Unknown Woman Ep 27 Part 1

Sebelumnya...


Sambil menatap Yeo Ri, Hae Joo menarik kalung Yeo Ri.

Yeo Ri marah.

"Apa yang kau lakukan!"


Dan Moo Yeol pun datang.

Hae Joo menatap tajam Moo Yeol.

"Aku tidak akan memaafkan kalian berdua. Aku tidak bisa."

Hae Joo menarik kalungnya.

Hae Joo : Aku akan membunuh kalian berdua. Aku tidak akan memaafkan...


Hae Joo langsung sesak. Melihat itu, Moo Yeol cemas dan langsung memegangi Hae Joo.

Hae Joo : Lepaskan. Lepaskan aku!

Dan, Hae Joo pun pingsan. Yeo Ri dan Moo Yeol terkejut.


Do Young yang baru dikabari seketarisnya kalau putrinya pingsan di koridor, kaget. Ia pun langsung meminta seketarisnya membatalkan semua jadwalnya dan bergegas pulang.


Do Chi menempelkan foto dan tandatangannya di dinding restoran orang tua Seol. Setelah itu,, dia langung menghadap orang tua Seol.

Do Chi : Aku akan sering datang setiap kali mau makan ayam kalian.

Mal Nyeon : Tidak ada ruginya bagi kami kedatangan selebritas gratis dan membiarkan orang-orang berfoto dan meminta tanda tangan. Tapi kami tidak bisa menerima kebaikan seperti itu tanpa alasan.

Do Chi : Kalian berbuat baik. Jangan merasa tidak enak. Aku merasa terhormat jika kalian membiarkanku ikut saat kalian bekerja secara sukarela.

Pak Yoon : Tentu saja. Kami selalu menerimamu.

Do Chi : Baiklah. Sampai jumpa lagi.

Do Chi beranjak pergi.


Pak Yoon : Tampaknya dia menyukai Seol, bukan?

Diluar, Do Chi membahas perbuatannya barusan demi mendapatkan hati Seol.

Do Chi : Apakah mereka sudah menganggapku hebat?


Hae Joo diinfus sekarang di rumahnya dan masih belum siuman. Ji Won minta penjelasan Moo Yeol apa yang terjadi. Tak lama, Do Young datang dan tanya kenapa Hae Joo bisa pingsan lagi. Ji Won pun berkata, tadi mereka sudah memanggil Dokter Kim. Do Young merasa, Hae Joo harus diperiksa mendetail karena ini sudah kali kedua Hae Joo pingsan.


Hae Joo akhirnya siuman.

"Hae Joo-ya, kau baik-baik saja?

Hae Joo yang baru siuman, terlihat bingung keluarganya berkumpul disana.

Ji Won : Kau tidak ingat? Kau pingsan di kantor, jadi, Moo Yeol mengantarmu pulang.


Mendengar itu, Hae Joo pun ingat penyebab ia pingsan. Sontak ia langsung marah dan berteriak minta Moo Yeol diusir.

Ji Won : Apa maksudmu?

Hae Joo mencabut infusnya dan berdiri.

Hae Joo :  Kalian tahu apa yang bedebah itu lakukan di kantor selama ini? Dia satu ruangan dengan wanita yang mirip dengan Yeo Ri! Tunggu.  Apakah kalian semua tahu bahwa dia Yoon Seol, pengacara itu?

Ji Won : Itu....

Hae Joo : Tidak mungkin. Teganya kalian melakukan ini!


Mereka berempat lantas bicara di bawah.

Hae Joo : Ayah sama saja. Bagaimana bisa ayah membiarkan wanita itu, Seol, masuk perusahaan? Serta di dekat Moo Yeol pula.

Do Young : Itu masalah pekerjaan. Ayah melakukannya karena harus. Lagi pula, dia bukan Yeo Ri.

Hae Joo : Kau memohon kepada ayah untuk memasukkannya, bukan? Agar dia dekat denganmu?

Moo Yeol : Yeobo, jika kuminta ayah melakukan itu, kau kira ayah akan setuju? Berhentilah bicara omong kosong.

Ji Won : Kau pingsan usai melihat Seol seruangan dengan Moo Yeol? Karena syok?

Hae Joo : Ya. Serta usai melihat kalung yang dia kenakan. Bedebah itu membelikannya kalung yang sama dengan yang dia belikan untukku. Aku tidak tahu. Aku dungu dan mengenakan kalung itu serta membawakannya makan siang. Aku tidak tahu wanita itu mengenakan kalung yang sama sepertiku.

Do Young : Apakah perkataannya benar?

Moo Yeol :  Itu...

Do Young : Katakan saja yang sebenarnya. Apaka kau membelikan kalung untuk Nona Yoon?



Do Chi tiba di rumah tapi saat hendak masuk, Yeo Ri menghubunginya. Do Chi tersenyum melihat nama 'Ombak' muncul di layar ponselnya. Do Chi penasaran kenapa Yeo Ri menghubunginya.

Do Chi : Hai, Seol. Ada apa? Kau menghubungiku lebih dahulu.

Yeo Ri : Aku amat tersentuh. Kau ada waktu? Aku harus berbicara denganmu. Mari bertemu di Chaplin.

Do Chi : Tentu. Sampai jumpa di sana.

Usai bicara dengan Yeo Ri, Do Chi langsung pergi.

Tanpa Do Chi sadari, Yeo Ri sudah berada di depan kediamannya. Setelah Do Chi pergi, Yeo Ri langsung turun dari mobilnya dan bergegas menuju kediaman Wid.


Moo Yeol bingung bagaimana harus menjawab soal kalung. Tiba2, bel berbunyi. Ji Won pun bertanya-tanya siapa datang.

Ji Won : Aku sengaja menyuruh semua staf pergi. Ga Ya masih di sekolah juga.

Ji Won bangkit dan melihat wajah Yeo Ri di layar intercom. Ji Won sontak kaget. Hae Joo juga bangkit dan ikut melihatnya.

Hae Joo marah, apa maunya? Beraninya dia datang.

Do Young : Siapa itu?

Ji Won : Nona Yoon.

Do Young : Nona Yoon datang kemari? Biarkan dia masuk. Dia pasti punya alasan untuk datang kemari.


Sampai di dalam, Hae Joo langsung melabrak Yeo Ri.

Hae Joo : Beraninya kau datang kemari? Dasar tidak tahu malu. Urat malumu sudah putus? Kau mau mati? Itukah alasanmu kemari?


Do Young lantas menyuruh semuanya duduk.

Ji Won pun minta penjelasan Yeo Ri, kenapa Yeo Ri datang.

Ji Won : Kau pasti tahu keluarga kami kesal karena kalung itu.

Yeo Ri : Itulah alasanku datang. Aku merasa kalungku menyebabkan kesalahpahaman.

Hae Joo : Kesalahpahaman? Lagi?

Do Young : Hae Joo bilang Moo Yeol memberikanmu kalung yang kau kenakan itu.

Yeo Ri : Tidak. Aku membelinya sendiri.


Yeo Ri lantas membuka tasnya dan mengeluarkan bukti pembelian kalung itu.

Hae Joo : Jangan berbohong. Moo Yeol membelikannya untukmu.

Yeo Ri : Lihat struknya. Aku membelinya pagi ini dengan kartu kreditku sendiri. Pak Kim tidak memberikannya untukku.

Hae Joo dan Ji Won membaca bukti pembelian itu. Mereka terdiam.

Do Young : Apakah Nona Yoon membelinya sendiri?

Ji Won : Kalian bisa menelepon tokonya dan memastikan sendiri. Pak Kim tidak punya alasan sama sekali untuk membelikanku kalung mahal dan aku tidak punya alasan untuk menerima itu darinya.

Mendengar itu, Do Young memarahi Hae Joo.

Do Young : Apa yang kau lakukan? Kau membuat keributan di kantor karena kalung konyol itu dan menuduh suamimu serta staf kita berbuat tidak pantas? Minta maaflah kepada Nona Yoon sekarang juga.

Hae Joo tidak mau.


Sepanjang perjalanan menuju Chaplin, Do Chi senang. Ia yakin, Yeo Ri akan bilang sesuatu tentang kedatangannya ke restoran. Ia juga bertanya-tanya, Yeo Ri senang atau kesal ia ke restoran. Do Chi lalu melirik spionnya dan berkata kalau ia mungkin harusnya memakai pakaian yang rapi.


Hae Joo menolak saat disuruh ayahnya minta maaf pada Yeo Ri. Do Young pun mengancam akan menarik seluruh saham Hae Joo jika Hae Joo tak mau minta maaf. Do Young bilang, ia tak bisa mempercayakan saham Grup Wid pada Hae Joo jika Hae Joo terus bersikap begitu.

Ji Won tak terima, Yeobo!

Do Young : Kau sama saja. Jika kau dan Hae Joo menyalahgunakan kekuasaan sebagai keluarga pemilik dan menyiksa staf karena perasaan pribadi, kalian akan kehilangan hak sebagai pemegang saham. Hae Joo-ya,  minta maaflah dengan tulus kepada Nona Yoon.

Hae Joo langsung mendelik tajam pada Yeo Ri.


Melihat Hae Joo yang tak mau minta maaf padanya, Yeo Ri pun bilang, ia datang untuk meluruskan kesalahpahaman, bukan untuk mendengar permintaan maaf.

Hae Joo yang kesal, langsung beranjak ke atas. Ji Won menyusul Hae Joo. Dan Yeo Ri pamit. Setelah mereka pergi, Do Young minta Moo Yeol menjaga sikap dan bekerja dengan baik. Moo Yeol mengerti.


Di kamar, Ji Won minta Hae Joo mengendalikan diri.

Hae Joo : Wanita itu Yeo Ri. Ibu dan Ayah, semuanya dibodohi. Caranya menatapku... Bahkan saudara kembar tidak bisa meniru itu.

Ji Won : Diamlah. Moo Yeol nanti mendengarmu.

Hae Joo : Jika Yeo Ri kemari untuk menghancurkanku, aku akan mencari cara untuk membuktikan bahwa itu dia. Aku akan membuktikannya dan mengirimnya kembali ke penjara. Lihat saja.


Diluar, Yeo Ri teringat saat ia membeli kalung itu. Yeo Ri terburu-buru datang ke toko perhiasan itu. Pegawai toko bilang, Yeo Ri beruntung karena kalung itu edisi terbatas dan itu item terakhir. Setelah mendapatkan kalung itu, Yeo Ri langsung pergi. Begitu Yeo Ri pergi, Moo Yeol masuk lewat pintu lain. Di luar, Yeo Ri sempat melihat Moo Yeol.


Yeo Ri senang. Ponsel Yeo Ri tiba2 berdering. Pesan dari Do Chi yang tanya kapan ia akan ke Chaplin.


Di Chaplin,, Do Chi sedang menaburkan serpihan kacang pada kuenya. Do Chi tidak percaya kue itu benar-benar ia yang buat. Ia juga yakin, Yeo Ri akan menyukai kuenya.

Do Chi : Aku hanya memberikan sentuhan akhir pada kue yang kau buat, tapi kuharap hati Seol akan meleleh untukku setelah mencicipi ini.

Oliver : Benar. Kau sudah bertemu dengan orang tuanya?

Do Chi : Ya. Ibunya cukup unik. Aku mau mendengar kisahnya suatu hari nanti.


Ponsel Do Chi berdering. SMS dari Yeo Ri yang menyuruhnya datang ke taman belakang restoran.

Yeo Ri : Aku mau berbicara empat mata secara pribadi.

Do Chi : Empat mata secara pribadi. Ini lampu hijau, bukan?

Do Chi senang.


Yeo Ri menunggu Do Chi di taman belakang restoran. Tak lama, Do Chi datang. Do Chi membawa kuenya. Yeo Ri langsung tanya, darimana Do Chi tahu restorang orang tuanya.

Do Chi : Karena itukah kau kesal?

Yeo Ri : Siapa yang memberitahumu? Oliver?

Do Chi : Ayolah. Dia tidak berbuat salah. Dia tidak punya pilihan selain memberi tahu karena aku memohon.

Yeo Ri : Kau tidak mengerti Bahasa Korea? Atau kau hilang ingatan jangka pendek?

Do Chi : Apa maksudmu hilang ingatan jangka pendek?

Yeo Ri : Sudah jelas-jelas aku menolakmu. Kubilang tidak ada ruang di hatiku untuk orang lain. Jadi, kenapa kau melakukan hal-hal bodoh ini?

Do Chi terkejut, Seol-ah...

Do Chi : Kau tampaknya tidak mengerti. Jadi, akan kuulangi. Aku tidak pernah menganggapmu sebagai lebih dari teman. Aku tidak pernah melihatmu sebagai seorang pria. Jadi, aku akan menghargainya jika kau tidak pergi ke restoran orang tuaku dan mengesalkanku soal ini lagi.

Yeo Ri beranjak pergi setelah mengatakan itu. Do Chi terluka dengan ucapan Yeo Ri.


Do Chi masuk ke mobilnya dengan wajah kecewa dan menatap kuenya.

Do Chi : Kau tidak pernah melihatku sebagai seorang pria? Tentu. Aku hanya bermimpi. Ombak tidak akan pernah datang dalam hidupku yang menyedihkan Aku bodoh sekali.


Saat sedang kesal memikirkan kata2 Yeo Ri tadi, seorang pria lewat di depannya sambil menyeret bocah laki2.

"Kemarilah. Beraninya kau tidak mendengarkanku? Berhentilah mengeluh. Kemari. Dengarkan Ayah. Berandal. Lihat dirimu. Ibumu melarikan diri karenamu. Karena kau berbuat onar dan tidak mau mendengarkan. Masuklah. Sial!" pria itu mengunci anaknya di dalam mobil.

"Ayah, aku minta maaf! Aku akan patuh!" tangis anak itu.

"Jadi, kenapa kau mengeluh soal mau mainan yang mahal? Kau harus dihukum!" jawab sang ayah.

Sontak,, Do Chi teringat masa lalunya saat ia dikurung di gudang oleh kakaknya di hari kematian ibunya.


Teringat itu, membuat Do Chi marah. Do Chi turun dari mobilnya dan menghampiri pria itu.

Do Chi : Buka pintunya sekarang juga!

"Apa-apaan. Hei, kau pria di TV itu? Minggir!

Do Chi : Kau tidak melihat dia takut? Keluarkan dia.

"Aku akan memperlakukan anakku sesukaku. Jangan ikut campur!"

"Baiklah. Akan kuhubungi polisi."

Do Chi meraih ponselnya, hendak menghubungi polisi. Pria itu tambah kesal dan memukul Do Chi, sampai bibir Do Chi terluka.

Dua orang gadis lewat dan melihat Do Chi dipukul.


Yeo Ri duduk di taman, memikirkan Do Chi.

Yeo Ri : Maafkan aku, Do Chi. Hanya ini yang bisa kuperbuat. Tolong mengertilah.


Moo Yeol pergi ke luar rumah dan menghubungi Yeo Ri. Yeo Ri menghela nafas sebelum akhirnya menjawab telepon Moo Yeol.

Moo Yeol : Maaf. Aku bahkan tidak bisa mengantarmu pulang karena keluargaku mengawasi.

Yeo Ri : Tentu. Tidak perlu memicu masalah.

Moo Yeol : Apa yang terjadi dengan kalungnya?

Yeo Ri : Aku tidak bisa melupakan kalung itu setelah mengembalikannya kepadamu. Jadi, aku pergi ke tokonya mau membeli yang baru, dan seseorang baru mengembalikannya, jadi, aku membelinya.

Moo Yeol : Terima kasih. kau menyelamatkanku.

Yeo Ri : Maaf. Kau terus terluka karenaku.

Moo Yeol : Tidak apa-apa karena kau akan menebusnya untukku.

Saat sedang bicara dengan Moo Yeol, dua gadis yang melihat Do Chi dipukuli tadi lewat dan membicarakan Do Chi.

"Kau dengar? Do Chi berulah lagi di tempat parkir."

Sontak Yeo Ri kaget dan langsung menyudahi pembicaraannya dengan Moo Yeol.


Do Chi memukul pria itu hingga pria itu jatuh. Setelah itu, ia mengeluarkan anak kecil itu dari mobil. Anak kecil itu langsung berlari ke ayahnya sambil menangis.

Do Chi : Dengarkan aku. Yang baru saja kau perbuat bisa menjadi mimpi buruk anakmu seumur hidupnya. Dia mungkin tidak bisa naik mobil, pesawat, atau lift lagi karena trauma. Jika kau orang asing, setidaknya dia bisa melaporkanmu. Tapi luka yang ditinggalkan keluarga oleh seseorang yang kau cintai menjadi trauma yang 100 kali lebih parah, paham?

"Jangan berteriak kepada ayahku!"

Do Chi : Aku sudah mengingat pelat nomormu. Jika kau berbuat sesuatu lagi, aku tidak akan memaafkanmu."


Do Chi kemudian berbalik. Ia terkejut melihat Yeo Ri sudah berdiri di belakangnya sejak tadi. Do Chi mengabaikan Yeo Ri, tapi Yeo Ri menghentikannya dan

memberikan saputangannya ke Do Chi.

Yeo Ri : Seka mulutmu. Kau berdarah.

Do Chi menolak. Yeo Ri pun meletakkan saputangannya di tangan Do Chi. Do Chi beranjak pergi.


Setelah itu, Yeo Ri menatap tajam pria itu.

Yeo Ri : Akan kuminta Layanan Keluarga mengawasimu. Kau mengerti, bukan?


Yeo Ri lalu kembali melihat Do Chi tapi Do Chi sudah pergi.

Yeo Ri : Do Chi, kau berbicara tentang dirimu sendiri? Karena itukah kau mengidap klaustrofobia?

Bersambung ke part 2..

0 Comments:

Post a Comment