Skip to main content

The Game : Towards Zero Ep 6 Part 2

Sebelumnya...


Tae Pyeong ke kantor polisi. Ia menuliskan namanya di daftar pengunjung, lalu memberikan kepada petugas jaga.

"Kurasa kau pernah ke sini." ucap petugas jaga sambil memberikan name tag pengunjung.

"Ya." jawab Tae Pyeong.

"Kau tahu letak Divisi Kriminal Satu, bukan?" tanya petugas jaga.

"Di lantai pertama gedung paviliun." jawab Tae Pyeong.


Do Kyung duduk di taman sendirian. Tak lama, Joon Young datang membawakannya kopi. Joon Young lalu duduk disamping Do Kyung.

Do Kyung : Jadi, karena itu aku dijuluki Empat Pekan?

Joon Young : Ya. Kau selalu bilang hasilnya keluar dalam empat pekan. Makanya dijuluki begitu.

Do Kyung : Mulai sekarang, aku harus membuat kalian menunggu lima sampai enam pekan.

Joon Young : Omong-omong, bagaimana kau tahu namaku? Tidak. Bagaimana kau bisa mengenaliku? Apa kita pernah bertemu?

Do Kyung : Di rumah sakit tadi. Seorang pria berteriak keras dan berkata, "Terima kasih, Detektif Seo Joon Young."


Joon Young : Begitu rupanya. Apa yang membawamu ke rumah sakit?

Do Kyung : Temanku memintaku melakukan sesuatu. Detektif Seo, kau di sini untuk gadis itu, bukan?

Joon Young : Bagaimana kau tahu?

Do Kyung : Astaga, bahkan mata-mata pun tahu. Orang-orang di berita hanya membicarakan peniru Jo Pil Doo.


Joon Young : Begitu rupanya. Benar. Aku tidak sempat menonton berita. Benar juga. Terima kasih. Aku mendengarnya. Kau bahkan bekerja lembur untuk mengautopsi Oh Sung Min.

Do Kyung : Terima kasih telah menyelamatkan gadis itu. Mi Jin.

Joon Young : Kenapa berterima kasih kepadaku?

Do Kyung terdiam sejenak.

Do Kyung lalu membuat alasan, jika bukan karena Joon Young, ia pasti sudah mengautopsi Mi Jin.

Do Kyung : NISI akan jadi target semua serangan media yang kini ditargetkan padamu.

Joon Young : Benar. Bukankah kau sangat berterima kasih?


Do Kyung : Kenapa kau menatapku seperti itu?

Joon Young : Ingat sampel rambut korban yang kuberikan untuk kasus lain? Kau tidak bisa mempercepatnya?

Do Kyung : Tidak bisa. Itu bukan departemenku.

Joon Young : Maka dari itu. Bisakah kau meminta mereka bergegas demi aku? Kumohon.

Do Kyung : Tidak bisa.


Dong Woo, Kang Jae dan Bong Soo dikejutkan dengan kedatangan Tae Pyeong.

Kang Jae yang sedang mengambil air minum dari dispenser, tanya kenapa Tae Pyeong datang.

Tae Pyeong : Aku datang untuk bicara dengan Detektif Seo.

Kang Jae : Dia tidak ada di kursinya. Dia bekerja di luar stasiun hari ini. Dia akan terlambat.

Tae Pyeong : Begitu rupanya.


Woo Hyun datang. Tae Pyeong menatap mata Woo Hyun. Tae Pyeong lantas terkejut dan terus menatap Woo Hyun yang berjalan melewatinya. Woo Hyun lalu berbalik, menatap Tae Pyeong dan tanya ke Dong Woo siapa Tae Pyeong.


"Kalian semua sudah gila!" teriak Woo Hyun di ruangannya.

Di depan pintu, Bong Soo, Kang Jae dan Tae Pyeong mendengar itu.


Di dalam, Woo Hyun mengomeli Dong Woo.

Woo Hyun : Kemampuan untuk melihat kematian? Kau Ketua Tim. Beginikah caramu menjalankan investigasimu!

Dong Woo : Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi dia tahu Mi Jin dikubur, tahu ukuran peti mati, dan bahwa dia akan mati sekitar tengah malam. Dia mengatakan hal-hal ini seolah benar-benar melihatnya.

Woo Hyun : Jika tahu kapan dan di mana korbannya akan mati, dia pasti saksi mata atau pelaku. Atau setidaknya kaki tangannya. Tidak pernah terlintas dalam benakmu bahwa dia mungkin pelaku? Kau tidak curiga dia bisa menjadi kaki tangan?


Bong Soo dan Kang Jae yang tak enak pada Tae Pyeong, langsung menyuruh Tae Pyeong duduk.

Kang Jae menawari kopi tapi Tae Pyeong menolak.


Bong Soo : Omong-omong, kenapa kau ingin melihat foto Mi Jin?

Tae Pyeong : Karena aku khawatir.


Kang Jae : Astaga, tidak perlu. Polisi akan menjaganya setiap saat.

Bong Soo : Kau tahu, foto yang ditinggalkan Detektif Seo di rumahmu tadi. Kau melihatnya, bukan?

Tae Pyeong : Apa pertanyaanmu?

Bong Soo : Foto siapa itu? Maksudku, bagaimana orang di foto itu bisa mati?

Tae Pyeong : Aku tidak ingin membicarakannya.

Bong Soo : Kenapa tidak?

Tae Pyeong : Itu masalah pribadi.


Bong Soo dan Kang Jae lalu menanyai Tae Pyeong bagaimana mereka mati?

Tae Pyeong melihatnya, bagaimana mereka mati dan ia terkejut.

Sementara Bong Soo dan Kang Jae sibuk berdebat tentang rencana mereka setelah pensiun.

Tae Pyeong bicara dalam hatinya.

Tae Pyeong : Kenapa semua orang di sini mati dengan mengerikan?  Selain itu, mereka akan mati pada saat yang sama.


Bong Soo dan Kang Jae masih berdebat. Tiba2, Dong Woo keluar. Keduanya terkesiap.

Dong Woo beranjak ke mejanya.


"Bong Soo-ya, fotonya." bisik Kang Jae.

Bong Soo mengerti. Ia mengambil ponselnya, lalu memberikannya ke Tae Pyeong diam-diam.

Bong Soo : Aku mau ke toilet.


Tae Pyeong melihat foto Mi Jin. Dalam penglihatannya, ia melihat bagaimana kematian Mi Jin.


Mi Jin dicekik Do Kyung yang memakai jas dokter dan masker.


Sementara itu, Do Kyung tanya bagaimana Joon Young bisa tahu kalau Mi Jin dikubur?

Do Kyung : Contohnya kasus Oh Sung Min. Aku ingin tahu apakah peramal membantumu atau semacamnya.

Joon Young : Ya, aku punya peramal.

Do Kyung : Siapa itu?

Joon Young : Astaga, aku tidak bisa memberitahumu.

Do Kyung : Katakan saja. Aku akan merahasiakannya.

Joon Youn : Entahlah. Kau mungkin mendapatkan hasil DNA lebih awal dari dugaanmu. Aku tidak percaya kau memakai kartu itu sekarang. Kau pasti sangat penasaran.


Do Kyung : Kau membuatku penasaran.

Joon Young : Tapi ini tidak terlalu ilmiah. Ada seorang pria bernama Kim Tae Pyeong yang bisa melihat momen sebelum kematian seseorang.

Do Kyung : Dia bisa melihat momen sebelum kematian?

Joon Young : Ya.

Do Kyung menyunggingkan senyumnya.


Tae Pyeong masih menatap foto Mi Jin.

Mi Jin yang kesakitan,, mencopot masker Do Kyung. Ya,, memang benar. Itu Do Kyung.

Do Kyung menatap tajam mata Mi Jin, seolah mengajak Tae Pyeong bicara.

Do Kyung : Menurutmu kenapa aku melakukan ini? Katakan padaku. Kau melihat ini, jadi, pasti tahu.


Mi Jin tewas. Setelah Mi Jin tewas, tangis Do Kyung keluar.


Tae Pyeong lantas teringat mimpinya.

"Kau pikir kau akan berbeda?" tanya pria dengan bekas luka bakar di wajahnya ke Tae Pyeong.

Tae Pyeong berbalik dan melihat dengan jelas wajah pria itu. Dia Do Kyung.

Do Kyung : Cobalah kehilangan seseorang yang paling berharga bagimu. Maka kau akan mengerti.


Tae Pyeong lalu teringat masa kecilnya, saat ia dipaksa melihat kematian Do Kyung.

Tae Pyeong : Kau akan bunuh diri. Kau akan jatuh dan mati. Begitulah kau mati.


Adegan lalu berpindah pada Do Kyung yang menangis usai membunuh Mi Jin.


Tae Pyeong melihat jam di atas meja, jam kematian Mi Jin. Jam 7 malam. Tae Pyeong kaget dan tanya ke Kang Jae dimana Mi Jin dirawat.

Kang Jae bingung, apa?

Tae Pyeong : Bisa pastikan dia baik-baik saja?


Mendengar itu, Dong Woo langsung menatap Kang Jae.

Dong Woo : Apa maksudnya? Kau menunjukkan fotonya?


Tae Pyeong melihat jam. Sontak ia panic karena jam sudah menunjukkan angka 7.

Tae Pyeong lalu mendekati Dong Woo.

Tae Pyeong : Aku tidak tahu kapan, tapi sekitar pukul 19.00, Mi Jin akan dibunuh sama seperti saat korban ketujuh dibunuh. Tolong periksa apakah dia baik-baik saja.


Dong Woo : Apa kau melihat wajah pelakunya?

Tae Pyeong : Ya.

Dong Woo : Kau mengenalnya?

Tae Pyeong : Ya, aku kenal. Tapi aku baru bertemu dengannya 20 tahun lalu.

Dong Woo : Tapi dia seseorang yang kau kenal, bukan?


Bong Soo lantas keluar dan menghubungi Joon Young.

Joon Young : Ya, kenapa?

Bong Soo : Ini aku, Bong Soo. Bisakah kau datang ke kantor polisi sekarang?

Joon Young : Ada apa?

Bong Soo : Karena Kim Tae Pyeong datang dan berkata dia harus melihat bagaimana kematian Mi Jin berubah.

Joon Young : Bagaimana kematian Mi Jin bisa berubah?


Do Kyung terdiam mendengar kata2 Joon Young soal kematian Mi Jin yang berubah.


Bong Soo : Aku berusaha keras tidak menunjukkannya, tapi aku menunjukkan fotonya kepada dia untuk berjaga-jaga. Situasinya kurang baik.

Joon Young : Baiklah. Aku ke sana sekarang.


Do Kyung tanya, apa terjadi sesuatu?

Joon Young : Aku harus mencari tahu. Permisi.


Joon Young pergi. Do Kyung menatap kepergian Joon Young dengan wajah dingin.

Do Kyung kemudian berbalik, masih dengan wajah dinginnya.


Bersambung....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...