Skip to main content

The Promise Ep 29 Part 2

Sebelumnya...


Dong Jin dan Se Gwang masuk ke rumah. Sepertinya mereka baru menempuh perjalanan jauh. Se Gwang membawa sebuah jerigen kecil. Sung Joo menyuruh mereka makan. Se Gwang awalnya menolak, ia berkata, akan makan nanti tapi Dong Jin memaksanya makan sekarang.

Dong Jin : Jangan buat dia menatap meja makan dua kali.

Setelah Dong Jin dan Se Gwang ke ruang makan, Sung Joo memanggil Do Hee.


Se Gwang menuangkan air di jerigen ke dalam gelas. Setelah itu, ia membagikannya satu per satu pada Dong Jin, Sung Joo dan Do Hee.

Se Gwang : Air segar dari pegunungan. Ada legenda di dalamnya, jika kau meminumnya secangkir, kau bisa memperpanjang hidupmu satu tahun.

Do Hee : Aku harus meminumnya. Aku harus memperpanjang hidupku agar bisa menjadi putri yang baik. Jika aku pergi, siapa yang akan bermain dengan orang tuaku?

Sung Joo : Kenapa kau harus pergi? Kenapa kau bicara begitu saat akan makan?

Do Hee : Aku hanya mencoba melucu. Bahkan, meski aku pergi hanya sehari, jaring laba-laba akan terbentuk di mulutnya. Benarkan ayah?


Dong Jin lalu menanyakan Hwi Kyung. Do Hee berkata, bahwa ia akan memikirkan hubungannya dengan Hwi Kyung.

Dong jin : Berarti kau menerimanya?

Do Hee : Dia membuatku lebih dan lebih penasaran lagi tentangnya.

Dong Jin : Undang dia makan malam.

Song Joo tidak setuju, menurutnya itu terlalu cepat. Dong Jin berkata, ini hanya makan malam biasa.

Do Hee langsung semangat. Ia ingin mengundang Hwi Kyung hari itu juga.

Sung Joo tak setuju dengan alasan harus bersiap-siap. Do Hee : Bagaimana kalau besok?

Sung Joo tetap tak setuju.

Do Hee lalu menyarankan, untuk memakai jasa Na Yeon saja agar sang ibu tidak perlu repot-repot memasak menyambut kedatangan Hwi Kyung.

Sung Joo yang tak setuju pun menghela nafas kesal.


Na Yeon sedang mendandani Saebyeol dan menyuruh Saebyeol pulang dengan Mal Sook hari itu karena ia ada pekerjaan.

Saebyeol berkata, akan meminta neneknya membelikannya es krim nanti.

"Eomma, jamkkanman." ucap Saebyeol begitu sang ibu selesai mendandaninya.

"Aku hampir lupa lagi." ucap Saebyeol lagi, lalu mengambil bando di atas meja.

"Saebyeol-ah, kau sangat menyukai bando ini?"

"Ini satu-satunya hadiah dari ayah."

Na Yeon hanya bisa tersenyum pahit mendengarnya. Setelah itu, ia memasangkan bando Tae Joon ke kepala Saebyeol dan memuji Saebyol cantik mengenakan bando itu.


Ponsel Na Yeon kemudian berdering. Telepon dari Sung Joo yang memesan jasanya. Sung Joo menjelaskan, bahwa mereka akan kedatangan tamu besok dan meminta Na Yeon datang ke rumahnya besok untuk memasak. Sung Joo meminta maaf karena merubah jadwalnya, dari minggu depan menjadi besok. Na Yeon berkata, tidak masalah karena ia senggang besok. Sung Joo pun meminta dibuatkan makanan Korea.


Hwi Kyung terkejut disuruh Kyung Wan mempertahankan AP Food. Kyung Wan berkata, Hwi Kyung benar bahwa cabang perusahaan ibarat seorang anak. Hwi Kyung pesimis, ia tak yakin bisa membuat AP Food bangkit dari keterpurukan. Kyung Wan berkata, jika Hwi Kyung tak bisa mempertahankan AP Food, maka AP Food akan dijual.

Hwi Kyung menghela nafas. Ia lalu mengatakan, akan berusaha.


Balik ke ruangannya, Hwi Kyung menghela nafas melihat Do Hee sudah duduk manis di ruangannya. Hwi Kyung pun meminta Do Hee memberitahunya dulu jika ingin bertemu.

Do Hee : Itu tidak menyenangkan. Bukankah ini kejutan yang menyenangkan melihatku ada disini tiba-tiba?

Hwi Kyung : Itu menurutmu. Ini adalah tempat aku bekerja. Orang-orang disini cemas kalau mereka mendapatkan direktur utama yang tidak kompeten. Aku setidaknya harus berpura- pura untuk menekan penolakan.

Do Hee : Kau benar, aku pergi.


Do Hee lalu bangkit dari duduknya dan menunjuk dua paper bag yang ia taruh di atas meja.

Do Hee : Ini ada hadiah, anggap saja seperti hadiah pindah rumah.

Hwi Kyung merogohkan tangannya dalam.

"Komik?" tanya Hwi Kyung.

"Jelas-jelas kau tidak bekerja keras. Jadi baca itu untuk mengisi waktumu." jawab Do Hee.

"Kau pandai memilih hadiah." puji Hwi Kyung.

"Baca itu dan ceritakan padaku apa isinya." jawab Do Hee.


Do Hee lantas pamit dan beranjak ke pintu tapi Hwi Kyung memanggilnya lagi.

Hwi Kyung : Apakah hari ini termasuk dalam kesepakatan kita untuk bertemu tiga kali seminggu?

Do Hee : Ini sangat singkat tapi aku akan membiarkannya masuk dalam hitungan.

Do Hee pergi, tapi Hwi Kyung lagi-lagi memanggilnya. Hwi Kyung meminta Do Hee tidak mengganggu mantan istrinya. Sebagai gantinya, ia berjanji akan menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya secara perlahan.


Mal Sook dan Saebyeol berjalan menuju rumah. Sepanjang perjalanan, Saebyeol tak berhenti bernyanyi.

Di depan rumah, Mal Sook melihat Yoo Kyung.

Saebyeol ingat, Yoo Kyung adalah ajumma yang menemui ibunya tempo hari.

Yoo Kyung sedikit tersenyum.

"Kau ingat aku?"

Saebyeol mengangguk.


Mal Sook mengajak Yoo Kyung masuk. Yoo Kyung terkejut melihat keadaan rumah Na Yeon. Mal Sook minta maaf karena rumahnya sedikit berantakan.

Yoo Kyung lalu memberikan oleh2 yang dibawanya. Mal Sook menyuruh Yoo Kyung memberikannya langsung pada Na Yeon karena Na Yeon melarangnya menerima hadiah dari siapa pun.

Mal Sook : Tadi kau bilang, kau teman ibunya Na Yeon?

Yoo Kyung : Terima kasih sudah membesarkan Na Yeon dengan baik. Dia dan putriku cukup dekat. Kami kehilangan kontak setelah dia dibawa ke panti asuhan. Aku penasaran, bagaimana hidup Na Yeon. Aku cukup marah mengetahui dia seorang ibu tunggal. Bagaimana dengan ayahnya? Kudengar ayah anaknya sudah meninggal.

Mal Sook terkejut, Na Yeon bilang begitu?

Yoo Kyung : Itu tidak benar?

Mal Sook : Jika Na Yeon bilang begitu, berarti benar.

Mal Sook lalu sadar kalau ia belum menawari Yoo Kyung minuman. Yoo Kyung pun meminta izin menemui Saebyeol. Mal Sook memanggil Saebyeol, tapi Yoo Kyung berkata, akan menemui Saebyeol di kamar jika Mal Sook tidak keberatan.


Na Yeon sedang dalam perjalanan pulang.


Yoo Kyung menemui Saebyeol dan melihat Saebyeol sedang membaca buku dongeng.

Yoo Kyung : Bolehkah aku menunggu disini sampai ibumu pulang?

Saebyeol : Ibu akan segera pulang jadi tunggu lah sebentar lagi.

Yoo Kyung : Kau terlihat pintar. Kau bisa membaca sendiri. Buku apa yang kau baca?

Saebyeol : Cinderella.


Yoo Kyung lalu mengelus kepala Saebyeol. Setelah itu, ia memegang rambut Saebyeol dan berpikir melakukan tes DNA pada Saebyeol dan Tae Joon.

Tapi tak lama, ponselnya berbunyi. Pesan dari Se Jin. Se Jin mengiriminya foto prewed.

"Itu ayah." ucap Saebyeol yang melihat foto ayahnya di ponsel Yoo Kyung.

Sontak Yoo Kyung kaget dan menanyakannya sekali lagi pada Saebyeol.


Saebyeol kemudian bangkit dan mencari foto ayahnya di meja.

Saebyeol : Kupikir ibu menaruh foto ayah disini? Apa ibu mengambilnya untuk dilihat setiap hari?

Yoo Kyung mendekati Saebyeol. Ia menunjukkan foto Tae Joon dan bertanya sekali lagi apa Tae Joon benar-benar ayah Saebyeol.

Saebyeol : Dia datang dari Amerika dan pergi lagi kesana. Tapi kenapa ayahku pergi?

Yoo Kyung langsung lemas.


Na Yeon pulang. Mal Sook langsung menemui Na Yeon dan memberitahu Na Yeon bahwa tamu Na Yeon menunggu di kamar Na Yeon bersama Saebyeol.

Na Yeon : Nugu?

Mal Sook : Dia bilang teman ibumu.

Na Yeon : Chingu eomma?

Tak lama kemudian, Na Yeon menyadari siapa yang datang dan bergegas lari ke kamarnya.


Na Yeon kaget melihat Yoo Kyung. Saking kagetnya, ia bahkan sampai menjatuhkan jeruk yang dibawanya.

Na Yeon langsung menjauhkan Saebyeol dari Yoo Kyung.

Yoo Kyung : Kau takut aku menyakitinya.

Na Yeon menyuruh Saebyeol ke kamar Mal Sook. Tak lama, Mal Sook datang membawakan teh. Na Yeon menyuruh mereka keluar.


Setelah itu, Na Yeon menemui Yoo Kyung.

"Aku datang untuk mencari tahu sesuatu tapi sepertinya aku sudah tidak membutuhkannya."

"Apa maksudmu?"

"Kau ingat yang kukatakan sebelumnya? Aku menawarimu bantuan untuk mencari ayah anakmu. Sekarang, aku akan menghidupkan kembali ayah anakmu yang kau bunuh. Kang Tae Joon." jawab Yoo Kyung.

Tak hanya itu, Yoo Kyung juga menyebut Tae Joon sampah.


Bersambung............

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...