• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Game : Towards Zero Ep 7 Part 2

Sebelumnya...


Di part ini, kita akan mengetahui seperti apa 'luka' Do Kyung di masa kecil,, yang membuatnya tega membunuh Mi Jin... Tapi emang benar sih,, gak ada pembenaran untuk pembunuhan..

Teacher Baek menguping cerita Tae Pyeong.


Di kamarnya, Tae Pyeong cerita pada Nona Lee, bahwa ia menjalani sebuah tes di kantor polisi untuk membuktikan kemampuannya.

Tae Pyeong : Bisakah kau mencarikanku seseorang, mantan polisi atau penyelidik swasta yang bisa membuat sketsa komposit?

Nona Lee : Tapi polisi menolak.

Tae Pyeong : Mereka hanya menolak tawaranku, tapi aku bisa melakukannya sendiri dan memberikannya kepada mereka. Aku harus memastikan Mi Jin aman.

Nona Lee tambah sewot, Tae Pyeong-ssi!


Teacher Baek masuk.

Teacher Baek : Jadi, maksudmu, kau akan melawan pembunuh itu?

Tae Pyeong : Pria yang mencoba membunuh Mi Jin adalah pria yang kulihat 20 tahun lalu. Aku tahu kami akan bertemu lagi, tapi mungkin lebih cepat daripada yang kuduga.

Teacher Baek langsung terdiam mendengarnya.

Teacher Baek : Akankah mereka akhirnya bertemu seperti ini?


Di ruangannya, Woo Hyun memikirkan kata-kata Tae Pyeong tadi soal si pelaku pembunuh Mi Jin.

Flashback...

Tae Pyeong : 20 tahun lalu, aku mengunjungi panti asuhan yang disponsori guruku. Di sanalah kami bertemu.

Dong Woo : Apa nama panti asuhannya?

Tae Pyeong : Panti Asuhan Harapan.

Flashback end...

Woo Hyun : Jika memang 20 tahun lalu, anak itu ada di panti asuhan.

Flashback...


Do Kyung kecil berada diantara kerumunan wartawan dan masyarakat yang menanti kedatangan Jo Pil Doo.

"Dia dibunuh ayahnya." ucap masyarakat.

Tak lama,, Jo Pil Doo datang bersama para polisi. Jo Pil Doo turun dari mobil polisi dengan tangan terborgol dan wajah tertutup masker. Woo Hyun, detektif yang bertugas saat itu. Woo Hyun dan anggotanya membawa Jo Pil Doo ke lokasi rekonstruksi pembunuhan.

Do Kyung : Appa!

Orang-orang mulai meneriaki Jo Pil Doo.


Woo Hyun memegangi Jo Pil Doo dan memaksa Jo Pil Doo melakukan reka ulang adegan pembunuhan.

Jo Pil Doo hanya terdiam memandangi Woo Hyun saat dipaksa melakukan reka ulang adegan.

Woo Hyun meneriaki Jo Pil Doo.

Woo Hyun : Apa yang kau lakukan kepadanya! Lakukan sekarang!

Jo Pil Doo menendang boneka manekin ke dalam peti.

"Brengsek!"
"Teganya kau melakukan itu!"
"Monster!"
"Pembunuh!"

Orang-orang meneriaki Jo Pil Doo setelah Jo Pil Doo melakukan reka ulang adegan.


Jo Pil Doo lalu dibawa lagi oleh polisi. Saat itulah, Jo Pil Doo melihat Do Kyung.

Do Kyung : Appa...

Jo Pil Doo : Hyun Woo-ya.


Hujan lebat turun saat itu.

Joon Hee yang berkerumun diantara para reporter dan masyarakat berteriak, mengajukan pertanyaan.

Joon Hee : Kau sudah menemukan DNA Jo Pil Doo dari TKP? Kapan dia akan dipindahkan?

Tapi Woo Hyun tidak menjawab dan membawa Jo Pil Doo pergi.

Joon Hee : Detektif!


Do Kyung berjalan bersama Joon Young di halaman panti asuhan. Keduanya mengemut permen.

Joon Young : Enak?

Do Kyung mengangguk.


Woo Hyun datang dan melihat Joon Young.

Woo Hyun : Joon Young-ah.

Joon Young : Ahjussi.


Melihat Do Kyung, Woo Hyun langsung menatapnya penuh rasa benci dan bergegas menjauhkan Joon Young dari Do Kyung.

Do Kyung hanya bisa terdiam memandangi Woo Hyun yang menjauhkan Joon Young darinya.

Flashback end..


Woo Hyun : Tapi kudengar anak itu sudah meninggal 15 tahun lalu.


Woo Hyun pun pergi mencari informasi. Tapi petugas bilang, panti asuhan itu sudah tutup di tahun 2004.

Woo Hyun : Apa ada alasan khusus untuk penutupannya?

"Ada kebakaran. Untungnya, tidak ada yang mati. Perpustakaan referensi yang terbakar. Jadi, catatan anak-anak hilang. Tapi kenapa kau menanyakan Jo Hyun Woo?"

"Aku memeriksa catatannya. Tertulis bahwa dia gantung diri. Aku ingin tahu apa kau bisa mengidentifikasi jasadnya."

"Temannya datang dan mengidentifikasi jasadnya."

"Temannya?"

"Dia bilang berada di panti asuhan."

"Kau ingat nama temannya?"

"Dia gantung diri di rumahnya. Kami menemukan surat bunuh diri, jadi, menutup kasus itu."


Do Kyung sendiri sedang membuat kopi di rumahnya, hanya ditemani cahaya temaram dari luar jendela.


Setelah itu, ia duduk di depan sebuah papan dan menikmati kopinya sambil menatap foto2 Mi Jin dan Joon Hee di papan itu.


Joon Young sedang melamun di mejanya ketika Bong Soo datang membawakan artikel tentang panti asuhan itu.

Bong Soo : Panti Asuhan Harapan ditutup karena kebakaran itu sudah lama.

Kang Jae : Sunbae, kenapa kau menyelidiki panti asuhan?

Joon Young : Kupikir nama panti asuhan tempatku tinggal juga Panti Asuhan Harapan.

Bong Soo : Kau tinggal di panti asuhan?

Joon Young tak menjawab.


Melihat itu, Bong Soo kebingungan dan menatap Kang Jae.

Kang Jae menyewoti Bong Soo. Barulah Bong Soo sadar sudah salah bicara.

Joon Young : Sebentar. Aku tinggal di sana sebentar.

Joon Young lalu menanyakan Woo Hyun yang belum datang.

Dong Woo : Ia bilang ada urusan, jadi, datang terlambat. Kenapa?

Joon Young : Bukan apa-apa.


Sambil menyetiri mobilnya, Woo Hyun memikirkan kemungkinan Hyun Woo masih hidup.

Woo Hyun : Jika Jo Hyun Woo masih hidup, berarti dia merencanakan semuanya agar terlihat seolah dia bunuh diri. Tunggu, apa telepon yang kuterima tiga tahun lalu dari Jo Hyun Woo?

Flashback...

- 3 tahun lalu-


"Akan hujan deras. Aku akan mengambil payungku." ucap Woo Hyun.

"Kami akan menunggu di sini." ucap Joon Young, bersama Dong Woo dan Kang Jae.

Woo Hyun yang berseragam lengkap saat itu, masuk ruangannya sambil membawa buket bunga.

Di mejanya, juga terdapat banyak karangan bunga.

Woo Hyun lalu melihat sebuah kotak hadiah di mejanya.

Woo Hyun tersenyum dan menatap Dong Woo, Joon Young dan Kang Jae yang juga berseragam lengkap saat itu.


Woo Hyun duduk dan membuka kotaknya. Isinya, jam tangan.

Woo Hyun kembali menatap ketiga detektifnya.

Dong Woo, Joon Young dan Kang Jae tersenyum seraya mengacungkan jempol mereka dan Joon Young membuat tanda 'love' dengan tangannya.


Telepon di meja Woo Hyun berdering.

Woo Hyun menjawabnya, halo? Ini Nam Woo Hyun.

Seorang pria ber-hoodie hitam lah yang menelpon Woo Hyun. Dia menelpon dari telepon umum di depan sebuah gereja. Pria itu, Do Kyung.

Do Kyung : Aku tahu pelaku asli kasus Jo Pil Doo.

Woo Hyun : Apa? Kau tahu apa?

Do Kyung : Aku tahu pelaku sebenarnya yang membunuh para wanita itu.


Woo Hyun : Kau tahu berapa dendanya jika melakukan telepon iseng?

Do Kyung : Aku tidak iseng. Aku serius.

Woo Hyun : Jika kau terus meneleponku, aku akan melacakmu.

Do Kyung : Dia masih membunuh banyak orang!

Woo Hyun mulai percaya.


Do Kyung : Aku melihatnya membunuh orang lain. Nama pelaku sebenarnya bukan Jo Pil Doo. Pelakunya Kim Hyung Soo. Dia mengelola penampungan hewan di Sano-dong, Guri.

Flashback end....


Woo Hyun kembali ke penampungan itu. Ia membuka pintu dan kembali teringat saat datang ke tempat itu setelah menerima telepon dari Do Kyung.

Do Kyung : Kau akan menemukan kotak merah di lemari penyimpanan. Dia menyimpan rambut wanita yang baru-baru ini dia bunuh.


Tapi saat Woo Hyun membuka lemari, tidak ada kotak merah seperti yang dibilang Do Kyung.

Flashback end...

Woo Hyun : Tapi saat aku datang ke sini tiga tahun lalu, tidak ada kotak merah atau rambut wanita yang sudah mati.


Seorang pria menghampiri Woo Hyun.

"Ada yang bisa kubantu?" tanya pria itu.


Woo Hyun pun mendekati pria itu.

"Kim Yong Bae?" tanya pria itu.

"Pemilik swalayan di bukit berkata tempat ini milik seorang pria bernama Kim Yong Bae. Dia juga bilang begitu saat aku ke sini tiga tahun lalu. Maksudku, kecuali pemiliknya berubah."

"Bagaimana bisa berubah? Sudah lebih dari tiga tahun sejak Hyung Soo menghilang." jawab pria itu.

"Apa?"

"Hyung Soo adalah Yong Bae. Dia Kim Hyung Soo. Dia mengubah namanya menjadi itu, tapi para pria tua itu tidak tahu. Mungkin itu sebabnya mereka bilang begitu."

Woo Hyun kaget.


"Dua nama. Kim Yong Bae dan Kim Hyung Soo. Kim Hyung Soo adalah nama barunya."

Woo Hyun kembali ingat telepon Do Kyung.

Flashback...


Do Kyung menangis, memberitahukan bahwa pelaku sebenarnya adalah Kim Hyung Soo.

Woo Hyun : Sepertinya kau menyaksikan kasus pembunuhan. Jadi, kenapa kau bilang dia pelaku asli kasus Jo Pil Doo?

Do Kyung diam.

Woo Hyun : Halo?

Do Kyung : Kenapa? Kau takut karena ketahuan olehku setelah kau salah menangkap orang?

Flashback end...


Woo Hyun kaget, ia baru menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan selama ini. Ia salah menangkap orang! Bukan Jo Pil Doo pelakunya.


Bersambung.....

Nah loh, jadi Jo Pil Doo ayahnya Do Kyung. Dan bukan Jo Pil Doo yang membunuh gadis-gadis itu. Lalu apakah Joon Hee juga tahu Jo Pil Doo bukan tersangkanya?

Jadi begitulah gaes,, itulah alasan Do Kyung membunuh Mi Jin... Karena dendam... Do Kyung dendam pada Joon Hee...

Berarti Joon Hee gak cuma nyiksa Joon Young dengan berita-beritanya, tapi juga nyiksa Do Kyung..... Omo... Tapi sekali lagi, gak ada pembenaran untuk pembunuhan...

Gw harap endingnya, Do Kyung hidup bahagia.... Gk adil rasanya kalau dia dihukum berat atau mati seperti prediksi Tae Pyeong... Tapi tetap saja, Do Kyung harus menerima hukuman karena sudah melakukan pembunuhan...

Biang kerok dari semua masalah itu, Joon Hee...

The Game : Towards Zero Ep 7 Part 1

Sebelumnya...


Joon Young dan timnya, beserta tim gabungan kepolisian berhasil menemukan Mi Jin.

Joon Young : Mi Jin-ah!


Do Kyung tanya, bagaimana Joon Young bisa tahu kalau Mi Jin dikubur?

Joon Young : Ada seorang pria bernama Kim Tae Pyeong....


Tae Pyeong sendiri sedang melihat momen kematian Mi Jin.


Joon Young : ... yang bisa melihat momen sebelum kematian seseorang.

Do Kyung : Dia bisa melihat momen sebelum kematian?

Do Kyung yang mengenakan masker dan jas dokter, mencekik Mi Jin. Mi Jin yang kesakitan, melepaskan masker Do Kyung. Do Kyung sendiri, seolah tahu Tae Pyeong bisa melihat kematian, menatap mata Mi Jin.

Do Kyung : Menurutmu kenapa aku melakukan ini? Katakan padaku. Kau melihat ini, jadi, pasti tahu.

Tae Pyeong terkejut.


Do Kyung, pria dengan bekas luka bakar di wajahnya, tanya ke Tae Pyeong, apa Tae Pyeong pikir Tae Pyeong akan berbeda?

Do Kyung : Cobalah kehilangan seseorang yang paling berharga bagimu. Maka kau akan mengerti.


Lalu Tae Pyeong kecil melihat kematian Do Kyung.

Tae Pyeong : Kau akan bunuh diri. Kau akan jatuh dan mati. Begitulah kau akan mati.


Tae Pyeong melihat jam kematian Mi Jin.

Sontak, Tae Pyeong langsung minta Dong Woo mengecek Mi Jin.

Tae Pyeong : Aku tidak tahu kapan, tapi sekitar pukul 19.00, Mi Jin akan dibunuh sama seperti saat korban ketujuh dibunuh. Tolong periksa apakah dia baik-baik saja.


Bong Soo dan Kang Jae terkejut, mereka menantikan jawaban Do Kyung.

Dong Woo : Apa kau melihat wajah pelakunya?

Tae Pyeong : Ya.

Dong Woo : Kau mengenalnya?

Tae Pyeong : Ya, aku mengenalnya. Tapi aku bertemu dengannya 20 tahun lalu.

Dong Woo : Tapi dia seseorang yang kau kenal, bukan?


Bong Soo keluar dan menghubungi Joon Young. Bong Soo minta Joon Young datang ke kantor polisi sekarang juga.

Bong Soo : Kim Tae Pyeong datang dan berkata dia harus melihat bagaimana kematian Mi Jin berubah.

Joon Young : Bagaimana kematian Mi Jin berubah?

Bong Soo : Aku berusaha keras untuk tidak menunjukkannya, tapi aku menunjukkan fotonya kepada dia untuk berjaga-jaga. Situasinya kurang bagus.

Joon Young : Baiklah. Aku ke sana sekarang.


Setelah Joon Young selesai bicara dengan Bong Soo, Do Kyung tanya apa ada yang terjadi?

Joon Young : Aku harus mencari tahu.

Joon Young bergegas pergi.


Tae Pyeong bersikeras, meminta Dong Woo mengecek Mi Jin.

Dari jendelanya, Woo Hyun menatap Tae Pyeong.


Dong Woo yang bingung harus percaya atau tidak pada Tae Pyeong, akhirnya memutuskan mengecek Mi Jin. Ia mengangkat teleponnya dan menghubungi orang tua Mi Jin.

Sementara itu, ranjang Mi Jin berantakan. Tiang infus jatuh, serta selimut, kasur dan bantal Mi Jin penuh noda darah.


"Halo?" telepon Dong Woo dijawab ole Ji Won.

"Ini Han Dong Woo dari Divisi Kriminal Satu."

"Ya, Detektif Han."

"Apa Mi Jin baik-baik saja?"

"Dia sering kejang di tengah malam dan bahkan menarik infusnya, jadi, aku cemas sekali. Dokter bilang itu disebabkan syok akibat kecelakaan." jawab Ji Won.


Ji Won lalu melirik Mi Jin yang tidur di lantai, di pangkuan Joon Hee.


Ji Won : Tapi kau mendapat laporan atas insiden seperti itu?

Dong Woo : Apa?

Ji Won : Kau meneleponku setelah dia kejang.

Dong Woo : Ya. Beri tahu kami jika terjadi sesuatu.


Tae Pyeong lega Mi Jin masih hidup,, tapi ia tetap gelisah.

Dong Woo lantas berdiri dan meminta kerjasama Tae Pyeong. Dong Woo mengaku, ingin mengajukan beberapa pertanyaan lantaran Tae Pyeong bilang mengenali wajah pelaku pembunuhan Mi Jin.


Di ruang interogasi, Tae Pyeong menceritakannya pada Dong Woo.

Diluar, Woo Hyun, Kang Jae dan Bong Soo mengawasinya.


Tae Pyeong : 20 tahun lalu, aku mengunjungi panti asuhan yang disponsori guruku. Di sanalah kami bertemu.

Dong Woo : Apa nama panti asuhannya?

Tae Pyeong : Panti Asuhan Harapan.

Woo Hyun terkejut saat Tae Pyeong menyebutkan nama panti asuhannya.

Tae Pyeong : Saat itu, aku baru tiba di Korea dari Amerika, dan masih terlalu muda. Jadi, aku tidak berpikir untuk mencarinya. Saat mulai mencarinya, panti asuhan sudah tutup.

Dong Woo : Kenapa kau mencarinya?

Tae Pyeong : Aku melihat diriku sendiri dalam kematiannya.


Mendengarnya, Dong Woo menghela nafas.

Dong Woo : Jadi, maksudmu kau melihat dirimu sendiri dalam kematian pelaku yang akan mencoba membunuh Mi Jin?

Tae Pyeong : Ya.

Dong Woo : Bagaimana dia mati?

Tae Pyeong : Dia bunuh diri selagi dikepung polisi. Dan aku sanderanya.


Dong Woo : Kau tidak tahu bagaimana kau bisa berada pada situasi itu?

Tae Pyeong : Tidak. Itu sebabnya aku mencari dia.

Dong Woo kembali menghela nafas, baiklah.

Melihat raut wajah Dong Woo, Tae Pyeong sadar Dong Woo tidak mempercayainya.

Dong Woo : Tapi kau tidak bisa membuktikannya. Panti asuhan sudah tutup. Dan bunuh dirinya akan terjadi di masa depan, bukan?

Tae Pyeong : Tapi kematian Mi Jin akan segera terjadi. Kita harus menangkapnya sebelum...

Dong Woo : Aku tidak bisa memercayai ucapanmu dan menuduh seseorang sebagai pelaku.


Tae Pyeong : Kau yakin tidak hanya enggan memercayaiku?

Dong Woo : Kalau begitu, buktikan sendiri. Aku ingin memastikan kau bisa melihat kematian orang.

Tae Pyeong : Jika itu satu-satunya cara kau memercayaiku, baiklah. Kau bisa melakukan itu.

Tae Pyeong menatap ke arah Woo Hyun.


Joon Young tiba di kantor polisi ketika Dong Woo sibuk mencari foto2 kasus lama.

Bong Soo bilang pada Joon Young bahwa Dong Woo ingin menguji Tae Pyeong.

Joon Young : Menguji? Kenapa kau tidak memercayainya? Kita menyelamatkan Mi Jin berkat dia.

Dong Woo : Bagaimana jika itu disengaja?

Joon Young : Apa?


Dong Woo : Kita hanya mendengarkan ucapannya. Kita tidak pernah memastikan klaim soal memiliki kekuatan super.

Joon Young : Tapi dia bahkan tahu letak peti matinya...

Dong Woo : Benar. Dia bisa saja kaki tangan. Dia bisa saja membantumu agar Mi Jin mati seperti korban ketujuh.

Joon Young : Dia bahkan tidak tahu siapa Jo Pil Doo.

Dong Woo : Bagaimana jika dia hanya berpura-pura?

Joon Young : Apa yang bisa dia dapatkan dari melakukan ini?

Dong Woo : Apa pembunuh berantai selalu punya alasan untuk membunuh?

Joon Young terdiam.


Di ruang interogasi, Tae Pyeong memikirkan pertanyaan Do Kyung.

Do Kyung : Menurutmu kenapa aku melakukan ini? Katakan padaku. Kau melihat ini, jadi, pasti tahu.

Tae Pyeong : Dia sudah tahu sebelumnya aku akan melihat foto Mi Jin lagi. Tapi bagaimana bisa? Dan kenapa? Kenapa dia mengatakan itu?


Tak lama,, Joon Young masuk. Tae Pyeong pun kaget melihat Joon Young.

Tae Pyeong : Jangan bilang kau juga tidak memercayaiku.

Joon Young : Tolong jangan berpikir seperti itu. Anggap saja aku harus memastikannya. Aku akan mulai.


Joon Young lantas mengeluarkan 3 foto dari buku agendanya.

Ia memberikan foto pertama pada Tae Pyeong.


Diluar, Bong Soo memberikan berkas kasusnya pada Woo Hyun.

Bong Soo : Korban tenggelam, dicekik, dan diserang dan jantungnya pecah. Jenazah korban pertama ditemukan di hilir Sungai Han. Bagian belakang kepalanya dipukul dengan senjata tumpul.


Tae Pyeong : Dia ditemukan di Sungai Han......

Sontak, rekan2 Joon Young kaget mendengarnya.


Tae Pyeong : Kepalanya dipukul dengan palu, tapi dia mungkin meninggal karena tenggelam. Dia masih hidup sampai akhirnya terbawa arus.


Woo Hyun memeriksa berkas pria itu.

Bong Soo : Di... dia benar.


Joon Young memberikan foto kedua.

Woo Hyun melihat foto korbannya.

Flashback....


Tae Pyeong : Dia dicekik. Dia mencekiknya sampai mati. Senjata pembunuhan adalah tali jingga.


Woo Hyun dan Dong Woo tambah terkejut saat melihat foto sebuah tali berwarna jingga yang digunakan pelaku mencekik korbannya.


Foto ketiga....

Tae Pyeong : Wanita ini... Dia diserang oleh suaminya. Dia menyerang tanpa henti.

Flashback....


Setelah memukuli dan menendang istrinya, pria itu mengelap wajahnya yang bersimbah keringat.

Tae Pyeong : Dan wanita yang babak belur ini kesakitan sampai napas terakhirnya.


Rekan2 Joon Young semakin kaget.

Bong Soo : Dia menjawab semuanya dengan benar.


Tae Pyeong tanya, apa Joon Young yakin hanya butuh konfirmasi.

Tae Pyeong lalu mulai marah.

Tae Pyeong : Lalu kenapa kau menunjukkan foto ibumu di awal! Bukankah karena kau ingin memastikannya? Kau sudah meragukanku dan mengira aku bisa melihat kematian. Bukankah itu alasanmu memberiku fotonya, bukannya yang mengerikan ini?

Joon Young : Kau benar. Tapi bagaimana kau tahu itu ibuku?

Dan, flashback...


Tae Pyeong menatap foto ibu Joon Young.


Dalam penglihatannya, ia melihat ibu Joon Young yang masih dirawat setelah melahirkan Joon Young.

Ayah Joon Young yang menemaninya, mengaku senang Joon Young tidak mirip dengannya.

Dong Cheol : Dia mirip denganmu. Kuharap kalian berdua tidak bersatu dan mengisolasiku.


Tae Pyeong memberitahu Joon Young, bahwa Joon Young masih bayi saat itu.

Tae Pyeong : Ibumu menggendongmu. Sebelum meninggal, dia memberimu nama.

Mata Joon Young mulai berkaca-kaca mendengarnya.


Diluar, Woo Hyun kaget mendengarnya. Dia lalu ingat, detik2 sebelum ibu Joon Young meninggal.

Flashback...


Woo Hyun berlari ke rumah sakit dan melihat saat2 terakhir ibu Joon Young.

"Bagaimana kalau kita menamainya Joon Young? Kita beri nama itu saja. Joon untuk "ceria". Dan Young untuk "bersinar". Itu arti namamu."

Ibu Joon Young lantas meminta maaf karena harus pergi meninggalkan Dong Cheol dan Joon Young.

Dong Cheol : Hentikan omong kosong itu. Kau tidak akan pergi ke mana pun. Jangan khawatir. Berhenti beromong kosong.

Ibu Joon Young meninggal.


Tangis Woo Hyun pecah.

Flashback end...


Tangis Joon Young mulai mengalir.

Joon Young : Apa dia kesakitan?

Tae Pyeong : Tidak. Dia pergi dengan tenang di samping ayahmu.


Joon Young lantas mengambil semua foto yang ia tunjukkan pada Tae Pyeong dan berusaha menenangkan dirinya setelah mendengar cerita Tae Pyeong soal ibunya.

Tae Pyeong : Aku membaca artikel bahwa ayahmu meninggal karena pelaku bernama Jo Pil Doo. Jika ayahmu masih hidup, dia akan bangga kepadamu.

Joon Young diam saja.

Tae Pyeong : Mungkin, kita bisa menyelamatkan Mi Jin bukan karena prediksiku, tapi karena kau yakin kita bisa. Kau yakin kita bisa menyelamatkan Mi Jin. Entah kapan itu akan terjadi. Tapi pada pukul 19.00, sama seperti korban ketujuh dibunuh 20 tahun lalu, aku melihat Mi Jin dibunuh di rumah sakit. Aku belum tahu kenapa kematiannya berubah. Tapi  jika kau yakin kita bisa mengubahnya, kurasa kita bisa menyelamatkan Mi Jin. Aku juga akan membantu. Tolong biarkan aku membantu.


Joon Young membujuk Woo Hyun agar mengizinkannya merekrut Tae Pyeong sbg konsultan mereka.

Woo Hyun : Tidak.

Joon Young : Tapi kau lihat dia bisa melihat kematian orang-orang.

Woo Hyun : Hanya karena itu benar, tidak membuktikan dia bukan pelaku.

Joon Young : Kepala Nam!

Woo Hyun : Hei, kau tidak mendengarnya? Dia bilang keinginanmu untuk menyelamatkan Mi Jin membuat kita bisa menyelamatkannya, bukan prediksinya,

Joon Young : Kalau begitu, izinkan aku memintanya menggambar sketsa komposit.

Woo Hyun : Itu hanya akan mengganggu penyelidikanmu.

Joon Young : Itu bisa menjadi petunjuk penting untuk penyelidikanku.

Woo Hyun : Gedung Biru tertarik dengan kasus ini. Kecuali kau mau orang mengkritikmu setelah membiarkan gadis itu mati karena memercayai sains palsu. Sadarlah dan tangkap pelakunya.

Woo Hyun masuk ke ruangannya.


Joon Young lalu menghampiri Tae Pyeong yang menunggu diluar. Melihat raut wajah Joon Young, Tae Pyeong sadar Woo Hyun menolak mempercayainya.

Joon Young : Maafkan aku.

Tae Pyeong : Kita bisa menunjukkan keajaiban lain. Jika kau bisa menangkap pelakunya sebelum itu, lebih baik. Tapi ada yang mengusikku. Pelakunya sudah tahu aku akan melihat foto Mi Jin.

Joon Young : Pelakunya tahu?

Tae Pyeong : Ya. Dia bertanya kenapa dia membunuh seorang gadis. Seolah-olah dia ingin aku menyadari sesuatu. Aku tidak tahu kenapa dia mengatakan hal seperti itu.

Joon Young : Apa nama panti asuhan yang kau datangi 20 tahun lalu?

Tae Pyeong : Panti Asuhan Harapan.

Mendengar nama panti asuhan itu, Joon Young kaget.


Tanpa mereka sadari, si pelaku mengawasi mereka dari jauh.

Tae Pyeong : Ada apa? Kau tahu tempatnya?

Joon Young : Aku akan menyelidikinya.


Tae Pyeong kemudian pergi. Ia mengembalikan name tag nya pada petugas jaga.


Setelah Tae Pyeong berlalu, Do Kyung muncul dan melihat nama Tae Pyeong di daftar pengunjung.

"Permisi. Ada yang bisa kubantu?" tanya petugas.


Do Kyung tersenyum dan menunjukkan kartu tanda pengenalnya.

Bersambung ke part 2....