Jae Hee jatuh dari ketinggian. Ah Ran menangis, dan Hyun Woo langsung memeluk Jae Hee. Setengah sadar, Jae Hee meminta Hyun Woo mengatakan bahwa Ah Ran bukanlah eonni nya. Hyun Woo meminta Jae Hee diam, ia berkata mereka akan membicarakan hal ini nanti. Jae Hee pun tak sadarkan diri. Hyun Woo bergegas menghubungi rumah sakit.
Begitu ambulance tiba, Hyun Woo mendampingi Jae Hee yang digotong ke ambulance. Sementara Ah Ran menangis melihat sang adik terbaring tak berdaya. Hyun Woo lantas menatap tajam Ah Ran.
“Kau kejam, jahat! Kau berani menyakiti Jae Hee. Hal yang telah kau lakukan padaku, ditambah yang kau lakukan pada Jae Hee hari ini tidak akan pernah kumaafkan!” ucap Hyun Woo.
Ah Ran terduduk lemas. Tangisnya pecah saat ia teringat Jae Hee yang tidak mau mengakui dirinya sebagai kakak. Ah Ran menangsi sambil memeluk erat sepatunya.
“Appa, eomma, Kyeong Ran tidak boleh seperti ini. Aku takut ditinggal sendirian. Kumohon.” Isaknya.
Joo Seung sedang mendiskusikan masalahnya dengan pengacara. Pengacanya berkata, kasus yang sudah kadaluarsa tidak akan bisa diproses kembali. Joo Seung lantas bertanya, jika seseorang menggunakan nama orang lain untuk mendirikan perusahaan, apakah orang itu bisa dituntut. Pengacara bilang orang tersebut bisa dituntut atas kasus penipuan dan pemalsuan. Joo Seung pun berniat menjadikan hal itu sebagai senjata untuk melawan Hyun Woo.
Jae Hee akhirnya sadar dari komanya. Begitu sadar, Jae Hee langsung menanyakan apa yang terjadi. Hyun Woo yang setia menemani Jae Hee pun meminta Jae Hee untuk tidak banyak bergerak dulu. Hyun Woo mengatakan, ada tulang rusuk Jae Hee yang bergeser. Jae Hee kemudian bangun dan menanyakan Ah Ran. Hyun Woo berkata bahwa mereka tidak datang bersama.
“Apa Joo Ah Ran benar2 kakakku?” tanya Jae Hee.
Hyun Woo terdiam mendengar pertanyaan Jae Hee.
“Tidak mungkin. Orang seperti Joo Ah Ran tidak mungkin kakakku.” Ucap Jae Hee.
Ah Ran pergi ke rumah sakit, ia mencemaskan kondisi Jae Hee.
Pada Hyun Woo, Jae Hee berkata orang yang menakutkan seperti Ah Ran tidak mungkin menjadi kakaknya. Jae Hee yakin, Ah Ran sengaja mengaku2 sebagai kakaknya agar lolos dari jeratan hukum. Tanpa mereka sadari, Ah Ran yang berdiri di depan pintu mendengar pembicaraan mereka. Hyun Woo pun meminta Jae Hee berhenti memikirkan Ah Ran. Ia ingin Jae Hee focus memulihkan kesehatan dulu.
“Lalu bagaimana jika Joo Ah Ran benar2 kakakku? Bagaimana hubungan kita? Kita tidak mungkin bersama, kan?” tanya Jae Hee.
Jae Hee menangis. Hyun Woo pun mencoba menenangkan Jae Hee. Ia berkata tidak akan terjadi apa2. Namun perkataan Hyun Woo tidak bisa mengurangi kecemasan Jae Hee. Hyun Woo lantas beranjak keluar, namun langkahnya terhenti saat ia tiba di pintu ia melihat Ah Ran.
“Mau apa kau ke sini? Apa kau ingin melihat seperti apa kejahatan yang sudah kau lakukan?” sindir Hyun Woo.
“Jae Sung, pergilah. Biarkan kami berdua bicara.” Jawab Ah Ran seraya menatap tajam Hyun Woo.
“Apalagi yang mau kau lakukan pada Jae Hee? Pergilah dari sini. Aku tidak akan pernah mempercayai wanita sepertimu.” Ucap Hyun Woo.
“Ahjussi, aku baik2 saja. Pergilah. Tidak akan terjadi hal yang menakutkan lagi.” Jawab Jae Hee seraya menatap Ah Ran penuh kebencian.
Hyun Woo awalnya tidak mau meninggalkan Jae Hee sendiri. Ia takut Jae Hee akan dilukai oleh Ah Ran. Namun Hyun Woo terpaksa pergi atas permintaan Jae Hee. Begitu Hyun Woo pergi, Ah Ran pun masuk menemui Jae Hee.
“Bagaimana lukamu? Kau baik2 saja?” tanya Ah Ran.
“Apa kau tidak malu dengan kata2mu?” sindir Jae Hee.
“Apa kau benar2 Kyeong Ran? Waktu benar2 tidak memiliki belas kasihan. Kau tidaklah sama dengan apa yang aku bayangkan.” Ucap Ah Ran.
“Aku juga. Kakak yang aku bayangkan bukanlah dirimu. Demi mencapat tujuanku, kau membunuh orang lain. Wanita yang menakutkan ini adalah kakakku. Jika aku bisa melarikan diri, aku akan melakukannya.” Jawab Jae Hee.
“Ada sesuatu yang kau tidak tahu. Ayah Shin Hyun Woo yang membunuh orang tua kita. Orang tua kita yang tidak bersalah, dihancurkan oleh Shin Woo Sub. Aku saksi kejadian 25 tahun yang lalu. Keluarga itu adalah musuh kita.” ucap Ah Ran.
Jae Hee kaget, apa?
“Aku dan Shin Hyun Woo menikah, aku mendorong Shin Hyun Woo dalam jurang kematian, untuk membalaskan dendam orang tua kita.” ucap Ah Ran.
“Aku tidak percaya dengan yang kau katakan! Kejadian 25 tahun yang lalu itu, apa kau punya buktinya? Aku hanya mempercayai kata2 yang keluar dari mulut kekasihku. Kata2 yang kau katakan sekarang, aku pikir agar kau bisa lepas dari jeratan hukum!” jawab Jae Hee.
“Karena pria itu, kebencian orang tuamu, sakitnya hidup yang dirasakan kakakmu, kau tidak mempedulikannya? Bagaimana bisa kau menyalahkanku? Apa kau tahu rasa lelah yang kurasakan saat aku harus membalaskan dendam orang tua kita sendirian?” ucap Ah Ran.
“Jangan katakan apa2 lagi! Bagaimana kehidupanmu, itu adalah pilihanmu sendiri! Bahkan meskipun kau tidak memiliki orang tua, tidak seharusnya kau mengambil jalan yang salah! Bahkan saat aku tumbuh dan besar di panti asuhan, setidaknya aku tahu tidak seharusnya aku mempermainkan hidup seseorang! Jangan timpakan kesalahanmu pada orang lain dan merusak reputasi orang tuaku!”
Ah Ran yang sudah tidak tahan lagi pun mengangkat tangannya. Ia ingin menampar Jae Hee. Namun ia langsung tersadar dan tidak jadi menampar Jae Hee. Jae Hee tersenyum sinis dan semakin menghakimi Ah Ran. Hyun Woo datang, dan ikut menghakimi Ah Ran.
“Kau ingin menampar adikmu yang terbaring lemah di rumah sakit, terluka karena dirimu? Apa kau ini masih pantas disebut manusia! Bagaimana bisa kau menjadi sekejam ini? Sekarang pergilah!” maki Hyun Woo.
“Kau bilang aku kejam? Lalu bagaimana denganmu? Setelah mematahkan hatiku, kau ingin menikahi adikku? Apa itu tidak kejam?” tanya Ah Ran.
“Sejak kapan kita menjadi pasangan? Sejak awal pernikahan kita adalah kebohongan.” Jawab Hyun Woo dingin.
“Begitukah? Jadi kalian berdua akan menikah?” tanya Ah Ran tidak percaya.
Ah Ran lantas menatap Jae Hee dengan tatapan terluka. Sementara Jae Hee diam saja, dengan wajah penuh kekecewaan.
“Mulai hari ini, aku tidak punya seorang adik. Kami hidup terpisah selama 25 tahun. Aku akan menganggap adikku sudah tiada. Kau bukan adikku. Kau adalah Yoon Jae Hee.” Ucap Ah Ran.
“Benar! Aku lebih mati daripada harus kembali menjadi Joo Kyeong Ran! Aku ingin hidup sebagai Yoon Jae Hee sepanjang hidupku! Daripada aku memiliki kakak sepertimu, lebih baik aku hidup sebagai anak yatim piatu!” jawab Jae Hee.
Ah Ran yang terluka dengan kata2 Jae Hee memilih pergi. Setelah Ah Ran pergi, Jae Hee menangis. Ia tidak pernah menyangka pertemuannya dengan sang kakak akan berakhir menyakitkan seperti itu. Ia juga kecewa karena kakaknya sendiri lah yang menyekapnya di rumah itu. Hyun Woo diam saja, ia juga tidak bisa menerima kenyataan bahwa Ah Ran adalah kakak Jae Hee.
Di taman rumah sakit, Ah Ran terduduk lemas. Ia juga tak dapat menahan kesedihannya.
“Joo Ah Ran, kenapa kau seperti ini? Adikmu sudah tiada. Orang tuaku dan semuanya sudah meninggal karena tertimpa kayu. Aku tidak butuh pengkhianat seperti Yoon Jae Hee.” Ucap Ah Ran.
Namun meski begitu, Ah Ran tetap tidak bisa menghentikan kesedihannya. Ia benar2 terluka.
Sementara itu, Hyun Min dan Yeon Jae tak saling bertegur sapa. Yeon Jae yang sudah tidak tahan akhirnya memberanikan dirinya berbicara pada Hyun Min. Yeon Jae protes karena Hyun Min tidak mau berbicara padanya. Hyun Min dengan wajah emosinya bertanya, berita mengejutkan apalagi yang ingin dikatakan Yeon Jae? Hyun Min menebak, apa Yeon Jae ingin mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki seorang anak atau Yeon Jae ingin mengatakan akan menikah lagi dan mendapat suami baru. Hyun Min bertanya, berapa banyak lagi rahasia yang disembunyikan Yeon Jae.
“Benar, masih banyak rahasia yang tidak aku katakan padamu. Suamiku meninggalkan banyak hutang. Itu membuatku merasa sangat buruk. Aku juga harus membayar biaya kuliah adikku. Dia sangat bodoh. Dia masih berada di peringkat ke 35 setelah belajar 3 hari 3 malam.” Jawab Yeon Jae kesal.
Hyun Min pun jadi merasa bersalah pada Yeon Jae.
“Tapi aku juga memiliki keahlian. Aku tidak hanya suka makan, tapi aku juga pintar memasak. Saat aku masih duduk di bangku sekolah, aku pernah menjadi ketua kelas. Aku memiliki banyak rambut, jadi anak2 tidak perlu cemas dengan rambut pendek. Aku juga…”
Dan cuuup! Hyun Min mencium Yeon Jae, membuat Yeon Jae berhenti bicara. Haha…
“Apa yang kau lakukan!” protes Yeon Jae sambil mendorong tubuh Hyun Min.
“Sudah cukup. Kau cukup memenuhi syarat untuk menjadi istriku. Kau tahu, dibandingkan dengan Joo Ah Ran, kau itu lebih baik. Orang tuaku pasti akan menyukaimu, Yeon Jae.” Ucap Hyun Min.
Hyun Min lantas memeluk erat Yeon Jae.
Hyun Woo yang baru kembali ke rumah sakit, terkejut mendapati Jae Hee tidak berada di kamarnya. Hyun Woo pun bergegas mencari Jae Hee. Ia menemukan Jae Hee hendak pergi dengan taksi. Jae Hee meminta Hyun Woo membiarkannya pergi. Ia berkata, tidak peduli sekeras apapun ia menyangkal, ia tetap adiknya Joo Ah Ran. Ia berkata, ia tidak bisa mencintai Hyun Woo.
“Tidak akan ada yang berubah diantara kita! Aku hanya mencintai dirimu dan kau juga mencintai diriku. Tidak peduli siapa dirimu dan siapa keluargamu, hatiku tidak akan berubah. Tidak ada alasan bagi kita untuk mengakhiri hubungan ini.”
Jae Hee menangis.
“Kau tidak boleh pergi. Kau harus tetap berada di sisiku.” Pinta Hyun Woo.
“Tapi kau akan menyesal nanti.” Jawab Jae Hee.
Tangis Hyun Woo pun merebak. Dipeluknya Jae Hee erat2. Jae Hee juga tak kuasa menahan tangisnya. Hyun Woo meyakinkan Jae Hee bahwa dirinya tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan Jae Hee. Ia meminta Jae Hee percaya padanya. Ia berkata tidak akan pernah melepaskan tangan Jae Hee.
Ah Ran meluapkan kesedihannya dengan cara minum2. Tak lama kemudian, Joo Seung datang merebut gelas Ah Ran agar Ah Ran tidak minum lagi. Tapi Ah Ran sudah tidak peduli. Ah Ran berkata, Kyeong Ran seperti gumpalan besar di dalam hatinya. Ah Ran mengaku ingin membersihkan gumpalan itu dengan sebuah pisau dan melupakannya. Ah Ran menangis lagi, dan minum lagi.
“Kau tahu dimana Suster Yoon berada? Kau menemukannya?” tanya Joo Seung kaget.
“Dia ada di rumah sakit. Aku menguncinya di sebuah rumah. Dia berusaha melarikan diri, karena itulah dia terluka.” Jawab Ah Ran.
“Apa? Kau menguncinya?” tanya Joo Seung tak percaya.
“Bukankah ini takdir yang cukup menarik? Seorang kakak yang membenci adiknya dan mengunci adiknya. Seorang adik yang tidak mengenali kakaknya dan menyalahkan kakaknya. Kami bukan lagi saudara. Joo Kyeong Ran sudah mati. Yang ada hanyalah kekasihnya Shin Hyun Woo, Yoon Jae Hee.” Jawab Ah Ran.
Joo Seung kemudian memeluk Ah Ran.
“Berhenti mengatakan hal yang tidak2. Bagaimana kau merindukan adikmu, aku jelas tahu. Kenapa kau mengatakan hal yang membuat dirimu terluka?” ucap Joo Seung.
Ah Ran pun emosi, ia mendorong Joo Seung dengan kasar.
“Semakin aku merindukannya, semakin kuat rasa pengkhianatan yang aku rasakan. Aku tidak akan membiarkan Shin Hyun Woo dan Yoon Jae Hee begitu saja. Aku harus menghancurkan musuhku dan istrinya dengan tanganku sendiri.” Ucap Ah Ran.
Joo Seung menemui Hyun Woo.
“Kau harus menghentikan situasi ini! Karena kau, adik yang tidak pernah dilihatnya selama 25 tahun sekarang menjadi musuhnya!” ucap Joo Seung.
“Berhentilah memprovokasi orang lain! Joo Ah Ran kehilangan hak sebagai kakak bukan karena aku.” jawab Hyun Woo.
“Ini masih belum terlambat. Biarkan kakak dan adik itu bersatu. Ini adalah pilihan terakhir yang bisa kau lakukan untuk dua orang yang kau cintai.” Ucap Joo Seung.
“Kau pikir kau bisa menggunakan Jae Hee untuk mendapatkan pengampunan? Joo Ah Ran tetaplah Joo Ah Ran. Yoon Jae Hee tetaplah Yoon Jae Hee. Aku tidak peduli seberapa besar aku mencintai Jae Hee. Aku tidak akan memaafkan wanita itu yang sudah menghancurkan ku dan keluargaku.” Jawab Hyun Woo.
“Meskipun Yoon Jae Hee terluka?” tanya Joo Seung.
“Meskipun Yoon Jae Hee terluka.” Jawab Hyun Woo.
Mendengar kata2 Hyun Woo, Joo Seung langsung emosi. Ia ingin memukul Hyun Woo, namun Hyun Woo berhasil menghindar. Hyun Woo lantas menghina rasa cinta Joo Seung untuk Ah Ran. Hyun Woo berkata bahwa Joo Seung tidak pernah mencintai Ah Ran. Hyun Woo berkata bahwa Joo Seung sudah menghancurkan hidup Ah Ran.
“Kenapa kau masih tidak sadar juga? Karena dirimu, dia terus melakukan dosa dan dosa!” ucap Hyun Woo.
“Yang membuat Ah Ran melakukan kesalahan bukan aku, tapi kau! Jika kau tidak berpura2 menjadi orang yang sudah mati, dia tidak akan menciptakan kebakaran itu.” jawab Joo Seung.
“Hari ini kau benar2 terlihat menyedihkan. Untung saja Seketaris Nam tidak pernah melihat dirimu yang seperti ini.” sindir Hyun Woo.
Joo Seung emosi, jangan pernah membicarakan tentang ayahku! Tidak peduli siapapun mereka, mereka yang menghina ayahku, aku akan membunuhnya!
“Kau pengkhianat yang cukup menyedihkan.” Ucap Hyun Woo.
Hyun Woo lantas pergi meninggalkan Joo Seung. Joo Seung menatap kepergian Hyun Woo dengan wajah emosi.
Joo Seung kembali ke apartemennya dan mendapati Ah Ran yang sudah tertidur pulas. Ah Ran tidur sambil memeluk erat sepatu merahnya. Joo Seung terlihat iba melihat Ah Ran yang tidur sambil memeluk sepatu merah itu.
Joo Seung lalu menerima sebuah fax tentang data2 Ahn Jae Sung yang asli.
Keesokan harinya, Joo Seung membahas hal itu dengan Ah Ran. Ah Ran terkejut mengetahui Joo Seung sudah menemukan Ahn Jae Sung yang asli. Joo Seung berkata, Ahn Jae Sung yang asli menetap di Inggris. Dulu, Ahn Jae Sung pernah tinggal di panti asuhan itu. Joo Seung yakin jika Jae Hee dan Jae Sung saling mengenal karena berasal dari panti asuhan yang sama.
“Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Ah Ran.
“Kita bisa menuntut Shin Hyun Woo dengan tuduhan penipuan. Dia mencuri identitas orang lain, membangun perusahaan, dan dia berusaha merebut kembali Soul dari tanganmu.” Jawab Joo Seung.
Tiba2, Ah Ran menerima panggilan dari seseorang. Ah Ran tampak senang usai menerima telepon itu. Ah Ran lantas berkata pada Joo Seung bahwa ia tidak pernah menandatangani promissory note/semacam surat pelunasan hutang gitu. Ah Ran berkata, karena belum menikah dengan Jae Sung hatinya merasa tidak nyaman jadi ia tidak pernah menggunakan namanya untuk menandatangani surat itu. Joo Seung tersenyum puas mendengarnya.
“Sekarang disaat Shin Woo Sub merasa sudah memenangkan permainan ini dan merayakan kemenangannya, aku benar2 perlu untuk memukul bagian belakang kepalanya.” Ucap Ah Ran.
“Berapa banyak jumlah yang tertera dalam surat itu?” tanya Joo Seung.
“Melihat kondisi Soul sekarang, akan sangat sulit untuk menutupinya.” Jawab Ah Ran.
“Perusahaan ayahnya bangkrut, dan anaknya dituduh melakukan penipuan.” Ucap Joo Seung.
Hyun Woo pergi menemui Julie. Ia membawakan hadiah berupa gelang dan jepit rambut untuk Julie. Hyun Woo berkata, ia membuat hadiah itu memakai desain Sang Mo. Julie berterima kasih pada Hyun Woo. Julie lalu menyerahkan sebuah surat kontrak pada Hyun Woo. Hyun Woo sangat berterima kasih pada Julie. Hyun Woo berkata, dirinya hanya orang luar tapi Julie cukup banyak membantunya.
“Jadi bagimu aku hanya orang luar?” tanya Julie, yang membuat Hyun Woo langsung menatapnya.
“Kenapa kau selalu menatapku seperti itu? Aku menganggapmu sebagai teman yang berbagi rasa suka dan duka.” Jawab Julie.
Hyun Woo pun tersenyum.
“Aku mempercayai kemampuanmu, tapi jika kau memiliki masalah jangan segan2 untuk menghubungiku.” Ucap Julie.
Sementara itu, Nyonya Jo berkunjung ke apartemen Hyun Woo. Di sana, ia bertemu Jae Hee.
“Kau sudah tahu kan bahwa Joo Ah Ran adalah kakakmu. Meskipun sulit untuk mempercayainya tapi kalian bersaudara.. Aku turut menyesal atas kematian ayahmu. Tapi pernikahan kakakmu sudah gagal. Apa kau masih ingin menikah dengan pria yang pernah menjadi suami kakakmu?” ucap Nyonya Jo.
“Nyonya…” jawab Jae Hee.
“Kalian tidak boleh menikah. Aku mohon padamu, jauhi putraku.” Pinta Nyonya Jo.
Tangis Jae Hee pecah. Jae Hee lantas berlutut dan memohon pada Nyonya Jo. Jae Hee berkata, bahwa dirinya sangat mencintai Hyun Woo. Jae Hee bilang, bagi anak sebatang kara seperti dirinya, Hyun Woo adalah mimpinya. Jae Hee berkata, berkat Hyun Woo ia bisa hidup dan sekolah dengan baik. Jae Hee pun berjanji akan menjadi istri yang baik untuk Hyun Woo.
“Kenapa kau begitu egois! Apa kau sadar betapa lelahnya Hyun Woo kami karena sikapmu yang seperti ini? Tidak peduli apapun yang terjadi, anakku tidak boleh menikah denganmu.” Ucap Nyonya Jo.
“Bahkan hanya sekali saja, tidak boleh kah aku memikirkan kebahagiaanku? Aku tidak mau kehilangan Hyun Woo. Bahkan jika aku harus membuang nama Joo Kyeong Ran, aku akan melakukannya. Aku ingin menikah dengan Shin Hyun Woo. Aku mohon padamu, Nyonya.” Pinta Jae Hee.
“Aku akan menganggap kau mengerti kata2ku. Aku permisi. Jaga dirimu baik2.” Ucap Nyonya Jo.
Nyonya Jo lalu beranjak pergi namun sebelum pergi ia meninggalkan sejumlah uang untuk Jae Hee. Jae Hee menangis.
(Kesel pooool sama Jae Hee. Dia bahkan ingin membuang nama Joo Kyeong Ran demi cintanya pada Hyun Woo. Meski aku juga kesal pada Nyonya Jo, tapi Nyonya Jo benar. Hyun Woo tidak boleh menikahi Jae Hee)
Joo Seung mengajak Jae Hee ketemuan. Joo Seung berkata, tidak peduli seberapa besar kebencian Jae Hee pada Ah Ran, hanya Jae Hee lah yang bisa membantu Ah Ran. Joo Seung bilang jika Jae Hee yang memohon pada Hyun Woo, hukuman Ah Ran bisa dikurangi. Namun Jae Hee tidak mau membantu Ah Ran.
“Aku tahu apa yang sudah dia lakukan pada Shin Hyun Woo. Meskipun kami memiliki hubungan darah bukan berarti dia akan terbebas dari hukumannya.” Jawab Jae Hee.
“Kakakmu punya alasan melakukan ini. Dia melakukan ini bukan karena dia ingin hidup lebih baik.” Ucap Joo Seung.
“Kau ingin bilang semua itu karena orang tua kami? Tidak peduli apapun alasannya, kejahatannya tidak bisa dibenarkan. Orang itu sudah melakukan hal yang begit mengerikan. Dia juga menyeretku dan mengunciku di gudang!” jawab Jae Hee.
“Kau mungkin tidak akan mengerti sekarang tapi kalian berdua memiliki hubungan darah. Jangan sampai kau menyesal. Jangan menunggu sampai semuanya terlambat untuk menolong kakakmu.” Ucap Joo Seung.
“Aku tidak mau.” jawab Jae Hee.
“Jika kau menolak, aku tidak akan melepaskan Hyun Woo. Aku akan melakukan segala yang kubisa dan mendorong Hyun Woo ke tepi jurang.”
“Kau pikir kau masih bisa mengancamku? Daripada bekerja sama dengan kalian, aku lebih memilih hidup susah.”
Jae Hee pun beranjak pergi. Namun sebelum pergi, Jae Hee memberitahu Joo Seung bahwa ia akan menikah dengan Hyun Woo.
Begitu Jae Hee pergi, Joo Seung langsung menghubungi pengacaranya.
Presdir Shin terkejut saat Seketaris Kang memberitahunya soal promissory note itu. Seketaris Kang yakin semua itu adalah ulah Ah Ran. Seketaris Kang berkata, jika hal ini tidak segera diatasi maka perusahaan akan bangkrut. Presdir Shin pun bingung caranya mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu yang singkat. Presdir Shin lalu menyuruh Seketaris Kang menghubungi Hyun Woo.
Jae Hee dan Hyun Woo sedang mempersiapkan pernikahan mereka. Mereka sedang melakukan fitting hanbok pernikahan. Hyun Woo memuji kecantikan Jae Hee. Jae Hee pun tersenyum bahagia karena sebentar lagi akan menikah dengan Hyun Woo. Tiba2, ponsel Hyun Woo berdering. Hyun Woo menerima panggilan dari ayahnya. Hyun Woo terkejut mengetahui apa yang sedang dihadapi perusahaannya.
Di apartemennya, Joo Seung menatap tajam baju bayinya. Beberapa detik kemudian, ia mengalihkan pandangannya pada foto lawas ayah dan ibunya. Dalam foto itu, terlihat Nyonya Jo yang sedang menggendong Joo Seung kecil. Nyonya Jo duduk disamping ayah Joo Seung dan mereka tersenyum bahagia. Joo Seung lalu membaca sebuah surat. Entah apa isi surat itu, yang jelas Joo Seung terlihat sedih dan kecewa.
Tak lama kemudian, Ah Ran pulang. Ah Ran menatap bingung Joo Seung. Joo Seung langsung menyimpan barang2 pribadinya ke dalam laci. Ah Ran lantas duduk disamping Joo Seung. Ia berkata Soul Furniture berada dalam bahaya sekarang. Ah Ran lantas bertanya apa Joo Seung sudah mulai menutut Hyun Woo. Joo Seung mengiyakan.
“Aku pikir tidak adil izin medisku dicabut. Jika Shin Hyun Woo tidak meninggal, maka pengobatan palsu yang aku lakukan adalah palsu. Jika mereka berbicara tentang kebohongan, itu artinya dia pun melakukan hal yang sama.” Ucap Joo Seung.
“Lalu aku menciptakan kebakaran itu bukan untuk membunuh Shin Hyun Woo. Shin Hyun Woo menciptakan tiruannya dan melarikan diri. Itu tidak bisa disebut pembunuhan, kan?” jawab Ah Ran.
“Shin Hyun Woo, kau sudah masuk ke dalam jebakan yang kau ciptakan sendiri. Mencuri identitas orang lain, berpura2 mati. Dia melakukan itu untuk membalaskan dendamnya.” Ucap Joo Seung.
Ah Ran tersenyum evil. Senyum evil Ah Ran seketika menghilang saat Joo Seung memberitahunya soal pernikahan Hyun Woo dan Jae Hee.
Jae Hee pulang ke apartemen Hyun Woo. Tangannya menenteng beberapa tas yang berisi kebutuhan pernikahannya. Tak lama berselang, ia dikejutkan dengan kedatangan Ah Ran. Ah Ran menatap sinis ke arah barang2 yang dibawa Jae Hee.
“Sepertinya kau sedang sibuk mempersiapkan pernikahanmu. Kalian belum menikah tapi sudah tinggal bersama?” ucap Ah Ran.
“Bukankah kita sudah sepakat pura2 tidak saling mengenal? Jangan pernah menemuiku lagi, aku tidak nyaman bertemu denganmu.” jawab Jae Hee.
Ah Ran emosi, ia pun menghancurkan barang2 kebutuhan pernikahan Jae Hee. Jae Hee marah.
“Dengarkan aku baik2, apapun yang terjadi aku tidak akan membiarkanmu menjadi bagian dari musuh kita. Aku menunggu selama 25 tahun hanya untuk melihat wajahmu.” Ucap Ah Ran.
“Perasaanku masih sama. Aku putus asa memiliki kakak sepertimu!” jawab Jae Hee.
“Orang tua kita meninggal! Kau menangis karena lapar dan aku menggendongmu di punggungku! Aku bahkan dituduh sebagai pencuri karena ingin memberimu makanan! Bahkan jika aku harus mengorek2 sampah untuk mendapatkan makanan, aku melakukan yang terbaik untukmu! Setelah aku meninggalkanmu, aku mencarimu kemana2 seperti orang gila! Tapi sekarang kau melakukan ini padaku?” ucap Ah Ran.
“Kakak yang ada dalam bayanganku, bukanlah seseorang yang mencuri makanan untukku! Bahkan meskipun aku harus kelaparan, aku menginginkan saudara perempuan yang jujur! Seorang wanita yang hatinya dipenuhi oleh kebencian adalah orang yang paling tidak ingin kulihat!” jawab Jae Hee.
Ah Ran syok, matanya mulai berkaca2.
“Aku akan menikah dengan Shin Hyun Woo. Jika kau merasa menyesal atas apa yang kau lakukan pada Shin Hyun Woo, berikanlah ucapan selamat yang tulus atas pernikahan kami. Kemudian, bertanggung jawablah atas kejahatan yang kau lakukan! Ini adalah peringatan terakhir yang bisa kulakukan sebagai adikmu.” Ucap Jae Hee.
Jae Hee lantas beranjak masuk ke dalam. Ah Ran berteriak sekencang2nya, meluapkan emosi yang bergejolak di dadanya.
Presdir Shin sedang membahas promissory notes yang ditujukan pada perusahannya dengan kedua putranya. Hyun Woo pun kembali menghakimi Ah Ran. Ia berkata, Ah Ran adalah wanita yang penuh tipu daya. Hyun Min bertanya, apa yang harus mereka lakukan sekarang. Presdir Shin lantas menatap Hyun Woo. Ia ingin tahu kenapa Hyun Woo masih belum melaporkan Ah Ran pada polisi.
Hyun Woo terdiam. Ia lantas berkata bahwa saat ini dirinya hanya memikirkan tentang promissory note itu. Ia berkata bahwa mereka harus mencari cara memperpanjang waktu jatuh temponya. Hyun Min setuju dengan yang dikatakan Hyun Woo. Hyun Min berkata, mereka bisa menjual apartemen dan toko miliknya. Presdir Shin menanyakan tentang Julie. Ia berpikir Julie bisa menolong mereka. Dengan wajah menyesal, Hyun Woo bilang kalau Julie sudah meninggalkan Korea.
“Perusahaan mungkin akan mengalami badai. Pertama2, kita harus segera mengatur pernikahan Hyun Woo. Besok, kita akan makan malam dan melakukan pertunangan. Kita tidak tahu trik apalagi yang akan dilakukan Joo Ah Ran.” Jawab Presdir Shin.
Nyonya Jo terkejut saat Presdir Shin memberitahunya bahwa besok Hyun Woo dan Jae Hee akan bertunangan. Nyonya Jo tidak setuju, ia beralasan jika Hyun Woo baru saja kembali ke tengah2 mereka. Tapi Presdir Shin tetap pada keputusannya untuk melangsungkan pertunangan itu besok.
Usai bicara dengan Presdir Shin, Nyonya Jo kedatangan tamu tak diundang. Nyonya Jo panic melihat kedatangan paman dan bibi Ah Ran. Paman dan bibi Ah Ran lantas meminta Nyonya Jo mempertemukan mereka dengan Kyeong Ran. Nyonya Jo pun memberitahu mereka jika Ah Ran dan Kyeong Ran sudah bertemu. Paman dan bibi Ah Ran terkejut. Nyonya Jo lantas meminta paman dan bibi Ah Ran melakukan sesuatu untuknya.
Hyun Woo memberitahu Jae Hee bahwa besok mereka akan menggelar pertunangan. Jae Hee terkejut. Hyun Woo yakin Ah Ran akan melakukan apapun untuk membatalkan pernikahan mereka. Hyun Woo takut Jae Hee akan goyah. Jae Hee tersenyum, ia kemudian berkata bahwa hatinya tidak akan pernah goyah. Ia berkata, sesulit apapun dirinya tidak akan pernah melepaskan tangan Hyun Woo. Ia mengaku, meskipun orang tuanya yang menghalangi pernikahan mereka, ia akan tetap menikah dengan Hyun Woo.
Makin kesel ama Jae Hee… cinta udah membutakan mata hatinya… dia bahkan gk peduli meski orang tuanya menghalangi pernikahan itu…
Ah Ran membuka laci Joo Seung. Ia melihat foto masa kecil Joo Seung bersama Nyonya Jo dan Seketaris Nam. Ah Ran lantas membaca surat itu. Usai membaca surat itu, ia buru2 memasukkan barang2 itu ke dalam tasnya. Tepat saat itu, Joo Seung pulang. Ah Ran pun langsung menutup laci Joo Seung dan bersikap seolah tidak terjadi apapun agar Joo Seung tidak curiga.
“Aku baru saja menemui seseorang. Besok adalah hari pertunangan mereka, aku akan memberikan hadiah yang luar biasa untuk Shin Hyun Woo.” Ucap Joo Seung, membuat Ah Ran bingung.
Besoknya, Ah Ran mengirimkan foto dan surat itu ke rumah Hyun Woo. Ia ingin keluarga Hyun Woo juga mengalami kehancuran sama seperti keluarganya.
Sementara itu, paman dan bibi Ah Ran mendatangi apartemen Hyun Woo. Mereka ingin bertemu Kyeong Ran. Tepat saat itu, Jae Hee keluar bersama Hyun Woo. Jae Hee pun terkejut saat paman dan bibinya datang menghampirinya.
“Apa kau benar2 Kyeong Ran? Kau sangat mirip sekali dengan ayahmu? Kau benar2 putrinya Joo Chul Ming?” tanya bibi Ah Ran.
“Siapa kalian?” tanya Hyun Woo.
“Siapa kami? Kami ini paman dan bibinya.” Jawab paman Ah Ran.
Jae Hee terkejut, ia tidak menyangka akan bertemu dengan paman dan bibinya.
Hyun Woo berlari sendirian ke gedung pertunangannya. Presdir Shin heran karena Hyun Woo datang sendirian. Hyun Woo berkata, jika Jae Hee pergi menemui paman dan bibinya. Presdir Shin terkejut. Ia tidak menyangka Jae Hee masih memiliki paman dan bibi. Hyun Woo lalu melirik ibunya yang terlihat tegang.
Joo Seung dan Ah Ran pergi menjemput seseorang.
Paman dan bibi Ah Ran tidak menyetujui pertunangan itu. Jae Hee terkejut, ia menuduh Ah Ran yang menyuruh paman dan bibi mereka menghalangi pertunangannya. Jae Hee pun mengancam akan melaporkan paman dan bibinya ke polisi. Paman dan bibi Ah Ran ketakutan, ia menyuruh supir taksi berhenti. Begitu taksi berhenti, paman dan bibi Ah Ran memaksa Jae Hee turun. Namun Jae Hee menggigit lengan bibinya. Saat bibinya meringis kesakitan, Jae Hee pun buru2 pergi.
Pertunangan Hyun Woo dan Jae Hee pun mulai dilaksanakan. Pertunangan mereka berlangsung secara tertutup.
Hanya ada keluarga Hyun Woo di sana. Setelah Hyun Woo dan Jae Hee saling bertukar cincin, Ah Ran datang bersama Joo Seung dan pria itu. Hyun Woo pun terkejut dengan kedatangan mereka.
“Kenapa kalian begitu terkejut? Karena kami tamu yang tidak diundang?” tanya Ah Ran.
“Joo Ah Ran, Nam Joo Seung! Cepat pergi dari sini!” teriak Hyun Woo.
“Pria ini adalah Direktur Jung yang bekerja dengan Presdir Shin sejak awal berdirinya Gam Yu Furniture. Kami mengundangnya kesini karena beliau ingin mengatakan sesuatu pada Presdir Shin.” Jawab Joo Seung.
“Direktur Jung, apa yang ingin kau katakan?” tanya Presdir Shin.
“Sudah lama sekali, Presdir Shin. Putra Seketaris Nam dan putri Kepala Joo sudah tumbuh dewasa sekarang. Sudah 25 tahun sejak insiden itu.” ucap Direktur Jung.
“Direktur Jung, anda tahu kan kronologis kematian orang tuaku? Tolong katakan, apa alasan dibalik kecelakaan mobil itu.” pinta Ah Ran.
“Orang itu benar2 menyedihkan. Mobilnya tiba2 saja kehilangan keseimbangan dan terbalik. Setelah diselidiki, ternyata ditemukan salah satu sekrup ban yang menghilang. Siapa yang menyabotase mobil itu? Pada saat itu, Presdir Shin tidak melaporkan kejadian ini pada polisi dan berpura2 tidak terjadi apa2. Itu benar, karena hubungan Presdir Shin dan Kepala Joo tidak baik.” Jawab Direktur Jung.
Hyun Woo dan Jae Hee syok mendengarnya, terutama Jae Hee. Sedangkan Nyonya Jo tampak gugup.
“Orang yang melakukan itu adalah anda Shin Woo Sub! Bahkan jika hukum memaafkanmu, aku tidak akan pernah melupakan kejahatan ini sampai aku mati!” ucap Ah Ran.
“Suster Yoon, seharusnya kau berada di pihak kami. Kau masih tidak sadar bahwa kau dan keluarga ini tidak cocok.” Ucap Joo Seung.
Jae Hee syok, saking syok nya ia bahkan nyaris terjatuh. Hyun Woo menatap cemas Jae Hee.
“Apa? Dua putri?” tanya Presdir Shin.
“Putri sulungnya adalah aku. Dan putri bungsunya adalah Yoon Jae Hee.” Jawab Ah Ran.
Presdir Shin kaget, begitupula dengan Hyun Min dan Hyun Ji. Sementara Jae Hee menangis. Dan Hyun Woo resah karena ayahnya akhirnya mengetahui siapa Jae Hee. Jae Hee menatap tajam Ah Ran.
Hadeh si Jae Hee, masih aja ya gak terima pertunangannya digagalkan Ah Ran. Padahal dia sudah tau kenyataan tentang kematian orang tuanya. Hatinya sudah dibutakan oleh cintanya pada Shin Hyun Woo.
“Adik bungsuku bernama Joo Kyeong Ran. Kenapa dia menggunakan nama palsu, Yoon Jae Hee, dan ingin masuk ke dalam keluarga ini? Anda pasti mengetahuinya dengan jelas. Itu karena kebencian orang tuaku karena kedua putrinya masuk ke dalam keluarga ini.” ucap Ah Ran lagi.
Presdir Shin benar2 syok, ia tidak menyangka Jae Hee adalah putri bungsu Joo Chul Ming.
Ah Ran dan Joo Seung mengantarkan kepergian Direktur Jung. Mereka sangat berterima kasih atas bantuan Direktur Jung. Setelah Direktur Jung pergi, Ah Ran berterima kasih pada Joo Seung. Ia benar2 tidak menyangka ada seseorang yang bisa membuktikan insiden yang menewaskan kedua orang tuanya.
“Lalu apa rencanamu sekarang?” tanya Joo Seung.
“Aku akan membuat moral Shin Woo Sub cacat. Biarkan dia dihakimi oleh masyarakat.” Jawab Ah Ran.
“Kau mau membuka semuanya pada media?” tanya Joo Seung.
“Kali ini, aku membutuhkan bantuan Kyeong Ran. Dia harus melakukan sesuatu untuk orang tuanya yang sudah meninggal.” Jawab Ah Ran.
Sementara itu, Presdir Shin sedang mengomeli Hyun Woo yang tetap ingin menikahi Jae Hee meskipun sudah tau Jae Hee adalah adiknya Ah Ran. Presdir Shin heran, dari sekian banyak wanita kenapa putranya harus menikah dengan putrinya Joo Chul Ming. Nyonya Jo mencoba menenangkan suaminya, tapi ia ikut kena omelan sang suami. Hyun Woo masih tetap keras kepala. Ia bersikeras menikahi Jae Hee. Presdir Shin pun tetap kekeuh tidak mau menerima Jae Hee sebagai menantunya.
Pembicaraan itu pun terhenti lantaran Hyun Min dan Hyun Ji datang membawakan paket untuk ayah mereka. Hyun Ji pun membuka paket itu. Ia terkejut melihat foto ibunya bersama dengan Seketaris Nam dan seorang bocah laki2.
Presdir Shin marah, ia merobek2 foto itu dan pergi untuk melabrak Joo Seung. Sedangkan Nyonya Jo tampak gugup. Hyun Ji pun langsung menanyakan hubungan ibunya dan ayah Joo Seung. Nyonya Jo panic, ia bingung harus menjawab apa. Hyun Woo menatap ibunya tak percaya.
Di apartemen Hyun Woo, Jae Hee melepaskan semua barang pemberian Hyun Woo. Tangisnya kian merebak. Tak lama kemudian, ia menerima panggilan dari Ah Ran. Ah Ran berkata jika dendam yang terjadi antara keluarga mereka dengan keluarga Hyun Woo itu benar adanya. Ah Ran pasrah jika Jae Hee tidak mau menerimanya sebagai kakak, tapi ia meminta Jae Hee tidak melupakan bahwa Presdir Shin lah yang membunuh orang tua mereka. Tangis Jae Hee kian merebak. Ia menutup teleponnya begitu saja tanpa bicara sepatah kata pun pada kakaknya.
Jae Hee lantas teringat saat ia membeberkan semua kejahatan Ah Ran di hari pernikahan Ah Ran dan Jae Sung. Ia juga ingat saat membakar tiket dan passport Ah Ran.
“Apa yang harus kulakukan? Aku sudah melakukan kesalahan pada kakakku. Aku melakukan kesalahan pada Shin Hyun Woo. Tidak peduli dengan keputuasn yang kubuat, aku tidak akan pernah bahagia.” Rengeknya.
Presdir Shin melabrak Joo Seung. Ia yakin Joo Seung lah mengirimkan foto itu ke rumahnya. Joo Seung pun mengambil kesempatan itu untuk mengatakan yang sebenarnya. Ia memberitahu Presdir Shin jika Nyonya Jo adalah ibu kandungnya. Namun Presdir Shin tidak percaya.
“Kenapa harus seperti ini? Demi kebahagiaan keluarga anda, aku tidak dianggap di dunia ini. Kalian berdua sama saja, kalian adalah orang2 egois yang hanya memikirkan keluarga kalian.” Jawab Joo Seung.
Plaaak! Presdir Shin menampar Joo Seung. Errrrrr!!
“Tidak peduli darimana kau berasal, enyahlah dari hadapanku! Jangan pernah mengganggu keluargaku lagi! Jangan muncul di hadapanku lagi!” ucap Presdir Shin.
“Biarkan Ah Ran pergi. Mintalah pada Hyun Woo untuk memutuskan hubungannya dengan Ah Ran. Setelah itu kami berdua akan pergi.” Jawab Joo Seung.
“Kau mengancamku sekarang?” tanya Presdir Shin.
“Ini bukan ancaman, tapi permintaan. Kalau anda meninggalkan Ah Ran, rahasia anda tidak akan terbongkar. Haruskah kita terus2an berperang yang akan membuat kita sama2 terluka?” jawab Joo Seung.
“Ternyata selama ini aku membesarkan seekor harimau.” Ucap Presdir Shin.
“Di dunia ini, tidak peduli seberapa lemahnya hewan itu, sepanjang dia tidak ditinggalkan oleh ibunya, dia akan menjadi kuat.” Jawab Joo Seung.
Joo Seung mengantarkan Presdir Shin ke lift. Tepat setelah Presdir Shin pergi, Hyun Woo datang dan menatap tajam Joo Seung.
“Sejak kapan kau mulai tahu ibuku adalah ibumu?” tanya Hyun Woo.
“Sejak ayahku meninggal, tapi jangan cemas. Aku tidak pernah ingin menganggapmu sebagai kakakku.” Jawab Joo Seung.
“Itulah kenapa kau mengirimkan foto dan surat itu! Lalu apa yang kau inginkan!” bentak Hyun Woo.
“Apa yang aku inginkan? Tentu saja kehancurkan keluarga Nyonya. Bukankah tidak adil hanya satu orang saja yang merasa kesepian?” jawab Joo Seung.
Hyun Woo emosi dan memukul Joo Seung.
“Perdebatan sebuah keluarga yang cukup menarik. Kau harus menerimanya juga.” jawab Joo Seung.
Joo Seung pun balas memukul Hyun Woo.
“Untuk membalaskan dendammu yang dicampakkan oleh ibu, kau membantu Joo Ah Ran menghancurkan keluargaku? Apakah itu caramu berterima kasih pada ibu yang sudah melahirkanmu? Apakah itu caramu berterima kasih padaku yang sudah menganggapmu sebagai adikku?” ucap Hyun Woo.
“Apa yang kau tahu! Ketika aku sakit, aku tidak memiliki siapapun untuk dipanggil ibu. Hidup seperti pengemis. Sejak 30 tahun yang lalu, Nyonya tidak pernah menjadi ibuku. Dia adalah istri Presdir Shin yang begitu dingin dan menakutkan.” Jawab Joo Seung.
Hyun Woo semakin emosi pada Joo Seung.
“Lalu karena itu kau ingin membunuhku? Kau ingin membunuhku yang membuatmu tidak mendapat cinta ibu? Itukah tujuanmu membuat ibu sedih?” tanya Hyun Woo.
“Saat tidak ada siapapun, jika dia meletakkan makanan ke dalam mangkukku, aku tidak akan membencinya seperti ini! Jika dia berbicara dengan baik kepadaku, mungkin aku akan memahaminya. Tapi dia benar2 melupakan anaknya ini! Ini lebih kejam daripada dicampakkan.” Jawab Joo Seung.
Mata Joo Seung mulai berkaca2.
“Apa kau bahagia setelah menyakiti ibumu?” tanya Hyun Woo.
“Pembalasan dendamku belum berakhir. Akan ada surat gugatan yang datang ke rumahmu. Ahn Jae Sung yang asli juga akan datang. Mungkin dia sedang dalam perjalanan ke bandara.” Jawab Joo Seung.
Hyun Woo pun terkejut dan mulai cemas.
Soul Furniture seketika menjadi heboh lantaran ada spanduk yang menginginkan Presdir Shin diadili. Seketaris Kang memberitahu Presdir Shin jika media sudah mengetahui hal ini. Presdir Shin marah. Ia pun berniat melaporkan hal ini pada polisi dan menyuruh Seketaris Kang menyiapkan mobil.
Presdir Shin menyuruh pihak kepolisian menangkap pelaku yang sudah merusak reputasinya. Polisi pun bertanya, apa kejadian 25 tahun yang lalu itu benar. Presdir Shin membela diri, ia menyuruh polisi memeriksa sendiri buku catatan pengeluaran perusahaannya.. Presdir Shin lantas ingin tahu siapa yang menempelkan spanduk2 itu di kantornya. Ia curiga pada Ah Ran dan Joo Seung. Namun betapa terkejutnya ia saat mengetahui pelakukannya adalah Kyeong Ran.
Di rumah, Hyun Min dan Hyun Ji mendesak ibu mereka menceritakan kebenarannya. Nyonya Jo yang sudah tidak tahan lagi akhirnya menceritakan kebenaran itu. Ia memberitahu Hyun Min dan Hyun Ji bahwa Joo Seung adalah anaknya.Hyun Min dan Hyun Ji pun terkejut.
“Ini tidak mungkin!” ucap Hyun Ji tidak percaya.
“Joo Seung anak Seketaris Nam? Bagaimana bisa ibu melakukan hal ini? Seketaris Nam yang sudah kuanggap seperti kakak dan juga ayahku sendiri… Bagaimana bisa seseorang dari 30 tahun yang lalu…” ucap Hyun Min.
“Dan ibu menyembunyikan hal ini dari ayah! Jadi itu alasannya kenapa ibu menentang saat aku mengatakan ingin menikah dengan Joo Seung Oppa!”
Nyonya Jo hanya bisa terdiam dan menangis.
“Membalaskan dendam seperti itu pada ayah, tidakkah ibu merasa sangat rendah? Jika ibu begitu membenci ayah, seharusnya ibu menggugat cerai ayah! Aku membenci ibu! Aku merasa malu!” teriak Hyun Ji, lalu pergi.
“Aku selalu berpikir ayah sangat keras. Aku merasa kasihan pada ibu. Tapi ternyata kenyataannya seperti ini. Orang yang menghancurkan ayah dan memberikan penghinaan pada keluarga kita adalah ibu!” teriak Hyun Min.
Tepat saat itu, Hyun Woo pulang dan terkejut melihatnya. Hyun Woo menegur Hyun Min dengan keras.
Hyun Woo mengajak ibunya bicara berdua. Hyun Woo menyalahkan ibunya atas apa yang terjadi pada keluarga mereka. Nyonya Jo pun mengakui kesalahannya. Hyun Woo pun penasaran kenapa ibunya begitu keras pada Joo Seung.
“Jika aku tidak melakukan itu, maka aku dan Joo Seung tidak akan bisa hidup sampai sekarang. Tidak peduli apapun, aku tidak pernah berniat menghancurkan keluarga ini. Aku sungguh2.” Jawab Nyonya Jo.
“Berhenti mencari alasan karena mengabaikan Joo Seung dan membuatnya kesepian. Itu karena cinta seorang ibu. Karena ibu melahirkannya, setidaknya jadilah seorang ibu. Ibu sangat peduli pada kami, tapi bagi orang lain ibu menjadi racun yang sangat mematikan. Ibu, apa ibu orang yang kejam? Ibu sudah menerima akibatnya. Sebaiknya sekarang ibu pergi dan temui ayah.” ucap Hyun Woo.
Hyun Woo pun beranjak pergi, meninggalkan ibunya dalam kesedihan yang luar biasa. Nyonya Jo pun teringat masa lalunya. Saat itu, Presdir Shin mengamuk dan membanting seluruh barang yang ada di rumah. Wajah Nyonya Jo terlihat babak belur. Presdir Shin lantas mengusir Nyonya Jo dan Hyun Woo kecil. Tepat saat itu, Seketaris Nam datang menjemput mereka.
“Hyun Woo-ya, ibu kembali karena ibu tidak ingin kau tidak memiliki seorang ayah. Apa ibu salah? Demi memberikanmu keluarga yang sempurna, Joo Seung tidak memiliki seorang ibu. Ibu menerima hukuman ibu sekarang!” ucap Nyonya Jo.
Presdir Shin duduk termenung di tepi Sungai Han. Tak lama berselang, Seketaris Kang datang. Presdir Shin menyuruh Seketaris Kang membawakan wine untuknya. Seketaris Kang dengan berat hati memberitahu Presdir Shin bahwa Soul akan bangkrut jika Presdir Shin tidak memperpanjang waktu jatuh tempo pelunasan hutang. Presdir Shin terkejut.
Hyun Woo kembali ke apartemennya. Ia terkejut karena tidak mendapati Jae Hee di sana. Jae Hee juga mengembalikan semua pemberiannya. Hyun Woo panic, ia mencoba menghubungi Jae Hee tapi Jae Hee tidak menjawab panggilannya.
Sementara itu di kantor, Presdir Shin menyalahkan Ah Ran atas apa yang terjadi padanya. Presdir Shin lantas menyuruh Seketaris Kang menghubungi pihak kepolisan. Presdir Kang ingin kasus kebakaran di villa Yang Pyeong diselidiki kembali.
Polisi mendatangi apartemen Joo Seung. Mereka ingin menangkap Ah Ran! Dengan wajah gugup, Joo Seung berkata jika Ah Ran tidak berada di sana. Joo Seung juga menjelaskan jika itu adalah rumahnya, bukan rumah Ah Ran. Joo Seung berjanji akan menghubungi polisi jika Ah Ran datang menemuinya. Polisi tidak percaya begitu saja pada Joo Seung. Mereka memutuskan menunggu Ah Ran diluar.
Joo Seung pun langsung menghubungi Ah Ran. Ia melarang Ah Ran pulang. Ia juga menyuruh Ah Ran bersembunyi di hotel atau pun sauna dan melarang Ah Ran menggunakan mobil. Ah Ran mengerti. Ia langsung menepikan mobilnya dan berlari meninggalkan mobilnya di pinggir jalan.
Nyonya Jo menemui Presdir Shin di sebuah kafe. Nyonya Jo pasrah jika Presdir Shin mau menceraikannya. Presdir Shin tidak mau menceraikan Nyonya Jo. Ia menyuruh Nyonya Jo kembali ke rumah.
“Lalu apa yang kau inginkan dariku? Kau ingin aku selamanya berdosa padamu dan anak2? Kau ingin aku bersujud menunggu kematian sepanjang hidupku?” tanya Nyonya Jo.
“Aku tidak akan pernah memaafkanmu dan melupakan ini. Kau hidup seperti seorang penjahat tanpa mengetahui kapan kau akan mati. Kau membayar kejahatanmu karena telah menghancurkan suamimu dan pergi.” Jawab Presdir Shin.
“Aku juga manusia, jika kau memukulku aku bisa menjerit karena rasa sakit. Aku manusia yang memiliki perasaan!” ucap Nyonya Jo.
“Apa kau sudah gila?” tanya Presdir Shin.
“Iya, aku sudah gila. Aku seharusnya menjadi gila sejak kau mengancamku seperti ini. Bahkan jika aku seorang pelayan yang melayanimu sepanjang hidupku, kau tidak berhak memperlakukanku seperti ini.” jawab Nyonya Jo.
“Bahkan tidak ada pelayan yang melakukan hal itu.” ucap Presdir Shin.
“Jangan katakan itu semua kesalahanku. Jika kau melihatku sebagai seorang istri, meskipun hanya sekali, tidak, bukan sebagai seorang istri tapi sebagai manusia, aku tidak akan melahirkan Joo Seung dalam kesakitan.” Jawab Nyonya Jo.
“Jadi maksudmu ini semua salahku?” tanya Presdir Shin.
“Aku benar2 menyesal karena tidak meninggalkanmu saat itu. Aku saja kesalahanmu. Aku bertahan karena anak2. Dan sekarang, aku menyesalinya. Aku tidak mengharapkan pengampunanmu. Aku sudah tidak bisa lagi menjadi istrimu. Aku ingin berjalan di jalanku sendiri.” Jawab Nyonya Jo.
Nyonya Jo pun beranjak pergi. Presdir Shin menyusul Nyonya Jo. Nyonya Jo melompat ke tengah jalan. Tepat saat itu, sebuah truk melaju kencang ke arah Nyonya Jo. Presdir Shin pun langsung mendorong tubuh Nyonya Jo. Akibatnya, Presdir Shin lah yang tertabrak. Nyonya Jo terkejut melihat Presdir Shin tertabrak.
“Yeobo!!!!!” teriaknya.
BERSAMBUNG
0 Comments:
Post a Comment