Skip to main content

Dan, Only Love Ep 2 Part 3

Sebelumnya...


Ni Na dan balerina lain sedang berlatih untuk pertunjukan Swan Lake.

Tapi Kang Woo tiba2 datang dan merusak latihan mereka. Kang Woo berkata, gerakan Ni Na terlalu cepat.

Kang Woo : Kau adalah not ke-16 lebih cepat. Jika kau mati, bersedihlah, dan jatuh cinta sebelum musik, terburu-buru dan membunuh harapan.


Pelatih marah dan bertanya siapa Kang Woo. Tapi Kang Woo tidak menjawab pertanyaannya dan terus memarahi para penari.

Kang Woo : Swan Lake? Happy ending? Apakah ini ditujukan untuk anak-anak?

Kang Woo lantas minta maaf karena terlambat mengenalkan dirinya.

Kang Woo : Aku seorang direktur artistik yang baru ditunjuk. Namaku Ji Kang Woo.


Roo Na masuk dan memperkenalkan dirinya.

Kang Woo : Kumpulkan semua orang dalam waktu 30 menit.


Kang Woo lalu membawa semua penari ke ruang pertunjukan.

Kang Woo : Apakah kau tidak lelah melakukan kinerja yang sama... untuk tiga tahun? Program kalian macet. Kau hanya melakukan pertunjukan yang dapat diprediksi ini demi popularitasmu. Bisakah kalian menyebut diri kalian perusahaan balet terbaik?

Ni Na : Sudahkah kau menyaksikan pertunjukan kami secara langsung? Tarian dan musik kami mungkin bukan sempurna disinkronkan dalam video. Semua orang termasuk aku melakukan yang terbaik di atas panggung.

Kang Woo : Jika itu yang terbaik, kau dalam masalah. Aku melihat pertunjukan kalian secara langsung dengan mata kepala sendiri. Pertunjukan untuk peringatan 20 tahun.

Flashback...


Saat Kang Woo duduk menyaksikan pertunjukan mereka.

Flashback end...


Kang Woo : Kau harus lebih banyak berlatih, Geum Ni Na-ssi.

Ni Na : Bahkan jika kau membagi musik menjadi 32 catatan, bukannya not ke-16, aku yakin bahwa aku akan tetap pada irama.

Kang Woo : Kau unggul dalam musik. Aku yakin para kritikus yang disponsori... oleh Fantasia tidak pernah menyebutkan itu.

Ni Na : Kau harus memeriksanya sekarang.

Kang Woo : Lain kali. Saat ini, aku sedang mendiskusikan masa depan Fantasia.

Ni Na : Mainkan musik.

Kang Woo : Tahun ini, kalian tidak akan melakukan "Swan Lake".

Para penari terkejut.


Roo Na muncul.

Roo Na : Kami sudah merilis jadwal untuk tahun ini.

Kang Woo : Kita akan melakukan pertunjukan baru pada tanggal yang dijadwalkan. Keunggulan artistik, popularitas, tradisi, dan orisinalitas.  Kita akan membahas semuanya. Kalian akan menarikan Giselle yang belum pernah dilihat sebelumnya. Dan balerina utama untuk pertunjukan adalah Lee Yeon Seo.


Pelatih masuk. Ia kesal karena Kang Woo seenaknya merubah jadwal latihan, tema pertunjukan dan balerina utama seenaknya.

Pelatih lalu menyuruh para penari latihan. Para penari diam saja. Pelatih kesal dan menyuruh Ni Na ke ruang latihan.


Ni Na bingung dan menatap Roo Na. Roo Na menggeleng, menyuruh Ni Na tetap diam di tempat.

Pelatih tambah kesal.


Bu Choi kemudian datang.

"Bravo! Perkenalan yang berani. Kau seharusnya memberitahuku lebih dulu. Aku sangat terkejut."

Bu Choi lalu mengenalkan Kang Woo secara resmi pada para penari.

Para penari tidak semangat. Mereka bertepuk tangan dan menatap Kang Woo dengan pandangan tak suka.


Sekarang, Kang Woo sedang bicara dengan Bu Choi dan Roo Na di ruangan Bu Choi.

Bu Choi : Soal Lee Yeon Seo, kau tidak serius, kan?

Kang Woo : Aku serius.

Bu Choi : Biarkan aku memperjelas diriku. Aku, Choi Yeong Ja, adalah orang yang mempekerjakanmu, Direktur Ji.

Kang Woo : Biarkan aku memperjelas diriku juga. Kontrak menentukan bahwa aku punya kontrol penuh atas... program dan penunjukan penari.

Bu Choi : Hanya setelah mendiskusikannya denganku.


Roo Na : Itu tidak mungkin. Jika balerina beristirahat selama sehari, mereka merasakan efeknya. Jika mereka beristirahat selama dua hari, pasangan mereka merasakannya. Dan jika mereka beristirahat selama empat hari, penonton akan melihatnya. Yeon Seo belum menari selama tiga tahun. Dia tidak bisa membuat fouette karena dia bisa melihat sekarang.

Kang Woo : Aku akan membuatnya melakukannya bahkan ketika dia buta. Selama dia setuju, tidak akan lama baginya untuk menjadi tajam. Dia benar-benar penari berbakat, jadi bantu aku membujuknya. Kalian bibi dan sepupunya,  harus melakukannya dengan segenap hati kalian.

Bu Choi dan Roo Na diam.

Kang Woo : Aku tahu itu.  Kau tidak ingin melakukannya karena adikmu akan kehilangan tempatnya.

Roo Na Tidak, aku telah membuat keputusan sebagai associate director Fantasia. Aku suka ambisimu tetapi itu tidak akan terjadi. Jika posisi prima ballerina menjadi kosong setelah merombak jadwal kami, kita akan menjadi bahan tertawaan.

Bu Choi : Tentu saja, kau akan bertanggung jawab untuk itu.


Kang Woo berdiri.

Kang Woo : Aku mengerti. Aku akan melakukannya sendiri.

Roo Na ikut berdiri.

Roo Na : Yeon Seo tidak mudah dibujuk.

Kang Woo : Itu tidak menyenangkan jika dia.

*Ngakak bangke, si Dan ini kapan sii gk bikin orang ngakak...


Dan sampai di kediaman Yeon Seo. Ia membaca pesannya, yang menyuruhnya datang kesana.

Seorang pria menghampiri Dan.

"Kau di sini untuk wawancara, bukan? Jangan bernafas dengan keras."

Dan bingung, apa?

"Aku baru saja dipecat karena bernapas terlalu keras. Dia sangat pemilih." ucap pria itu, lalu pergi.


Tak lama, keluarlah beberapa pewawancara yang baru ditolak Yeon Seo. Wkwkwkwkw....


Di dalam, Bu Jung sebal karena Yeon Seo menolak 20 orang dalam 3 jam. Ia mencoret data pelamar terakhir.

Yeon Seo : Tidak peduli seberapa mirip mereka dengannya, tidak ada yang bisa menjadi dia.

Bu Jung : Dokter berkata... bahwa mungkin lebih baik jika mereka memiliki getaran serupa. Beberapa orang menggunakan boneka beruang untuk menggantikan almarhum.

Yeon Seo : Alih-alih beruang teddy palsu, aku lebih suka memiliki kepala pelayan kasar sepertimu.

Bu Jung : Kau pendendam.

Yeon Seo : Aku akan membuatmu menulis permintaan maaf.

Bu Jung : Jika kau terus melakukan ini, kau tidak dapat mempekerjakan siapa pun.

Yeon Seo : Mari kita menyewa seorang pengemudi... dan seorang sekretaris dari staf saat ini.

Bu Jung : Tidak ada yang melamar posisi itu. Bahkan dengan bonus 200 persen, tidak ada yang menerapkan terima kasih kepada temperamen seseorang.

Yeon Seo berdiri dan meminta Bu Jung terus mencari.


Dan masuk dan tidak sengaja menabrak benda di sudut rumah Yeon Seo. Mereka terkejut.

Dan lalu menatap mereka dan memperkenalkan dirinya.

Bu Jung : Kami baru saja selesai dengan orang yang diwawancarai terakhir.

Dan : Aku diberitahu untuk datang kesini pada jam 3 sore.


Bu Jung memeriksa daftarnya dan tiba2 resume Dan sudah ada di sana. Wkwkwkwkw...

Bu Jung : Kau benar.  Aku punya resumemu. Namamu Kim Dan? Bagaimana mungkin seorang pria berusia 20-an berada di sini?


Yeon Seo menatap saputangan Dan.

Ia pun teringat malam itu, saat ia menggenggam saputangan Dan, sambil ngomel2 setelah pertemuannya dengan Dan di taman saat ia masih buta.


Yeon Seo terus menatap Dan.

Bu Jung meminta Dan mengatakan sesuatu.

Dan : Tolong pekerjakanku.

Bu Jung : Aku suka antusiasmemu.

Dan : Aku akan membantu wanita muda itu sebaik mungkin... sehingga dia bisa bersinar terang.


Sontak, kata-kata 'bersinar terang' yang diucapkan Dan pun mengingatkan Yeon Seo pada Pak Jo yang juga mengucapkan kata yang sama.


Dan pun mengulangi kata2 itu lagi agar ia diterima.

Tapi yang ada, dia malah diusir Yeon Seo.

Dan : Aku tidak punya tempat untuk pergi jika aku tidak mendapatkan pekerjaan ini. Ayahku mengusirku. Dan pamanku bahkan tidak akan membantu. Aku sendirian di dunia yang keras ini.

Yeon Seo : Terus?

Dan : Aku berharap kau bisa membantuku.

Yeon Seo tak peduli dan menyuruh Dan pergi.


Dan kesal. Ia mengumpat, tapi tak sadar umpatannya di dengar Yeon Seo.

Dan : Aku pikir dia sudah sadar tapi dia masih ngambek. Mereka bilang kau tidak bisa memperbaiki manusia. Astaga, emosinya itu.

Yeon Seo : Hya!

Dan terkejut umpatannya di dengar.

Dan : Karena kau sudah mendengarnya, aku akan mengatakan satu hal lagi. Bersikap baiklah, oke? Berkilau.  Bersikap baik!

Dan lalu pergi.


Yeon Seo emosi. Dia langsung berdiri dan berusaha mengejar Dan.

Bu Jung kaget Yeon Seo berjalan dan menghentikan Yeon Seo.

Yeon Seo juga kaget dianya bisa berjalan sendiri.


Diluar, Dan mondar mandir sendiri dengan panic.

Dan : Astaga, aku dalam masalah sekarang! Ini gila.  Kurasa aku benar-benar manusia sekarang! Haruskah Aku kembali dan meminta maaf? Tapi Aku tidak mau. Maka Aku akan menghilang.  Astaga!  Aku tidak menginginkan itu. Aku harus kembali, minta maaf padanya, dan pergi ke surga.

Tapi dia tidak bisa berubah jadi malaikat.

Dan panic, apa yang harus aku lakukan?


Bu Jung datang dan langsung menjabat tangan Dan.

Dan berteriak kaget.

Bu Jung : Kim Dan-ssi!

Dan menatapnya bingung.


Bu Jung membawa Dan ke sebuah kamar yang akan ditempati Dan.

Lalu dia memberikan ponsel, serta beberapa barang2 dan daftar2 tentang Yeon Seo.

Bu Jung : Gunakan ponsel ini saat bertugas. Dan letakkan ini di sebelah tempat tidurmu. Kapan pun berdering, kau harus lari ke Nona Muda. Ini adalah alarm ketika dia keluar. Ketika berdering, lari ke tempat dia. Ini jurnal waktu dia masih bayi  dan ini adalah kritik baletnya. Dan ini adalah daftar hal-hal yang dia benci, dan ini untuk transplantasi kornea. Dan yang paling penting, ini kontrakmu.

Dan : Aku harus melalui semua hal ini?

Bu Jung : Ngomong-ngomong, dimana barangmu? Apakah hanya ini?

Bu Jung mengambil buku Dan. Sontak Dan langsung mengambil bukunya.

Bu Jung : Kau pasti anak yang mengerikan. Aku kira kau ditendang keluar dengan tangan kosong.

Dan : Aku akan kembali ke rumah akhirnya.

Bu Jung : Baiklah kalau begitu. Bikin santai aja.

Bu Jung pergi.


Dan menatap sekeliling kamar barunya, lalu melihat keluar jendela.

Dan : Aku semakin dekat dengannya.

Bersambung ke part 4...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...