• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Game : Towards Zero Ep 10 Part 2

Sebelumnya...


Teacher Baek : Tuhan, apa dunia itu jahat? Kenapa Kau mengutuknya dengan kekuatan itu?


Tae Pyeong menunggu Teacher Baek sendirian di halaman panti. Lalu. Joon Young lewat disampingnya, bersama Do Kyung. Joon Young menatap Do Kyung yang tengah menikmati lolipop darinya.


Joon Young : Apa permennya enak?

Do Kyung : Ya.

Sekilas, Tae Pyeong menatap mata Do Kyung.


Woo Hyun lalu datang.

Woo Hyun : Joon Young-ah.

Joon Young langsung menatap Woo Hyun begitu namanya dipanggil.

Joon Young : Paman!


Melihat Joon Young bersama Do Kyung, Woo Hyun bergegas menjauhkan Joon Young dari Do Kyung. Ia juga menatap Do Kyung penuh kebencian.


Do Kyung hanya bisa terdiam melihat perlakuan Woo Hyun.


Tae Pyeong juga melihatnya.


Teacher Baek : Andai aku bisa menghindari takdir ini. Aku sudah berusaha semampuku untuk menghindari takdir ini. Apa yang harus kulakukan, Tuhan.


Tae Pyeong yang kini duduk di Gereja sendirian, dihampiri oleh anak panti yang tubuhnya lebih besar darinya.

"Kudengar kau bisa melihat kematian orang-orang."

Tae Pyeong diam saja.

"Kenapa kau diam saja? Kudengar kau bisa melihatnya saat menatap mata mereka. Apa aku salah?"


Tak lama kemudian, anak panti yang lain datang sambil menyeret paksa Do Kyung masuk ke dalam.


Kedua anak panti itu lalu memegangi Do Kyung dan memaksa Tae Pyeong melihat kematian Do Kyung.


Melihat itu, Do Kyung marah dan mencengkram Tae Pyeong.

Do Kyung : Kenapa kau menatapku seperti itu!  Bagaimana aku mati sampai kau menatapku seperti itu?


Dalam penglihatannya, ia diancam oleh Do Kyung yang sudah beranjak dewasa. Terlihat bekas luka bakar di wajah Do Kyung. Do Kyung mengancam Tae Pyeong dengan pisau di atap sebuah gedung. Lalu tiba2, Do Kyung menjatuhkan dirinya ke bawah.


Tae Pyeong : Kau akan bunuh diri di depan para polisi. Kau akan jatuh dan mati.

Mendengar itu, kedua anak panti itu langsung mengatai Do Kyung anak pembunuh.

Lebih pilunya, mereka juga mengatakan bahwa Do Kyung sudah terlahir dengan takdir seperti itu.

Mereka kemudian pergi tanpa merasa bersalah sedikit pun, begitu pun dengan Tae Pyeong.


Do Kyung hanya bisa tertunduk diam. Ia marah tapi tak bisa melakukan apa-apa.

Flashback end....


Tae Pyeong syok. Ia merasa prediksinya kembali sebagai kutukan.

Tae Pyeong lalu bertanya-tanya, apa yang akan terjadi jika ia tak memberitahukan kematian Do Kyungg saat itu.

Tae Pyeong : Kita bertemu lagi setelah 20 tahun.

Do Kyung mengenalkan dirinya, seolah baru pertama kali melihat Do Kyung.

Do Kyung : Aku Goo Do Kyung. Kudengar kau cukup berkuasa.


Tae Pyeong lantas menatap Joon Young.


Melihat reaksi Tae Pyeong, Joon Young memeriksa lengan Do Kyung dan menemukan bekas luka cakar disana. Dan segera saja, Joon Young menangkap Do Kyung atas pembunuhan Mi Jin.


Do Kyung tersenyum melihat tangannya diborgol Joon Young.

Do Kyung : Kurasa kau keliru, Nona Seo. Itukah yang dia katakan kepadamu? Bahwa aku pelakunya?


Do Kyung menatap Tae Pyeong.

"Cobalah kehilangan seseorang yang kau anggap paling berharga. Kau tidak akan pernah menemukan Seo Joon Young." ucap Do Kyung dalam hati.

Do Kyung kemudian menunjukkan seringainya pada Tae Pyeong.


Tae Pyeong marah dan mencengkram Do Kyung.

Tae Pyeong : Apa yang kau inginkan! Apa itu!

Joon Young kaget dan berusaha menenangkan Tae Pyeong.

Joon Young : Kim Tae Pyeong-ssi!

Tae Pyeong : Katakan apa!


Woo Hyun dan Dong Woo datang, melihat kemarahan Tae Pyeong.

Tae Pyeong :  Katakan kepadaku!

Joon Young lalu membawa Do Kyung.


Dong Woo memberikan sketsa Do Kyung pada Woo Hyun.

Woo Hyun : Ini sketsa komposit yang dikerjakan Kim Tae Pyeong?

Dong Woo : Ya. Ada pria bernama Goo Do Kyung. Dia dokter forensik di Badan Forensik Nasional.

Woo Hyun kaget, dokter forensik?

Don Woo : Ya. Dia dokter forensik yang mengautopsi Oh Sung Min.

Woo Hyun : Bagaimana dengan rekaman CCTV?

Dong Woo : Kita sudah dapat semuanya dan kini sedang diperiksa. Selain itu, kita akan kena masalah jika menutup rumah sakit lebih lama. Apa yang harus kita lakukan?


Woo Hyun : Minta dia bekerja sama. Ambil DNA-nya dan pulangkan dia.

Dong Woo : Baik, Pak.

Woo Hyun : Satu hal lagi. Sampai kita punya bukti pasti, jangan sampai media tahu Goo Do Kyung adalah tersangka.


Soo Hyun sedang memotret jasad Mi Jin.


Joon Young datang dan melihat jam yang sudah mau jam 5 sore.

Joon Young ingat prediksi Tae Pyeong, yang mengatakan kematian Mi Jin berubah dari jam 7 malam, jadi jam 4 sore.


Lalu Joon Young ingat saat menyelamatkan Mi Jin yang dikurung di dalam peti dan saat Mi Jin berterima kasih padanya.


Soo Hyun lalu melihat sesuatu di bawah kuku Mi Jin yang patah. Ia bergegas mengambilnya pakai cotton but dan memasukkan cotton but nya ke dalam tabung kecil.

Do Kyung masih lift. Ia menghela nafas menatap tangannya yang diborgol serta para polisi yang membawanya.


Joon Young menghampiri Tae Pyeong yang menenangkan diri di dalam kamar pasien.

Joon Young : Ada apa? Kau melihat sesuatu dalam kematiannya?

Tae Pyeong tak menjawab dan menatap mata Joon Young.

Tae Pyeong : Sekeras apa pun aku berusaha, kematianmu satu-satunya yang tidak bisa kulihat. Itu membuatku bertanya-tanya apa kematiannya tidak bisa kulihat karena akulah penyebabnya.


Lalu Tae Pyeong ingat ancaman Do Kyung di masa depan.

Do Kyung : Kau tidak akan pernah menemukan Seo Joon Young.


Joon Young tanya, kau baik-baik saja?

Woo Hyun datang dan menyuruh Joon Young pergi karena ia mau bicara dengan Tae Pyeong.

Joon Young pergi.


Woo Hyun : Kau tampaknya sangat marah tadi.  Boleh kutanya alasannya?

Tae Pyeong diam dan melihat momen kematian Woo Hyun.

Woo Hyun sedang teleponan dengan seseorang sambil berjalan di koridor.

Woo Hyun : Ya. Baiklah. Tunggu sebentar lagi. Aku hampir sampai.

Lalu Woo Hyun membuka pintu sebuah ruangan. Begitu ia membukanya, tiba2 terjadi ledakan dalam ruangan itu yang membuat ia terlempar dan tewas seketika.


Woo Hyun menunjukkan sketsa Do Kyung.

Woo Hyun : Kau yakin pria ini pelakunya?

Tae Pyeong tersinggung, kau tidak memercayaiku? Atau haruskah kubuktikan lebih banyak? Jika kau tidak menentang untuk membuat sketsa komposit dan memberi tahu polisi wajah pelakunya, Mi Jin akan hidup.

Woo Hyun : Aku tidak bisa asal menyalahkan seorang dokter forensik dari Badan Forensik Nasional hanya berdasarkan kata-katamu.

Tae Pyeong : Kalau begitu, cari buktinya. Pasti ada DNA-nya di bawah kuku jari Mi Jin.


Tae Pyeong lalu menjelaskan bagaimana ia tahu pelakunya Do Kyung.

Tae Pyeong : Bahkan saat Mi Jin sekarat, dia mencoba melihat siapa pelakunya. Dengan begitu, aku bisa melihat wajahnya. Pelaku yang membunuh Mi Jin adalah pria bernama Goo Do Kyung. Jadi, kau tidak bisa membiarkannya lolos.

Tae Pyeong pun pergi. Woo Hyun terdiam mendengarnya.


Diluar, ia bertemu Joon Young.

Tae Pyeong : Aku akan meneleponmu.

Tae Pyeong pergi.


Joon Hee minta penjelasan Dong Woo siapa pelaku yang membunuh Mi Jin. Ia mengaku, mendengar mereka menahan tersangka.

Dong Woo : Aku tidak bisa memberimu jawaban sekarang. Aku tahu ini sulit, tapi bertahanlah sebentar lagi.


Masyarakat yang masih demo di depan penjara Jo Pil Doo, minta Jo Pil Doo dihukum mati, membaca artikel kematian Mi Jin di internet. Sontak, mereka heboh. Han Kyu yang heran melihat kehebohan mereka, menyuruh Ye Ji mencari tahu.


Ye Ji membuka internet dan terkejut membaca artikel Mi Jin tewas.

Ye Ji : Mi Jin tewas.

Han Kyu : Tewas? Kenapa bisa tewas?

Ye Ji : Menurutmu pelakunya terprovokasi dengan artikel yang kita tulis? Dia meninggal kurang dari sehari setelah artikelnya diterbitkan. Jo Pil Doo bukan dalang di balik kasus ini, tapi kita menulis artikel seolah-olah dia orangnya,  jadi, pelakunya mungkin...

Han Kyu sewot, apa kau gila? Bagaimana kau tahu Jo Pil Doo dalangnya atau bukan? Bisakah kau yakin 100 persen? Aku hanya menerbitkannya karena Pak Lee menyuruhku. Jadi, tutup mulutmu. Ya?


Di basement, tim labfor mengambil sampel air liur Do Kyung.


Joon Young datang.

Do Kyung : Sudah cukup aneh seseorang bisa melihat kematian orang lain, kini kau memercayai ucapannya dan menuduhku membunuh?

Joon Young : Kurasa kau tidak ingat karena sudah terlalu lama. Pak Kim Tae Pyeong bilang dia melihatmu di Panti Asuhan Harapan 20 tahun lalu. Kudengar dia memprediksi kematianmu. Dia bilang kau akan bunuh diri di depan para polisi. Tapi itu tidak akan terjadi. Aku akan memenjarakanmu karena membunuh Mi Jin.

Do Kyung : Itu disebut penyelidikan bertarget.

Joon Young : Jangan khawatir. Aku tidak akan memenjarakan orang tidak bersalah.

Joon Young menutup pintu mobil yang dinaiki Do Kyung dan menyuruh mereka pergi.


Do Kyung tersenyum menatap Joon Young.

Do Kyung dibawa pergi.


Joon Young : Apa orang-orang BFN masih di kantor?

Soo Hyun : Ya, aku sudah menelepon mereka.

Joon Young : Tolong urus itu.

Soo Hyun langsung pergi.

Joon Young : Bong Soo-ya, tetap di sini dan segera hubungi aku jika kau menemukan sesuatu di rekaman CCTV. Dan kau, Kang Jae, kau ikut denganku.


Do Kyung di perjalanan menuju kantor polisi.


Soo Hyun ke BFN.

Soo Hyun : Halo. Ini untuk seseorang yang ditangkap secara darurat. Bisa lakukan secepat mungkin?

Petugas BFN :  Baik.


Joon Young dan Kang Jae masih di jalan.


Bong Soo melihat rekaman CCTV sebelum Mi Jin terbunuh.

Dalam rekaman itu, terlihat seorang punggung seorang pria memakai jas dokter.

Bong Soo : Tinggi, 180 cm, usia pertengahan 30-an. Tunggu, bisa perbesar pada sepatu ketsnya? Sepertinya bukan sepatu yang itu.


Do Kyung tiba di kantor polisi. Dong Woo menyodorkan selembar kertas dan cap pada Do Kyung.

Dong Woo : Aku butuh sidik jarimu.


Tae Pyeong tiba di rumah. Sambil menuju kamarnya, ia menjelaskan penangkapan Do Kyung pada Nona Lee.

Nona Lee : Jika dia ditangkap tanpa surat perintah, penangkapan harus disetujui jaksa dalam 12 jam. Jika tidak disetujui, mereka harus melepaskannya. Sekarang pukul 19.00.

Tae Pyeong :  Waktu kita sembilan jam.

Nona Lee : Ya.

Tae Pyeong : Bisakah kau mencari tahu sedikit tentang Goo Do Kyung? Tanya apakah ada yang mengenalnya di Panti Asuhan Harapan.

Nona Lee mengerti dan langsung pergi.


Tae Pyeong masuk kamarnya dan terkejut melihat Teacher Baek ada di sana.

Tae Pyeong : Anda di sini?

Teacher Baek : Kau peduli aku ada atau tidak?


Teacher Baek pergi. Tae Pyeong mengikutinya.

Tae Pyeong : Kenapa kau melakukan itu? Kau tahu semuanya. Kenapa kau diam saja? Kau sudah tahu alasanku tidak bisa melihat kematian Nona Seo. Benar, bukan?

Teacher Baek diam saja.

Tae Pyeong : Aku bertanya kepadamu.


Teacher Baek : Karena itu aku bilang bahwa kalian berdua dalam hubungan naas. Kalian saling menyukai, tapi tidak bisa bersama. Lantas, itu namanya hubungan naas.  Kau tidak bisa melihat kematiannya karena kau lah penyebab kematiannya. Wanita itu, Seo Joon Young, akan mati karenamu.

Tae Pyeong syok mendengarnya.


Bersambung.....

The Game : Towards Zero Ep 10 Part 1

Sebelumnya...


Di episode 10 ini gaes,, kita masih disuguhkan dengan cerita masa kecil Do Kyung yang sangat menyayat hati..... Entah sy lebay atau bagaimana, tapi tangis sy pecah sih nonton episode 10 ini....

Do Kyung dan ibunya bersembunyi di dalam kedai.

Sementara diluar, masyarakat termasuk ayahnya Min Ah, menggedor-gedor pintu, menyuruh mereka keluar.

Ibu Do Kyung ketakutan.

Do Kyung yang sudah tidak tahan lagi, berniat keluar tapi dicegah ibunya.

"Jangan pergi ke sana. Jangan. Biar ibu saja. Kau tetap di sini. Jangan keluar."


Sang ibu lantas melangkah ke pintu.

Begitu ia membuka pintu, ia langsung disiram dengan seember darah oleh ayah Min Ah.

Orang2 mengutuk mereka dan menuduh mereka tahu perbuatan jahat Jo Pil Doo.

Orang2 itu tidak yakin, kalau Do Kyung dan ibunya tak tahu Jo Pil Doo membunuh para gadis muda.


Melihat ibunya diperlakukan seperti itu, Do Kyung keluar dan marah.

Do Kyung : Kami tidak tahu!

"Ada apa dengannya?
"Ayah dan anak sama saja. Kau juga tahu, bukan? Kalian berdua tahu!Kenapa kau membiarkannya? Kau sudah tahu! Dia membunuh tujuh gadis! Bagaimana kau bisa tidak tahu!"

Do Kyung dan ibunya dipukuli orang2 itu.


Dari kejauhan, Joon Hee memotret mereka yang dipukuli orang2.


Usai kejadian itu, pasangan suami istri pemilik kedai datang.

Yang suami membersihkan bekas darah di depan kedai mereka. Sementara si istri marah2.

"Astaga, apa ini! Bagaimana jika mereka masuk ke rumah kita setelah ke restoran!"

"Mereka tidak punya tempat tujuan. Apa yang bisa kulakukan?"

"Kau bangga menjadi kerabat pembunuh! Astaga. Suruh mereka pergi!  Kita juga korban!"

Ternyata pria itu adalah kerabat Jo Pil Doo.


Do Kyung yang duduk di dalam, hanya bisa tertunduk sedih. Sementara ibunya yang sedang mencuci tangan, juga hanya diam mendengar omongan saudara iparnya.


Do Kyung dan ibunya kemudian pergi.

Do Kyung duduk sendirian di terminal, hingga ibunya datang membawakannya beberapa roti dan susu.

Lalu sang ibu berkata, bahwa ia harus ke toilet dan menyuruh Do Kyung menyimpan roti dan susu itu baik2.


Ibu Do Kyung melangkah pergi,, tapi kemudian ia berbalik dan menatap sedih Do Kyung.


Setelah ibunya pergi, Do Kyung melihat roti2 dan susu yang diberikan ibunya. Tak lama, ia menemukan gulungan uang disana.


Do Kyung yang menyadari sesuatu, bergegas mencari ibunya.

Hujan lebat mulai turun.

Do Kyung melihat ibunya sudah berada di dalam bus tujuan Onyang.

Sang ibu pun melihatnya.

Do Kyung langsung mengejar bus yang membawa ibunya, tapi gagal.


Sang ibu menangis di dalam bus.

Di dalam terminal, Do Kyung melahap roti pemberian ibunya seperti orang kelaparan.


Paginya, seorang pria berseragam polisi tanya pada rekannya, apa sudah menghubungi wali Do Kyung?

"Apa dia ditelantarkan? Tidak ada yang pernah menelepon." jawab rekannya.

Mereka melihat Do Kyung yang tidur di kursi. Pria itu kemudian pergi.

Kamera menyorot tangan Do Kyung yang menggenggam erat plastik berisi roti, susu dan gulungan uang dari ibunya.


Do Kyung akhirnya dikirim ke Panti Asuhan Harapan.

Begitulah ceritanya bagaimana Do Kyung bisa berakhir di Panti Asuhan Harapan.


Do Kyung lalu bekerja, mencari uang untuk bertahan hidup.

Ia menjadi loper koran.

Salah satu koran yang diantarnya adalah Harian Hana.

Di halaman depan Harian Hana, tertulis tentang ayahnya yang dijatuhi hukuman mati dan ibunya  yang pergi meninggalkannya.


Tak itu saja, di Harian Hana berikutnya, tertulis berita tentang Joon Young yang dikirim ke panti asuhan setelah ayahnya tewas saat mengejar Jo Pil Doo.


Usai mengantar koran2 itu, Do Kyung mengepel lantai gereja.

Tak lama, suster yang membawanya pun datang, menghampirinya. Suster itu lalu terdiam melihat koran dengan judul Joon Young yang dikirm ke panti asuhan mereka yang tergeletak di bangku gereja.

"Hyun Woo-ya, kau sudah membacanya?"

Do Kyung diam saja.

"Aku tidak percaya ini terjadi. Akibat prosedur administratif, gadis itu tidak punya pilihan selain bermalam di sini. Aku tidak berusaha menyembunyikanmu, tapi seandainya reporter datang..."

"Aku akan baik-baik saja." jawab Do Kyung.


Suster lalu memberikan kunci rumahnya.

"Menginaplah di rumahku. Aku akan pergi setelah selesai."


Do Kyung lalu berkeliling panti dan berpapasan dengan Joon Young.

Joon Young tampak dituntun oleh suster lain dan berjalan bersama anak2 panti seusianya.

"Siapa namamu? Berapa usiamu?" tanya salah satu anak pada Joon Young.

Do Kyung berjalan melewati mereka.

"Namaku Joon Young. Usiaku 10 tahun."

Sontak, Do Kyung langsung berhenti melangkah dan berbalik memandangi Joon Young.


Joon Young lalu berbicara dengan suster yang membawa Do Kyung, di dalam ruangan.

Do Kyung memandangi Joon Young dari luar jendela.

"Joon Young. Itu namamu, bukan?"

"Ya."

"Baiklah. Berapa usiamu?"

"Usiaku 10 tahun."

"Sepuluh? Astaga, kau gadis pintar. Kau terlihat sangat cantik."

"Terima kasih."

"Sama-sama. Makanlah. Makanlah sebanyak yang kau mau. Astaga, kau sangat pintar."


Joon Young lalu duduk sendirian di halaman panti sementara teman2nya asyik bermain.

Joon Hee datang dan memotret Joon Young diam-diam.

Joon Young sadar dipotret dan menoleh ke Joon Hee.

Joon Hee : Hai. Apa aku mengejutkanmu? Maaf. Aku tidak bermaksud begitu. Namaku Joon Hee.


Joon Hee mendekati Joon Young dan kembali memotretnya.

Do Kyung tiba2 datang. Ia merampas kamera Joon Hee dan lari.

Joon Hee : Hei, Berandal!


Joon Hee bergegas mengejar Do Kyung.

Do Kyung membanting, bahkan menendang kamera Joon Hee.


Lalu Do Kyung menatap Joon Hee.

Do Kyung : Hentikan!

Joon Hee : Hentikan apa?

Do Kyung : Biarkan aku bernapas.

Joon Hee : Kau sangat egois. Kau ingin menjalani hidup santai? Begitukah? Ayahmu membunuh delapan gadis. Salah satunya seusia denganmu. Lalu gadis di belakang sana... ayahnya tewas saat mengejar ayahmu. Tulang rusuknya patah sembilan buah. Namun, kau ingin bernapas sedikit?


Do Kyung terdiam. Joon Hee mengambil kameranya dan beranjak pergi.

Joon Young kemudian datang, mendekati Do Kyung.

Joon Young :  Kau baik-baik saja?

Do Kyung tertegun menatap Joon Young karena teringat bahwa ayahnya yang membunuh ayah Joon Young.

Do Kyung : Ya.

Joon Young : Terima kasih.

Do Kyung : Sama-sama.

Joon Young : Siapa namamu?


Do Kyung lagi2 terdiam.

Joon Young : Ada apa?

Do Kyung : Aku tidak punya.

Joon Young : Kurasa kau juga tidak memilikinya. Ibu dan ayah. Orang tuaku juga tidak ada.

Do Kyung terdiam lagi.


Joon Young lalu memberikan Do Kyung permen, setelah itu ia membuka permen untuk dirinya sendiri.

Do Kyung menatap Joon Young yang asyik makan permen.

Joon Young kemudian tersenyum, menatap Do Kyung.

Joon Young : Ini enak. Cobalah.


Tae Pyeong dan Teacher Baek datang ke panti asuhan itu. Para suster langsung menyambutnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Teacher Baek pada suster yang membawa Do Kyung dan Joon Young.

"Ini semua berkatmu. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik-baik saja."


Suster itu kemudian duduk di dalam ruangannya bersama Tae Pyeong.

Ia melihat Tae Pyeong tampak sedikit takut.

Suster : Kau tampak agak takut. Ada apa? Ada yang ingin kau katakan?

Tae Pyeong : Anda pasti sakit keras.

Suster itu kaget, bagaimana kau tahu?

Tae Pyeong : Aku melihat anda meninggal di rumah sakit. Dia tidak memberi tahu anda?


Suster : Tidak. Dia mulai datang kemari setelah kehilangan penglihatannya, jadi, tidak bisa melihatku. Jadi, kau juga bisa melihat kematian.

Tae Pyeong : Ya.


Tae Pyeong lalu menoleh ke jendela. Tiga anak laki2 yang lebih besar darinya, tengah mengintipnya.

Bersambung ke part 2....