Dan, Only Love Ep 6 Part 3

Sebelumnya...


Ni Na mulai menunjukkan tariannya bersama pasangannya.  Bu Choi terus memperhatikan Yeon Seo.


Yeon Seo mulai terlihat tidak nyaman.

Kang Woo pun berbisik pada Yeon Seo, bertanya, apa Yeon Seo gugup berdiri di hadapan para sponsor?

Ni Na yang melihat itu, cemburu.


Yeon Seo : Aku sudah menjalani hidup dengan mendapat perhatian di panggung. Gugup? Tidak mungkin.

Dan masuk dan cemburu melihat mereka.


Lalu tiba2, ia melihat pelayan berjalan ke meja Yeon Seo, membawakan dua gelas wine. Curiga, Dan langsung menuju pria itu dan membantingnya.

Sontak, Yeon Seo dan semua tamu terkejut.

Yeon Seo berbisik pada Dan, apa yang kau lakukan?

Ya, ia kesal.

Dan pun langsung membantu pria itu berdiri dan membereskan makanan yang berhamburan di lantai.

Kang Woo menyuruh pria itu pergi sebelum jadi pusat perhatian.


Bu Choi kesal dan langsung mengirimkan pesan pada pelayan itu untuk membuat dua gelas wine lagi.

Roo Na melirik ke ibunya.

Dan beranjak pergi.

Firasat Dan benar! Tapi Yeon Seo masih aja tidak menyadari itu.


Di dapur, Pak Park memasukkan obat ke dalam dua gelas yang sudah berisi wine.

Saat berbalik, ia kaget melihat Pak Geum sudah berdiri di belakangnya. Saking kagetnya dan gugup juga, ia sampai menjatuhkan dua gelas itu.

Pak Park pun mengaku kalau ia hanya menjalankan perintah Bu Choi.

Pak Geum : Tapi jangan lakukan. Jangan pernah. Jangan melukai orang, siapa pun yang memberimu perintah.


Bu Choi kesal karena Pak Park belum datang juga, padahal Yeon Seo akan berpidato sebentar lagi.

Rencana Bu Choi adalah, membuat Yeon Seo bertingkah seperti orang gila saat lagi pidato.

Roo Na pun berkata, kalau Pak Park tidak akan datang.

Bu Choi tanya, darimana Roo Na tahu. Roo Na hanya tersenyum licik.


Di dapur, Pak Geum membuang wine 'beracun' itu.

Pak Geum tanya, obat apa yang dimasukkan Pak Park ke minuman Yeon Seo? Pil tidur? Obat penenang?

Pak Geum : Kau mencoba membuat Yeon Seo pingsan di depan semua orang?

Pak Park : Sudah kukatakan kepadanya sebaiknya kita tidak melakukannya. Sudah kukatakan bahwa itu tidak boleh terjadi.

Pelayan yang dicurigai Dan keluar membawa dua piring kecil berisi buah anggur hijau dan hitam.


Pelayan itu meletakkan piring berisi anggur hijau di meja Yeon Seo. Setelah itu, ia pergi dan saat melewati meja Roo Na, ia mengangguk pada Roo Na.


Yeon Seo memakan anggur itu. Roo Na tersenyum senang.


Bu Choi tanya, seberapa banyak yang Roo Na tahu?

Roo Na : Kau tahu bahwa Pak Park itu penurut. Kenapa kau tetap mengambil risiko?

*Berarti udah takdir Yeon Seo tu obat masuk perutnya. Gagal lewat Bu Choi, lewat Roo Na.


Setelah penampilan balet usai, Bu Choi pun maju ke depan, memberikan pidatonya.

Bu Choi : Apa kalian menikmati semua penampilannya? Kontribusi penting kalian telah menjadikan Fantasia seperti sekarang ini. Kami sangat berterima kasih. Dan sekarang, akan ada pengumuman penting. Mulai saat ini, aku, Choi Yeong Ja, yang menyayangi Fantasia dengan segenap hatiku, yang bekerja sebagai direktur umum Fantasia, akan mengundurkan diri....

Sontak para tamu terkejut.

Bu Choi : Aku akan memperkenalkan wanita yang akan mengambil alih masa depan Fantasia. Sambutlah keponakanku yang manis, Lee Yeon Seo, dengan tepuk tangan meriah.

Yeon Seo pun tersenyum menang.

Kang Woo juga ikut senang dan langsung menatap Yeon Seo.

Yeon Seo pun beranjak dari duduknya dan mulai berjalan ke arah Yeon Seo. Saat itulah, obat dari Roo Na mulai bekerja.


Di koridor kapal, Dan ditabrak orang suruhan Roo Na yang mencoba kabur setelah sukses memberikan obat ke Yeon Seo.

Dan awalnya tidak ngeh dan membiarkan pria itu lewat begitu saja, tapi kemudian ia ingat dengan wajah pelayan yang sempat ia curigai tadi, tapi ia lepaskan karena si pelayan mengaku hanya ingin merokok. Menyadari si pelayan yang mengaku hanya mau merokok dan pelayan yang menabraknya barusan adalah orang yang sama, Dan pun berniat mengejar pelayan itu tapi dia mengurungkan niatnya karena mendengan teriakan Yeon Seo.


Yeon Seo yang tidak sadar, memaki direktur dan Tuan Seiji.

Yeon Seo : Apa yang kau katakan tadi tentang paha dan pergelangan tangan mereka? Dasar mesum. Kau kira balet itu pornografi? Ini bukan rumah bordil, Bedebah!

Yeon Seo membalikkan meja mereka.

Roo Na menyaksikan Yeon Seo dengan wajah puas.


Tuan Seiji kaget Yeon Seo mengerti Bahasa Jepang.

Yeon Seo : Aku bahkan bisa mengatakan "bedebah" dalam bahasa Prancis.

Di lantai atas, Ni Na dan ayahnya cemas menatap Yeon Seo.

Yeon Seo menghardik para dewan direksi yang lain.

Yeon Seo : Apa yang kau lakukan? Tolong!  Kalian... Kalian orang-orang bodoh! Aku mohon. Bisakah kalian menghabiskan uang kotor kalian di tempat lain? Kalian membuatku mual!


Dan masuk dan terkejut melihat Yeon Seo.

Yeon Seo : Kumohon, semuanya. Berhenti bersikap seperti orang pintar.

Bu Choi mendekati direktur dan Tuan Seiji. Ia mengajak mereka pergi.

Yeon Seo mengejar Tuan Seiji.

Kang Woo dan Dan mencoba menghentikan Yeon Seo tapi mereka didorong oleh Yeon Seo.

Yeon Seo : Tidakkah sebaiknya kita akhiri ini? Kakek-kakek Jepang. Kalian mau aku menari? Baik! Akan kutunjukkan. Musik!


Yeon Seo mulai menari. Ia menari sampai keluar dari ruangan.

Dan pun langsung menangkap Yeon Seo saat Yeon Seo hampir jatuh ke dalam laut.

Kang Woo menyusul Yeon Seo dan cemburu melihat Dan menolong Yeon Seo.


Yeon Seo : Kau lagi?

Dan tersenyum, Ya. Ini aku.

Yeon Seo : Selalu kau. Dasar bodoh.

Yeon Seo jatuh pingsan.

*Moga habis ini si Yeon Seo berhenti bersikap angkuh, tp kasihan juga sih dia diginiin sekaligus puas juga sy ngeliat Yeon Seo memaki Tuan Seiji dan seluruh dewan direksi. Tapi yang paling nyebelin tatapan penari2 yg lain loh, mereka menatap Yeon Seo seolah Yeon Seo itu menjijikkan, padahal mah yang dibilang Yeon Seo bener, dewan direksi Fantasia isinya orang2 mesum semua.


Yeon Seo gelisah dalam tidurnya.

Lalu tak lama, ia membuka matanya dan samar-samar, ia melihat Dan yang duduk di depannya. Tapi beberapa saat kemudian, sosok Dan berubah menjadi Dan kecil.


Yeon Seo pun mengingat masa kecilnya, saat ia menangis di padang bunga. Dan kemudian datang menghampirinya.


Hujan deras kemudian turun. Dibawah payungnya, Yeon Seo menatap sedih ke arah padang bunga. Ia teringat saat Dan berlalu meninggalkannya, sambil melambaikan tangan padanya. Baju yang dikenakan Yeon Seo di padang bunga saat itu, sama dengan baju yang dipakai Yeon Seo saat menari di Pulau Mongyu.

Flashback end...


Dan mau pergi tapi Yeon Seo memegang jarinya dan melarang dia pergi. Dan pun langsung terdiam.


Paginya, Yeon Seo terbangun dengan kepala yang sakit luar biasa. Bu Jung kemudian masuk, membawakan Yeon Seo secangkir minuman yang bisa mengurangi sakit kepalanya Yeon Seo.

Yeon Seo : Bagaimana aku pulang kemarin?

Bu Jung : Nona benar-benar tidak ingat apa pun?

Yeon Seo terdiam dan memikirkan apa yang terjadi semalam. Ia ingat kelakuannya malam itu.

Yeon Seo : Astaga, dimana Kim Dan?

Bu Jung : Dia mengurus Nona semalaman, lalu bergantian denganku. Katanya dia harus pergi. Apa Nona begitu kesakitan hingga harus minum? Tetap saja, Nona bilang akan berhati-hati.

Yeon Seo : Aku bahkan tidak minum sedikit pun.

Yeon Seo lantas meminta Bu Jung mengambilkan ponselnya dan menghubungi Dokter Lee.

Bu Jung : Nona merasa tidak enak badan?

Yeon Seo menghubungi Kang Woo tapi Kang Woo tidak menjawab panggilannya.


Kang Woo sendiri sedang rapat bersama Bu Choi dan seluruh dewan direksi.

"Apa Lee Yeon Seo sudah gila?" sewot si direktur.

"Sudah kubilang bahwa dia masih tidak stabil secara fisik dan mental. Dan tampaknya ini semakin buruk." jawab Bu Choi.

"Balerina utama itu, pimpinan, atau apa pun dia, memaki di hadapan kami dan itu sangat tidak bisa dimaafkan. Lebih dari itu, apa kita harus memaafkan sikap direktur seni muda yang kurang ajar?" ucap direktur itu lagi.

"Pak, bisakah Anda tenang? Setidaknya demi aku." pinta Bu Choi.

"Menarik mengetahui kau dan putrimu bisa mempertahankan posisi sementara kalian selama itu. Pewaris gila itu akan menjalankan teater balet ini dan juga tampil di sini? Tolong berikan alasan logis kenapa aku harus menginvestasikan uangku yang berharga ke teater balet gila ini." ucap si direktur.

Bu Choi pun minta Kang Woo mengatakan sesuatu.


Kang Woo berdiri.

"Lakukan sesuka Anda." ucap Kang Woo pada si direktur.

" Apa yang dia katakan?" tanya dewan direksi yang lain kaget.

"Tapi jika Anda mundur sekarang, aku tidak akan izinkan Anda menjadi sponsor untuk "Giselle". Ini kesempatan bagi nama Anda untuk ditampilkan dalam penampilan terbaik Korea. Ini kesempatan terakhir Anda." jawab Kang Woo.

"Aku tidak lagi mendukung teater balet ini. Aku tidak tahu apa yang mungkin kalian pikirkan. Tapi perusahaan kami akan berhenti melakukan bisnis yang berhubungan dengan Fantasia." ucap si direktur.


Kang Woo yang kesal meninggalkan ruang rapat. Di depan ruang rapat, dia bertemu Ni Na. Ni Na minta dia ikut dengannya.


Ni Na membawa Kang Woo ke ruang latihan. Kang Woo terkejut mengetahui semua penarinya mau mogok kerja.

"Semua orang di kapal melihatnya. Tidak masuk akal jika dia menjadi balerina utama. Bagaimana jika dia tiba-tiba kumat saat tampil? Siapa yang akan bertanggung jawab atas luka-lukanya?" ucap si penari utama pria.

"Sudah selesai? Geum Ni Na, ada yang mau kau katakan?" tanya Kang Woo.

"Menurutku akan bermasalah jika para penari ini tidak bisa mengakui sang balerina utama. Balerina utama haruslah seseorang yang diakui semua orang." jawab Ni Na.

"Aku tercengang. Aku kira Lee Yeon Seo yang akan mundur, bukan kalian." ucap Kang Woo.

"Maksudmu dia akan berhenti?" tanya si penari pria.

"Tidak. Aku berbicara tentang tampil bersama kalian semua. Aku cemas dia akan mengatakan bahwa dia tidak akan bisa tampil dengan para penari yang tidak kompeten. Lima orang yang menampilkan "Spanish"!  Apa kalian tahu sudut siku kalian sangat buruk? Yi Geon!"

Kang Woo memanggil si penari utama pria.

Kang Woo : Sudah kubilang untuk tidak tersenyum atau berkerut berlebihan. Tapi wajahmu kaku sepanjang malam. Apa kau sedang ada di pemakaman? Geum Ni Na!


Kang Woo melirik Ni Na.

Kang Woo : Kau terlalu fokus menjaga ritme hingga gerakan tarimu tumpul, dan kau bicara tentang pengakuan dan persetujuan?

Kang Woo lantas mengaku bahwa ia tidak bisa merasakan apapun.

Kang Woo : Apa kalian mendengarkan musiknya? Apa kalian paham kisahnya? Jika itu Yeon Seo, dia cukup berdiri saja di depanku, dan tubuhku merasa tersengat. Kenapa? Kenapa gerakan tari kalian semua begitu hampa? Kenapa? Kenapa?

Semua terdiam. Ni Na yang terluka Kang Woo membela Yeon Seo pun beranjak pergi.


Ni Na minum2 di bar. Sambil minum, dia menggerakkan tangannya dan memikirkan kata2 Kang Woo yang membela Yeon Seo.


Dan sekarang Ni Na menangis di pintu belakang bar.

Ni Na : Ini aib. Aku mengotori diriku sendiri. Sayang sekali aku bukan Yeon Seo, hingga ini menjadi aib!

Seorang wanita berpenampilan aneh datang.

"Apa yang kau bicarakan? Kau benar-benar mabuk di siang bolong." ucapnya lalu mengambil botol2 kosong.

Setelah itu dia pergi.


Ni Na sadar, apa itu dia? Nona Elena? Nona Elena!

Ni Na pun mengejar wanita bernama Elena itu.


Si Elena masuk ke sebuah gedung tua.

Ni Na mengikutinya.

Ni Na : Kau kah itu, Nona Elena? Ini aku, Ni Na. Aku belajar balet darimu saat masih kecil untuk kali pertama. Aku Geum Ni Na!

Elena keluar membawa kayu dan mengusir Ni Na.

Elena : Enyah!

Ni Na : Aku selalu memikirkanmu. Aku merindukanmu.

Elena : Sudah kubilang enyahlah. Mendengar kata Fantasia saja sudah membuatku jijik. Itu membuatku marah! Pergi! Aku pasti sial hari ini.

Ni Na pun beranjak pergi dengan wajah sedih.


Dan menemui Roo Na. Ia mau memeriksa daftar tamu dan agensi yang ikut dalam acara kemarin, tapi Roo Na tidak mau memberikannya dengan alasan itu informasi pribadi.

Dan : Lalu, bagaimana jika kita menyelidikinya bersama-sama?

Roo Na : Menyelidiki apa? Maksudmu ada seseorang yang melukai Yeon Seo kemarin?

Dan : Aku ingin percaya bahwa aku salah. Karena itu aku ingin memeriksanya.

Roo Na : Yeon Seo baru saja dioperasi. Dan dia berusaha terlalu keras untuk kembali sebagai penari. Dengan mempertimbangkan kondisinya, segelas anggur cukup untuk membuat dia melampaui batas.

Dan : Kesimpulannya, kau sudah yakin bahwa itu benar-benar kesalahan Yeon Seo.

Roo Na : Tidak ada alasan untuk menyangkalnya. Secara logika.

Dan : Aku paham. Sebenarnya, aku berharap kau bersedia membantuku menyelidiki karena kau keluarganya.


Dan beranjak keluar. Tapi kemudian, dia melihat pria itu lagi berkeliaran di Fantasia.

Dan langsung mengejarnya. Ia melihat pria itu masuk ke ruangan Kang Woo.


Dan menerobos masuk, tapi ia tak menemukan siapapun disana, kecuali salah satu karyawan.

Roo Na datang dan menyuruh Dan pergi. Ia mengancam akan menelpon polisi jika Dan tidak mau pergi.


Dan pun pergi tanpa ia sadari, Roo Na dan pria itu menatapnya dari lantai atas.

"Aku akan mengurusnya." ucap pria itu.

"Saat ini, awasi saja dia. Dia manis." jawab Roo Na.

Bersambung ke part 4....

0 Comments:

Post a Comment