• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Promise Ep 66 Part 1

Sebelumnya...


Tae Joon membeku melihat Hwi Kyung dan Na Yeon.

Sementara Hwi Kyung tanya, apa Na Yeon pura2 tuli.

Na Yeon : Aku mendengarmu, tapi aku tidak mengerti.

Hwi Kyung : Baik. Aku akan melawan perasaan malu ini dan mengatakannya sekali lagi, jadi dengarkan baik-baik. Datanglah padaku. Aku harus memilikimu.


Tae Joon yang merasa sesak mendengar Hwi Kyung melamar Na Yeon, beranjak pergi.


Na Yeon tanya, apa Hwi Kyung sedang melamarnya.

Hwi Kyung : Lebih tepatnya, ini yang kedua. Cincin ini adalah cincin yang kusematkan di jarimu di hari kau pergi mencari Lee Na Yeon. Itu adalah lamaranku yang pertama. Kau bilang, pekerjaan lebih penting bagimu daripada menikah lalu kau pergi.


Hwi Kyung lantas menyematkan cincin itu di jari Na Yeon.

Hwi Kyung : Aku selalu menyesal tidak menghentikanmu saat itu.

Na Yeon : Cincin ini sangat cantik. Jika aku menerima lamaranmu dan tidak pergi mencari Lee Na Yeon, apa yang akan terjadi?

Hwi Kyung : Maka kau tidak akan kehilangan ingatanmu.

"Kau harusnya menghentikanku." jawab Na Yeon, sambil menahan tangisnya.


Hwi Kyung kemudian menarik Na Yeon ke pelukannya.

Hwi Kyung : Aku harus memilikimu, tidak peduli apa yang diperlukan. Aku tidak akan membiarkanmu pergi.


Na Yeon mendorong Hwi Kyung dan mengembalikan cincin itu.

Na Yeon : Sudah terlambat. Aku sudah bilang, ingatanku tentangmu sudah tidak ada.

Hwi Kyung : Kita bisa membangun kembali kenangan itu mulai sekarang.


Na Yeon lalu kembali ke mejanya.

Na Yeon : Banyak yang harus kulakukan. Aku harus menyelamatkan AP dari krisis, dan aku ingin mewarisi perusahaan ayahku.

Hwi Kyung : Kau dapat melakukannya setelah kita menikah. Jika kita buang waktu lagi, kita berempat akan hancur. Sebelum menjadi lebih berbahaya, aku akan menghentikan semuanya dengan menjadikanmu milikku.

Na Yeon : Bahaya apanya?

Hwi Kyung : Kau tahu maksudku. Kau menempatkan dirimu dalam bahaya. Kau menempatkan dirimu, Se Jin, Tae Joon dan juga aku pada sebuah tali, lalu kau mengguncangnya. Setiap orang dalam bahaya.

Na Yeon : Lalu haruskah aku mati untukmu?

Hwi Kyung : Baek Do Hee-ssi!


Se Jin berteriak marah karena tidak bisa menghubungi Tae Joon.

Teriakan Se Jin memancing kedatangan Yoo Kyung.

Se Jin : Aku bukan satu-satunya yang tinggal di ruangan ini. Tolong pikirkan sopan santunmu.

Yoo Kyung : Tata krama? Lihat dirimu. Bagaimana bisa aku memikirkan sopan santun! Pamanmu sudah mulai memanjat, jadi kenapa kau bertingkah seperti pecundang! Kau mau kehilangan Baekdo!

Se Jin : Baekdo? Siapa yang peduli!

Yoo Kyung : Se Jin-ah!

Se Jin : Apa kau tahu apa yang kulakukan hari ini? Aku membuat diriku tampak seperti istri yang cemburu yang membuntuti suaminya di depan rekan kerjanya. Aku melakukannya! Aku, Jang Sejin!

Yoo Kyung : Kenapa kau melakukannya! Jika dia tidak benar, kau cukup menyingkir! Cemburu? Apa yang istimewa dari Tae Joon! Haruskah kau menyiksa dirimu seperti ini?


Se Jin lantas bangkit dari duduknya dan beranjak ke kasur.

Se Jin : Aku tidak tahu bahwa aku bisa berakhir serendah ini. Aku membencinya. Aku sangat membenci diriku hingga aku ingin mati!

Mendengar itu, Yoo Kyung pun memukuli Se Jin.

Yoo Kyung : Bagaimana bisa kau mengatakan itu di depan ibumu!

Se Jin menangis.

Se Jin : Semuanya jadi kacau. Semuanya mengerikan!


Hwi Kyung pulang. Bersamaan dengan itu, Yoo Kyung keluar dari kamarnya, membawa obat Young Sook.

Yoo Kyung : Bisnis ayammu berjalan dengan baik?

Hwi Kyung : Direktur eksekutif tampak senang. Ini semua berkat bantuan keluargaku.

Yoo Kyung Mungkin itu sebabnya, kau terlihat puas.

Hwi Kyung : Aku tidak bisa mengendalikan diriku.

Yoo Kyung : Apa Baek Do Hee dan Kang Tae Joon membuatmu tersenyum seperti itu?

Hwi Kyung : Yang satu iya, yang lain tidak.

Yoo Kyung : Benarkah? Orang yang membantumu adalah orang yang membuat Se Jin sulit.


Hwi Kyung : Apa? Se Jin mengalami kesulitan?

Yoo Kyung : Belum seburuk itu. Tapi jika itu menjadi lebih buruk, aku rasa aku akan menjadi gila. Bukankah itu mengerikan?

Hwi Kyung : Kau sudah sopan. Alih-alih menyerang lebih dulu, kau memberiku peringatan. Terima kasih.


Hwi Kyung hendak masuk ke kamarnya tapi Yoo Kyung memberitahunya soal penyakit Young Sook.

Yoo Kyung : Aku tahu pekerjaanmu penting, tapi kau juga harus bisa menjaga ibumu. Dia berbicara omong kosong kepada siapa pun yang dia bisa, dan bahkan saya mulai khawatir.

Hwi Kyung : Omong kosong? Kau takut dengan kata-kata ibuku? Kenapa? Dia tahu rahasiamu?

Dengan percaya dirinya, Yoo Kyung menunjukkan obat yang diminum Young Sook. Yoo Kyung memberitahu Hwi Kyung kalau Young Sook kena demensia. Sontak Hwi Kyung kaget.


Hwi Kyung kemudian langsung ke kamar ibunya dan melihat ibunya sedang minum obat. Sang ibu berbohong, mengatakan obat yang diminumnya hanyalah vitamin.

Young Sook lalu mencium wangi makanan.

Hwi Kyung : Hidungmu membuatku tidak bisa menyembunyikan apapun.

Hwi Kyung lalu memberikan apa yang dibawanya.

Young Sook senang Hwi Kyung memberinya roti krim jadul.

Hwi Kyung : Aku harap ini mengembalikan kenangan lama.


Young Sook langsung memakannya.

Young Sook : Rasanya seperti sebelumnya. Sangat lezat.

Wajah Hwi Kyung kemudian berubah sedih.


Sementara itu, Kyung Wan yang baru selesai mandi, menghampiri Yoo Kyung yang duduk di meja rias.

Yoo Kyung : Hwi Kyung benar-benar bertekad. Setelah dia menghidupkan kembali AP Food dan mewarisi bagian ayah, dia akan mengusir semua orang.

Kyung Wan : Pria baik hati itu tidak mungkin melakukannya.

Yoo Kyung : Aku serius! Bagaimana jika bisnis franchise-nya sukses besar, dan dia akhirnya mengambil alih Baekdo? Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku harus membantu Se Jin agar Se Jin yang memilikinya.

Kyung Wan : Kau tidak harus selalu melindungi anakmu. Jangan terlibat masalah dengan melakukan sesuatu yang bodoh, dan cobalah untuk lebih berhati-hati.


Na Yeon pulang ke rumah dan terkejut melihat Eun Bong duduk sendirian di ruang tamunya.

Na Yeon : Apa yang kau lakukan disini? Ibuku tidak akan suka kalau dia tahu.

Sung Joo kemudian keluar dan berkata, kalau dia yang meminta Eun Bong datang.

Eun Bong pun memberikan rantang yang dibawanya.

Eun Bong : Ibuku membuat ini untukmu. Dia sedih kau tidak bisa datang hari itu. Aku berteriak padanya untuk tidak melakukan ini, tapi dia tidak mau mendengarkan. Maafkan aku.

Na Yeon melirik Sung Joo, eomma...

Sung Joo : Apa yang kau tunggu? Ambil. Dia membuatnya untukmu, memikirkan almarhum putrinya, jadi kau harus berterima kasih.

Sung Joo lalu masuk ke kamar.


Na Yeon pun menerima rantang Eun Bong dan mengucapkan terima kasih. Mata Eun Bong mulai berkaca-kaca.

Eun Bong : Terima kasih telah menerimanya. Aku lebih baik pergi.


Eun Bong mau pergi. Tapi Na Yeon bilang akan menikmati makanannya.

Eun Bong : Itu yang kami butuhkan.

Eun Bong pergi. Setelah Eun Bong pergi, Na Yeon membuka rantangnya.


Na Yeon masuk kamarnya dan menemukan paper bag di atas meja. Ia membukanya. Isinya, baju2 Sae Byeol dan foto2 Sae Byeol.

Na Yeon juga menemukan surat diantara foto2 Sae Byeol. Surat dari Eun Bong.

Eun Bong : Aku merasa kau membutuhkan ini. Tidak peduli kau Lee Na Yeon atau Baek Do Hee, aku di pihakmu.

Tangis Na Yeon pecah seketika.


Tae Joon di rumah atap, berdiri sendirian menatap kasur. Tak lama, Se Gwang datang menenteng plastik berisi kaleng bir.

Se Gwang : Kenapa kau berdiri seperti itu?

"Tuan Heo ..." jawab Tae Joon canggung.

"Tuan? Jelas aku jauh lebih muda darimu. Berhentilah bersikap begitu, duduk dan minum." ucap Se Gwang.

Se Gwang membuka birnya dan meminumnya seteguk.

Se Gwang : Kita sama-sama putra Oh Man Jung jadi jangan sombong! Bagaimana pun, dunia ini kecil. Kau tidak tahu kan aku supir Baek Do Hee?

Tae Joon kaget, apa?


Se Gwang : Rumah sakit yang terbakar adalah tempat Bu Baek ditemukan juga. Apakah kau tahu betapa sulitnya Bu Baek menemukan wanita yang hilang itu?

Tae Joon : Kau yakin itu?

Se Gwang kemudian mengatakan, bahwa tempat pertama yang didatangi Na Yeon setelah kebakaran itu adalah rumah abu tempat Do Hee dan Sae Byeol berada.

Se Gwang : Bu Baek juga memegang foto putrimu dan menangis untuk waktu yang lama. Dia belum pernah bertemu gadis itu, tapi kurasa dia merasa kasihan padanya.

Tae Joon tambah kaget. Disinilah Tae Joon yakin, 'Do Hee' adalah Na Yeon.


Tae Joon kembali ke kamarnya dan melihat Se Jin sudah tidur. Tae Joon mengelus kepala Se Jin dan meminta maaf. Setelah itu, dia pergi lagi dan Se Jin bangun.


Dong Jin masuk kamarnya dan kaget melihat kamarnya beserak. Dong Jin lantas memungut buku2nya di lantai. Sung Joo menyusul Dong Jin dan berkata, dia yang melakukan itu.

Dong Jin : Ini tidak seperti dirimu.

Sung Joo : Apakah aku benar-benar istrimu? Selama ini, aku tidak pernah mengatakan apapun. Aku menahan diriku, berpikir bahwa baik bagi seseorang mengenang cinta pertamanya. Hwi Kyung? Ketika kau memilih dia sebagai calon suami Do Hee, aku berusaha memahaminya. Tapi kau sudah kelewat batas! Setelah ayah Hwi Kyung meninggal, kau menemui wanita itu sesukamu!


Dong Jin diam saja dan menaruh buku2nya di meja. Sung Joo marah dan meminta Dong Jin mengatakan sesuatu.

Dong Jin : Tidak ada yang bisa kukatakan padamu.

Sung Joo : Kau memang tidak pernah mengatakan apapun padaku. Sejak Do Hee sekolah, sikap kita seperti ini. Kita tidur di kamar terpisah sejak Do Hee mulai sekolah menengah. Kau mau cerai? Itu yang kau inginkan? Katakan padaku. Aku akan mengabulkannya!

Dong Jin : Ibu Hwi Kyung sakit. Aku merasa, waktunya berhenti saat dia masih muda.

Sung Joo kaget, apa?


Man Jung sedang latihan akting di tokonya. Saat sedang latihan, Se Gwang datang.

Se Gwang tanya, apa yang sedang dilakukan Man Jung.

Man Jung : Apa yang salah? Aku asyik dengan karakterku.

Se Gwang : Ahjumma, tahan dirimu. Ini adalah peran Nyonya Terrapin. Kau bilang kau jadi Nyonya Turtle.

Man Jung : Tapi aku lebih suka jadi Nyonya Terrapin. Aku pikir, aku harus memainkan Nyonya Terrapin yang seksi. Haruskah kuminta mereka memberiku peran itu?

Se Gwang : Ahjumma, sadarlah! Mau itu Nyonya Terrapin atau Nyonya Turtle, kau tidak bisa memainkan keduanya. Jangan tertipu lagi!

Man Jung : Ibu Geum Bong, Yang Mal Sook, membintangi iklan ayam, jadi kenapa aku tidak boleh menjadi Nyonya Terrapin?

Se Gwang : Sejujurnya, ibunya Geum Bong pantas menjadi model.  Dia tinggi dan langsing dan dia memiliki wajah yang baik. Dia cantik.

Man Jung : Astaga, aku tidak percaya kau mengatakkan itu. Yang Mal Sook kurus itu apa? Cantik? Beraninya kau memihaknya di depanku?

Se Gwang : Aku tidak memihak siapapun.

Man Jung : Kau mencoba memihak Yang Mal Sook agar bisa berkencan dengan Geum Bong, kan? Bermimpilah. Pria itu bertemu Geum Bong pada kencan buta dan benar-benar jatuh cinta padanya! Apa yang dia lihat pada gadis kasar itu?

Se Gwang : Apa? Dia jatuh cinta padanya?

Se Gwang pun langsung pergi.

Man Jung : Kau mau kemana! Tidak boleh menemui Geum Bong ya!


Setelah Se Gwang pergi, Man Jung pun meraih ponselnya dan mengoceh sendiri karena Pak Heo belum datang ke tempatnya dan juga sulit dihubungi.


Mal Sook membuat saus ayam baru. Joong Dae mencicipinya dan memuji rasanya. Joong Dae tidak percaya Mal Sook bisa membuat saus seenak itu.

Eun Bong keluar dari dapur dan ikut mencicipi saus buatan ibunya.

Eun Bong : Ini akan sepopuler ayam bawang. Aku suka bau bawang hijau. Yang Mal Sook, kau mendapatkan jackpot dengan ayam saus bawang hijau!

Joong Dae : Jangan terlalu keras. Ini rahasia besar.


Geum Bong kaget Se Gwang datang ke rumahnya.

Se Gwang minta Geum Bong jujur, apa Geum Bong akan menemui pria itu lagi.

Geum Bong : Oppa, baru kemarin kau memberitahunya bahwa kita sepasang kekasih. Kau pikir dia bodoh? Kenapa dia harus menemuiku?

Se Gwang : Sesuatu tercium disini.

Geum Bong : Oppa, kau tidak percaya padaku! Aku sudah bilang tidak, tapi kau mengomel dan mencurigaiku! Pergi saja lah!


Kesal, Geum Bong pun lari ke atas. Se Gwang menyusul Geum Bong. Geum Bong masuk ke kamarnya. Se Gwang ikut masuk.

Se Gwang : Bong-ah, maksudku tidak begitu.

Geum Bong : Kenapa kau masuk! Apa kau tidak tahu apa yang akan dilakukan ibuku jika dia melihatmu?

Se Gwang : Bagaimana aku bisa pergi? Ketika kau berpikir aku orang yang mengerikan ...

Se Gwang berlutut dan memegang tangan Geum Bong.

Se Gwang : Maafkan aku.  Aku akan selalu mempercayaimu.

Geum Bong : Janji?

Se Gwang : Iya. Jika kau tidak bisa mempercayaiku, siapa yang akan kau percaya?


Se Gwang lalu duduk di kasur Geum Bong dan mengambil bantal Geum Bong.

Se Gwang : Ini adalah bantal yang menopang kepala kecil Bong yang lucu? Baunya sangat enak.

Geum Bong yang malu, mengambil bantalnya.


Se Gwang lalu mencium selimut Geum Bong.

Se Gwang : Ini adalah selimut yang membuat Bong tetap hangat. Oh, ini terasa sangat lembut.

Geum Bong : Hentikan. Kau membuatku takut.


Mal Sook pulang dan heran sendiri melihat sepatu pria di depan pintu. Ia fikir, sepatu itu milik Joong Dae.

Mal Sook lalu teriak memanggil Geum Bong sambil bergerak menuju kamar Geum Bong.


Geum Bong yang lagi gelud di kasur ama Se Gwang, terkejut mendengar suara ibunya. Ia pun langsung menyuruh Se Gwang sembunyi di dalam selimut.


Mal Sook masuk ke kamar Geumm Bong dan kaget melihat Geum Bong masih di kasur.

Mal Sook melihat sesuatu yang aneh dibalik selimut.

Mal Sook : Apa itu? Tapi tunggu... apa kau tidak panas?

Geum Bong : Kupikir aku masuk angin. Aku merasa dingin.


Geum Bong menarik selimutnya,, sehingga kaki Se Gwang keluar. Mal Sook kaget melihat kaki pria dan langsung menarik pria dibalik selimut keluar.

Mal Sook tambah marah tahu pria itu adalah Se Gwang dan terus memukuli Se Gwang.


Tae Joon menunggu Na Yeon di atap gedung. Tak lama, Na Yeon datang.

Na Yeon : Ada apa? Jika ini tentang pekerjaan, mengapa tidak berbicara di kantor? Jika Jang Se Jin melihat kita, dia akan menarik kesimpulan lagi.

Tae Joon : Kenapa kau pergi ke kolumbarium tempat Nayeon berada?

Na Yeon : Apa yang kau bicarakan?

Tae Joon : Kau bilang kau kehilangan ingatanmu, jadi bagaimana bisa kau pergi kesana saat kau keluar dari rumah sakit?

Na Yeon : Siapa yang memberitahumu?

Tae Joon : Sopirmu, Heo Se Gwang. Heo Seo Gwang adalah anak yang dilahirkan ibuku saat dia menikah dengan pria lain. Aku baru tahu kemarin.


Na Yeon : Begitu rupanya. Dunia ini sangat sempit. Benar, aku pergi kesana.

Tae Joon : Tentu saja kau lakukan. Kau ingin melihat Baek Do Hee yang meninggal menggantikanmu.

Na Yeon : Kau sedang menulis novel misteri? Kau masih berpikir aku mantan pacarmu? Ini menarik. Delusi bisa membuatmu tidak sehat.

Tae Joon : Kau lah delusi!

Na Yeon : Baik. Akan kujelaskan karena kau salah paham. Aku ingin melihatnya. Mantan pacarmu, wanita yang sangat ingin kutemukan, aku terkejut mendengar dia mirip denganku dan aku terkejut mendengar dia sudah meninggal. Itu saja.

Tae Joon : Kau menghindar lagi.

Na Yeon : Jika kau seperti ini lagi, aku akan melaporkanmu ke polisi dengan tuduhan menguntit.

Na Yeon beranjak pergi.

Bersambung ke part 2....

The Promise Ep 65 Part 2

Sebelumnya...


Geum Bong pergi kencan buta. Ia menemui teman kencannya di kafe.

Begitu sampai, Geum Bong memasang wajah jutek. Pria itu kemudian bertanya, kenapa Geum Bong memasang wajah seperti itu.

Geum Bong : Karena aku punya pacar. Keluargaku benar-benar membencinya. Kami seperti Romeo dan Juliet.

"Jadi sebenarnya kau tidak ingin datang kesini?"

"Aku dipaksa datang."

"Romeo dan Juliet... Tapi kisah cinta yang tragis seperti itu tidak begitu hebat di zaman sekarang ini. Kenapa kita tidak mencoba untuk mengubahnya menjadi komedi?"

"Apa?"

"Aku lapar. Ayo pesan. Karena kau terlambat, aku yang bayar. Inilah kenapa aku mencari uang."


Se Gwang greget karena tak bisa menghubungi Geum Bong..

Se Gwang : Bong-ah, apa kau serius pergi kencan buta?


Se Gwang akhirnya ke rumah Geum Bong tapi ia hanya berdiri di depan rumah saja.

Tak lama, Geum Bong pulang diantar pria itu. Se Gwang langsung sewot dan menarik Geum Bong ke sisinya. Se Gwang pun mengatakan pada pria itu kalau Geum Bong miliknya. Pria itu membalas kata2 Se Gwang dengan santai. Ia bilang, ia tahu karena Geum Bong memberitahunya.

Pria itu kemudian berkata, bahwa ia jatuh cinta pada Geum Bong saat pertama kali melihat Geum Bong.

Se Gwang makin sewot.

Pria itu kemudian pamit dan berkata akan menelpon Geum Bong nanti.


Se Gwang : Bong-ah, mengapa kau membiarkan dia mengantarmu pulang? Apakah kau memberinya nomor teleponmu?

Geum Bong : Aku harus menunjukkan bahwa aku melakukan yang terbaik untuk membuat ibu ku diam. Kenapa kau bertingkah seperti anak kecil?

Gwang, kau tidak percaya padaku?

Se Gwang tambah sewot.


Se Jin menghubungi Tae Joon, mengajak Tae Joon makan malam. Se Jin bilang, akan meminta pembantu memasak makanan kesukaan Tae Joon.

Tapi Tae Joon menolak. Tae Joon bilang ia tidak bisa makan malam di rumah. Se Jin kecewa.


Usai bicara dengan Tae Joon, Se Jin dihubungi orang suruhannya yang ia suruh mengikuti Tae Joon. Orang suruhannya bilang, ia melihat Tae Joon masuk hotel.

Se Jin kaget, apa?

"Akan kukirimkan fotonya padamu."

"Hotel mana!"


Se Jin akhirnya tiba di hotel. Ia melihat foto Tae Joon dan Na Yeon masuk ke kamar hotel.


Se Jin pun marah dan bergegas ke kamar mereka. Ia mau memencet bel tapi ragu. Akhirnya, ia langsung masuk ke dalam dan melihat Tae Joon-Na Yeon main gila di ranjang.

Se Jin langsung menjerit tapi Tae Joon-Na Yeon tidak peduli terus main gila.


Ternyata, itu hanyalah khayalan Se Jin. Se Jin lantas memberanikan dirinya memencet bel. Tak lama pintu terbuka. Pintu dibuka oleh Tae Joon. Tae

Joon kaget melihat Se Jin. Se Jin marah dan menampar Tae Joon. Ia kemudian masuk dan melihat para staf serta Hwi Kyung dan Na Yeon ada di sana juga.


Ya, ternyata Na Yeon dan Tae Joon di hotel untuk rapat.

Para staf juga Hwi Kyung dan Na Yeon kaget melihat Se Jin.

Se Jin yang malu, langsung lari. Tae Joon menyusul Se Jin.


Tae Joon minta penjelasan.

Se Jin : Kalian berdua merencanakan ini, bukan? Kau merencanakan ini dengan Baek Do Hee untuk membuatku gila! Kenapa? Agar kau bisa bersama Baek Do Hee setelah aku gila!

Tae Joon : Sadarlah Jang Se Jin! Kau gila!

Se Jin : Tidak, aku waras! Kau dan Baek Do Hee yang gila! Bukan aku, kalian yang gila!

Se Jin pun pergi.


Se Jin hendak masuk mobilnya tapi Na Yeon tiba2 datang.

Na Yeon : Jang Se Jin-ssi, kau kacau lebih cepat yang dari yang kuharapkan. Seperti ini kah kau mempercayai suamimu?

Se Jin : Apa?

Na Yeon : Rapat kami berantakan karena dirimu. Besok, semua orang akan tahu bahwa kau menderita gangguan delusi karena cemburu.

Se Jin : Kau tidak tahu apa-apa!  Kaulah yang melakukan ini padaku. Aku tidak akan pernah memaafkanmu.

Na Yeon : Betapa lucunya. Memangnya apa yang kulakukan padamu? Menyalahkan siapapun yang ingin kau salahkan. Apakah itu juga merupakan gejala delusi? Menyetir lah dengan hati2.

Na Yeon beranjak pergi tapi dia balik lagi hanya untuk menyarankan Se Jin untuk pergi ke dokter.


Kesal, Se Jin langsung masuk mobilnya dan berniat menabrak Na Yeon.

Na Yeon yang tahu mau ditabrak, langsung berbalik dan menatap tajam Se Jin.

Se Jin menghentikan mobilnya tepat saat mobilnya hampir mengenai Na Yeon.

Tae Joon kemudian datang. Takut Na Yeon terluka, Tae Joon minta Se Jin membuka pintu. Se Jin yang cemburu, akhirnya beranjak pergi.


Tae Joon lantas menatap Na Yeon.


Tae Joon kembali ke rumah. Ia masuk ke kamar dan mendapati Se Jin belum pulang.

Ponselnya kemudian berdering. Telepon dari Se Jin. Ia pun buru2 menjawabnya.

Tae Joon : Se Jin, dimana kau?

"Aku supir pengganti. Wanita itu sangat mabuk, jadi kau harus keluar. Kami diluar sekarang."

Tae Joon terkejut.


Tae Joon keluar dan membawa Se Jin masuk. Kyung Wan dan Yoo Kyung kaget melihat Se Jin.

Yoo Kyung ingin menyusul Se Jin ke atas tapi dihentikan Kyung Wan. Yoo Kyung kesal dan akhirnya pergi ke kamarnya.


Kyung Wan duduk di sofa ruang keluarga dan memikirkan kata2 dewan direksi soal kinerja Se Jin yang buruk.


Tae Joon membaringkan Se Jin di kasur.

Se Jin : Menurutmu aku menyedihkan?

Tae Joon : Jang Se Jin...

Se Jin : Meskipun aku mabuk, aku masih bisa mendengar. Bicaralah.

Tae Joon : Kau yakin kau hamil? Bagaimana seseorang yang hamil dapat minum begitu banyak?

Se Jin pun akhirnya bangun dan mengatakan kalau dia bohong.


Tae Joon memegang tangan Se Jin dan mengajak Se Jin ke psikiater.

Se Jin marah. Tae Joon yang lelah dengan sikap Se Jin, akhirnya keluar.


Se Jin yang takut Tae Joon pergi, mencoba mengejar Tae Joon tapi dia malah jatuh.

Se Jin kemudian menangis.


Tae Joon mendengar tangisan Se Jin, tak lama setelah itu, ia beranjak pergi.


Hwi Kyung duduk di meja bar. Ia mendengar pertengkaran Se Jin dan Tae Joon.


Hwi Kyung lantas ke kamarnya dan mengambil cincin yang dulu ia beli dan akan ia gunakan untuk melamar Do Hee.


Sementara itu, Na Yeon masih di kantor, sedang berbicara dengan orang suruhan Se Jin.

"Sebelum aku mengirim foto ke Ms. Jang Sejin, aku akan selalu mengirimkannya kepada Anda terlebih dahulu, seperti hari ini.  Dan aku akan terus membuntuti Tuan Kang Tae Joon."

"Terima kasih."


Tak lama, Na Yeon dikejutkan dengan kemunculan Hwi Kyung. Hwi Kyung bilang ingin mengatakan sesuatu.

Na Yeon : Haruskah aku gugup sekarang?

Hwi Kyung : Akulah yang gugup, jadi kau bisa santai. Datanglah padaku. Kau harus menjadi milikku.

Na Yeon sontak kaget mendengarnya.


Tepat saat itu, Tae Joon muncul dan kaget melihat keduanya.


Bersambung...