• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Graceful Family Ep 2 Part 2

Sebelumnya....


Di kamarnya, Yoon Do menatap kartu karyawannya dengan wajah serius.


Setelah itu, ia membuka lacinya dan mengeluarkan sebuah kotak dari sana.

Yoon Do membuka kotak itu, isinya sebuah surat dan selembar struk.

Yoon Do meletakkan struknya di meja dan membaca suratnya. Ternyata surat itu adalah surat pemberitahuan tanggal sidang dan struk tadi adalah struk tanda terima.


Yoon Do lantas menghubungi Detektif Oh.


Yoon Do dan Detektif Oh bertemu di sebuah warung biasa. "Biar kutuangkan." ucap Yoon Do, lalu menuangkan soju ke gelas Detektif Oh.

Detektif Oh : Aku harus membelikan makan malam hari ini.

Yoon Do : Kenapa?

Detektif Oh : Maaf. Aku tidak punya cukup pengaruh.

Yoon Do : Kau tidak bisa melihat berkas kasusnya?

Detektif Oh : Aku memakai koneksi jaksaku, tapi kasus itu ditutup. Aku tidak menegerti kenapa aku tidak bisa melihat berkas yang berusia 15 tahun. Apa seseorang memakai pengaruhnya? Pasti ada sesuatu tentang itu.

Yoon Do : Tidak apa-apa. Mungkin ada cara lain.

Detektif Oh : Apa maksudmu?

Yoon Do : Bukan apa-apa. Aku hanya asal bicara.


Detektif Oh lalu menuangkan soju untuk Yoon Do. Ia kemudian tanya, apa Yoon Do nyaman kerja di MC.

Yoon Do : Aku perlu melakukannya. Harus.


Seok Hee tak bisa tidur. Ia berulang kali merubah posisi tidurnya, sampe akhirnya ia menendang selimutnya dan bangun.

Seok Hee meraih ponselnya untuk melihat jam. Sudah jam tiga pagi.

Seok Hee : Ah, ini gila.


Alhasil, Seok Hee yang insomnia itu menelpon Yoon Do yang lagi tertidur lelap dua kali.

Yang pertama, Seok Hee menelpon Yoon Do sambil membaca buku, hanya untuk menanyakan artinya 'mencela'.

Yoon Do : Itu seperti menyalahkan seseorang tanpa alasan, membenci mereka.


Setelah mendapat jawabannya, Seok Hee matiin panggilannya begitu saja. Yoon Do pun mendengus kesal dan lanjut tidur tapi baru mau tidur lagi, Seok Hee menghubunginya lagi.

Yoon Do : Nona Mo, ini waktunya orang tidur. Itu bagus untuk kulitmu. Tidurlah.

Seok Hee : Jetlag membuatku terjaga. Kau bisa berenang?


Terpaksalah Yoon Do menemani Seok Hee berenang.

Baru satu ronde, Yoon Do sudah menyerah dan menunggu Seok Hee yang terus berenang.


Yoon Do : Apa kau atlet renang?

Seok Hee : Bukan.

Yoon Do : Lalu apa yang kau lakukan selarut ini?

Seok Hee : Ini pukul dua siang di New York. Aku melakukan ini selama 15 tahun. Aku tidak bisa berubah dalam sehari.

Yoon Do : Haruskah melakukannya selarut ini setiap hari sampai jetlag mu hilang?

Seok Hee : Tentu saja.

Yoon Do : Aku tidak bisa melakukannya. Pekerjakan seseorang. Ini bukan bidang keahlianku.

Seok Hee : Kurasa begitu. Kau tidak belajar cara berenang dengan baik.


Yoon Do : Ini cara orang miskin berenang. Untuk bertahan hidup. Lupakan saja. Aku lelah. Mari kita tidur.

Seok Hee : Tidak bisa. Hariku baru dimulai.

Yoon Do : Apa?

Seok Hee : Bukankah Dongdaemun dibuka saat fajar? Kau kekurangan energi.

Yoon Do : Ya, sangat rendah. Aku harus tidur. Ayo.

Seok Hee : Baiklah. Jika begitu, datanglah ke tempatku tepat pukul 7 pagi.

Yoon Do : Kenapa?

Seok Hee : Keluargaku sarapan lebih pagi. Kau harus memberi salam.


Seok Hee keluar duluan dari kolam renang dan beranjak pergi.

Yoon Do hanya bisa menghela nafasnya karena perintah Seok Hee.


Pak Heo memotong daun bawang sambil mengerjap-ngerjapkan matanya dan menguap lebar. TV nya menyala, memutar drama nya Na Ri.

Tak lama, Yoon Do pulang. Pak Heo kaget melihat Yoon Do pulang dalam keadaan basah.

Pak Heo : Kau pergi ke mana sepagi ini? Apa yang terjadi pada rambutmu?

Yoon Do : Jangan bertanya. Aku lelah. Bangunkan aku dua jam lagi.

Yoon Do beranjak ke kamarnya. Pak Heo heran sendiri.


Paginya, seluruh pelayan di kediaman Mo, sibuk menyiapkan sarapan untuk anggota itu. Lalu Kepala Pelayan tanya, apa sarapan untuk Picasso sudah siap.

Sy pikir, apaan dah sarapan Picasso, ampe nyari di google segala.. taunya ikan.... Astaga, lawak bener...


Seok Hee keluar duluan dan melihat dua pelayan membawa sarapan untuk Picasso.

Seok Hee : Apa ini?

"Ini makanan Picasso."

"Picasso?" tanya Seok Hee heran.


Seok Hee mengikuti kedua pelayan itu. Ia bengong sendiri mengetahui picasso yang dimaksud pelayan adalah ikan piaraan emak tirinya.

Ketika pelayan mulai mengambil cacing yang ditarok di atas serbuk emas di dalam piring, Seok Hee berteriak. Ia bilang, itu menjijikkan.

"Tolong tenang. Picasso sangat sensitif." ucap pelayan, meminta Seok Hee diam.

"Ikan emas besar itu Picasso?" tanya Seok Hee dengan suara pelan.

"Ya. Ini ikan peliharaan kesayangan Nyonya Ha." jawab pelayan.

Seok Hee tersenyum heran.


Wan Joon bangun dari tidurnya. Begitu Wan Joon bangun, Soo Jin yang udah bangun sejak tadi, ikutan bangun.

Mereka tidur terpisah! Omo....

Soo Jin tanya, sampai kapan mereka harus tidur terpisah begitu.

Wan Joon meminum obatnya dan meminta Soo Jin mencari pria lain jika butuh pria.

Wan Joon : Jangan menggangguku pagi-pagi begini.

"Kau sangat kejam." balas Soo Jin sambil mendelik tajam Wan Joon.

Wan Joon : Sebagai imbalan untuk bertahan denganku, ayahmu menjadi dekan,  saudaramu belajar di luar negeri, dan keluargamu tidak akan pernah kelaparan. Kau yang memilih. Bertahanlah denganku sampai aku menjadi pewaris. Lalu aku akan menceraikanmu.


Wan Soo tiba2 masuk, membuat Soo Jin yang masih memakai gaun tidur terkejut.

Wan Soo : Maaf. Kebiasaan burukku. Wan Joon begitu sibuk sehingga hanya saat inilah aku bisa melihatnya.

Wan Joon menatap Soo Jin.

"Yeobo, bisa tinggalkan kami?"

Soo Jin mengerti dan langsung pergi.


Wan Soo : Dia sangat elegan, setiap kali aku melihatnya. Ada sesuatu yang aku selalu ingin tanyakan. Kenapa kalian tidur di kasur terpisah? Apa kalian melalui masa yang

buruk? Apakah pasangan menikah harus memiliki gaya hidup yang identik?

Wan Joon : Ini ranjang membacaku jika aku harus bekerja lembur. Kenapa?

Wan Soo : Kau harus berhenti membaca dan membuat anak. Kau akan sempurna jika punya anak.

Wan Joon : Apa yang kau inginkan?

Wan Soo : Investasi.


Wan Soo melemparkan sebuah naskah ke dada Wan Joon. Wan Soo lalu duduk di sofa Wan Joon.

Wan Soo : Skenario berikutnya luar biasa. Aku akan mengirimnya ke Cannes.

Wan Joon : Tidak. Kau tahu berapa banyak uang yang telah kau buang?

Wan Soo : Apa kau harus membahas masa laluku yang menyakitkan pagi-pagi begini?

Wan Joon : Apakah itu menyakitkan?

Wan Soo : Begitu aku, si anak sulung, mengeluh, hidup kita akan berubah menjadi drama gila. Aku tidak peduli dengan kekuasaan hanya karena aku seorang seniman.

Wan Joon : Jadilah pewarisnya jika kau cukup mampu.


Wan Joon melempar naskah Wan Soo ke kasur, lalu pergi.

Wan Soo kesal dan menatap Wan Joon tajam.


Yoon Do tiba di kediaman Mo. Sampai di gerbang, ia dihentikan petugas keamanan.

"Apa kepentinganmu kesini?"

Yoon Do pun menunjukkan kartu karyawannya, hingga ia diizinkan masuk.


Semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan. Seok Hee gak suka sarapannya. Young Seo menghela nafas kesal melihat tingkah Seok Hee yang makin menjadi.


Sementara Wan Soo menatap kesal Wan Joon dan Wan Joon membalas dengan menyuruhnya makan.


Tak lama, Cheol Hee datang. Semua berdiri, kecuali Seok Hee yang tetap duduk sambil menguap lebar.

Seok Hee lantas minta steik ke pelayan. Pelayan terkejut dan langsung menukar sarapan Seok Hee.

Yang lain memandangi Seok Hee.


Seok Hee : Kenapa kalian begitu terkejut? Sekarang, ini waktu untuk steik di New York. Aku tidak bisa makan Picasso mentah untuk sarapan.

Mendengar itu, Young Seo langsung menatap kesal Seok Hee.

Wan Joon menegur Seok Hee.

Seok Hee : Aku tidak memakannya karena itu peliharaannya.


Wan Soo : Seok Hee-ya, bukankah kau perlu membiasakan diri dengan Seoul? Apa perlu kau kuajak berkeliling?

Seok Hee : Tidak.

Wan Soo : Kenapa tidak? Apa kau sudah punya pacar?


Pelayan berbisik, memberitahukan kedatangan Yoon Do. Seok Hee senang dan langsung menyuruh pelayan membawa Yoon Doo masuk.

Yoon Do masuk. Semua mata langsung tertuju padanya.

Seok Hee : Orang yang di sana itu adalah pengacara pendampingku.

Yoon Do : Halo. Namaku Heo Yoon-do.


Seo Jin : Selera yang bagus.

Seok Hee : Awas kau.  Dia bukan tipeku.

Wan Soo : Bagaimana kau bisa berakhir mengurus  anggota keluarga yang paling rewel? Kau pasti hebat.

Young Seo : Selamat datang di keluarga MC. Jaga Seok Hee dengan baik.


Cheol Hee : Kau yang disana, dapatkah ka menanganinya? Entah kau bertahan atau tidak, itu semua tergantung bayaran. Uang.

Yoon Do : Menurutku uang tidak menentukan segalanya.

Cheol Hee : Tapi uang yang menentukan jika kau tidak bahagia.


Seok Hee membanting sendoknya untuk menghentikan pembicaraan itu. Ia lalu berdiri dan meminta Yoon Do mengikutinya dengan alasan ada barang Yoon Do yang tertinggal.


Seok Hee membawa Yoon Do ke kamarnya.

Seok Hee membuka laci kecilnya yang berisi pulpen. Dan Yoon Do menunggunya di depan sofa.

Tak lama, Seok Hee kembali dan memasukkan pulpen ke saku jas Yoon Do.

Seok Hee : Jauh lebih baik.

Yoon Do : Kau tidak perlu bersikap begitu baik.

Seok Hee : Jangan salah paham. Aku tidak tahan dengan mode yang buruk.


Yoon Do : Apa rencana hari ini?

"Aku akan beristirahat. Pergilah ke TOP." jawab Seok Hee sambil membanting dirinya ke sofa.

Bersambung ke part 3....

Unknown Woman Ep 26 Part 2

Sebelumnya...


Yeo Ri yang baru keluar dari rumahnya terkejut melihat Do Chi datang. Yeo Ri yang ingat pernah dibawain Do Chi sandwich pun bilang, kalau ia sudah sarapan, jadi tidak butuh sandwich lagi.

Do Chi : Tapi pasti masih ada ruang di perutmu untuk kopi. Aku memanggang biji kopinya sendiri di Chaplin kemarin malam. Aku pikir tanganku akan terlepas.


Yeo Ri melajukan mobilnya. Dan Do Chi yang duduk di sebelah Yeo Ri, menyiapkan kopi untuk Yeo Ri.

Do Chi : Pria yang mau diserang Drakula bilang begini. Aku tidak membasuh leherku hari ini.  Menjijikkan. Jadi, Drakula menjawab, aku sudah menduganya. Jadi, aku membawa sedotan.

Yeo Ri tertawa, tapi ia menahan tawanya.

Do Chi : Kau tertawa. Ini kali pertama kau tertawa sejak kuungkapkan perasaanku.


Mereka berhenti di lampu merah. Do Chi menyuruh Yeo Ri meminum kopinya.

Do Chi : Aku sudah mendinginkannya agar bisa diminum dengan sedotan.

Yeo Ri pun menyedot kopinya yang dipegang Do Chi.

Do Chi : Akan kutinggalkan di sini agar kau memikirkanku seharian saat minum. Aku akan turun di sini. Semoga harimu menyenangkan, Ombakku.


Do Chi pun turun. Setelah Do Chi turun, Yeo Ri melirik ke arah mawar yang ternyata dibawa Do Chi.


Saat bertemu Moo Yeol di kantor, Yeo Ri langsung menanyakan kondisi Hae Joo.

Yeo Ri : Kau bisa menenangkan istrimu?

Moo Yeol : Begitulah.

Yeo Ri : Aku senang. Aku juga minta maaf karena menghilangkan jasmu. Aku amat kesal saat pulang dari bar sampai tidak tahu itu jatuh di mana. Aku terlalu takut dengan istrimu untuk kembali.

Moo Yeol : Tidak apa-apa.


Moo Yeol lantas memberi dan memberikan hadiah pada Yeo Ri.

Moo Yeol : Aku dungu jika masalah membeli hadiah untuk wanita. Maaf untuk kemarin malam.

Yeo Ri membuka hadiahnya. Kalung mutiara yang dibeli Moo Yeol tadi pagi.

Yeo Ri : Indah sekali.

Moo Yeol : Cobalah.

Yeo Ri : Pakaikan untukku.


Moo Yeol pun langsung memakaikan kalung itu ke leher Yeo Ri.

Moo Yeol : Apa kau memaafkanku?

Yeo Ri : Kau tidak berbuat salah. Bagaimana?

Moo Yeol : Tampak indah.

Yeo Ri : Benar. Kita harus keluar sekarang untuk menangani sesuatu. Bisakah kau mengambil mobil lebih dahulu? Aku mau ke kamar kecil dan akan langsung menyusul.

Moo Yeol : Baik.


Moo Yeol langsung pergi. Setelah Moo Yeol pergi, Yeo Ri pun mengambil kwitansi pembelian di dalam kotak kalungnya dan menghubungi toko tempat Moo Yeol membeli kalung itu.

Yeo Ri : Ini kantor Pak Kim Moo Yeol. Dia membeli kalung mutiara kemarin malam untuk istrinya, tapi dia mau menukarnya dengan ukuran yang berbeda. Bisakah kau mencarikannya dan menghubungi istrinya?


Sementara Hae Joo lagi mikirin kata2 ibunya tadi malam.

Ji Won : Wanita itu dan Yeo Ri mungkin saudara kembar yang terpisah. Mungkin dia pikir saudara kembarnya bunuh diri karena kita dan datang untuk balas dendam. Itulah alasannya dia menghancurkan keluargamu.

Dia juga ingat kata2 Moo Yeol.

Moo Yeol : Hanya kau yang ada di hatiku.


Tak lama, Ga Ya datang.

Ga Ya : Ibu. Ibu sedang apa? Ini saatnya panggilan video dengan Ma Ya.

Hae Joo : Ibu lelah. Lakukan saja sendiri.

Ga Ya : Dia menunggu Ibu. Ayolah.


Ga Ya dan Hae Joo video call-an dengan Ma Ya. Melihat Hae Joo yang lemas, Ma Ya curiga ibunya sakit.

Ma Ya : Ibu sedang sakit?

Hae Joo : Apa? Tidak. Bagaimana denganmu? Semuanya baik-baik saja?

Ma Ya : Tentu saja. Aku rindu Ibu, Ayah, Ga Ya, Nenek, Kakek, dan Kakek Paman. Aku rindu kalian semua. Aku mencintai keluarga kita.

Hae Joo : Ibu juga. Ibu mencintai keluarga kita.


Hae Joo lalu bicara dalam hatinya, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menghancurkan keluarganya. Entah itu Yeo Ri atau Seol.

Ponsel Hae Joo tiba2 berdering. Hae Joo pun menyuruh Ga Ya bicara dengan Ma Ya karena ia harus menjawab telepon.


"Halo? Aku menelepon soal penukaran ukuran kalung mutiara."

"Kalung mutiara?" tanya Hae Joo.

"Pak Kim Moo Yeol membelinya untuk anda kemarin malam. Aku akan memeriksanya lagi dan menghubungi anda kembali."

Hae Joo pun bertanya2, untuk siapa Moo Yeol membeli kalung itu. Jika untuknya, Moo Yeol pasti sudah memberikannya tadi malam.


Di mobil,, Moo Yeol dan Yeo Ri sedang mengawasi Direktur Hwang dan staf subkontraktor yang baru selesai bermain golf.

Moo Yeol : Dia salah satu orang dalam daftar reorganisasi yang diduga paling mungkin melawan balik. Foto ini mungkin cukup untuk menyingkirkannya jika melawan.

Moo Yeol memotret mereka.


Ponsel Moo Yeol berdering. Telepon dari toko perhiasan. Moo Yeol terkejut dan berkata bahwa ia tidak pernah meminta penukaran.

Moo Yeol : Istriku? Aku mengerti. Akan kuhubungi kembali.


Yeo Ri : Ada apa?

Moo Yeol : Apa kau  menelepon untuk meminta penukaran ukuran kalungnya?

Yeo Ri : Ya. Ini tampak sedikit kebesaran. Kenapa? Tidak boleh?

Moo Yeol : Tidak. Ayo pergi.


Setelah mengantar Yeo Ri, Moo Yeol kembali ke toko perhiasan dan meminta satu kalung lagi seperti yang ia beli kemarin. Tapi sayangnya kalung itu limited edition dan seseorang baru saja membeli yang terakhir.

Moo Yeol : Bisakah kau mencarikannya untukku? Akan kubayar berapa pun itu.

"Kami tidak bisa mendapatkan yang sama. Maaf." jawab pegawai toko.


Di kantor, Yeo Ri tertawa setelah mendapat kiriman foto Do Chi yang memakai filter lucu.


Do Chi sendiri lagi di jalan bersama Jang Goo. Do Chi terus memotret dirinya, lalu ia mengirimkan pesan ke Yeo Ri.

Do Chi : Kau tampak paling cantik saat sedang tertawa. Aku akan terus membuatmu tertawa.

Yeo Ri terdiam membacanya. Ia merasa tidak enak.


Tiba2, Moo Yeol datang dan Yeo Ri langsung mendekati Moo Yeol.

Yeo Ri : Kau dapat kalungnya?

Moo Yeol : Itu edisi terbatas, jadi, tidak ada lagi.

Yeo Ri : Lantas, berikan saja punyaku.

Moo Yeol : Tapi aku memberikan ini untukmu. Tidak.

Yeo Ri : Aku tahu ini hadiah bermakna yang kau belikan untukku. Tapi aku cukup senang mengetahui perasaanmu. Kau harus memperbaiki keadaannya dahulu. Setidaknya demi masa depan kita bersama.

Moo Yeol kaget, Masa depan kita?

Tapi kemudian dia senang mendengar kata2 Yeo Ri itu. Setelah itu, Moo Yeol berjanji akan membelikan yang lebih bagus dari kalung itu nanti.


Di kamarnya, Hae Joo bertanya-tanya soal kalung yang dibeli Moo Yeol.

Hae Joo : Dia membeli kalung? Dan memberikannya kepada wanita itu?

Hae Joo lantas menghubungi Moo Yeol.


Bersamaan dengan itu, Moo Yeol masuk ke kamar. Hae Joo langsung berdiri dan menatap tajam Moo Yeol.

Hae Joo : Aku mau memaafkanmu demi Ga Ya dan Ma Ya, tapi... sekarang kau membelikannya kalung?

Moo Yeol : Apa maksudmu? Aku membelinya kemarin malam, tapi menyimpannya karena kau masih marah. Ini edisi terbatas. Aku khawatir tidak bisa mendapatkannya. Kau menyukainya?

Moo Yeol memberikan kalungnya. Hae Joo tercengang dan memeluk Moo Yeol.

Hae Joo : Moo Yeol-ssi, aku tidak tahu dan... aku minta maaf.


Setelah itu, Hae Joo turun ke bawah. Ia sudah berpakaian rapi dan mengenakan kalung itu. Sementara Moo Yeol sudah kembali ke kantor.

"Tolong panggang dada ayam dan buatkan caprese tomat yang Moo Yel sukai. Bungkus untuk kubawakan kepadanya." ucap Hae Joo ke pembantu.


Ji Won menghampiri Hae Joo dan melihat kalung Hae Joo.

Ji Won : Kau dapat kalung itu dari mana? Ibu belum pernah melihatnya.

Hae Joo : Dia memberikannya kepadaku. Ibu benar. Aku tidak bisa membiarkan wanita itu begitu saja.

Ji Won : Pemikiran bagus.

Hae Joo : Jika akarnya dalam, pohon bisa tahan badai apa pun, tidak peduli sekencang apa anginnya. Entah itu Yeo Ri atau saudara kembarnya, tidak akan kubiarkan dia merusak keluargaku. Akan kulindungi keluargaku dan suamiku.


Do Chi ke restoran orang tua Seol. Sontak, Mal Nyeon dan Pak Yoon kaget melihatnya.


Sementara Yeo Ri lagi membahas kerjaan dengan Moo Yeol.

Moo Yeol : Jika mau meningkatkan penjualan dan memperbaiki citra merek Mode Wid sebelum penjualan, kita harus meluncurkan produk baru dan menarik perhatian.

Yeo Ri : Baiklah. Aku mengerti.


Ponsel Yeo Ri berdering. Telepon dari Mal Nyeon.

Mal Nyeo : Do Chi datang ke restoran dan membuat keributan.

Yeo Ri kaget, apa?


Do Chi sendiri lagi memberi tandatangannya dan juga fotonya ke seluruh pelanggan restoran ayam orang tua Seol.

Para pelanggan pun jadi makin semangat membeli ayamnya.


Usai menerima telepon Mal Nyeon, Yeo Ri minta izin ke Moo Yeol pergi sejam.

Moo Yeol : Ada yang terjadi?

Yeo Ri : Aku harus menemui ibuku.

Moo Yeol : Kau mau diantar?

Yeo Ri : Tidak. Aku akan kembali sejam lagi.


Yeo Ri beranjak pergi tapi di lobbi, dia melihat kedatangan Hae Joo.

Sontak, melihat Hae Joo, Yeo Ri langsung kembali ke lift.


Di lift, Yeo Ri mengenakan kalung itu. Ya, ternyata Yeo Ri lah yang membeli kalung itu.


Begitu pintu lift terbuka, Yeo Ri langsung kembali ke ruangannya. Moo Yeol heran Yeo Ri balik lagi.

Moo Yeol : Kenapa kau kembali? Bukankah mau menemui ibumu?

Yeo Ri : Aku merasa tidak profesional jika mendadak pulang karena urusan pribadi.


Yeo Ri lalu meminta Moo Yeol melihat sebuah dokumen. Ia berdiri disamping Moo Yeol.

Tepat saat itu, Hae Joo masuk dan kaget melihat Yeo Ri.

Moo Yeol pun mengenalkan Yeo Ri sebagai pengacara baru mereka.

Hae Joo : Yoon Seol?

Yeo Ri : Kita bertemu lagi. Aku Yoon Seol.

Hae Joo : Kau  pengacara itu, Yoon Seol, yang mengatasi masalah Ga Ya dan Ma Ya?

Yeo Ri : Ya. Aku pengacara itu. Kini, aku bekerja dengan Pak Kim.

Hae Joo : Apa yang terjadi di sini?

Yeo Ri : Akan kubiarkan kalian berbincang.


Yeo Ri beranjak keluar. Saat Yeo Ri menuju pintu keluar itulah, Hae Joo melihat kalung Yeo Ri. Marah, Hae Joo langsung mengejar Yeo Ri.

Hae Joo : Kenapa kau mengenakan itu? Lepaskan. Lepaskan kalung itu!

Hae Joo menarik kalung Yeo Ri dan menatap tajam Yeo Ri. Yeo Ri kaget dan marah.


Bersambung....