The Game : Towards Zero Ep 11 Part 1

Sebelumnya...


Tae Pyeong memberitahu Joon Young bahwa kematian Mi Jin berubah lagi, dari jam 7 malam menjadi jam 4 sore.


Ji Won berteriak memanggil dokter saat menemukan putrinya tergeletak di lantai. Polisi langsung berlarian ke kamar Mi Jin. Joon Hee yang baru saja tiba, terkejut melihat para polisi berlarian ke kamar putrinya.

Joon Hee dan Ji Won terpukul putri mereka tewas.


Tae Pyeong memberikan sketsa pelaku pembunuhan Mi Jin ke Joon Young.

Joon Young terkejut, dia pelakunya?

Tae Pyeong : Kenapa? Kau mengenalnya?


Tae Pyeong dan Joon Young tiba di rumah sakit.

Do Kyung menghampiri Joon Young begitu melihat Joon Young.

Do Kyung : Kau disini?

Joon Young menatap tajam Do Kyung.

Joon Young : Biar kuperkenalkan pria yang bisa melihat momen kematian yang kuceritakan sebelumnya. Dia adalah Kim Tae Pyeong.


Do Kyung pun menatap Tae Pyeong.

Tae Pyeong menatap mata Do Kyung dan melihat Do Kyung mengancamnya dengan pisau, di tepi sebuah gedung dan di hadapan para polisi.


"Kau tidak akan pernah menemukan Seo Joon Young." ucap Do Kyung dengan sorot mata penuh luka.

Setelah mengatakan itu, Do Kyung menjatuhkan tubuhnya ke bawah.


Tae Pyeong syok dengan penglihatannya.

Tae Pyeong lantas menatap cemas Joon Young.

"Bagaimana aku bisa melupakanmu?" ucap Tae Pyeong dalam hatinya.


Melihat reaksi Tae Pyeong setelah menatap mata Do Kyung, Joon Young mengerti dan langsung menahan Do Kyung.

Joon Young : Pak Goo, kau dalam penahanan darurat atas pembunuhan Lee Mi Jin.

Do Kyung bersikap santai.

Do Kyung : Itukah yang dia katakan kepadamu? Bahwa aku pelakunya?


Melihat itu, Tae Pyeong marah dan mencengkram Do Kyung.

Tae Pyeong : Apa yang kau inginkan!


Di basement parkir, petugas forensik sedang mengambil sampel air liur Do Kyung, diawasi Joon Young.


Do Kyung kemudian tersenyum setelah petugas forensik selesai melakukannya.

Do Kyung : Ini tidak masuk akal. Sudah cukup aneh seseorang bisa melihat kematian orang lain, dan kini kau memercayai ucapannya dan menuduhku membunuh?

Joon Young : Kurasa kau tidak ingat karena sudah terlalu lama. Pak Kim Tae Pyeong bilang dia melihatmu di Panti Asuhan Harapan 20 tahun lalu. Kudengar dia memprediksi kematianmu. Dia bilang kau akan bunuh diri di depan polisi. Tapi itu tidak akan terjadi. Aku akan memenjarakanmu karena membunuh Mi Jin.

Do Kyung : Itu disebut penyelidikan yang ditargetkan.

Joon Young pun menatap Do Kyung dengan tatapan marah.

Joon Young : Jangan khawatir. Aku tidak akan memenjarakan orang tidak bersalah.


Joon Young lalu menutup pintu mobil tempat Do Kyung duduk.

"Silahkan pergi." ucapnya pada rekannya.

Do Kyung hanya tersenyum menatap Joon Young. Mobil polisi pun bergerak pergi.


Joon Young bersama Kang Jae dan beberapa rekan mereka menggeledah rumah Do Kyung.

Joon Young : Cari komputer dan kameranya. Selain itu, perhatikan baik-baik tali yang mengikatnya. Kau harus mengumpulkan semua yang bisa digunakan melawannya sebagai bukti.


Para petugas mulai mencari.


Joon Young kemudian melihat lukisan mengerikan Do Kyung.


Tae Pyeong kembali ke rumah. Sambil menuju ke kamarnya, ia diberitahu Nona Lee bahwa penangkapan Do Kyung harus disetujui jaksa dalam 12 jam karena Do Kyung ditangkap tanpa surat perintah.

Tae Pyeong : Dalam 12 jam?

Nona Lee : Jika tidak disetujui, mereka harus melepaskannya. Sekarang pukul 19.00.

Tae Pyeong : Waktu kita sembilan jam.

Nona Lee : Ya.

Tae Pyeong : Bisakah kau mencari tahu sedikit tentang Goo Do Kyung? Tanya apakah ada yang mengenalnya di Panti Asuhan Harapan.

Nona Lee mengerti dan langsung pergi.


Tae Pyeong masuk ke kamarnya dan kaget melihat Teacher Baek.

Tae Pyeong : Kau disini?

Teacher Baek : Apa kau peduli aku ada atau tidak?


Teacher Baek kemudian pergi dan berhenti di sebuah ruangan kosong. Tae Pyeong menyusul Teacher Baek.

Tae Pyeong : Kenapa kau melakukan itu? Kau tahu semuanya. Kenapa kau diam saja? Kau sudah tahu kenapa aku tidak bisa melihat kematian Nona Seo.

Teacher Baek diam saja.

Tae Pyeong : Aku bertanya kepadamu.


Teacher Baek : Karena itu aku bilang bahwa kalian berdua dalam takdir yang buruk. Kalian saling menyukai, tapi tidak bisa bersama. Kau tidak bisa melihat kematiannya karena kau menyebabkan kematiannya. Wanita itu, Seo Joon Young, akan mati karenamu.

Tae Pyeong syok mendengarnya.

Teacher Baek lantas meminta Tae Pyeong berhenti membantu Joon Young.


Tae Pyeong : Apa kau juga tidak bisa melihat kematian wanita yang kau cintai seperti aku tidak bisa melihatnya?

Teacher Baek : Ya. Karena itulah aku menyukainya.

Flashback...


Teacher Baek dan wanita itu berada di studio foto.

Teacher Baek sedang mengatur kamera, sementara wanitanya sudah duduk di sofa dan tersenyum menatap kamera sambil memeluk sebuket bunga.


Wanita itu lantas memanggil Teacher Baek.

Teacher Baek duduk disamping wanita yang dicintainya.

Mereka kemudian saling bertatapan penuh cinta, sebelum akhirnya menatap ke arah kamera.

Flashback end...


Teacher Baek : Saat aku melihatnya, aku merasa seperti orang biasa. Karena itulah aku patah hati melihatmu.

Tae Pyeong tampak menahan tangisnya. Ia lalu teringat Joon Young yang ingin ditemuinya setiap hari.

Tae Pyeong kemudian berkata, bahwa ia mengerti sekarang kenapa Teacher Baek berusaha keras menghentikannya dan mengerti kenapa Teacher Baek berusaha bunuh diri di masa lalu.

Flashback...


Tae Pyeong menemukan Teacher Baek yang bersimbah darah di bathup penuh air.

Flashback end...


Tangis Teacher Baek menyeruak keluar.

Tae Pyeong : Kau tahu kematian seseorang bisa diubah menjadi pembunuhan? Bukankah itu alasanmu mencoba bunuh diri?

Teacher Baek : Bunuh diri adalah cara untuk menghilangkan nyawamu sendiri.

Tae Pyeong : Ya.

Teacher Baek : Tapi kau menyelamatkan hidupku. Tapi takdir seseorang tidak berubah semudah yang kau pikirkan. Jadi, kau harus berhenti di sini. Setidaknya, kau bisa menghindari kematiannya.


Tae Pyeong : Bagaimana jika bukan itu masalahnya? Bagaimana jika dia masih dalam bahaya?

Teacher Baek : Kalau begitu, itu juga takdirnya.

Tae Pyeong : Tidak. Selama bisa menghentikan pembunuhan seseorang, dibunuh sampai mati tidak bisa menjadi takdir seseorang.

Tae Pyeong lalu cerita bahwa ia melihat bagaimana rekan-rekan Joon Young meninggal.

Flashback...


Tae Pyeong berada di kantor polisi, bermaksud mengembalikan foto ibunya Joon Young.

Bong Soo menyapanya pertama kali. Tae Pyeong menatap mata Bong Soo dan melihat bagaimana ia mati.


Bong Soo terkapar dengan kondisi mengenaskan di sebuah ruangan yang habis meledak.

Tae Pyeong juga melihat bagaimana Kang Jae mati.

Kang Jae mati di ruangan yang sama dengan Bong Soo.


Dong Woo juga tak kalah mengenaskan. Dia tewas dengan kaki terputus!


Tae Pyeong : Mereka semua mati di hari yang sama karena ledakan. Itu mengerikan. Terlepas dari mereka, ada banyak korban lain. Aku harus tahu hubungan di antara mereka dan kematian Joon Young dan kenapa ledakan itu terjadi.

Teacher Baek : Lalu? Anggap saja kau menyelamatkan nyawa mereka. Bagaimana dengan Joon Young yang kematiannya tidak terlihat? Pada akhirnya, yang tersisa akan penuh kesedihan.

Tae Pyeong : Aku tahu siapa yang mencoba membunuhnya. Aku bisa menghentikannya.

Teacher Baek : Jika pria itu pembunuh, kau bisa mati.

Tae Pyeong : Aku tidak takut mati. Tapi sebelum semua itu terjadi, aku akan mencoba membujuknya.

Teacher Baek : Membujuk dia?

Tae Pyeong : Ya. Aku melihat wajahnya saat dia membunuh Mi Jin.


Tae Pyeong ingat melihat Do Kyung menangis usai membunuh Mi Jin.

Tae Pyeong : Aku punya firasat bahwa membunuh orang bukan keinginannya.


Do Kyung menunggu di ruang interogasi dengan tangan diborgol.

Dibalik jendela, Woo Hyun menatap Do Kyung dengan serius.


Dong Woo dan Joon Young sedang memeriksa barang2 Do Kyung yang merasa sita.

Joon Young membandingkan tali yang mereka temukan di rumah Do Kyung dengan tali yang digunakan Do Kyung untuk mengikat Mi Jin.


Kang Jae baru saja selesai bicara di telepon.

Joon Young : Mereka bilang apa?

Kang Jae : Mereka masih mencari, tapi baik laptop dan ponselnya bersih.


Joon Young lantas menghubungi Bong Soo.

Joon Young : Kau temukan sesuatu?

Bong Soo : Kami menemukan rekaman pembunuh yang masuk ke kamar Mi Jin. Tapi dia bertopeng, kami tidak bisa mengidentifikasinya. Jadi, kami memeriksa rekaman lain, tapi sepertinya dia tahu semua titik butanya. Tidak ada jejaknya.

Joon Young : Bagaimana dengan baju dan sepatu yang dia pakai saat itu?

Bong Soo : Pasukan sedang melihat, tapi beberapa sampah telah dikirim ke pabrik pembakaran, jadi, aku tidak yakin kami bisa menemukan mereka.

Joon Young : Baiklah. Terus kabari aku.

Joon Young memutus panggilannya.


Dong Woo berkata, bukti terbaik yang bisa mereka hanyalah DNA pembunuh dari kuku Mi Jin. Dong Woo minta Joon Young bersabar.

Kang Jae : Joon Young-ah, bukankah Tae Pyeong bilang dia melihat pembunuh di Panti Asuhan Harapan?

Joon Young : Ya.

Kang Jae : Jo Hyun Woo juga ada di sana.


Kang Jae lantas menunjukkan temuannya.

Kang Jae : Dengar. Aku menemukan artikel ini saat menyelidiki panti asuhan.

Di artikel itu tertulis, bahwa Jo Hyun Woo, putra Jo Pil Doo dikirim ke Panti Asuhan Harapan.

Dong Woo : Bukankah kau juga di panti asuhan itu?

Joon Young mengiyakan, sambil berpikir. Teringat sesuatu, Joon Young kemudian pergi.

Joon Young : Aku harus memastikan sesuatu. Aku tidak akan lama.


Woo Hyun menemui Do Kyung di ruang interogasi.

Ia meletakkan secangkir air, untuk Do Kyung.

Woo Hyun : Kau pasti lapar. Mau kupesankan sesuatu?

Do Kyung : Tidak, aku baik-baik saja.

Woo Hyun : Aku Kepala Nam Woo Hyun dari Divisi Kejahatan.

Do Kyung mengangguk2.


Woo Hyun : Kudengar dulu kau tinggal di Panti Asuhan Harapan.

Do Kyung : Benar.

Woo Hyun : Kalau begitu, kau ingat anak bernama Jo Hyun Woo?

Do Kyung : Bukankah semua orang begitu?

Woo Hyun mengernyit heran.

Do Kyung : Bukankah kau membicarakan putra Jo Pil Doo?

Woo Hyun : Apa kalian berdua berteman?

Do Kyung : Tidak juga. Omong-omong, semua orang di sana tahu tentang dia.

Woo Hyun terdiam mendengarnya.


Joon Young ke Harian Hana. Ia berdiri di lobby, menunggu seseorang. Tak lama, Ye Ji yang ditunggunya datang. Joon Young berterima kasih karena Ye Ji sudah mau meluangkan waktu untuknya.

Ye Ji kemudian tanya, kenapa Joon Young membutuhkan foto Hyun Woo.

Ye Ji : Apa dia terkait dengan pembunuh Mi Jin?

Joon Young : Tidak, ini masalah pribadi.

Ye Ji : Begitu rupanya. Tapi aku ragu dia mengunggah foto dari keluarga pelaku di koran. Dia mungkin tidak mengunggahnya, tapi aku yakin ada foto.


Ye Ji membawa Joon Young ke ruang arsip.

Joon Young menunggui Ye Ji yang sedang mencari foto2 Hyun Woo.

Tak lama, Ye Ji mendapatkannya dan memberikannya ke Joon Young.


Joon Young langsung membukanya dan melihat beberapa foto dirinya.

Joon Young : Dia banyak memotretku.

Joon Young kemudian menemukan foto seorang anak laki-laki yang tengah menatapnya saat ia sedang bermain sendirian di halaman panti asuhan.

Ye Ji lalu menyerahkan foto Hyun Woo yang lain. Di foto itu, wajah Hyun Woo terlihat jelas. Hyun Woo berdiri di depan kantor polisi di foto itu, dibawah hujan deras.


Melihat foto Hyun Woo, Joon Young teringat perkenalannya dengan seorang anak laki2 di Panti Asuhan Harapan. Anak laki2 itu adalah Hyun Woo. Saat itu, Hyun Woo baru saja menolong Joon Young yang tengah dipotret oleh Joon Hee.

Joon Young : Siapa namamu?

Hyun Woo diam saja ditanya namanya.

Joon Young : Ada apa?

Hyun Woo : Aku tidak punya nama.

Flashback end...


Joon Young : Sudah kuduga. Dia Jo Hyun Woo.


Woo Hyun masih mengawasi Do Kyung dari balik kaca. Woo Hyun bertanya-tanya, apa Do Kyung adalah Hyun Woo yang menelponnya tiga tahun lalu.

Woo Hyun : Jika dia yang meneleponku tiga tahun lalu, dia pasti mengenaliku.

Woo Hyun lalu melihat Do Kyung meminum air yang dibawanya.


Do Kyung sendiri terlihat mencurigakan. Ia mengambil cangkir itu, lalu meminum airnya sembari menatap ke arah Woo Hyun yang ia yakin masih berdiri dibalik jendela. Do Kyung kemudian meletakkan cangkirnya kembali di meja dan mendorong bibir cangkir ke tengah dengan telunjuknya.


Woo Hyun melihat informasi investigasi Do Kyung dan registrasi KTP Do Kyung.

Woo Hyun : Tapi nomor KTP dan sidik jarinya berbeda. Bagaimana mungkin?


Nona Lee kembali ke rumah dan langsung memberikan temuannya pada Tae Pyeong. Nona Lee tanya, kenapa Tae Pyeong menyuruhnya menyelidiki Hyun Woo, bukan Do Kyung.

Tae Pyeong : Mereka orang yang sama.


Tae Pyeong ingat pembicaraannya tadi dengan Teacher Baek.

Teacher Baek : Jika aku tidak membawamu ke panti asuhan itu, kau tidak akan bertemu anak itu.

Tae Pyeong : Aku yang mengikutimu.

Teacher Baek : Kau tidak menyesal?

Tae Pyeong : Apa kau menyesal?

Teacher Baek : Tidak. Berkat kau aku masih hidup.

Tae Pyeong : Aku tidak menyesalinya. Aku senang.


Tae Pyeong mau pergi, tapi Teacher Baek memberitahunya tentang anak yang dicarinya.

Teacher Baek : Sepertinya kau salah mengira namanya. Goo Do Kyung, bukan?

Tae Pyeong : Kau juga mengenalnya?

Teacher Baek : Sekitar 20 tahun lalu, kau pulang setelah bertemu anak itu dan jatuh sakit selama 10 hari. Setelah sebulan, akhirnya kau bicara denganku. Kau bilang kau menyaksikan dia bunuh diri. Aku menyelidikinya. Jika melakukan bunuh diri adalah pembunuhan atas diri sendiri, lalu aku yakin bisa mencegahnya. Jadi, aku menulis kepadanya setiap hari dan mensponsorinya agar dia bisa belajar di lingkungan yang baik. Tapi begitu Abdis meninggal, kami kehilangan kontak. Nama anak itu adalah Jo Hyun Woo. Dia adalah putra Jo Pil Doo.

Flashback end...


Do Kyung sendiri masih menunggu di ruangan interogasi, sembari tersenyum.

Woo Hyun juga masih mengawasinya.


Joon Young masuk dan bertanya, kenapa Woo Hyun tidak memberitahunya bahwa anak laki-laki yang ada di panti bersamanya adalah Hyun Woo.

Woo Hyun : Karena tidak ada gunanya mengetahuinya.

Joon Young : Tapi saat Pak Kim memberi tahu kami bahwa pelakunya dulu tinggal di Panti Asuhan Harapan, seharusnya kau memberitahuku.

Woo Hyun : Aku tidak bisa berpikir sejauh itu.


Dong Woo dan Kang Jae masuk. Mereka langsung duduk di depan kamera pengawas.


Joon Young masuk ke ruang interogasi.

Do Kyung tanya, kenapa lama sekali.

Joon Young :  Kau penasaran?

Do Kyung : Sedikit.


Joon Young lalu menyalakan tombol kamera pengawas dan melihat jamnya.

Joon Young : Ini pukul 00.03. Aku akan mulai menginterogasi tersangka, Goo Do Kyung, atas pembunuhan Lee Mi Jin yang terjadi pada 23 Oktober.


Joon Young mulai menginterogasi Do Kyung.

Joon Young : Kapan kali pertama kau bertemu Lee Mi Jin?

Do Kyung : Hari aku bertemu denganmu untuk kali pertama. Aku yakin kau ingat. Kita bahkan minum kopi bersama.

Flashback...


Malam itu, di taman, Do Kyung dan Joon Young duduk sembari minum kopi.

Do Kyung : Detektif Seo, kau datang untuk gadis itu, bukan?

Joon Young : Bagaimana kau tahu?

Do Kyung : Astaga, bahkan mata-mata pun tahu. Orang-orang di berita hanya membicarakan peniru Jo Pil Doo.

Flashback end...


Do Kyung : Kau meminta bantuanku mengenai kasus itu. Kau tidak ingat?

Joon Young : Kenapa kau di rumah sakit?

Do Kyung : Aku menulis makalah dengan seniorku karena dia memintaku bergabung dengannya.

Joon Young kesal, kau cukup teliti.


Do Kyung tertawa.

Do Kyung : Ini investigasi yang ditargetkan.


Joon Young : Kami akan mendapatkan bukti bahwa kau membunuh Mi Jin pada waktunya.

Do Kyung menghela nafas dan tersenyum.

Joon Young : Tapi aku tidak mengerti kenapa kau ingin membunuhnya. Itulah kenapa aku mencari Jo Hyun Woo. Kau tinggal di panti asuhan saat itu. Apa hubunganmu dengan Jo Hyun Woo?


Do Kyung : Kepalamu menanyakan hal yang sama. Kurasa kau juga sangat tertarik padanya.

Joon Young : Aku juga bersamanya meskipun sangat singkat. Aku juga di panti asuhan.


Kamera menyorot Woo Hyun yang memperhatikan mereka dengan serius.


Joon Young tanya, apa Do Kyung dan Hyun Woo sangat dekat.

Do Kyung : Kau rela membunuh untuk seseorang hanya karena kalian dekat? Begitukah?

Joon Young : Tidak.

Do Kyung : Kami tidak dekat.


Joon Young lalu menunjukkan fotonya yang tengah ditatap Hyun Woo dari belakang.

Melihat ekspresi Do Kyung yang langsung berubah melihat foto itu, Joon Young yakin Do Kyung dan Hyun Woo bukan orang asing. Joon Young lalu tanya, teman macam apa Hyun Woo.

Do Kyung : Dia pendiam.


Joon Young : Itukah sebabnya kau bersimpati kepadanya?

Do Kyung : Kenapa kau beranggapan begitu?


Joon Young : Aku yakin kau melihat para reporter melecehkan Jo Hyun Woo. Foto ini diambil oleh seorang reporter yang melecehkan Jo Hyun Woo.

Do Kyung lalu ingat ketika Joon Hee memotretnya di depan kantor polisi. Ia juga ingat pertanyaan Joon Hee saat itu padanya.

Joon Hee : Apa ayahmu pernah menunjukkan perilaku aneh?

Flashback end..


Joon Young : Reporter itu mengejar dan melecehkannya yang hampir membuatnya ingin bunuh diri.

Do Kyung tersenyum kesal.

Do Kyung : Kau bicara seolah-olah kau tahu benar.


Joon Young : Itu aku di sampingnya di foto. Reporter itu adalah ayah Lee Mi Jin. Namanya Lee Joon Hee.

Do Kyung pun tambah kesal,, tapi ia berusaha menahan kekesalannya.

Do Kyung : Begitu rupanya. Begitukah?

Joon Young : Jo Hyun Woo bunuh diri. Apa kau tahu?

Do Kyung : Tidak. Aku tidak tahu.

Do Kyung yang merasa pengap, minta istirahat sebentar. Do Kyung bilang, ia juga butuh ke toilet.

Joon Young : Baiklah. Kita akan istirahat.


Diluar, Woo Hyun menyuruh Kang Jae dan Dong Woo menemani Do Kyung.

Bersambung ke part 2...

Baru kali ini nonton drakor, sy gemes ama kedua lead nya... Si Joon Young ini ya terlalu mengandalkan kemampuan istimewa Tae Pyeong... Ya terlepas dari kebenaran Do Kyung pembunuh Mi Jin ya... Tapi aneh aja sih, ngeliat dia nanganin kasus Mi Jin.. Oke, timnya dibantu Tae Pyeong... Karena penglihatan Tae Pyeong mereka tahu Mi Jin dikubur... Tapi mereka gk tau lokasi Mi Jin dikubur dimana.. Tim nya Joon Young sibuk kesana kemari, mencari keberadaan dimana lokasi Mi Jin dikubur, sampai akhirnya mereka tahu dimana Mi Jin... Lah si Joon Young disaat timnya sibuk, dia malah pakai jalan pintas, manfaatin kemampuan Tae Pyeong buat nyari tahu dimana lokasi Mi Jin...

Sy tuh liatnya si Joon Young ini kayak (maaf) gk guna di timnya... Apalagi saat dia kekeh minta persetujuan Woo Hyun buat memecahkan kasus bersama Tae Pyeong... Emangnya, tanpa kemampuan khusus Tae Pyeong gk bisa gitu dia mecahin kasus?

Satu lagi sih... dia ini tahu gimana hidupnya Do Kyung hancur sejak kecil... keluarganya berantakan gegara Joon Hee, tapi pas dia menginterogasi Do Kyung tuh, matanya kayak mau nelen si Do Kyung hidup2... Gk ada rasa empatinya sedikit aja.. Empati bukan berarti membenarkan perbuatan Do Kyung membunuh orang ya... Itu lain cerita..

Gimana menurut kalian??

0 Comments:

Post a Comment