

Seorang pria tua yang hendak menggunakan jasa kereta api marah2.

"Setidaknya kembalikan uang untuk tiket kami. Kereta kami sebentar lagi berangkat Kudengar ada bom meledak di Kantor Gubernur Joseon. Pasti berita itu benar." ucap pria itu.

Polisi, yg mengikuti Won Bong dan Nam Ok ke apotek waktu itu, memanggil pria itu. Pria itu mendekat. Polisi menendang pria tua itu. Setelah itu, ia menyuruh rekannya membawa pergi pria tua itu.


Matsuura dan beberapa rekannya mendatangi perkampungan Se Joo.

Se Joo yang sedang memotong daging pun langsung menghampiri mereka begitu melihat mereka.

Se Joo : Para detektif, disini hanya ada daging dan alkohol.

Matsuura : Pikirkan saja urusanmu sendiri.

Se Joo : Begini, kalau tiba-tiba masuk seperti ini, bisnisku akan terpengaruh.

Matsuura curiga, sepertinya kau tahu apa yang kucari.


Beberapa orang bergegas membersihkan kamar Won Bong.


Se Joo dan Matsuura masih berdebat. Matsuura kesal jalannya dihalangi.

Se Joo menunjukkan pisaunya dan berkata kalau dia tidak pernah menghalangi jalan Matsuura.

Matsuura : Kau pernah mencincang seseorang dengan pisau itu?


Matsuura melepaskan tembakan peringatan ke udara. Daiki menegur Matsuura. Matsuura pun menodongkan pistolnya ke kepala Se Joo.

Matsuura : Karena pistol ini sudah pernah menembak orang. Tepatnya banyak orang.

Se Joo tak kelihatan takut sama sekali. Dia menyingkirkan pistol Matsuura dari kepalanya dan tersenyum sinis.

Matsuura menatap kesal Se Joo, lalu mulai melakukan pemeriksaan bersama orang2nya.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment