• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 6 Part 3

Sebelumnya...


Ni Na mulai menunjukkan tariannya bersama pasangannya.  Bu Choi terus memperhatikan Yeon Seo.


Yeon Seo mulai terlihat tidak nyaman.

Kang Woo pun berbisik pada Yeon Seo, bertanya, apa Yeon Seo gugup berdiri di hadapan para sponsor?

Ni Na yang melihat itu, cemburu.


Yeon Seo : Aku sudah menjalani hidup dengan mendapat perhatian di panggung. Gugup? Tidak mungkin.

Dan masuk dan cemburu melihat mereka.


Lalu tiba2, ia melihat pelayan berjalan ke meja Yeon Seo, membawakan dua gelas wine. Curiga, Dan langsung menuju pria itu dan membantingnya.

Sontak, Yeon Seo dan semua tamu terkejut.

Yeon Seo berbisik pada Dan, apa yang kau lakukan?

Ya, ia kesal.

Dan pun langsung membantu pria itu berdiri dan membereskan makanan yang berhamburan di lantai.

Kang Woo menyuruh pria itu pergi sebelum jadi pusat perhatian.


Bu Choi kesal dan langsung mengirimkan pesan pada pelayan itu untuk membuat dua gelas wine lagi.

Roo Na melirik ke ibunya.

Dan beranjak pergi.

Firasat Dan benar! Tapi Yeon Seo masih aja tidak menyadari itu.


Di dapur, Pak Park memasukkan obat ke dalam dua gelas yang sudah berisi wine.

Saat berbalik, ia kaget melihat Pak Geum sudah berdiri di belakangnya. Saking kagetnya dan gugup juga, ia sampai menjatuhkan dua gelas itu.

Pak Park pun mengaku kalau ia hanya menjalankan perintah Bu Choi.

Pak Geum : Tapi jangan lakukan. Jangan pernah. Jangan melukai orang, siapa pun yang memberimu perintah.


Bu Choi kesal karena Pak Park belum datang juga, padahal Yeon Seo akan berpidato sebentar lagi.

Rencana Bu Choi adalah, membuat Yeon Seo bertingkah seperti orang gila saat lagi pidato.

Roo Na pun berkata, kalau Pak Park tidak akan datang.

Bu Choi tanya, darimana Roo Na tahu. Roo Na hanya tersenyum licik.


Di dapur, Pak Geum membuang wine 'beracun' itu.

Pak Geum tanya, obat apa yang dimasukkan Pak Park ke minuman Yeon Seo? Pil tidur? Obat penenang?

Pak Geum : Kau mencoba membuat Yeon Seo pingsan di depan semua orang?

Pak Park : Sudah kukatakan kepadanya sebaiknya kita tidak melakukannya. Sudah kukatakan bahwa itu tidak boleh terjadi.

Pelayan yang dicurigai Dan keluar membawa dua piring kecil berisi buah anggur hijau dan hitam.


Pelayan itu meletakkan piring berisi anggur hijau di meja Yeon Seo. Setelah itu, ia pergi dan saat melewati meja Roo Na, ia mengangguk pada Roo Na.


Yeon Seo memakan anggur itu. Roo Na tersenyum senang.


Bu Choi tanya, seberapa banyak yang Roo Na tahu?

Roo Na : Kau tahu bahwa Pak Park itu penurut. Kenapa kau tetap mengambil risiko?

*Berarti udah takdir Yeon Seo tu obat masuk perutnya. Gagal lewat Bu Choi, lewat Roo Na.


Setelah penampilan balet usai, Bu Choi pun maju ke depan, memberikan pidatonya.

Bu Choi : Apa kalian menikmati semua penampilannya? Kontribusi penting kalian telah menjadikan Fantasia seperti sekarang ini. Kami sangat berterima kasih. Dan sekarang, akan ada pengumuman penting. Mulai saat ini, aku, Choi Yeong Ja, yang menyayangi Fantasia dengan segenap hatiku, yang bekerja sebagai direktur umum Fantasia, akan mengundurkan diri....

Sontak para tamu terkejut.

Bu Choi : Aku akan memperkenalkan wanita yang akan mengambil alih masa depan Fantasia. Sambutlah keponakanku yang manis, Lee Yeon Seo, dengan tepuk tangan meriah.

Yeon Seo pun tersenyum menang.

Kang Woo juga ikut senang dan langsung menatap Yeon Seo.

Yeon Seo pun beranjak dari duduknya dan mulai berjalan ke arah Yeon Seo. Saat itulah, obat dari Roo Na mulai bekerja.


Di koridor kapal, Dan ditabrak orang suruhan Roo Na yang mencoba kabur setelah sukses memberikan obat ke Yeon Seo.

Dan awalnya tidak ngeh dan membiarkan pria itu lewat begitu saja, tapi kemudian ia ingat dengan wajah pelayan yang sempat ia curigai tadi, tapi ia lepaskan karena si pelayan mengaku hanya ingin merokok. Menyadari si pelayan yang mengaku hanya mau merokok dan pelayan yang menabraknya barusan adalah orang yang sama, Dan pun berniat mengejar pelayan itu tapi dia mengurungkan niatnya karena mendengan teriakan Yeon Seo.


Yeon Seo yang tidak sadar, memaki direktur dan Tuan Seiji.

Yeon Seo : Apa yang kau katakan tadi tentang paha dan pergelangan tangan mereka? Dasar mesum. Kau kira balet itu pornografi? Ini bukan rumah bordil, Bedebah!

Yeon Seo membalikkan meja mereka.

Roo Na menyaksikan Yeon Seo dengan wajah puas.


Tuan Seiji kaget Yeon Seo mengerti Bahasa Jepang.

Yeon Seo : Aku bahkan bisa mengatakan "bedebah" dalam bahasa Prancis.

Di lantai atas, Ni Na dan ayahnya cemas menatap Yeon Seo.

Yeon Seo menghardik para dewan direksi yang lain.

Yeon Seo : Apa yang kau lakukan? Tolong!  Kalian... Kalian orang-orang bodoh! Aku mohon. Bisakah kalian menghabiskan uang kotor kalian di tempat lain? Kalian membuatku mual!


Dan masuk dan terkejut melihat Yeon Seo.

Yeon Seo : Kumohon, semuanya. Berhenti bersikap seperti orang pintar.

Bu Choi mendekati direktur dan Tuan Seiji. Ia mengajak mereka pergi.

Yeon Seo mengejar Tuan Seiji.

Kang Woo dan Dan mencoba menghentikan Yeon Seo tapi mereka didorong oleh Yeon Seo.

Yeon Seo : Tidakkah sebaiknya kita akhiri ini? Kakek-kakek Jepang. Kalian mau aku menari? Baik! Akan kutunjukkan. Musik!


Yeon Seo mulai menari. Ia menari sampai keluar dari ruangan.

Dan pun langsung menangkap Yeon Seo saat Yeon Seo hampir jatuh ke dalam laut.

Kang Woo menyusul Yeon Seo dan cemburu melihat Dan menolong Yeon Seo.


Yeon Seo : Kau lagi?

Dan tersenyum, Ya. Ini aku.

Yeon Seo : Selalu kau. Dasar bodoh.

Yeon Seo jatuh pingsan.

*Moga habis ini si Yeon Seo berhenti bersikap angkuh, tp kasihan juga sih dia diginiin sekaligus puas juga sy ngeliat Yeon Seo memaki Tuan Seiji dan seluruh dewan direksi. Tapi yang paling nyebelin tatapan penari2 yg lain loh, mereka menatap Yeon Seo seolah Yeon Seo itu menjijikkan, padahal mah yang dibilang Yeon Seo bener, dewan direksi Fantasia isinya orang2 mesum semua.


Yeon Seo gelisah dalam tidurnya.

Lalu tak lama, ia membuka matanya dan samar-samar, ia melihat Dan yang duduk di depannya. Tapi beberapa saat kemudian, sosok Dan berubah menjadi Dan kecil.


Yeon Seo pun mengingat masa kecilnya, saat ia menangis di padang bunga. Dan kemudian datang menghampirinya.


Hujan deras kemudian turun. Dibawah payungnya, Yeon Seo menatap sedih ke arah padang bunga. Ia teringat saat Dan berlalu meninggalkannya, sambil melambaikan tangan padanya. Baju yang dikenakan Yeon Seo di padang bunga saat itu, sama dengan baju yang dipakai Yeon Seo saat menari di Pulau Mongyu.

Flashback end...


Dan mau pergi tapi Yeon Seo memegang jarinya dan melarang dia pergi. Dan pun langsung terdiam.


Paginya, Yeon Seo terbangun dengan kepala yang sakit luar biasa. Bu Jung kemudian masuk, membawakan Yeon Seo secangkir minuman yang bisa mengurangi sakit kepalanya Yeon Seo.

Yeon Seo : Bagaimana aku pulang kemarin?

Bu Jung : Nona benar-benar tidak ingat apa pun?

Yeon Seo terdiam dan memikirkan apa yang terjadi semalam. Ia ingat kelakuannya malam itu.

Yeon Seo : Astaga, dimana Kim Dan?

Bu Jung : Dia mengurus Nona semalaman, lalu bergantian denganku. Katanya dia harus pergi. Apa Nona begitu kesakitan hingga harus minum? Tetap saja, Nona bilang akan berhati-hati.

Yeon Seo : Aku bahkan tidak minum sedikit pun.

Yeon Seo lantas meminta Bu Jung mengambilkan ponselnya dan menghubungi Dokter Lee.

Bu Jung : Nona merasa tidak enak badan?

Yeon Seo menghubungi Kang Woo tapi Kang Woo tidak menjawab panggilannya.


Kang Woo sendiri sedang rapat bersama Bu Choi dan seluruh dewan direksi.

"Apa Lee Yeon Seo sudah gila?" sewot si direktur.

"Sudah kubilang bahwa dia masih tidak stabil secara fisik dan mental. Dan tampaknya ini semakin buruk." jawab Bu Choi.

"Balerina utama itu, pimpinan, atau apa pun dia, memaki di hadapan kami dan itu sangat tidak bisa dimaafkan. Lebih dari itu, apa kita harus memaafkan sikap direktur seni muda yang kurang ajar?" ucap direktur itu lagi.

"Pak, bisakah Anda tenang? Setidaknya demi aku." pinta Bu Choi.

"Menarik mengetahui kau dan putrimu bisa mempertahankan posisi sementara kalian selama itu. Pewaris gila itu akan menjalankan teater balet ini dan juga tampil di sini? Tolong berikan alasan logis kenapa aku harus menginvestasikan uangku yang berharga ke teater balet gila ini." ucap si direktur.

Bu Choi pun minta Kang Woo mengatakan sesuatu.


Kang Woo berdiri.

"Lakukan sesuka Anda." ucap Kang Woo pada si direktur.

" Apa yang dia katakan?" tanya dewan direksi yang lain kaget.

"Tapi jika Anda mundur sekarang, aku tidak akan izinkan Anda menjadi sponsor untuk "Giselle". Ini kesempatan bagi nama Anda untuk ditampilkan dalam penampilan terbaik Korea. Ini kesempatan terakhir Anda." jawab Kang Woo.

"Aku tidak lagi mendukung teater balet ini. Aku tidak tahu apa yang mungkin kalian pikirkan. Tapi perusahaan kami akan berhenti melakukan bisnis yang berhubungan dengan Fantasia." ucap si direktur.


Kang Woo yang kesal meninggalkan ruang rapat. Di depan ruang rapat, dia bertemu Ni Na. Ni Na minta dia ikut dengannya.


Ni Na membawa Kang Woo ke ruang latihan. Kang Woo terkejut mengetahui semua penarinya mau mogok kerja.

"Semua orang di kapal melihatnya. Tidak masuk akal jika dia menjadi balerina utama. Bagaimana jika dia tiba-tiba kumat saat tampil? Siapa yang akan bertanggung jawab atas luka-lukanya?" ucap si penari utama pria.

"Sudah selesai? Geum Ni Na, ada yang mau kau katakan?" tanya Kang Woo.

"Menurutku akan bermasalah jika para penari ini tidak bisa mengakui sang balerina utama. Balerina utama haruslah seseorang yang diakui semua orang." jawab Ni Na.

"Aku tercengang. Aku kira Lee Yeon Seo yang akan mundur, bukan kalian." ucap Kang Woo.

"Maksudmu dia akan berhenti?" tanya si penari pria.

"Tidak. Aku berbicara tentang tampil bersama kalian semua. Aku cemas dia akan mengatakan bahwa dia tidak akan bisa tampil dengan para penari yang tidak kompeten. Lima orang yang menampilkan "Spanish"!  Apa kalian tahu sudut siku kalian sangat buruk? Yi Geon!"

Kang Woo memanggil si penari utama pria.

Kang Woo : Sudah kubilang untuk tidak tersenyum atau berkerut berlebihan. Tapi wajahmu kaku sepanjang malam. Apa kau sedang ada di pemakaman? Geum Ni Na!


Kang Woo melirik Ni Na.

Kang Woo : Kau terlalu fokus menjaga ritme hingga gerakan tarimu tumpul, dan kau bicara tentang pengakuan dan persetujuan?

Kang Woo lantas mengaku bahwa ia tidak bisa merasakan apapun.

Kang Woo : Apa kalian mendengarkan musiknya? Apa kalian paham kisahnya? Jika itu Yeon Seo, dia cukup berdiri saja di depanku, dan tubuhku merasa tersengat. Kenapa? Kenapa gerakan tari kalian semua begitu hampa? Kenapa? Kenapa?

Semua terdiam. Ni Na yang terluka Kang Woo membela Yeon Seo pun beranjak pergi.


Ni Na minum2 di bar. Sambil minum, dia menggerakkan tangannya dan memikirkan kata2 Kang Woo yang membela Yeon Seo.


Dan sekarang Ni Na menangis di pintu belakang bar.

Ni Na : Ini aib. Aku mengotori diriku sendiri. Sayang sekali aku bukan Yeon Seo, hingga ini menjadi aib!

Seorang wanita berpenampilan aneh datang.

"Apa yang kau bicarakan? Kau benar-benar mabuk di siang bolong." ucapnya lalu mengambil botol2 kosong.

Setelah itu dia pergi.


Ni Na sadar, apa itu dia? Nona Elena? Nona Elena!

Ni Na pun mengejar wanita bernama Elena itu.


Si Elena masuk ke sebuah gedung tua.

Ni Na mengikutinya.

Ni Na : Kau kah itu, Nona Elena? Ini aku, Ni Na. Aku belajar balet darimu saat masih kecil untuk kali pertama. Aku Geum Ni Na!

Elena keluar membawa kayu dan mengusir Ni Na.

Elena : Enyah!

Ni Na : Aku selalu memikirkanmu. Aku merindukanmu.

Elena : Sudah kubilang enyahlah. Mendengar kata Fantasia saja sudah membuatku jijik. Itu membuatku marah! Pergi! Aku pasti sial hari ini.

Ni Na pun beranjak pergi dengan wajah sedih.


Dan menemui Roo Na. Ia mau memeriksa daftar tamu dan agensi yang ikut dalam acara kemarin, tapi Roo Na tidak mau memberikannya dengan alasan itu informasi pribadi.

Dan : Lalu, bagaimana jika kita menyelidikinya bersama-sama?

Roo Na : Menyelidiki apa? Maksudmu ada seseorang yang melukai Yeon Seo kemarin?

Dan : Aku ingin percaya bahwa aku salah. Karena itu aku ingin memeriksanya.

Roo Na : Yeon Seo baru saja dioperasi. Dan dia berusaha terlalu keras untuk kembali sebagai penari. Dengan mempertimbangkan kondisinya, segelas anggur cukup untuk membuat dia melampaui batas.

Dan : Kesimpulannya, kau sudah yakin bahwa itu benar-benar kesalahan Yeon Seo.

Roo Na : Tidak ada alasan untuk menyangkalnya. Secara logika.

Dan : Aku paham. Sebenarnya, aku berharap kau bersedia membantuku menyelidiki karena kau keluarganya.


Dan beranjak keluar. Tapi kemudian, dia melihat pria itu lagi berkeliaran di Fantasia.

Dan langsung mengejarnya. Ia melihat pria itu masuk ke ruangan Kang Woo.


Dan menerobos masuk, tapi ia tak menemukan siapapun disana, kecuali salah satu karyawan.

Roo Na datang dan menyuruh Dan pergi. Ia mengancam akan menelpon polisi jika Dan tidak mau pergi.


Dan pun pergi tanpa ia sadari, Roo Na dan pria itu menatapnya dari lantai atas.

"Aku akan mengurusnya." ucap pria itu.

"Saat ini, awasi saja dia. Dia manis." jawab Roo Na.

Bersambung ke part 4....

Dan, Only Love Ep 6 Part 2

Sebelumnya..


Bu Jung tak setuju Yeon Seo datang ke 'Fantasia Night'.

Bu Jung lantas meraih ponselnya dan membacakan zodiak Yeon Seo.

Bu Jung : Jika kau pergi dari rumah, akan ada masalah. Tetaplah di rumah. Itu ramalan bintang Nona hari ini. Bukankah ini terdengar terlalu menakutkan?

Yeon Seo : Salah satu dari kalian membacakan pepatah kepadaku. Dan kau membacakan ramalan bintangku?

Bu Jung : Karena kami tidak merasa baik. Ramalan bintang adalah data besar yang mengandung prinsip-prinsip alam semesta dan sejarah manusia. Jika Nona mengabaikannya, Nona akan terlibat masalah.

Yeon Seo : Aku akan menghadapinya. Mungkin aku tidak bisa menghindar meski aku menginginkannya.

Bu Jung : Baik, karena Nona akan datang, umumkanlah dengan senyum ceria. Teriakkan, Fantasia milikku! Tugas ini milikku! Katakan secara resmi.

Yeon Seo : Aku akan keluar setelah berganti pakaian.

Bu Jung mengerti dan pergi keluar.


Setelah itu, Yeon Seo teringat saat Dan mengatakan, tidak menyukainya.

Teringat hal itu, Yeon Seo pun membuka lacinya dan mengambil pil.

Yeon Seo teringat saat membeli pil itu di apotik malam-malam, setelah Dan menolak cintanya.


Yeon Seo : Sesuatu untuk membuatku tenang. Pil penenang, obat penawar, atau obat perangsang. Aku tidak peduli apa itu. Aku telah bergantung kepada orang lain terlalu banyak. Aku bergantung pada seorang pria yang bahkan tidak menyukaiku. Aku bukan tipe orang yang mudah terikat. Aku pasti sudah gila. Berikan aku obat yang membuatku baik-baik saja tanpa pria berengsek itu.


Yeon Seo lalu menenggak pilnya.

Setelah itu, ia mendengar suara tabrakan diluar. Yeon Seo pun menoleh ke pintu.


Ternyata suara berisik itu ulahnya si Dan yang tidak hati2 saat memarkirkan mobilnya, sampai menabrak kotak surat.

Kang Woo yang baru datang, terheran-heran melihat cara Dan memarkirkan mobil.

Kang Woo pun turun dari mobilnya dan mendekati Dan.

Kang Woo : Keluar dari mobil. Akan kupindahkan mobilnya untukmu.

Dan : Biarkan aku mencoba.

Kang Woo : Tentu saja. Baik.

Dan pun berusaha memarkirkan mobilnya dengan baik dan benar.

Kang Woo greget melihatnya.

Kang Woo : Di belakangmu. Perhatikan gerbangnya.

Dan : Astaga, kau menghalangiku!


Dan turun dari mobilnya dan menyuruh Kang Woo pergi. Ia bilang, ia mau parkir disana.

Kang Woo kaget, kau benar-benar mau parkir disini?

Dan : Aku menjaga jarak aman, paham?

Kang Woo : Kapan kau dapat SIM-mu?

Dan : Apa maksudmu?

Kang Woo: Astaga, SIM-mu... Kau tidak boleh parkir di sini.

Dan : Ayolah.

Kang Woo : Astaga.


Tak lama, Yeon Seo keluar dan kedua pria ini langsung berhenti adu bacot karena terpana dengan kecantikan Yeon Seo.

Yeon Seo : Ada apa? Kau sudah dapat SIM?

Dan dengan wajah bangga mengiyakan.

Kang Woo : Bagaimana jika kau  naik mobilku hari ini? Demi keamanan.

"Lebih baik begitu." ucap Dan dengan suara lemas.


Yeon Seo, Dan dan Kang Woo tiba di acara Fantasia Night yang diadakan di kapal.

Bu Choi pura2 menyambut kedatangan Yeon Seo dengan ramah.

Direktur lain mengenalkan Tuan Seiji pada Yeon Soo.

"Nona Lee, senang bertemu denganmu." ucap Tuan Seiji sambil mengulurkan tangannya, mengajak Yeon Seo berjabat tangan.

Yeon Seo pun menjabat tangan Tuan Seiji. Tapi Tuan Seiji malah mengelus2 tangannya.

Kang Woo langsung mengambil tindakan. Ia menyudahi jabat tangan Tuan Seiji dan Yeon Seo.


Bu Choi mendekati mereka. Ia berusaha melecehkan Yeon Seo dengan menyuruh Yeon Seo menemani Tuan Seiji.

Bu Choi memegang tangan Yeon Seo dan mau memberikan tangan Yeon Seo ke Tuan Seiji.

Kang Woo mengambil tindakan sekali lagi dengan menyapa Tuan Seiji.

Yeon Seo pun menarik tangannya dari pegangan Bu Choi.


Pak Geum terkejut melihat kelakuan istrinya. Sementara Roo Na menatapnya dengan tatapan puas.

Kang Woo mengajak mereka semua masuk ke dalam. Tuan Seiji mulai masuk dengan yang lain.


Bu Choi memuji Yeon Seo. Ia bilang Yeon Seo cantik memakai anting darinya.

Yeon Seo : Ini tidak cocok dengan seleraku, tapi aku mempertimbangkannya demi sang pemberi.

Bu Choi : Terima kasih banyak. Kehadiranmu di acara ini sangat berarti.

Yeon Seo : Bibi akan membuat pengumuman resmi di depan para sponsor, bukan? Kapan akan diumumkan?

Bu Choi : Bibi akan mengumumkannya langsung setelah acara berakhir. Jangan cemas, Yeon Seo-ya.  Nikmatilah acara ini.

*Kesel lihat Bu Choi.. kok ada ya manusia kek gini, tega banget ngejual ponakan sendiri ke pria hidung belang..


Kang Woo mengajak Yeon Seo masuk. Yeon Seo pun menggandeng lengan Kang Woo.

Dan berjalan di belakang mereka.

Setibanya di dalam, Kang Woo menyuruh Yeon Seo menunggunya sebentar karena ia mau mengecek para penari.

Tapi Yeon Seo bilang dia bisa masuk sendiri.

Dan/Kang Woo : Andwaeyo!

Dan : Biarkan aku menemanimu.

Kang Woo : Jangan tinggalkan Yeon Seo sendiri sampai aku tiba. Paham?

Dan : Cepatlah kembali.

Kang Woo pun langsung pergi.


Dan memberikan lengannya ke Yeon Seo. Tapi Yeon Seo dengan sombongnya berkata, kalau ia baik2 saja tanpa Dan.

Yeon Seo masuk. Dan mengikuti Yeon Seo.

Setibanya di dalam, Dan kembali memberikan lengannya ke Yeon Seo. Barulah Yeon Seo mau menggandeng Dan.


Setelah itu, Dan menyuruh Yeon Seo duduk dan mulai memeriksa sekelilingnya.

Yeon Seo menatap aneh Dan.

Dan teringat pesan Bu Jung yang menyuruhnya memeriksa semua benda yang kemungkinan bisa jatuh di sekitar Yeon Seo.


Tuan Seiji dan direktur datang. Tuan Seiji berusaha menyentuh Yeon Seo lagi.

Tapi Dan langsung menghentikannya dengan sedikit menggebrak meja.

Lalu Dan teringat kata2 Bu Jung saat mereka bicara di taman, sebelum pergi ke acara itu.

Flashback...


Dan : Menurutmu apa benar-benar ada seseorang yang mungkin mencoba melukai Nona Muda? Tapi dia keluarga mereka.

Bu Jung : Pikirkanlah. Kejadian saat kandil itu jatuh. Dia terlibat kecelakaan mobil. Lalu lampu itu jatuh di atasnya. Hal-hal menakutkan terus terjadi kepadanya. Aku cemas.

Flashback end...

*Si Yeon Seo ini beneran nyebelin,, semoga dia dapet batunya di episode ini... semoga Bu Choi sukses mempermalukan dia kali ini, biar dia sadar dan gk semaunya lagi.


Kang Woo melihat penarinya ketika penarinya tengah bersiap2.

Kang Woo : Jangan terlalu antusias. Jangan sampai terluka, paham?  Lantainya mungkin saja licin. Pakai banyak resin.

"Kami akan buat para sponsor mendonasikan banyak uang." jawab si penari utama laki2.

"Kita tidak datang untuk mengemis uang. Jangan tersenyum untuk membuat kesan baik. Jangan berlebihan dengan terlihat terlalu serius. Tunjukkan saja kepada mereka bahwa penampilan kita sepadan dengan uang yang mereka keluarkan. Itu saja." ucap Kang Woo.

Kang Woo pun beranjak pergi.


Kang Woo langsung kembali ke Yeon Seo. Begitu tiba disana, Kang Woo menatap Dan seraya mengangguk. Dan mengerti dan langsung pergi.

Yeon Seo tampak agak kecewa Dan meninggalkannya.


Acara dimulai. Para tamu disuguhkan tarian pembuka.

Direktur mengatakan, suatu kehormatan bisa bertemu dengan Yeon Seo yang legendaris sedekat itu.

Yeon Seo : Tentu saja. Mari kita pertahankan hubungan baik ini.

Tuan Seiji sedikit kecewa lantaran tidak bisa memegang tangan Yeon Seo.

Direktur minta maaf dengan Bahasa Jepang dan meminta Tuan Seiji memilih gadis lain yang tengah menari sebagai gantinya.

Direktur : Aku akan mengajak Bapak nanti untuk pertemuan pribadi.

Tuan Seiji : Aku suka yang berada di tengah. Khususnya aku suka pahanya. Balerina cenderung terlalu kurus.


Saat Tuan Seiji mengucapkan kalimat itu, Yeon Seo langsung menatapnya dengan tajam. Ya, Yeon Seo mengerti bahasa Tuan Seiji.

Tuan Seiji : Nona Lee, sebuah kehormatan bisa bertemu denganmu. Bersediakah Nona menunjukkanku sebuah penampilan singkat?


Yeon Seo pun mengambil gelas wine nya.

Yeon Seo : Itu bukan bagian dari rencana kami.

Kang Woo : Bapak bisa melihatnya di panggung yang bagus. Kami akan pesankan kursi VIP untuk Anda di penampilan kembalinya.

Tuan Seiji menyuruh direktur menerjemahkan bahasa Yeon Seo dan Kang Woo.

Direktur : Dia baru saja menolak. Dia sulit diatur.

Tuan Seiji : Jika dia benar-benar genius, dia bisa mengejutkan semua orang dengan improvisasi.


Bu Choi tersenyum senang melihat keponakannya berada di tengah2 pria hidung belang.


Seorang pelayan meletakkan piring berisi buah di meja Yeon Seo.

Bu Choi yang melihat itu berharap Yeon Seo cepat memakan buahnya.


Bu Choi memanggil pelayan itu dan memintanya membawakan sesuatu yang sudah ia siapkan.


Dan berlarian di koridor kapal, memeriksa semuanya.

Ia kembali teringat kata2 Bu Jung.

Bu Jung : Tidak akan ada kamera pengawas karena ini pesta privat. Yang penting adalah orang-orangnya. Jangan lewatkan siapa pun yang tampak mencurigakan.

Tak lama kemudian, Dan melihat seorang pria mencurigakan.


Dan pun langsung mengejar pria itu. Ia menemukan pria itu berdiri di tepi kapal.

Pria itu adalah pelayan yang disuruh Bu Choi menyiapkan sesuatu.

Dan : Siapa kau Apa yang kau lakukan di sini?

Pria itu : Aku mau merokok.

Tangan pria itu gemetaran karena gugup.

Pria itu : Aku tahu di sini dilarang merokok, tapi tanganku mulai gemetar. Maaf.

Dan pun berkata dirinya lah yang harus minta maaf.


Lalu pria itu beranjak pergi dengan wajahnya yang berubah dingin seketika.

Dan pun resah.

Bersambung ke part 3...