• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 2 Part 3

Sebelumnya...


Ni Na dan balerina lain sedang berlatih untuk pertunjukan Swan Lake.

Tapi Kang Woo tiba2 datang dan merusak latihan mereka. Kang Woo berkata, gerakan Ni Na terlalu cepat.

Kang Woo : Kau adalah not ke-16 lebih cepat. Jika kau mati, bersedihlah, dan jatuh cinta sebelum musik, terburu-buru dan membunuh harapan.


Pelatih marah dan bertanya siapa Kang Woo. Tapi Kang Woo tidak menjawab pertanyaannya dan terus memarahi para penari.

Kang Woo : Swan Lake? Happy ending? Apakah ini ditujukan untuk anak-anak?

Kang Woo lantas minta maaf karena terlambat mengenalkan dirinya.

Kang Woo : Aku seorang direktur artistik yang baru ditunjuk. Namaku Ji Kang Woo.


Roo Na masuk dan memperkenalkan dirinya.

Kang Woo : Kumpulkan semua orang dalam waktu 30 menit.


Kang Woo lalu membawa semua penari ke ruang pertunjukan.

Kang Woo : Apakah kau tidak lelah melakukan kinerja yang sama... untuk tiga tahun? Program kalian macet. Kau hanya melakukan pertunjukan yang dapat diprediksi ini demi popularitasmu. Bisakah kalian menyebut diri kalian perusahaan balet terbaik?

Ni Na : Sudahkah kau menyaksikan pertunjukan kami secara langsung? Tarian dan musik kami mungkin bukan sempurna disinkronkan dalam video. Semua orang termasuk aku melakukan yang terbaik di atas panggung.

Kang Woo : Jika itu yang terbaik, kau dalam masalah. Aku melihat pertunjukan kalian secara langsung dengan mata kepala sendiri. Pertunjukan untuk peringatan 20 tahun.

Flashback...


Saat Kang Woo duduk menyaksikan pertunjukan mereka.

Flashback end...


Kang Woo : Kau harus lebih banyak berlatih, Geum Ni Na-ssi.

Ni Na : Bahkan jika kau membagi musik menjadi 32 catatan, bukannya not ke-16, aku yakin bahwa aku akan tetap pada irama.

Kang Woo : Kau unggul dalam musik. Aku yakin para kritikus yang disponsori... oleh Fantasia tidak pernah menyebutkan itu.

Ni Na : Kau harus memeriksanya sekarang.

Kang Woo : Lain kali. Saat ini, aku sedang mendiskusikan masa depan Fantasia.

Ni Na : Mainkan musik.

Kang Woo : Tahun ini, kalian tidak akan melakukan "Swan Lake".

Para penari terkejut.


Roo Na muncul.

Roo Na : Kami sudah merilis jadwal untuk tahun ini.

Kang Woo : Kita akan melakukan pertunjukan baru pada tanggal yang dijadwalkan. Keunggulan artistik, popularitas, tradisi, dan orisinalitas.  Kita akan membahas semuanya. Kalian akan menarikan Giselle yang belum pernah dilihat sebelumnya. Dan balerina utama untuk pertunjukan adalah Lee Yeon Seo.


Pelatih masuk. Ia kesal karena Kang Woo seenaknya merubah jadwal latihan, tema pertunjukan dan balerina utama seenaknya.

Pelatih lalu menyuruh para penari latihan. Para penari diam saja. Pelatih kesal dan menyuruh Ni Na ke ruang latihan.


Ni Na bingung dan menatap Roo Na. Roo Na menggeleng, menyuruh Ni Na tetap diam di tempat.

Pelatih tambah kesal.


Bu Choi kemudian datang.

"Bravo! Perkenalan yang berani. Kau seharusnya memberitahuku lebih dulu. Aku sangat terkejut."

Bu Choi lalu mengenalkan Kang Woo secara resmi pada para penari.

Para penari tidak semangat. Mereka bertepuk tangan dan menatap Kang Woo dengan pandangan tak suka.


Sekarang, Kang Woo sedang bicara dengan Bu Choi dan Roo Na di ruangan Bu Choi.

Bu Choi : Soal Lee Yeon Seo, kau tidak serius, kan?

Kang Woo : Aku serius.

Bu Choi : Biarkan aku memperjelas diriku. Aku, Choi Yeong Ja, adalah orang yang mempekerjakanmu, Direktur Ji.

Kang Woo : Biarkan aku memperjelas diriku juga. Kontrak menentukan bahwa aku punya kontrol penuh atas... program dan penunjukan penari.

Bu Choi : Hanya setelah mendiskusikannya denganku.


Roo Na : Itu tidak mungkin. Jika balerina beristirahat selama sehari, mereka merasakan efeknya. Jika mereka beristirahat selama dua hari, pasangan mereka merasakannya. Dan jika mereka beristirahat selama empat hari, penonton akan melihatnya. Yeon Seo belum menari selama tiga tahun. Dia tidak bisa membuat fouette karena dia bisa melihat sekarang.

Kang Woo : Aku akan membuatnya melakukannya bahkan ketika dia buta. Selama dia setuju, tidak akan lama baginya untuk menjadi tajam. Dia benar-benar penari berbakat, jadi bantu aku membujuknya. Kalian bibi dan sepupunya,  harus melakukannya dengan segenap hati kalian.

Bu Choi dan Roo Na diam.

Kang Woo : Aku tahu itu.  Kau tidak ingin melakukannya karena adikmu akan kehilangan tempatnya.

Roo Na Tidak, aku telah membuat keputusan sebagai associate director Fantasia. Aku suka ambisimu tetapi itu tidak akan terjadi. Jika posisi prima ballerina menjadi kosong setelah merombak jadwal kami, kita akan menjadi bahan tertawaan.

Bu Choi : Tentu saja, kau akan bertanggung jawab untuk itu.


Kang Woo berdiri.

Kang Woo : Aku mengerti. Aku akan melakukannya sendiri.

Roo Na ikut berdiri.

Roo Na : Yeon Seo tidak mudah dibujuk.

Kang Woo : Itu tidak menyenangkan jika dia.

*Ngakak bangke, si Dan ini kapan sii gk bikin orang ngakak...


Dan sampai di kediaman Yeon Seo. Ia membaca pesannya, yang menyuruhnya datang kesana.

Seorang pria menghampiri Dan.

"Kau di sini untuk wawancara, bukan? Jangan bernafas dengan keras."

Dan bingung, apa?

"Aku baru saja dipecat karena bernapas terlalu keras. Dia sangat pemilih." ucap pria itu, lalu pergi.


Tak lama, keluarlah beberapa pewawancara yang baru ditolak Yeon Seo. Wkwkwkwkw....


Di dalam, Bu Jung sebal karena Yeon Seo menolak 20 orang dalam 3 jam. Ia mencoret data pelamar terakhir.

Yeon Seo : Tidak peduli seberapa mirip mereka dengannya, tidak ada yang bisa menjadi dia.

Bu Jung : Dokter berkata... bahwa mungkin lebih baik jika mereka memiliki getaran serupa. Beberapa orang menggunakan boneka beruang untuk menggantikan almarhum.

Yeon Seo : Alih-alih beruang teddy palsu, aku lebih suka memiliki kepala pelayan kasar sepertimu.

Bu Jung : Kau pendendam.

Yeon Seo : Aku akan membuatmu menulis permintaan maaf.

Bu Jung : Jika kau terus melakukan ini, kau tidak dapat mempekerjakan siapa pun.

Yeon Seo : Mari kita menyewa seorang pengemudi... dan seorang sekretaris dari staf saat ini.

Bu Jung : Tidak ada yang melamar posisi itu. Bahkan dengan bonus 200 persen, tidak ada yang menerapkan terima kasih kepada temperamen seseorang.

Yeon Seo berdiri dan meminta Bu Jung terus mencari.


Dan masuk dan tidak sengaja menabrak benda di sudut rumah Yeon Seo. Mereka terkejut.

Dan lalu menatap mereka dan memperkenalkan dirinya.

Bu Jung : Kami baru saja selesai dengan orang yang diwawancarai terakhir.

Dan : Aku diberitahu untuk datang kesini pada jam 3 sore.


Bu Jung memeriksa daftarnya dan tiba2 resume Dan sudah ada di sana. Wkwkwkwkw...

Bu Jung : Kau benar.  Aku punya resumemu. Namamu Kim Dan? Bagaimana mungkin seorang pria berusia 20-an berada di sini?


Yeon Seo menatap saputangan Dan.

Ia pun teringat malam itu, saat ia menggenggam saputangan Dan, sambil ngomel2 setelah pertemuannya dengan Dan di taman saat ia masih buta.


Yeon Seo terus menatap Dan.

Bu Jung meminta Dan mengatakan sesuatu.

Dan : Tolong pekerjakanku.

Bu Jung : Aku suka antusiasmemu.

Dan : Aku akan membantu wanita muda itu sebaik mungkin... sehingga dia bisa bersinar terang.


Sontak, kata-kata 'bersinar terang' yang diucapkan Dan pun mengingatkan Yeon Seo pada Pak Jo yang juga mengucapkan kata yang sama.


Dan pun mengulangi kata2 itu lagi agar ia diterima.

Tapi yang ada, dia malah diusir Yeon Seo.

Dan : Aku tidak punya tempat untuk pergi jika aku tidak mendapatkan pekerjaan ini. Ayahku mengusirku. Dan pamanku bahkan tidak akan membantu. Aku sendirian di dunia yang keras ini.

Yeon Seo : Terus?

Dan : Aku berharap kau bisa membantuku.

Yeon Seo tak peduli dan menyuruh Dan pergi.


Dan kesal. Ia mengumpat, tapi tak sadar umpatannya di dengar Yeon Seo.

Dan : Aku pikir dia sudah sadar tapi dia masih ngambek. Mereka bilang kau tidak bisa memperbaiki manusia. Astaga, emosinya itu.

Yeon Seo : Hya!

Dan terkejut umpatannya di dengar.

Dan : Karena kau sudah mendengarnya, aku akan mengatakan satu hal lagi. Bersikap baiklah, oke? Berkilau.  Bersikap baik!

Dan lalu pergi.


Yeon Seo emosi. Dia langsung berdiri dan berusaha mengejar Dan.

Bu Jung kaget Yeon Seo berjalan dan menghentikan Yeon Seo.

Yeon Seo juga kaget dianya bisa berjalan sendiri.


Diluar, Dan mondar mandir sendiri dengan panic.

Dan : Astaga, aku dalam masalah sekarang! Ini gila.  Kurasa aku benar-benar manusia sekarang! Haruskah Aku kembali dan meminta maaf? Tapi Aku tidak mau. Maka Aku akan menghilang.  Astaga!  Aku tidak menginginkan itu. Aku harus kembali, minta maaf padanya, dan pergi ke surga.

Tapi dia tidak bisa berubah jadi malaikat.

Dan panic, apa yang harus aku lakukan?


Bu Jung datang dan langsung menjabat tangan Dan.

Dan berteriak kaget.

Bu Jung : Kim Dan-ssi!

Dan menatapnya bingung.


Bu Jung membawa Dan ke sebuah kamar yang akan ditempati Dan.

Lalu dia memberikan ponsel, serta beberapa barang2 dan daftar2 tentang Yeon Seo.

Bu Jung : Gunakan ponsel ini saat bertugas. Dan letakkan ini di sebelah tempat tidurmu. Kapan pun berdering, kau harus lari ke Nona Muda. Ini adalah alarm ketika dia keluar. Ketika berdering, lari ke tempat dia. Ini jurnal waktu dia masih bayi  dan ini adalah kritik baletnya. Dan ini adalah daftar hal-hal yang dia benci, dan ini untuk transplantasi kornea. Dan yang paling penting, ini kontrakmu.

Dan : Aku harus melalui semua hal ini?

Bu Jung : Ngomong-ngomong, dimana barangmu? Apakah hanya ini?

Bu Jung mengambil buku Dan. Sontak Dan langsung mengambil bukunya.

Bu Jung : Kau pasti anak yang mengerikan. Aku kira kau ditendang keluar dengan tangan kosong.

Dan : Aku akan kembali ke rumah akhirnya.

Bu Jung : Baiklah kalau begitu. Bikin santai aja.

Bu Jung pergi.


Dan menatap sekeliling kamar barunya, lalu melihat keluar jendela.

Dan : Aku semakin dekat dengannya.

Bersambung ke part 4...

Dan, Only Love Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Yeon Seo meninggalkan ruangan duka yang masih satu lokasi dengan rumah sakit.

Dan terus mengikuti Yeon Seo. Dan melihat Yeon Seo meninggalkan rumah sakit.


Dan menghela nafas, lalu pergi tapi kemudian seorang suster lewat, sambil bicara dengan seseorang di telepon tentang Yeon Seo, pasien di kamar 502, yang terlihat di kamar mayat terakhir kali.

Suster : Aku mendengar dia tersenyum di kamar mayat. Dia tidak mungkin pergi jauh. Aku akan mencarinya.

Dan kaget dan langsung membaca pesannya lagi. Dia disuruh ke RS Gildam, kamar 502.

Dan pun menghampiri suster dan bertanya. Suster terkejut dan langsung pergi meninggalkan Dan.

Dan kaget menyadari pasien yang akan ditemuinya adalah Yeon Seo.


Yeon Seo keluar dari rumah sakit.

Bersamaan dengan itu, Kang Woo datang tapi Kang Woo tidak melihat Yeon Seo.

Kang Woo menghubungi seseorang. Menanyakan, Yeon Seo dirawat di kamar berapa dan bagaimana operasi Yeon Seo.


Yeon Seo pergi dengan taksi. Ia minta diantarkan menuju rumahnya.

Taksi Yeon Seo mulai melaju. Yeon Seo melihat cahaya lampu jalanan yang sangat terang.

Yeon Seo pun menutupi cahaya itu dengan tangannya dan memejamkan matanya.


Kang Woo masuk ke kamar Yeon Seo. Ia membawa sebuket bunga. Namun ia terkejut sekaligus heran mendapati kamar itu kosong.


Yeon Seo tiba di rumahnya dan terus masuk ke kamarnya.

Yeon Seo yang sudah bisa melihat lagi, menatap sekeliling kamarnya.


Setelah itu, ia duduk di tepi ranjang dan menatap fotonya bersama ayah dan ibunya.


Yeon Seo lalu membuka laci dan mendapati dua CD tentang dirinya saat mengikuti pertunjukan Elena Ballet School pada tahun 1999 dan saat dirinya mengikuti kompetisi balet pada usia 6 tahun.


Yeon Seo mulai memutar CD itu.

"Bagaimana Aku melakukannya?" tanya Yeon Seo.

"Kau melakukan pekerjaan yang sangat baik." puji ayahnya.


Kita lalu diperlihatkan flashback tentang cerita dibalik video itu.

Yeon Seo diminta ayahnya menganggap Pak Jo seperti ayahnya.

Tapi Yeon Seo tidak mau. Yeon Seo bilang, ayahnya ya ayahnya dan Pak Jo ya Pak Jo.

Pak Jo sedikit kecewa mendengar ucapan Yeon Seo tapi kemudian ia tersenyum saat Yeon Seo bilang dirinya lah yang paling disayangi Yeon Seo di dunia ini.

Yeon Seo kemudian memeluk Pak Jo.

Flashback end...


Yeon Seo menghentikan videonya tepat saat ia dipeluk Pak Jo.

Yeon Seo lalu ingat kata2 Pak Jo sebelum mereka kecelakaan.

Flashback...


Pak Jo : Jika Kau memberi Aku sedikit waktu lagi, aku akan membawamu kembali ke tempatmu.

Yeon Seo : Bagaimana? Apakah kau akan memberi aku matamu? Bawa Aku kembali?  Dimana?  Siapa bilang kau bisa? Kau pikir kau siapa? Jika kau bertindak seperti ayah Aku sekali lagi, aku akan benar-benar memecatmu.

Flashback end...


Yeon Seo marah.

Yeon Seo : Beraninya kau memberiku matamu? Siapa yang menyuruhmu meninggalkanku? Siapa bilang kau bisa meninggalkanku dan pergi sendiri?

Yeon Seo berteriak pilu.


Dan berlari ke gereja. Ia mengetuk2 pintu, tapi Hoo tidak mau membuka pintu.

Dan protes.

Dan : Kau tidak bisa melakukan ini padaku.  Ini tidak benar. Dia tersenyum seperti ini di pemakaman pria yang mendonorkan korena untuknya! Dia selalu berdarah dingin, dan dia juga tidak normal sekarang. Bagaimana bisa seseorang menyukainya! Aku ingin mengubah misi. Beri aku misi baru!


Pagi tiba. Dan ketiduran di depan gereja.

Seorang pria mendekati Dan. Pria itu meletakkan uang di depan Dan dan memeriksa tubuh Dan. Rupanya pria itu pencopet.

Tapi satpam kemudian datang menghentikannya dan pria itu langsung pergi.

Satpam itu lalu menatap Dan.

"Kau terlihat seperti gelandangan." ucapnya, lalu membangunkan Dan.


Dan bangun dan melihat satpam itu. Wajah satpam itu langsung berubah jadi Hoo. Dan kaget.


Dan : Apakah kau juga disini dalam sosok manusia juga?  Di misi khusus?

Hoo : Ini adalah sepotong kue dengan pengalamanku.

Dan : Astaga. Aku cemburu.

Hoo : Kenapa kau duduk di sini?

Dan : Maksudku, pikirkan ini dalam istilah humanistik. Ada orang yang memiliki sifat buruk. Selain itu, dia menjadi lebih ganas karena dia menjadi buta. Suatu hari, dia hampir mati dan bangun lagi, dan dia bisa melihat lagi.

Hoo : Dia harus bersyukur. Dunia harus terlihat cerah baginya.

Dan : Kau akan berpikir begitu, bukan? Tapi donornya adalah seorang pria... yang selalu berdiri di sisinya, seseorang yang selalu dia perlakukan dengan kasar. Kalau begitu, bagaimana perasaanmu sebagai manusia?

Hoo : Meski begitu, bukankah kau masih bersyukur?


Dan makin frustasi.

Hoo : Kenapa? Ini akan membuatmu gila.

Dan : Manusia bisa menjadi gila. Sudah aku pikirkan, dan itu sebabnya dia tersenyum seperti itu. Tidak, tidak mungkin. Dia emosional. Aku tidak bisa mencarikan cinta untuknya.

Hoo : Maka kau harus menyerah sekarang dan berubah menjadi debu.

Dan : Kenapa harus dia?  Mengapa?

Hoo : Mengapa Kau harus menyelamatkannya?

Dan : Itu karena...

Dan bingung menjelaskannya.


Hoo lalu berdiri di samping Dan.

Hoo : Akhirnya,bersinar terang.

Dan : Apa?

Hoo menjentikkan jarinya sambil tersenyum lebar. Dan seketika, stelan putih Dan berubah menjadi stelan jas.

Dan terkejut, apa ini?

Namun saat dia menoleh, Hoo sudah menghilang.


Bu Jung masuk ke kamar Yeon Seo dan mendapati Yeon Seo tidur dengan album dan CD beserak di lantai.

Bu Jung mendekat dan membangunkan Yeon Seo.

Bu Jung : Kita akan memakamkan Pak Jo pagi ini.

Yeon Seo : Apa?

Bu Jung : Apakah kau melakukan ini sepanjang malam? Bagaimana dengan tetes matamu? Kau sudah memakainya?

Yeon Seo diam.

Bu Jung : Tentu saja tidak. Karena aku memilikinya.

Bu Jung lalu memasukkan paksa obat tetes mata ke mata Yeon Seo. Yeon Seo marah.

Yeon Seo : Apa yang sedang kau lakukan!

Bu Jung balik memarahi Yeon Seo.

Bu Jung : Tidak, apa yang kaulakukan? Itu adalah mata Pak Jo. Aku tidak peduli jika Kau kelaparan, sakit, tidur, atau tidak tidur. Itu terserahmu. Tapi matamu, kau mendapatkannya dari Tn. Jo.

Yeon Seo : Aku tidak pernah memintanya. Maka kau dapat mengambilnya kembali.

Bu Jung : Maksudku, tidak ada orang yang akan membiarkan kau merengek lagi.


Bu Jung berdiri dan beranjak pergi tapi dia kembali menoleh pada Yeon Seo.

Bu Jung : Kau mungkin tidak tahu, tapi Pak Jo istimewa bagi kita semua. Dia tidak hanya merayakan ulang tahun kita, dia bahkan merayakan ulang tahun keluarga kami. Jika kau mendapatkan mata orang seperti dia, maka jangan menyia-nyiakannya.

Yeon Seo berdiri dan menatap kesal Bu Jung.

Yeon Seo : Aku bertanya padamu. Jika kau sangat menyukainya, kenapa kau tidak memperlakukannya lebih baik ketika dia ada di sini? Kau malas karena Tuan Jo ada di sini.

Yeon Seo pergi.


Bu Jung : Pekerjaannya yang sulit dan melelahkan adalah mengurusmu!

Yeon Seo : Baik, kau bisa mengejekku semauamu. Itu cocok untukmu.

Lalu tiba2, Yeon Seo berhenti melangkah. Pandangannya seketika mengabur. Dan tak lama, ia jatuh.

Bu Jung kaget dan langsung memeluk Yeon Seo.

Yeon Seo : Aku... aku tidak bisa pergi. Aku tahu tempat ini. Aku bisa melihat semuanya. Tapi kakiku... Kakiku tidak mau bergerak.



 Bu Jung langsung memanggil dokter. Dokter menjelaskan, Yeon Seo menderita trauma  psikologis?

Dokter : Orang biasanya menderita ini ketika mereka kehilangan seseorang yang paling dekat dengan mereka. Mereka tidak dapat melakukan apa pun yang mereka lakukan dengan orang itu. Seorang suami yang kehilangan istrinya yang bermain bowling dengannya setiap hari Minggu, mengalami serangan panic saat melihat pin bowling. Semakin dekat mereka, semakin parah gejalanya. Kau harus dirawat di rumah sakit lagi. Hanya beberapa hari sejak kecelakaan itu. Kau dapat melihat hal-hal ketika kau menjadi lemah. Aku berbicara dengan dokternya. Tingkat peradangan dan jumlah leukositnya... semua terlihat normal. Dia bisa keluar dan beristirahat di rumah untuk sepenuhnya pulih segera.

Yeon Seo : Jadi hatiku masalahnya? Aku tidak bisa melakukan hal-hal yang aku lakukan dengannya sendiri?  Aku melakukan segalanya dengannya. Aku berjalan, berlari, dan makan dengannya. Segala sesuatu. Dan aku tidak bisa melakukan... semua itu sekarang? Meskipun aku bisa melihat sekarang?

Yeon Seo terpukul.

Bersambung ke part 3...