Hae Sung mengajak So Hye menikah, tapi So Hye menolaknya. Hae Sung ingin tahu alasannya. So Hye berkata, kalau mereka sudah bahagia dengan mereka yang jalani sekarang, jadi untuk apa menikah? Hae Sung terdiam.
“Kakakku bahkan tidak tahu aku sakit sampai saat ini. Bisakah kau memberitahu nenekmu kondisiku?” tanya So Hye.
Hae Sung diam saja dan hanya menghela napas.
“Lihat, kan? Itu saja sudah membuatmu sakit kepala. Tetaplah seperti ini.” ucap So Hye.
“Aku ingin menjadi walimu yang sah.” Jawab Hae Sung.
“Jika kita mendaftarkan pernikahan kita, reporter akan mengetahuinya. Jika aku pergi…”
So Hye menggantung kalimatnya. Kesedihan tampak jelas di matanya. So Hye lantas meminta Hae Sung untuk tidak membuatnya menjadi seseorang yang tidak tahu diri. So Hye mengaku tidak bisa menikah dengan Hae Sung.
“Kenapa tidak bisa? Pernikahan adalah yang ditunggu setiap pasangan. Kenapa kau menghindari momen membahagiakan itu?” tanya Hae Sung.
“Aku tidak ingin melakukannya!” teriak So Hye, membuat Hae Sung terdiam.
So Hye lalu meminta maaf dan menyuruh Hae Sung pergi. So Hye mengaku ingin sendirian. Begitu Hae Sung pergi, tangis So Hye langsung keluar….
Hae Sung kembali ke kamarnya dengan perasaan kecewa. Ia duduk di ranjangnya, kemudian mengambil ponselnya dan melihat foto2 pasangan suami istri yang tengah menggendong anak kecil. Tak lama kemudian, So Hye datang membuatnya terkejut. So Hye masuk dan duduk disamping Hae Sung.
“Kau marah?” tanya So Hye.
“Apa maksudmu? Seorang pria tidak akan pernah bisa marah.” Jawab Hae Sung sambil menggeser duduknya.
“Kau marah.” Ucap So Hye sambil menggeser duduknya mendekat ke Hae Sung.
“Aku bilang tidak.” Jawab Hae Sung sambil menggeser duduknya.
“Aku tahu kau marah.” Ucap So Hye sembari tersenyum pada Hae Sung.
“Iya, aku marah! Berapa kali sudah aku dicampakkan oleh Lee So Hye-ku? Aku dicampakkan bahkan setelah kami bersama. Aku ini bintang papan atas, harga diriku terluka.” Jawab Hae Sung.
“Baiklah, akan kukabulkan keinginanmu.” Ucap So Hye.
“Keinginanku?” tanya Hae Sung.
“Aku bilang aku akan mengabulkan keinginamu kalau kau berhenti merokok.” Jawab So Hye.
“Benarkah? Aku boleh meminta apapun?” tanya Hae Sung.
“Aku janji.” Jawab So Hye.
Hae Sung pun tersipu malu… Hahahah… suka liat ekspresi Joo Sang Wook kalo udah malu2 meong gitu…
“Kita seharusnya menikah, pergi bulan madu dan… di sebuah kamar yang mewah yang memiliki pemandangan laut dan panorama yang indah, aku….”
Hae Sung menggantung kalimatnya dan menutup wajahnya karena malu… Beberapa saat kemudian, Hae Sung kembali melanjutkan kalimatnya. Ia berkata, ingin menghabiskan malam pertama bersama So Hye. Tapi karena So Hye menentangnya, hal itu tidak akan pernah terjadi.
Hae Sung lantas menatap ke arah So Hye dan terkejut mendapati So Hye yang jatuh tertidur…
“Lee So Hye, kau tidak boleh melakukan ini. Apa kau malu makanya kau berpura2 tidur?” tanya Hae Sung.
Tapi So Hye tak kunjung bangun. Hae Sung terkejut, ia lantas berusaha membangunkan So Hye tapi tetap saja So Hye tak bangun2. Hae Sung pun memeriksa nafas dan denyut nadi So Hye.
Keesokan harinya, So Hye terbangun dan mendapati dirinya tertidur di kamar Hae Sung. Beberapa menit kemudian, So Hye turun dari tempat tidur karena mendengar perdebatan Hae Sung dan Chang Suk.
“Kenapa kau meletakkan foil di situ?” tanya Hae Sung.
“Kau yang menyuruhku menaruhnya di sana.” Jawab Chang Suk.
“Ini microwave, bukan oven!” ucap Hae Sung.
“Seharusnya kau memberitahuku.” Jawab Chang Suk.
“Kebakaran!” teriak Hae Sung.
“Cepat angkat!” suruh Chang Suk.
So Hye terkejut melihat kelakuan mereka berdua. Hae Sung dan Chang Suk yang menyadari kehadiran So Hye pun hanya nyengir. Hae Sung kemudian mengaku ingin membuatkan bebek panggang untuk So Hye, tapi Chang Suk menghancurkannya.
Chang Suk pun buru2 membuka microwave dan mengeluarkan bebek panggang yang sudah hangus itu. Setelah Chang Suk pergi, So Hye memeluk erat Hae Sung.
“Kemarin aku tidur tiba2, kan?” tanya So HYe.
“Iya dan itu tidak adil. Karena itu, kau harus mengabulkan dua keinginanku.” Jawab Hae Sung.
“Omong kosong!” ucap So Hye sambil melepaskan diri dari pelukan Hae Sung.
“Omong kosong apanya? Aku membicarakan sesuatu yang penting tapi kau malah tidur.” Jawab Hae Sung.
Chang Suk kemudian datang, tapi tak sendiri. Ia datang bersama Seol. Seol tersenyum dan melambaikan tangannya pada So Hye. So Hye dan Hae Sung bergegas menghampiri Seol. Hae Sung terkejut melihat rambut baru Seol. Sementara Chang Suk terpukau dengan penampilan baru Seol. Ia sampai tak berkedip menatap Seol.
“Bagaimana ibumu?” tanya Hae Sung.
“Ibuku sudah membaik. Terima kasih banyak. Kau mencarikan ibuku rumah perawatan dan membayar biayanya untuk satu tahun di muka.” Jawab Seol.
“Nenekku di sana, aku rasa akan lebih baik jika mereka bersama.” Ucap Hae Sung.
“Aku berhutang padamu.” Jawab Seol.
“Aku tidak memberikannya padamu secara percuma. Kau harus mengembalikannya padaku, tapi temukan pekerjaan terlebih dahulu.” Ucap Hae Sung.
“Berhentilah bicara!” suruh So Hye.
“Kau harus lebih teliti menyangkut soal uang.” Jawab Hae Sung.
“Aku akan membayarnya.” Ucap Seol.
“Aku sudah menemukan pekerjaan untukmu. Kau juga akan mendapatkan tempat tinggal dan gaji sebagai koki.” Jawab Hae Sung.
“Aku tidak punya sertifikat memasak.” Ucap Seol.
“Bagaimana kalau di rumahku saja? Aku putus aja mencari seorang koki.” Jawab Hae Sung.
“Apa?” kaget Seol.
“Itu benar. Hae Sung dan Chang Suk akan merenovasi kamar tamu.” Ucap So Hye.
“Jika kau tetap di sini dan memasak sekali2 untuk kami, itu sangat bagus. So Hye kami sangat pintar menulis tapi urusan memasak…”
Hae Sung menggantung kalimatnya, membuat So Hye meninju pelan bahunya. Seol setuju bekerja di rumah Hae Sung. So Hye tersenyum senang.
Tapi Chang Suk lebih senang lagi karena akan bertemu pujaan hatinya setiap hari. Chang Suk yang masih menatap Seol tak berkedip langsung ditarik Hae Sung dan disuruh pergi oleh Hae Sung.
So Hye membantu Seol membongkar barang belanjaan. So Hye heran karena Seol belanja begitu banyak. Seol berkata, ingin memasakkan sesuatu yang enak. Tiba2, Hae Sung dan Chang Suk lewat di depan mereka. Hae Sung terus berjalan, tapi Chang Suk malah diam di depan jendela memperhatikan Seol. Hae Sung kemudian balik dan menarik paksa Chang Suk pergi.
“Apa yang kau lakukan? Sadarlah, dia wanita yang sudah menikah.” Ucap Hae Sung.
“Dia akan bercerai sebentar lagi.” Jawab Chang Suk.
“Hae Sung-ah, kau akan mendukungku, kan?” tanya Chang Suk kemudian sambil memegang tangan Hae Sung.
Hae Sung tidak tahu harus menjawab apa. Tepat saat itu pintu lift terbuka. Biar urusan cepat kelar, Hae Sung pun terpaksa mengiyakan pertanyaan Chang Suk dan mendorong Chang Suk masuk ke lift.
Seol dan So Hye tertawa melihat tingkah konyol kedua pria itu. Seol lalu bertanya pada So Hye, apa yang ingin So Hye makan. So Hye berkata, ia ingin makan tteokbokki yang biasa mereka makan sepulang sekolah.
“Hanya itu?” tanya Seol sambil menarik ujung bibirnya.
“Japchae?” jawab So Hye.
“Baiklah,akan kubuatkan untukmu.” Ucap Seol, kemudian mengambil bahan2 masakan dan membawanya ke dapur.
“Tolong buatkan sesuatu yang enak.” Pinta So Hye.
“Baiklah.” Jawab Seol.
“Bagaimana suamimu? Ibu mertuamu?” tanya So Hye.
“Mereka ketakutan soal buku catatan itu. Mereka akan memohon padaku.” Jawab Seol.
“Jangan cemas soal buku itu, kami menyimpannya di dalam brankas Hae Sung.” ucap So Hye.
“Aku akan mengurus surat perceraian setelah bertemu dengannya. Aku akan melawan pemilik kantor hukum.” Jawab Seol.
“Cari dulu Pengacara.” Ucap So Hye.
“Jin Tae mengenal semuanya, aku tidak yakin itu akan berhasil.” Jawab Seol.
So Hye pun menghela napas bingung. Pembicaraan dua wanita cantik ini terpaksa harus berhenti karena So Hye yang tak sengaja melihat berkas2 Hae Sung yang ketinggalan di meja. So Hye pun bergegas pergi untuk mengantarkan berkas2 itu pada Hae Sung.
So Hye berdiri tepi jalan. Ia menatap ke arah langit. Lalu entah apa yang terjadi, So Hye menjatuhkan berkas2 Hae Sung dan pergi begitu saja. So Hye masuk ke dalam sebuah butik yang khusus menyediakan baju pengantin. So Hye melihat2 beberapa gaun pengantin.
Tak lama, seorang calon pengantin keluar dari dalam butik bersama ketiga temannya. So Hye tersenyum ke arah mereka. Ponsel So Hye kemudian berdering. Telepon dari Seol. So Hye tampak terkejut menerima panggilan dari Seol.
“So Hye, kau dimana?” tanya Seol.
“Sudah lama sekali. Aku senang bisa mendengar suaramu lagi. Apa kabar Seol?” jawab So Hye.
“Ada apa denganmu?” tanya Seol.
“Kau tidak ingat aku? Ini aku, Lee So Hye.” jawab So Hye.
“Tentu saja aku ingat. Tapi ada apa denganmu? Apa kau bercanda?” tanya Seol.
“Bercanda? Kita sudah lama tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu. Aku bahkan bermimpi dibonceng olehmu.” Jawab So Hye.
“So Hye, dimana kau?” tanya Seol kaget.
“Di sini. Jangan terkejut, ya. Aku akan menikah.” Jawab So Hye.
Joon Gi yang masih mengenakan seragam pasien sedang tiduran di hammock sambil membaca sebuah novel. Tak lama kemudian, Joon Gi menerima panggilan dari Seol. Seol memberitahu Joon Gi tentang sikap aneh So Hye.
Hae Sung yang baru selesai shooting berniat mentraktir tim produksi makan di Restoran China. Sutradara Yoon langsung bersemangat memikirkan apa yang mau ia makan. Tapi tiba2, Hae Sung menerima panggilan dari Seol. Seol memberitahu Hae Sung tentang sikap aneh So Hye. Usai berbicara dengan Seol, Hae Sung pun menarik Chang Suk pergi. Sutradara Yoon kecewa karena gak jadi makan di restoran mewah.
“Gaun pengantin seperti apa yang kau kenakan? Aku bahkan tidak pernah melihatmu mengenakan gaun pengantin. Kau tidak mengundang kami ke pernikahanmu. Kenapa kau melakukan itu?” tanya So Hye.
Air mata Seol akhirnya keluar…
“Kau dan Mi Sun sama saja. Aku tidak bisa menghubungimu setelah kau menikah. Mi Sun tidak pernah menjawab teleponku karena dia sibuk dengan anaknya. Kau tahu bagaimana menderitanya aku? Hae Sung menghancurkanku, miniseriku gagal. Aku tidak memiliki uang, jadi aku tinggal di kamar yang sempit. Kau tahu bagaimana kesepiannya aku?” ucap So Hye.
“Maafkan aku, So Hye. Tidak ada yang bisa kulakukan. Itu pasti sangat sulit buatmu.” jawab Seol.
Seol lantas mendekati So Hye dan memegang tangan So Hye.
“Maafkan aku, So Hye. Seharusnya aku menghubungimu lebih awal.” Ucap Seol.
“Bisakah kau menelpon Mi Sun?” tanya So Hye.
“Dia sudah di perjalanan.” Jawab Seol.
“Benarkah?” tanya So Hye antusias.
Seol mengangguk. So Hye langsung tersenyum senang. Tak lama kemudian, Hae Sung datang. So Hye terkejut dengan kemunculan Hae Sung. Hae Sung mengajak So Hye pulang, tapi So Hye melarang Hae Sung mendekatinya. So Hye marah karena Hae Sung tidak datang saat pembacaan naskah. So Hye bahkan bertanya, apa Hae Sung masih mau dipanggil ‘Acting Impotent’ oleh orang2.
Hae Sung diam saja mendengar semua makian So Hye. So Hye mengusir Hae Sung. Hae Sung pun pergi dengan wajah sedih. Sementara itu, So Hye masih terus memaki Hae Sung. Ia menyebut bahwa Hae Sung sudah menghancurkannya. So Hye tidak mengerti, kenapa Hae Sung bisa menemuinya seolah2 tidak terjadi apapun.
Hae Sung mengawasi So Hye dari kejauhan. Ia benar2 sedih dengan kondisi So Hye. Tak lama kemudian, Joon Gi datang. Joon Gi berkata, So Hye mengalami yang namanya delirium karena obat2an itu. Hae Sung mengernyit, Delirium?
“Kebingungan sesaat. Ini efek samping dari obatnya. Hal ini sudah biasa terjadi. Jangan cemas. Santai saja.” Jawab Joon Gi.
Joon Gi lantas menghampiri So Hye. So Hye tersenyum senang melihat Joon Gi.
“Bagaimana penampilanku?” tanya So Hye pada Joon Gi.
So Hye lalu kembali sibuk memilih2 gaun pengantin. Sementara Hae Sung mulai menangisi kondisi So Hye.
So Hye akhirnya kembali ke rumah Hae Sung. Ia sudah lelap tertidur. Hae Sung duduk disampingnya. Tak lama kemudian, Joon Gi masuk dan mengajak Hae Sung bicara.
Di luar, semua sudah berkumpul. Seol berkata, kalau gejala yang dialami So Hye sangat mirip dengan yang dialami ibunya saat sang ibu pertama kali divonis dementia. Joon Gi berkata, dementia berbeda dengan delirium. Hae Sung ingin So Hye dibawa ke rumah sakit. Joon Gi berkata, So Hye akan cepat pulih jika berada di tempat yang tidak asing dan dikelilingi orang terdekat.
“Jika dia sadar nanti dan ingat apa yang sudah dilakukannya, dia akan kebingungan. Ini akan menjadi masalah serius bagi orang2 yang memiliki kepercayaan diri tinggi seperti Penulis Lee. Saat itu terjadi, tolong tenanglah dan hibur dia. Dan jangan biarkan dia telat makan. Dia harus makan dengan baik untuk berjuang melawan efek sampingnya.” Ucap Joon Gi.
“Aku akan membuatkan makanan yang dia sukai.” Jawab Seol.
“Bukankah kau sibuk? Kau harus kembali sekarang. Jangan cemaskan So Hye. Kami ada di sini.” Ucap Mi Sun pada Hae Sung.
“Aku akan tetap di sini sampai meeting nanti, jadi jangan cemas.” Ucap Joon Gi juga.
Hae Sung pergi menemui Jin Sook. Jin Sook tersenyum senang melihat Hae Sung. Ia langsung beranjak menghampiri Hae Sung dengan sebuah amplop di tangannya. Hae Sung berkata, ia akan meninggalkan Adonis Entertainment. Jin Sook tersenyum licik, kemudian menunjukkan amplop itu untuk mengancam Hae Sung.
“Bukankah sudah kubilang? Drama berakhir ketika karakter utamanya mati. Kalau kau menyebarkan ini ke media dan Hitman gagal, kau akan rugi juga.” jawab Hae Sung.
“Hae Sung kami tahu cukup banyak sekarang. Kau benar, aku tidak mau rugi. Tapi Hitman membuatku kehilangan begitu banyak, jadi aku putuskan untuk mengakhirnya. Apa yang kau pikirkan? Aku membunuh karakter utama, tapi aku masih bisa bertahan.” Ucap Jin Sook.
“Kenapa kau bertindak sejauh ini?” tanya Hae Sung.
“Aku menghabiskan banyak uang dan waktu untuk membesarkan si Akting Impotent. Dan sekarang dia mau menghancurkanku.” Jawab Jin Sook.
“Baiklah, lakukan saja. Aku akan bertanggung jawab untuk Hitman. Berapa biaya yang harus kuganti?” tanya Hae Sung.
“Maksudnya kau ingin Lee So Hye sukses dengan drama terakhirnya? Wow, ini cinta yang begitu luar biasa.” Jawab Jin Sook.
“Lakukan permintaanku. Biarkan aku bertanggung jawab soal Hitman.” Ucap Hae Sung.
“Apakah semuanya akan baik2 saja kalau aku ingin semua milikmu?” tanya Jin Sook.
“Tidak masalah. Siapkan kontraknya dan aku akan mengambil salinannya.” Jawab Hae Sung.
Setelah mengatakan itu, Hae Sung beranjak pergi. Jin Sook kesal karena gagal membuat Hae Sung tetap berada di sisinya.
Chang Suk langsung menghampiri Hae Sung begitu Hae Sung keluar dari ruangan Jin Sook. Chang Suk meminta Hae Sung mempertimbangkan hal ini dengan hati2. Ia sangat yakin kalau Jin Sook tidak akan membiarkan Hae Sung memiliki Hitman semudah itu. Tapi Hae Sung tidak peduli dan tetap pada keputusannya untuk memproduksi Hitman sendiri.
“Kau yakin bisa menanganinya?” tanya Chang Suk.
“Aku bisa menanganinya. Jika Hitman gagal, So Hye akan menderita.” Jawab Hae Sung.
“Kau benar.” ucap Chang Suk.
“Carikan Pengacara. Kupikir aku membutuhkan seorang pengacara sebelum aku memulainya.” Jawab Hae Sung.
“Ini tidak akan mudah. Semua pengacara berhubungan dengan kakaknya CEO Choi.” Ucap Chang Suk.
“Bukankah kau bilang Sang Hwa pernah sekolah hukum?” tanya Hae Sung.
Sementara itu, Sang Wook yang lagi tiduran dibangunkan oleh Sang Hwa. Sang Hwa memberitahu Sang Wook kalau klien pertama Sang Wook ada di asrama. Tapi Sang Wook malas bangun. Sang Hwa memberitahu Sang Wook kalau klien pertama Sang Wook itu adalah Hae Sung, idola Sang Wook. Tapi Sang Wook tidak percaya. Sang Hwa yang kesal akhirnya pergi membukakan pintu. Begitu Hae Sung masuk, Sang Wook pun langsung meloncat dari tempat tidurnya. Sang Wook speechlees saat berhadapan dengan Hae Sung.
“Apa kau pengacara? Kau terlihat masih muda.” Ucap Hae Sung ragu.
“Dia dapat nilai tertinggi dalam ujiannya dan menempati posisi pertama saat berada dalam masa pelatihan. Dia seperti ensiklopedia berjalan. Tapi dia kehilangan pekerjaanya, jadi dia punya waktu kosong sekarang.” jawab Sang Hwa.
Sang Wook pun langsung menjabat tangan Hae Sung dan mengaku sebagai fans berat Hae Sung.
“Aku relawan di kelompokmu. Dengan uang yang kau donasikan, banyak orang yang mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.” Ucap Sang Wook.
Hae Sung pun mulai narsis…. Hhahha, kumat lagi penyakit narsisnya…
“Namaku Kim Sang Wook.” Ucap Sang Wook.
“Sang Wook? Namamu cukup familiar. Sang Wook. Kim Sang Wook. Itu bagus. Tapi akan lebih baik kalau kau adalah Joo Sang Wook.” Ucap Hae Sung.
Semuanya tertawa mendengar ocehan Joo Sang Wook eh salah, ocehan Hae Sung… Hahah…
“Tapi apa yang bisa kubantu?” tanya Sang Wook dengan muka serius.
“Ini rahasia. Bisakah kau kupercaya?” tanya Hae Sung lebay.
Sang Wook pun berjanji akan menjaga rahasia Hae Sung…
Chang Suk berjaga di depan pintu, sementara di dalam Hae Sung memulai ceritanya. Hae Sung berkata, ketika ia diadopsi dan menetap di Amerika, saat itu dirinya masih berusia 17 tahun dan ia membuat kesalahan besar. Hae Sung mengaku, karena kesalahan itu ia masih diancam.
“Apa mereka mengancam akan menyebarkan itu ke media?” tanya Sang Wook.
“Jika itu tersebar, apa yang harus kulakukan? Aku ingin tahu apakah ada cara agar aku bisa menghentikan mereka?” ucap Hae Sung.
“Pasti ada jalan, tapi bisakah kau memberitahuku kesalahan apa yang kau buat?” tanya Sang Wook.
Hae Sung pun langsung terdiam… Belum sempat Hae Sung menjawab, kita sudah dialihkan pada adegan Mi Sun dan Seol yang sibuk memasak di dapur. So Hye datang dan ingin tahu apa yang dimasak oleh kedua sahabatnya. Seol berkata, kalau mereka membuat tteokbokki dan japchae favorit So Hye.
“Dimana Hae Sung? Jam berapa sekarang?” tanya So Hye.
“Hae Sung di lokasi shooting. Ini sudah jam tiga.” Jawab Mi Sun.
“Jam tiga siang? Seol-ah, bukankah kau datang pagi tadi? Lalu, aku bertingkah seperti orang gila. Apa itu benar? Itu bukan mimpi?” tanya So Hye.
“Kau mengalami delirium sebagai efek samping dari obatmu.” Jawab Seol.
“Apa aku benar2 pergi ke butik pengantin? Dan Hae Sung melihatku?” tanya So Hye syok.
So Hye lantas menutupi wajahnya. Ia berkata, itu mengerikan. Seol pun langsung menenangkan So Hye. Tapi So Hye tetap berkata kalau ia sudah melakukan hal yang begitu memalukan.
“Apa kau tahu siapa yang lebih memalukan? Aku bekerja seperti budak selama 10 tahun.” Jawab Seol.
“Apa yang kalian bicarakan? Aku membuat masalah di SMA.” Ucap Mi Sun, membuat ketiganya tertawa.
“Apa aku benar2 kehilangan pikiranku dan membuat masalah pada kalian?” tanya So Hye.
“Jangan cemas. Kami tidak akan membiarkan hal itu. Kau tahu, aku ini pengawalmu.” Jawab Seol.
“Itu benar. Jangan cemaskan hal itu. Kami ada di sini untukmu.” Ucap Mi Sun.
So Hye menangis. Seol langsung memeluk So Hye.
“Jangan menangis. Jika kau ingin sembuh, makanlah dengan baik.” Ucap Seol.
Tapi saat So Hye akan makan, Hae Sung menelpon Mi Sun. Mi Sun memberitahu Hae Sung kalau So Hye sudah bangun. Usai berbicara dengan Hae Sung, Mi Sun memberitahu So Hye kalau Hae Sung sudah di depan. So Hye panik dan buru2 kembali ke kamarnya. Di kamar, So Hye bisa mendengar suara Hae Sung.
“Bukankah kau bilang dia sudah bangun?” tanya Hae Sung.
“Dia merasa lelah dan kembali ke tempat tidur.” Jawab Mi Sun.
“Dia tidur lagi?” tanya Hae Sung kaget.
Hae Sung lantas mau pergi melihat So Hye. Tapi Mi Sun meminta Hae Sung membiarkan So Hye istirahat. Hae Sung pun mengaku kalau ia hanya mau melihat wajah So Hye saja. Hae Sung beranjak pergi.
Begitu Hae Sung pergi, Chang Suk memberikan kue yang dibelinya pada Seol. Seol berterima kasih dan memberikan kue itu ke Mi Sun. Tapi Chang Suk memberikannya lagi pada Seol. Hahaha…
Hae Sung masuk ke kamar dan tersenyum melihat So Hye. Sementara So Hye menutupi wajahnya dengan selimut. Hae Sung lantas mendekati So Hye, kemudian duduk disamping So Hye. So Hye masih terus menutupi wajahnya. Hae Sung pun membuka selimut So Hye. Tampak So Hye yang memejamkan matanya, tapi Hae Sung tahu So Hye hanya berpura2.
“Princess So Hye, apa kau tidur? Kau baik2 saja sekarang? Kau terlihat cantik dengan gaun pengantin tadi.” Ucap Hae Sung.
So Hye yang malu kembali menyembunyikan wajahnya dibalik selimut.
“Jangan cemas. Itu karena obatmu. Aku bersyukur kau pulang dengan selamat.” Ucap Hae Sung.
“Jangan bicara lagi. Aku benar2 malu.” Jawab So Hye.
“Perlihatkan wajahmu.” Pinta Hae Sung.
So Hye pun menurut….
“Aku tidak tahu kau mengalami masa2 yang sulit, tapi aku malah mengajakmu menikah. Aku menyesal untuk itu. Setelah kau pulih, aku akan melamarmu lagi. Dan jika kau menolaknya, aku akan benar2 marah.” Ucap Hae Sung.
“Lupakan yang kau lihat pagi ini.” pinta So Hye.
“Kenapa aku harus melupakannya. Kau sangat cantik. Seharusnya aku memfotomu tadi.” Jawab Hae Sung.
So Hye pun kembali menutupi wajahnya….
“Jangan sembunyikan wajahmu.” Ucap Hae Sung sambil berusaha menarik selimut So Hye.
Jin Tae berusaha menghubungi Seol. Ia menangis.
“Yeobo, ini salahku. Aku mabuk hari itu dan kehilangan kesadaranku. Bagaimana bisa aku menyanyikan lagu perayaan disaat ibu mertuaku sedang kritis. Aku tidak sadar. Yeobo, tolong hubungi aku.” ucap Jin Tae.
Tak lama kemudian, Jin Sook pulang. Jin Tae langsung menghapus air matanya.
“Apa kau sudah menemukan ibu mertuamu?” tanya Jin Sook.
“Dia sudah dioperasi.” Jawab Jin Tae.
“Operasi? Dengan uang siapa?” tanya Jin Sook.
“Bagaimana aku tahu? Aku tidak bisa menemukannya setelah operasi itu.” jawab Jin Tae.
“Lalu dimana dia? Dia bahkan tidak memiliki teman.” Ucap Jin Tae.
Tak lama kemudian Nyonya Kwak datang dan langsung menanyakan Seol. Nyonya Kwak mengaku tidak bisa diam saja di tempat tidur pada saat seperti itu dan memaki Seol.
“Bagaimana bisa dia melakukan ini? Kita sudah menerimanya meskipun kita tahu dia tidak bisa punya anak.” Ucap Nyonya Kwak.
“Dia tidak akan ke kantor pengacara, kan?” tanya Jin Tae.
“Kau pikir dia punya keberanian melakukan itu? Dia hanya peduli pada ibunya. Dia mengambil uang kita untuk biaya operasi.” Jawab Jin Sook.
“Sudah kubilang kan untuk membayar biaya operasinya? Kenapa kita harus mendapat masalah karena 30 juta won.” Ucap Jin Tae.
“Ini membuatku gugup. Ayo jual apa yang bisa kita jual dan cari tempat yang tenang.” Pinta Nyonya Kwak.
Tak lama kemudian, Seol menghubungi Jin Tae..
Jin Tae menemui Seol di sebuah kafe. Jin Tae mengaku menyesal atas apa yang sudah ia lakukan. Tapi Seol tidak peduli dan memberi Jin Tae surat cerai. Jin Tae meminta Seol memberinya satu kesempatan lagi. Ia berjanji akan memperlakukan Seol dan ibu Seol dengan baik. Seol pun mengaku tidak bisa percaya lagi pada Jin Tae, meskipun hanya 1 %.
“Jadi itulah kenapa kau mengambil buku itu? Kau benar2 ingin meninggalkan rumah kami?” tanya Jin Tae.
“Aku tidak akan mengembalikannya sampai kita resmi bercerai. Kau bahkan tidak membayar pajak atas aset2 ilegal. Kenapa kau tidak mendonasikannya saja?” ucap Seol.
“Siapa yang mendukungmu? Dengan siapa kau tinggal?” tanya Jin Tae kesal.
“Aku tinggal di rumah temanku. Temanku 100 kali lebih baik dari dirimu. Mereka bahkan yang membayar biaya operasi ibuku.” Jawab Seol.
Seol lalu beranjak pergi…
Jin Tae kembali ke rumah saat ibunya lagi asyik makan. Sang ibu pun heran melihat Jin Tae yang pulang sendirian. Jin Tae berkata, Seol ingin bercerai dan Seol akan mengembalikan buku itu setelah mendapatkan tunjangan. Nyonya Kwak tersenyum sinis.
“Ini benar2 aneh. Dia banyak berubah.” Ucap Jin Tae.
“Bagaimana dia membayar biaya operasi dan rumah perawatan ibunya?” tanya Nyonya Kwak.
“Dia meminjam uang dari temannya.” Jawab Jin Tae.
“Teman? Dia bahkan tidak punya teman.” Ucap Nyonya Kwak.
Jin Tae curiga dan buru2 kembali ke kamarnya. Di kamarnya, ia mencari2 sesuatu yang mencurigakan. Tak lama kemudian, ia menemukan sepatu boat Seol di dalam lemari. Jin Tae kemudian membuka laci dan menemukan kacamata hitam Seol. Dari balik tumpukan baju Seol, ia menemukan jaket kulit Seol.
Jin Tae tampak marah. Ia pun langsung menghubungi Seketaris Yang dan menyuruh Seketaris Yang ke rumahnya…
Bersambung ke part 2
terimakasih,,,makin seru aja lucu lht jo sang wook lebay