• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Graceful Family Ep 2 Part 3

Sebelumnya...


Tim TOP memulai rapat mereka.

Joo Young memberi laporan, bahwa investasi tambang Myanmar untuk dana properti apartemen Vietnam sudah disetujui bagian pembukuan.

Je Kook tanya, bagaimana soal pelelangan karya seni galeri MC.


"Barangnya berpindah tangan dan dikembalikan ke Israel kemarin." jawab Ketua Tim Kwon.

"Uangnya ditransfer ke badan perusahaan kita di Hong Kong." tambah Joo Young.

"Bagus. Kita mendapatkan uangnya seperti yang direncanakan. Mungkin kita harus menaikkan penawaran publik teknologi ramah lingkungan." ucap Je Kook.

"Ya. Kami sedang bersiap untuk itu." jawab Ketua Tim Yoon.


"Sebelum itu, bukankah seharusnya kita lebih mengekspos Direktur Mo ke media?" tanya Je Kook.

"Ya. Aku akan mengatur penampilan di TV." jawab Kyung A.

"Apa ada kemajuan dengan pemegang saham MC Distribution?" tanya Je Kook.

"Mereka memulai perusahaan bersama Pimpinan Senior dan bersikap keras kepala." jawab Joo Young.

"Kita mungkin harus memakai cara lain." ucap Je Kook ke Ketua Tim Kwon.

"Aku mengerti." jawab Ketua Tim Kwon.

"Sekutu Pimpinan Senior akan butuh uang tunai  untuk membeli saham dan menyisihkan untuk pajak hadiah Nona Seok Hee." ucap Ketua Tim Yoon.

"Mereka akan menjual properti Yongin dan Yangpyeong. Hentikan itu." jawab Je Kook.

Ketua Tim Kwon melihat layar laptopnya dan memberitahu bahwa Yoon Do sudah datang. Je Kook pun meminta mereka semua memperlakukan Yoon Do dengan baik.


Yoon Do sendiri bingung harus ngapain di mejanya. Alhasil, dia cuma bisa bengong ngeliatin para karyawan MC kerja.

Ketua Tim Yoon datang, memberinya setumpuk berkas.

"Kau bisa berbahasa Inggris? MC Distribution menandatangani kesepakatan dengan TGL New York. Periksalah kontraknya. Secepat mungkin, ya." ucap Ketua Tim Kwon, lalu pergi.

Yoon Do hanya bisa melongo tanpa diberi kesempatan bicara.


Di kamarnya, Seok Hee kaget mendengar bagaimana Ketua Tim Yoon memberi Yoon Do perintah.

Seok Hee : Dia dikucilkan di hari pertamanya bekerja.

Seok Hee kesal, lalu melepas earphone nya.


Seok Hee kemudian ingat kata2 Yoon Do soal orang yang mengiriminya pesan teks.

Yoon Do : Pesan teksnya dikirim dari Seongbuk-dong.

Seok Hee : Siapa yang ada di rumah ini?


Saat sedang memikirkan orang itu, Seok Hee melihat Soo Jin mengantar Wan Joon ke mobil. Sontak, Seok Hee langsung berdiri dan mendekat ke jendela. Melihat Soo Jin, Seok Hee memikirkan sesuatu.


Boo Ki sedang bicara dengan seseorang yang dipanggilnya 'hyung' di telepon.

Boo Ki : Jika kita membanjiri internet dengan akun media sosial pribadi, bahkan TOP tidak akan bisa menghentikan kita. Buatlah ke-100.000 anggotamu menjadi sibuk. Kita tidak bisa menyerah untuk dana rahasia Mo Wan Joon. Ya, percayalah kepadaku. Baiklah. Sampai jumpa.


Lalu Gwang Mi datang. Ia masuk sambil berteriak heboh memanggil Boo Ki.

Gwang Mi merangkul Boo Ki dan menunjukkan foto2 hasil kerjanya.

Gwang Mi : Lee Byung Soo meninggalkan rumah Choi Soo Jung di pagi hari. Aku mendapatkannya! Kami menangkap mereka. Ini akan mendominasi internet, kecuali Trump ditembak. Bukankah ini hebat? Aku sangat hebat. Ini luar biasa. Lakukanlah sedikit lagi. Bukankah itu mengagumkan?

Gwang Mi berucap heboh, sambil menekan leher Boo Ki.

Boo Ki : Bagus.

Melihat reaksi Boo Ki yang biasa aja, Gwang Mi pun kesal.


Boo Ki : Gwang Mi, kau tidak perlu mengikuti selebritas lagi.

Gwang Mi : Kau membuatku gugup lagi.

Boo Ki : Kita akan menulis soal dana rahasia  Mo Wan Joon dari MC Grup.

Gwang Mi : Apa kau mencoba membuat mereka marah dan membungkammu? Kenapa kau menargetkan mereka?

Boo Ki : Aku punya banyak masalah dengan mereka. Ada cerita sedih. Aku harus membuat mereka membayarnya secara perlahan.

Gwang Mi : Aku tidak peduli tentang cerita itu. Sebaiknya kau membayarku tepat waktu. Aku mendapatkan banyak tawaran.

Boo Ki : Gwang Mi-ya., berapa lama kau ingin menulis artikel murahan? Mari menyerang MC Grup dengan parah dan naik tingkat. Ke liga besar.

Gwang Mi kaget, Sunbae...

Boo Ki : Ayo....


Boo Ki membuka laptopnya dan memencet 'enter'.


Joo Young berlari ke atas dengan langkah tergesa, menuju ruangan Je Kook. Sampai disana, ia memberitahu Je Kook bahwa MC dalam masalah.

Joo Young : Kata kunci Mo Wan Joon, MC, dan dana rahasia muncul 70.000 kata per detik. Itu ada di seluruh akun media sosial pribadi.

Je Kook : Dari mana asalnya?

Joo Young : Kami sedang mencarinya.

Je Kook : Panggil semua orang.

Joo Young : Baik.


Cheol Hee yang sedang main golf langsung pergi saat diberitahu pegawainya mereka dalam masalah.


Wan Joon sendiri baru selesai diwawancarai di sebuah stasiun TV.

Begitu selesai, Kyung A yang mengawai jalannya wawancara, langsung mendekati Wan Joon.

Si pembawa acara memberikan kertas berisi nomor teleponnya ke Wan Joon.

Wan Joon hanya tersenyum pada si pembawa acara itu, lalu ia membereskan dokumennya dan menjatuhkan kertas itu dengan sengaja.

Setelah itu, giliran Kyung A yang menginjak kertas itu.

Si pembawa acara kesal dan langsung pergi.

Kyung A : Kau harus mewaspadai skandal. Aku akan melaporkan dia  kepada Kepala Han.


Kyung A lalu menerima telepon dan ia terkejut. Setelah itu, ia menyuruh Wan Joon bergegas kembali dan langsung pergi.


Cheol Hee ke TOP, membawa tongkat golf nya. Sampai sana, semua anggota TOP sudah berkumpul. Cheol Hee marah.

Cheol Hee : Aku membayar kalian upah yang besar, artinya kesalahan seperti ini seharusnya tidak pernah terjadi. Kau tahu kenapa aku membawa cambuk saat mengendarai kuda? Kuda bodoh ini sudah tua. Ia menjadi sangat malas. Tidak ada yang berfungsi lebih baik daripada cambuk melawan kemalasan. Kalian malas dan tidak kompeten, serta membuang uangku. Apa yang harus aku gunakan pada kalian!

Cheol Hee mau melayangkan tongkat golf nya ke arah Je Kook. Semua memicingkan mata, ngeri.

Je Kook : Agar harga saham tidak berfluktuasi, aku akan mengakhirinya dalam tiga hari.

Cheol Hee tidak jadi memukul Je Kook dan memberi Je Kook kesempatan.

Cheol Hee : Satu hari!

Je Kook : Ya, Pak.


Setelah itu, Cheol Hee langsung pergi.

Cheol Hee berjalan,, sambil memegangi dadanya yang terasa sakit.


Anggota TOP sedang menonton berita wawancara seorang pria terkait dana kotor Wan Joon. Tentu saja, wajah pria itu diblur dan suaranya disamarkan demi keamanan pria itu.

"Mo Wan Joon menyangkal mengetahui tentang perusahaan palsu, tapi apakah itu memang tidak benar?" tanya si pewawancara.

"Ya. Aku menginstruksikan kepada Direktur Mo untuk mendirikan perusahaan palsu." jawab pria itu.

"Bukankah itu Direktur Park? Dia tidak menginstruksikan siapa pun." ucap Kyung A.

"Dia menghilang dan tidak pulang." jawab Ketua Tim Kwon.

"Itu berasal dari NewsPatch milik Kim Boo Gi." ucap Joo Young.


"Kau mengenalnya?" tanya Je Kook ke Kyung A.

"Ya, sangat baik. Dia disebut Ular Beludak karena temperamennya yang buruk. Aku kira dia mengikuti selebritas setelah kehilangan pekerjaan. Orang tidak pernah berubah." jawab Kyung A.

"Mari kita cabut dari situs web." suruh Je Kook. Joo Young mengerti dan langsung mengerjakan perintah Je Kook.

"Dia di pratinjau VIP di Samseong-dong." ucap Joo Young.

"Kau mendengarnya. Buat dia mengurus situs web." suruh Je Kook ke Ketua Tim Kwon. Ketua Tim Kwon langsung bergerak.


Je Kook kemudian dihubungi Jaksa Joo.

Jaksa Joo : Jaksa penuntut akan menyelidiki.

Je Kook : Bagian khusus?

Jaksa Joo : Kepala Jaksa mereka terlalu kaku dan menyerah. Putraku di antara mereka. Mari kita tunggu dan lihat.


Usai bicara dengan Jaksa Joo, Je Kook memberitahu timnya bahwa Jaksa Lee Hyuk yang bertanggungjawab atas kasus dana gelap Wan Joon.

"Dia teman sekelasku." jawab Ketua Tim Yoon.

"Kita akan mengurus jaksa. Kau menangani media." suruh Je Kook pada Kyung A.

Je Kook lalu tanya apa yang sedang Yoon Do lakukan.

Ketua Tim Yoon : Belajar Bahasa Inggris.

Je Kook : Suruh dia menjemput Direktur Park dengan baik.

Ketua Tim Yoon : Kau akan memberinya tugas penting itu?

Je Kook : Mari kita lihat seberapa bagus dia.

Je Kook beranjak pergi. Anggotanya tidak percaya Je Kook memberi Yoon Do tugas penting macam itu.


Ketua Tim Yoon langsung menemui Yoon Do dan menunjukkan video wawancara Direktur Park.

Yoon Do : Jadi, orang ini... aku harus membawanya ke sini pada pukul sembilan malam?

Ketua Tim Yoon : Kenapa? Kau tidak bisa melakukannya?

Yoon Do : Bukan, hanya saja aku tidak punya nomor telepon Direktur Park.


"Ini dia." Joo Young tiba2 datang dan memberi Yoon Do nomor Direktur Park.

Yoon Do : Kau mengirimku karena kau tidak bisa menghubunginya.

Joo Young hanya tersenyum lalu pergi bersama Ketua Tim Yoon.


Kyung A pergi ke Penerbit Wugong Yisan.

Seorang pria yang melihat Kyung A, memberitahu ketuanya, seorang wanita bernama Lee.

"Bagaimana kau disini?" tanya Ketua Tim Lee.

"Ini darurat." jawab Kyung A.


Kyung A lalu memberikan Ketua Tim Lee beberapa artikel.

Kyung A : Satu jam dari sekarang, kita akan mengunggah banyak bacaan ringan seperti, "Direktur Mo Wan Joon, dengan tubuh seperti aktor." Tulislah komentar yang menarik bagi kaum muda. Berita malam akan menyebutkan dia menjadi relawan di sebuah rumah jompo dan mendukung pembersih jalan. Tulis tentang itu begitu ini disiarkan. Untuk beberapa hari ke depan mulai malam ini, kata kuncinya adalah "KKTA Mo Wan Joon, dan "KKTA MC Grup".

Ketua Tim Lee : Oh, "Kisah Kebajikan Tanpa Akhir Mo Wan-Joon"? Aku mengerti.

Kyung A lalu memberi Ketua Tim Lee sejumlah uang. Ketua Tim Lee semangat dan langsung bekerja.


 Ketua Tim Kwon menemui seorang pria di dalam bioskop.

"Artikel di halaman utama dan kata kunci sewaktu harus turun." ucap Ketua Tim Kwon.

"MC Grup sekarang pemegang saham mayoritas Karmile. Mereka merilis permainan dengan versi yang sama seperti yang kami rilis. Bagaimana bisa kau membeli saham saingan kami?" tanya pria itu.

"Lalu bagaimana jika merilis bersama permainannya dengan Karmile?"

"Kau punya perintah Kepala Han?"

"Kau tahu kita tidak bisa melakukan apa pun tanpa izinnya."

Pria itu mengangguk2, lalu menghubungi seseorang bernama 'Pak Kim' dan memberinya pekerjaan.


Di mejanya, Yoon Do melihat video wawancara Direktur Park berulang kali. Tak lama kemudian, ia menemukan lokasi Direktur Park dan langsung pergi.


Joo Young ke meja Yoon Do. Ia heran tidak melihat Yoon Do. Ia kemudian memeriksa komputer Yoon Do.

"Lumayan." ucapnya, memuji pekerjaan Yoon Do.


 Yoon Do langsung bergerak lokasi yang menjadi background lokasi Direktur Park sebenarnya. Sampai disana, ia mencari2 lokasi Direktur Park dan tak lama ia menemukannya.


Yoon Do teringat lagi wawancara Direktur Park, lalu setelahnya ia menghubungi seseorang.

Yoon Do : Bisakah kau memberiku daftar tamu hotel?


Sekarang, Yoon Do menyamar sebagai pramusaji hotel. Ia bergerak menuju kamar Direktur Park.

Direktur Park mengintip dari celah pintu. Melihat pelayan yang datang, ia langsung membuka pintu dan menyuruh pelayan masuk.

"Direktur Park Young Chul?" ucap Yoon Do.

Sontak, Direktur Park kaget.

"Siapa kau?"

"Aku dari MC Grup."

Bersambung ke part 4....

Graceful Family Ep 2 Part 2

Sebelumnya....


Di kamarnya, Yoon Do menatap kartu karyawannya dengan wajah serius.


Setelah itu, ia membuka lacinya dan mengeluarkan sebuah kotak dari sana.

Yoon Do membuka kotak itu, isinya sebuah surat dan selembar struk.

Yoon Do meletakkan struknya di meja dan membaca suratnya. Ternyata surat itu adalah surat pemberitahuan tanggal sidang dan struk tadi adalah struk tanda terima.


Yoon Do lantas menghubungi Detektif Oh.


Yoon Do dan Detektif Oh bertemu di sebuah warung biasa. "Biar kutuangkan." ucap Yoon Do, lalu menuangkan soju ke gelas Detektif Oh.

Detektif Oh : Aku harus membelikan makan malam hari ini.

Yoon Do : Kenapa?

Detektif Oh : Maaf. Aku tidak punya cukup pengaruh.

Yoon Do : Kau tidak bisa melihat berkas kasusnya?

Detektif Oh : Aku memakai koneksi jaksaku, tapi kasus itu ditutup. Aku tidak menegerti kenapa aku tidak bisa melihat berkas yang berusia 15 tahun. Apa seseorang memakai pengaruhnya? Pasti ada sesuatu tentang itu.

Yoon Do : Tidak apa-apa. Mungkin ada cara lain.

Detektif Oh : Apa maksudmu?

Yoon Do : Bukan apa-apa. Aku hanya asal bicara.


Detektif Oh lalu menuangkan soju untuk Yoon Do. Ia kemudian tanya, apa Yoon Do nyaman kerja di MC.

Yoon Do : Aku perlu melakukannya. Harus.


Seok Hee tak bisa tidur. Ia berulang kali merubah posisi tidurnya, sampe akhirnya ia menendang selimutnya dan bangun.

Seok Hee meraih ponselnya untuk melihat jam. Sudah jam tiga pagi.

Seok Hee : Ah, ini gila.


Alhasil, Seok Hee yang insomnia itu menelpon Yoon Do yang lagi tertidur lelap dua kali.

Yang pertama, Seok Hee menelpon Yoon Do sambil membaca buku, hanya untuk menanyakan artinya 'mencela'.

Yoon Do : Itu seperti menyalahkan seseorang tanpa alasan, membenci mereka.


Setelah mendapat jawabannya, Seok Hee matiin panggilannya begitu saja. Yoon Do pun mendengus kesal dan lanjut tidur tapi baru mau tidur lagi, Seok Hee menghubunginya lagi.

Yoon Do : Nona Mo, ini waktunya orang tidur. Itu bagus untuk kulitmu. Tidurlah.

Seok Hee : Jetlag membuatku terjaga. Kau bisa berenang?


Terpaksalah Yoon Do menemani Seok Hee berenang.

Baru satu ronde, Yoon Do sudah menyerah dan menunggu Seok Hee yang terus berenang.


Yoon Do : Apa kau atlet renang?

Seok Hee : Bukan.

Yoon Do : Lalu apa yang kau lakukan selarut ini?

Seok Hee : Ini pukul dua siang di New York. Aku melakukan ini selama 15 tahun. Aku tidak bisa berubah dalam sehari.

Yoon Do : Haruskah melakukannya selarut ini setiap hari sampai jetlag mu hilang?

Seok Hee : Tentu saja.

Yoon Do : Aku tidak bisa melakukannya. Pekerjakan seseorang. Ini bukan bidang keahlianku.

Seok Hee : Kurasa begitu. Kau tidak belajar cara berenang dengan baik.


Yoon Do : Ini cara orang miskin berenang. Untuk bertahan hidup. Lupakan saja. Aku lelah. Mari kita tidur.

Seok Hee : Tidak bisa. Hariku baru dimulai.

Yoon Do : Apa?

Seok Hee : Bukankah Dongdaemun dibuka saat fajar? Kau kekurangan energi.

Yoon Do : Ya, sangat rendah. Aku harus tidur. Ayo.

Seok Hee : Baiklah. Jika begitu, datanglah ke tempatku tepat pukul 7 pagi.

Yoon Do : Kenapa?

Seok Hee : Keluargaku sarapan lebih pagi. Kau harus memberi salam.


Seok Hee keluar duluan dari kolam renang dan beranjak pergi.

Yoon Do hanya bisa menghela nafasnya karena perintah Seok Hee.


Pak Heo memotong daun bawang sambil mengerjap-ngerjapkan matanya dan menguap lebar. TV nya menyala, memutar drama nya Na Ri.

Tak lama, Yoon Do pulang. Pak Heo kaget melihat Yoon Do pulang dalam keadaan basah.

Pak Heo : Kau pergi ke mana sepagi ini? Apa yang terjadi pada rambutmu?

Yoon Do : Jangan bertanya. Aku lelah. Bangunkan aku dua jam lagi.

Yoon Do beranjak ke kamarnya. Pak Heo heran sendiri.


Paginya, seluruh pelayan di kediaman Mo, sibuk menyiapkan sarapan untuk anggota itu. Lalu Kepala Pelayan tanya, apa sarapan untuk Picasso sudah siap.

Sy pikir, apaan dah sarapan Picasso, ampe nyari di google segala.. taunya ikan.... Astaga, lawak bener...


Seok Hee keluar duluan dan melihat dua pelayan membawa sarapan untuk Picasso.

Seok Hee : Apa ini?

"Ini makanan Picasso."

"Picasso?" tanya Seok Hee heran.


Seok Hee mengikuti kedua pelayan itu. Ia bengong sendiri mengetahui picasso yang dimaksud pelayan adalah ikan piaraan emak tirinya.

Ketika pelayan mulai mengambil cacing yang ditarok di atas serbuk emas di dalam piring, Seok Hee berteriak. Ia bilang, itu menjijikkan.

"Tolong tenang. Picasso sangat sensitif." ucap pelayan, meminta Seok Hee diam.

"Ikan emas besar itu Picasso?" tanya Seok Hee dengan suara pelan.

"Ya. Ini ikan peliharaan kesayangan Nyonya Ha." jawab pelayan.

Seok Hee tersenyum heran.


Wan Joon bangun dari tidurnya. Begitu Wan Joon bangun, Soo Jin yang udah bangun sejak tadi, ikutan bangun.

Mereka tidur terpisah! Omo....

Soo Jin tanya, sampai kapan mereka harus tidur terpisah begitu.

Wan Joon meminum obatnya dan meminta Soo Jin mencari pria lain jika butuh pria.

Wan Joon : Jangan menggangguku pagi-pagi begini.

"Kau sangat kejam." balas Soo Jin sambil mendelik tajam Wan Joon.

Wan Joon : Sebagai imbalan untuk bertahan denganku, ayahmu menjadi dekan,  saudaramu belajar di luar negeri, dan keluargamu tidak akan pernah kelaparan. Kau yang memilih. Bertahanlah denganku sampai aku menjadi pewaris. Lalu aku akan menceraikanmu.


Wan Soo tiba2 masuk, membuat Soo Jin yang masih memakai gaun tidur terkejut.

Wan Soo : Maaf. Kebiasaan burukku. Wan Joon begitu sibuk sehingga hanya saat inilah aku bisa melihatnya.

Wan Joon menatap Soo Jin.

"Yeobo, bisa tinggalkan kami?"

Soo Jin mengerti dan langsung pergi.


Wan Soo : Dia sangat elegan, setiap kali aku melihatnya. Ada sesuatu yang aku selalu ingin tanyakan. Kenapa kalian tidur di kasur terpisah? Apa kalian melalui masa yang

buruk? Apakah pasangan menikah harus memiliki gaya hidup yang identik?

Wan Joon : Ini ranjang membacaku jika aku harus bekerja lembur. Kenapa?

Wan Soo : Kau harus berhenti membaca dan membuat anak. Kau akan sempurna jika punya anak.

Wan Joon : Apa yang kau inginkan?

Wan Soo : Investasi.


Wan Soo melemparkan sebuah naskah ke dada Wan Joon. Wan Soo lalu duduk di sofa Wan Joon.

Wan Soo : Skenario berikutnya luar biasa. Aku akan mengirimnya ke Cannes.

Wan Joon : Tidak. Kau tahu berapa banyak uang yang telah kau buang?

Wan Soo : Apa kau harus membahas masa laluku yang menyakitkan pagi-pagi begini?

Wan Joon : Apakah itu menyakitkan?

Wan Soo : Begitu aku, si anak sulung, mengeluh, hidup kita akan berubah menjadi drama gila. Aku tidak peduli dengan kekuasaan hanya karena aku seorang seniman.

Wan Joon : Jadilah pewarisnya jika kau cukup mampu.


Wan Joon melempar naskah Wan Soo ke kasur, lalu pergi.

Wan Soo kesal dan menatap Wan Joon tajam.


Yoon Do tiba di kediaman Mo. Sampai di gerbang, ia dihentikan petugas keamanan.

"Apa kepentinganmu kesini?"

Yoon Do pun menunjukkan kartu karyawannya, hingga ia diizinkan masuk.


Semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan. Seok Hee gak suka sarapannya. Young Seo menghela nafas kesal melihat tingkah Seok Hee yang makin menjadi.


Sementara Wan Soo menatap kesal Wan Joon dan Wan Joon membalas dengan menyuruhnya makan.


Tak lama, Cheol Hee datang. Semua berdiri, kecuali Seok Hee yang tetap duduk sambil menguap lebar.

Seok Hee lantas minta steik ke pelayan. Pelayan terkejut dan langsung menukar sarapan Seok Hee.

Yang lain memandangi Seok Hee.


Seok Hee : Kenapa kalian begitu terkejut? Sekarang, ini waktu untuk steik di New York. Aku tidak bisa makan Picasso mentah untuk sarapan.

Mendengar itu, Young Seo langsung menatap kesal Seok Hee.

Wan Joon menegur Seok Hee.

Seok Hee : Aku tidak memakannya karena itu peliharaannya.


Wan Soo : Seok Hee-ya, bukankah kau perlu membiasakan diri dengan Seoul? Apa perlu kau kuajak berkeliling?

Seok Hee : Tidak.

Wan Soo : Kenapa tidak? Apa kau sudah punya pacar?


Pelayan berbisik, memberitahukan kedatangan Yoon Do. Seok Hee senang dan langsung menyuruh pelayan membawa Yoon Doo masuk.

Yoon Do masuk. Semua mata langsung tertuju padanya.

Seok Hee : Orang yang di sana itu adalah pengacara pendampingku.

Yoon Do : Halo. Namaku Heo Yoon-do.


Seo Jin : Selera yang bagus.

Seok Hee : Awas kau.  Dia bukan tipeku.

Wan Soo : Bagaimana kau bisa berakhir mengurus  anggota keluarga yang paling rewel? Kau pasti hebat.

Young Seo : Selamat datang di keluarga MC. Jaga Seok Hee dengan baik.


Cheol Hee : Kau yang disana, dapatkah ka menanganinya? Entah kau bertahan atau tidak, itu semua tergantung bayaran. Uang.

Yoon Do : Menurutku uang tidak menentukan segalanya.

Cheol Hee : Tapi uang yang menentukan jika kau tidak bahagia.


Seok Hee membanting sendoknya untuk menghentikan pembicaraan itu. Ia lalu berdiri dan meminta Yoon Do mengikutinya dengan alasan ada barang Yoon Do yang tertinggal.


Seok Hee membawa Yoon Do ke kamarnya.

Seok Hee membuka laci kecilnya yang berisi pulpen. Dan Yoon Do menunggunya di depan sofa.

Tak lama, Seok Hee kembali dan memasukkan pulpen ke saku jas Yoon Do.

Seok Hee : Jauh lebih baik.

Yoon Do : Kau tidak perlu bersikap begitu baik.

Seok Hee : Jangan salah paham. Aku tidak tahan dengan mode yang buruk.


Yoon Do : Apa rencana hari ini?

"Aku akan beristirahat. Pergilah ke TOP." jawab Seok Hee sambil membanting dirinya ke sofa.

Bersambung ke part 3....