Sebelumnya...........
Tuan Baek sedang
membaca formulir registrasi Hae Gang. Di depannya, Hae Gang sedang makan. Hae
Gang berkata, kalau bubur abalone sangat mahal. Hae Gang mengaku kalau ia bisa
hanya makan nasi saja. Tuan Baek berkata, kalau hari itu adalah hari khusus.
Tuan Baek mengaku akan memberikan Hae Gang sesuatu yang lebih mahal sampai Hae
Gang pergi.
“Kau harus pergi
melihat ibumu.” Ucap Tuan Baek lagi.
“Aku tidak bisa
membawa diriku pergi. Aku tidak akan bisa mengenalinya. Kudengar, ibuku sudah
terluka karena adik kembarku. Aku tidak ingin membuatnya lebih terluka. Aku
hanya akan melihatnya dari kejauhan.” Jawab Hae Gang.
“Apa ada hadiah
yang lebih baik selain dia tahu kalau kau masih hidup? Pergilah dan temui dia.
Temui ibumu dan adik kembarmu.” Jawab Tuan Baek
Hae Gang hanya
mengangguk.
“Yong Gi-ya.”
panggil Tuan Baek, yang langsung diiyakan Hae Gang. Tapi kemudian, Tuan Baek
tersadar kalau tak seharusnya ia memanggil Hae Gang dengan nama Yong Gi lagi.
Hae Gang berkata, tidak masalah buatnya dipanggil dengan nama itu karena ia
sudah terbiasa dengan nama itu.
“Mulai sekarang,
selain namamu yang asing, kau akan mengalami banyak situasi sulit yang tidak
pernah kau bayangkan. Jangan berusaha terlalu keras. Mengerti?” ucap Tuan Baek.
Tangis Hae Gang
langsung keluar. Tuan Baek lalu meminta maaf karena sudah berbicara terlalu
banyak dan membuat Hae Gang tidak bisa makan. Tuan Baek pergi. Hae Gang
menyendokkan nasi ke mulutnya, sambil menangis haru.
Yong Gi masih
bersama dengan Baek Seok. Yong Gi terkejut saat Baek Seok memberitahunya bahwa
Hae Gang ditusuk seseorang. Baek Seok berkata, kalau Yong Gi sedang dalam
bahaya dan meminta Yong Gi menceritakan semuanya. Yong Gi pun akhirnya
menyebutkan satu kata, Pudoxin. Baek Seok terkejut.
“Ada kebohongan uji
klinis untuk menyembunyikan risiko patah tulang. Itulah yang diketahui ayah Woo
Joo. Aku memiliki sebuah video yang dia tinggalkan untukku. Aku juga memiliki
video bahwa dia diancam, tapi itu tidak pernah disiarkan. Kami pergi untuk
mempersiapkan pernikahan kami, dan setelah kami kembali kami malah menerima
gugatan yang dilayangkan Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon. Mereka bilang dia
menggelapkan dana perusahaan sebanyak 6 juta won dan menggunakan uang itu untuk
berjudi. Karena itu dia dipecat. Ini tidak adil, sehingga kami mengajukan
gugatan balik. Kemudian, mereka mengatakan dia bunuh diri karena depresi. Aku
tidak tahu apa2. Kudengar dia pergi ke Stasiun Imjingak dan melompat ke depan
kereta api. Tidak hanya uji klinis palsu, tapi kematiannya juga dipalsukan. Do
Hae Gang adalah Kepala Departemen Hukum di Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon. Apa
kau pikir dia tahu tentang ini? Seberapa banyak yang dia ketahui? Bagiku dan
juga Woo Joo, dia adalah penyelamat hidup kami. Tapi bagi ayahnya Woo Joo, dia
orang seperti apa? Haruskah aku bertemu dengan Do Hae Gang?” ucap Yong Gi.
Baek Seok terkejut
setengah mati.
Hae Gang bertemu
Jin Ri di depan rumah Baek Seok. Ia terkejut. Dalam hati, Hae Gang berkata
bahwa seharusnya Jin Ri menjadi kakak iparnya. Jin Ri yang juga menatap tajam
Hae Gang tidak percaya bahwa sosok yang ada di hadapannya adalah Hae Gang. Hae
Gang lantas beranjak menghampiri Jin Ri.
“Apa yang membawamu
ke sini, Choi Jin Ri-ssi?” tanya Hae Gang.
“Apa? Choi Jin
Ri-ssi?” ucap Jin Ri kesal.
“Bukankah namamu
Choi Jin Ri.” Jawab Hae Gang.
“Apa kau lupa? Aku
ini Jin Eon noona.” Ucap Jin Ri.
“Terus? Jika kau
Choi Jin Eon noona, aku harus memanggilmu apa?” tanya Hae Gang.
“Lupakan soal
noona. Aku adalah istri CEO Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon dan putrinya Presdir
Choi Man Ho, pemilik Perusahaan Cheon Nyeon. Tidak ada seorang pun yang berada
di dekatku yang berani memanggilku Nona Choi Jin Ri.” Jawab Jin Ri.
“Tapi aku tidak
dekat denganmu dan aku bukan karyawanmu, Choi Jin Ri-ssi. Saat kau berada di
luar kantor, seharusnya kau melupakan jabatanmu. Bagaimana bisa kau menyuruh
setiap orang yang kau temui untuk melayanimu? Kau terlihat sedikit lebih
menyedihkan.” Ucap Hae Gang.
“A… apa?!” Jin Ri
marah, tapi ia memutuskan untuk membiarkan Hae Gang kali ini karena Hae Gang
amnesia.
“Kau datang untuk
menemuiku?” tanya Hae Gang.
“Iya, aku
mencarimu. Kau pikir apa alasanku datang menemui seseorang sepertimu? Kita
bicara di tempat lain.” Jawab Jin Ri.
“Aku juga
mencarimu.” Ucap Hae Gang.
“Kenapa kau mencari
seseorang sepertiku?” tanya Jin Ri.
“Ojakgyo. Kau
bilang kau akan mendukung hubunganku dengan Choi Jin Eon. Kau bilang kau akan
membuatku menjadi menantu Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon. Aku ingin menjadi
menantu di keluargamu. Aku akan melupakan keluargaku dan berjalan dengan ringan
menuju keluargamu.” Jawab Hae Gang.
Sekarang, Hae Gang
dan Jin Ri ada di sebuah kafe. Hae Gang menatap Jin Ri dengan santai. Tapi Jin
RI menatapnya tajam. Bunyi ponsel terdengar. Tapi baik Jin Ri maupun Hae Gang
tidak menghiraukan bunyi ponsel itu. Jin Ri lantas menyuruh Hae Gang memesan
sesuatu. Hae Gang menolak. Ia beralasan, karena dirinya yang ditraktir jadi Jin
Ri lah yang harus memesan makanan.
“A… apa?!! Dokgo
Yong Gi! Berani sekali kau menyuruhku! Hatimu tergantung diluar perutmu! Hah?”
teriak Jin Ri.
“Itu hampir keluar.
Aku ditusuk di depan rumahku. Sudah beberapa hari sejak aku keluar dari rumah
sakit. Biaya operasi sangat mahal.” Jawab Hae Gang.
Jin Ri kaget, “Kau
ditusuk?”
“Kau tahu Moon Tae
Joon yang berunjuk rasa denganku? Dia menjadi korban tabrak lari. Karena aku
berada di rumah sakit jadi aku tidak tahu kalau dia sudah meninggal. Aku juga
hampir mati. Kami akan menangkap pelakunya sesegara mungkin.” ucap Hae Gang.
Jin Ri langsung
diam. Dan ia menatap Hae Gang dengan wajah tegang.
“Kudengar, abu Hae
Gang tidak ada. Apa yang terjadi? Apa kau mengatur pemakaman palsu tanpa mayat
dan mengeluarkan sertifikat kematian bahkan membuat sebuah kuburan?” tanya Hae
Gang.
Jin Ri tetap diam,
sembari menatap Hae Gang dengan wajah tegang.
“Aku minta maaf.
Ini bukan urusanku.” Ucap Hae Gang.
Bunyi ponsel
kembali terdengar. Ponsel Jin Ri. Hae Gang menyuruh Jin Ri menjawabnya,
panggilan dari Jin Eon. Dengan tangan gemetar, Jin Ri pun mengambil ponselnya
dan beranjak pergi.
Seol Ri memberikan
selembar kertas pada Nyonya Hong. Seol Ri berkata, akan sulit bagi Nyonya Hong
untuk sembuh sepenuhnya tapi jika Nyonya Hong menjalani pengobatan dan ikut
rehabilitasi, mereka bisa menghambat perkembangan penyakit Nyonya Hong. Seol Ri
lantas menyuruh Nyonya Hong melihat obat yang ada di kertas itu. Seol Ri bilang
obat itu keluaran Jepang, tapi obat itu akan menimbulkan kerusakan pada sel2
hati sebagai efek sampingnya. Seol Ri juga berkata akan mencari tahu apakah
seorang dokter akan menyarankan meminum obat itu pada pasiennya. Nyonya Hong
mengangguk sembari tersenyum.
“Ngomong2,
sepanjang yang aku pelajari tentang obat itu, aku mengetahui obat itu disetujui
untuk 3 kali uji klinis. Obat yang ada hanya bisa memperlambat penuaan sel2
otak tapi obat yang satu ini langsung menyerang zat yang menyebabkan dementia.
Ibu, ikutlah dalam uji klinis ini. Dalam penelitian ini, juga ada professor ku
dan seniorku di sekolah. Aku akan menjembatani ibu dan mereka jadi ibu bisa
mengikuti uji klinis ini.” ucap Seol Ri.
Tanpa mereka
sadari, Presdir Choi menguping pembicaraan mereka. Presdir Choi mulai tersentuh
melihat usaha Seol Ri.
Penyakit Nyonya
Hong kambuh lagi. Nyonya Hong menyuruh Seol Ri berhenti bicara. Seol Ri
terkejut.
“Kau juga mengenakan
parfum sekarang? Berapa banyak lagi yang ingin kau lakukan untuk membuat
putraku terkesan? Apa anakku yang membelikanmu parfum itu? Aromanya sangat
menjijikkan. Harusnya yang tercium aroma wangi tapi yang ada malah bau busuk.
Udara di kamar ini tercemar karena bau parfummu. Bau busuk dan partikel debu
berasal dari pakaianmu yang murahan! Kau mencekikku.” Bentak Nyonya Hong.
Seol Ri menangis…
“Maafkan aku, ibu.
Aku tidak akan memakai parfum ini lagi.” Ucap Seol Ri.
Seol Ri lantas
menyuruh Nyonya Hong minum teh. Tapi bukannya meminum teh, Nyonya Hong malah
menyiramkan teh itu ke Seol Ri. Tepat saat itu, Presdir Choi masuk. Nyonya Hong
menyalahkan Seol Ri atas kematian Eun Sol. Seol Ri tidak marah. Ia menahan kesedihannya
dan mengajak Nyonya Hong jalan2 keluar. Tapi Nyonya Hong malah semakin marah.
“Kudengar kau
berbicara di telepon dengan ayah mertuamu. Haruskah kukatakan apa yang kau
lakukan pada pria yang membunuh Eun Sol?” ucap Nyonya Hong.
Seol Ri terkejut,
ibu…
“Ayahmu membuat
sebuah buku akutansi penipuan dan kau melaporkannya pada jaksa! Kau
menghancurkan perusahaan dengan mengajukan gugatan pencemaran nama baik dan
membuat saham perusahaan jatuh! Ayah mertuamu bersembunyi di laboratorium dan
kau memberitahukannya pada jaksa! Peneliti itu akhirnya bunuh diri. Aku
menyembunyikan ini karena aku takut anakku bernasib sama dengan Eun Sol!”
teriak Nyonya Hong.
Seol Ri pun syok…
aku juga sama syoknya seperti Seol Ri…
Presdir Choi pun
masuk dan langsung memeluk istrinya. Presdir Choi meminta Seol Ri menjaga
istrinya. Presdir Choi mengaku dirinya tenang jika istrinya berada di sisi Seol
Ri. Seol Ri pun berkata, semesternya akan dimulai bulan depan jadi ia masih
memiliki sedikit waktu menemani Nyonya Hong. Seol Ri mengaku, berkat Nyonya
Hong dirinya bisa bersekolah di luar negeri dengan nyaman. Seol Ri juga mengaku
karena dirinya tidak memiliki seorang ibu, jadi ia suka menghabiskan waktunya
bersama Nyonya Hong. Seol Ri juga berkata, ingin berada di samping Nyonya Hong
dan mengurus Nyonya Hong apapun yang terjadi.
Presdir Choi
berterima kasih dan berjanji tidak akan melupakan jasa Seol Ri ini….
Di perpustakaan,
Hae Gang sedang memeriksa berkas2nya. Namun tiba2, wajahnya berubah terkejut.
Hae Gang membaca berkas2nya. Ia pun merasa yang tertulis di berkas itu tidak
masuk akal. Di dalam berkas itu tertulis tentang banding yang diajukan
penggugat di tolak.
“Penggugat memiliki
banyak pendukung. Memenangkan setiap kasus. Do Hae Gang, orang seperti apa
dirimu?” gumam Hae Gang.
Ponsel Hae Gang
berbunyi. Hae Gang tersenyum membaca pesan dari Jin Eon. Dalam pesannya, Jin
Eon mengaku merindukan Hae Gang.
Jin Eon sedang
menunggu balasan SMS dari Hae Gang. Sementara Hyun Woo tampak berkutat dengan
beberapa berkas di meja. Karena balasan Hae Gang tak kunjung datang, Jin Eon
menaruh ponselnya di atas meja dan memutuskan menghampiri Hyun Woo. Namun baru
selangkah kakinya melangkah, ponselnya berdering. Ingatan Jin Eon pun melayang
ke masa lalu saat membaca pesan Hae Gang. Dalam pesannya, Hae Gang menyuruh Jin
Eon sabar.
Flashback…
Jin
Eon menggigil kedinginan menunggu Hae Gang di depan asrama Hae Gang. Jin Eon
mengirimi Hae Gang pesan. Dalam pesannya, Jin Eon mengaku merindukan Hae Gang.
Tak lama balasan pesan pun datang dan Hae Gang menyuruh Jin Eon sabar. Jin Eon yang
sudah kehilangan kesabaran, akhirnya melempar jendela asrama Hae Gang dengan
kerikil. Tak lama kemudian, Hae Gang membuka jendelanya dan menatap sebal ke
arah Jin Eon. Jin Eon pun mengirimi Hae Gang pesan.
“Aku
lapar. Ayo makan sesuatu.” Ajak Jin Eon.
Tapi
Hae Gang lagi2 mengirimkan SMS yang sama, nyuruh Jin Eon sabar. Jin Eon kesal
dan berkata kalau dirinya bisa mati kedinginan. Tapi Hae Gang malah menyuruhnya
pulang. Hae Gang lantas menutup jendelanya.
Jin
Eon tak patah arang. Ia menyuruh penjaga asrama membukakan pintu kamar Hae
Gang. Tapi tiba2, si penjaga asrama melirik ke arah sepatu Jin Eon. Jin Eon pun
protes, ia berkata kalau ia sudah memberikan jam tangannya. Si penjaga asrama
menolak membukakan pintu kamar Hae Gang. Jin Eon pun mengalah, ia merelakan
sepatunya agar bisa menemui Hae Gang.
Hae
Gang yang asyik mengerjakan tugas kuliahnya tidak menyadari kehadiran Jin Eon.
Jin Eon diam2 tiduran di ranjang Hae Gang. Jin Eon tersenyum menatap Hae Gang.
Hae Gang yang kemudian menyadari sesuatu, akhirnya menoleh ke belakang dan
mendapati Jin Eon tidur di ranjangnya.
Hae
Gang lantas beranjak dari duduknya dan menyelimuti Jin Eon. Sementara Jin Eon
masih berpura2 tidur. Saat Hae Gang meletakkan bantal di dekat kepala Jin Eon,
Jin Eon pun menarik paksa Hae Gang dan mencium bibir Hae Gang. Hae Gang marah,
ia memukuli Jin Eon dengan bantal.
“Kau
tidak punya rumah? Kau tidak tidur? Apa yang kau lakukan? Bukankah sudah
kubilang jangan datang dan jangan menggangguku! Cepat pergilah!” teriak Hae
Gang sambil terus memukuli Jin Eon dengan bantal.
“Sakit!
Apa kau meletakkan batu di dalam bantalmu untuk memukulku?” ucap Jin Eon.
“Hey,
Choi Jin Eon!” teriak Hae Gang, yang langsung dapat omelan dari penyewa di
sebelahnya.
“Cepat
pergilah, aku mau belajar.” pinta Hae Gang.
Jin
Eon pun mengangguk… namun sebelum pergi, Jin Eon mengatakan sesuatu yang aneh.
Jin Eon meminta Hae Gang menjaga diri. Hae Gang pun terkejut. Jin Eon mengaku
akan masuk wamil, ia berpesan agar Hae Gang makan dengan baik selama ia pergi.
Hae Gang membeku.
Saat Jin Eon hendak pergi, Hae Gang pun memeluk erat Jin Eon
dari belakang.
Flashback
end…
Jin Eon senyum2
teringat kenangannya bersama Hae Gang. Hyun Woo yang penasaran apa yang membuat
Jin Eon tersenyum pun mencoba mencari tahu. Ia merebut ponsel Jin Eon dan
terheran2 membaca pesan Hae Gang. Ia penasaran, kenapa Hae Gang mengirimkan
pesan seperti itu. Tapi Jin Eon tidak menjawab dan hanya memberikan Hyun Woo
seulas senyumannya.
Di kantornya, Baek
Seok sedang mempelajari berkas kasus Pudoxin dimana Hae Gang menjadi kuasa
hukum Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon. Tak lama kemudian, Hae Gang datang
membawa setumpuk berkas pula. Baek Seok memanggil Hae Gang dengan nama Yong Gi
tapi ia langsung tersadar bahwa sosok yang di hadapannya bukanlah Yong Gi,
melainkan Hae Gang.
“Kau di kantor?”
tanya Hae Gang.
“Kenapa kau keluar?
Bukankah dokter sudah menyuruhmu istirahat.” Jawab Baek Seok.
Hae Gang diam saja
dan meletakkan setumpuk berkas yang di bawanya ke meja Baek Seok. Ia meminta
pendapat Baek Seok tentang semua kasus yang pernah ia tangani itu. Hae Gang
berkata, persentase memenangkan kasus2 itu hampir mencapai 100 persen. Baek
Seok yang takut menyakiti perasaan Hae Gang hanya berkata bahwa Hae Gang
seorang pengacara yang kompeten.
“Atau aku melakukan
segala cara untuk memenangkan kasus ini, termasuk menggunakan cara illegal dan
curang? Monster yang harus menang tidak peduli bagaimana caranya? Aku,
seseorang yang melakukan aksi protes karena efek samping obat itu ternyata
membela kepentingan Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon.” Ujar Hae Gang.
Hae Gang kemudian
berbalik. Diselimuti perasaan kecewa, ia beranjak mendekati kaca yang penuh
dengan tulisan2nya mengenai efek samping Pudoxin.
“Efek samping
Pudoxin, menurutmu aku tidak tahu hal ini? Kehidupan macam apa yang kujalani?
Apa yang kupikirkan dan untuk alasan apa aku mengambil kasus2 itu? Saat aku
melihat catatan itu, aku merasa seperti anjing pemburu untuk Perusahaan Farmasi
Cheon Nyeon. Anjing pemburu yang setia.” Ucap Hae Gang.
Baek Seok menatap
iba Hae Gang. Sementara Hae Gang mulai berkaca2.
“Aku takut pada
diriku. Benar2 takut.” Ucap Hae Gang lagi.
Di mejanya, Manajer
Byeon sedang melihat berkas Kim Sun Yong. Ia kemudian teringat saat dirinya
mengadu pada Tae Seok tentang Jin Eon yang meminta catatan pengadilan Hae Gang
dan dokumen perusahaan. Tae Seok lantas memberikan dokumen Kim Sun Yong pada
Manajer Byeon.
“Katakan
padanya bahwa Departemen Hukum kehilangan catatan itu.” ucap Tae Seok.
“Apa
maksudnya ini?” tanya Manajer Byeon.
“Aku
bukan satu2nya monster. Istrinya juga monster.” Jawab Tae Seok.
“Apa?”
tanya Manajer Byeon.
“Dan
ini….” ucap Tae Seok sembari memberikan alat penyadap pada Manajer Byeon.
“Bu…
bu… bukankah ini alat penyadap?” kaget Manajer Byeon.
“Cari
kesempatan dan pasang itu di ruangan Presdir Choi.” Suruh Tae Seok.
“Apa?”
kaget Manajer Byeon.
“Ini
waktunya kita minum bersama. Aku akan membelikanmu minuman yang mahal, jadi
bawalah tas besar untuk mengambil banyak minuman.” Ucap Tae Seok.
Flashback
end…
Di ruangannya, Jin Eon dan
Hyun Woo tampak sibuk meneliti berkas2. Hyun Woo juga memberikan Jin Eon daftar
obat demensia yang dikembangkan secara nasional. Jin Eon ingin tahu apa ada
obat demensia yang dikembangkan perusahaan lain. Hyun Woo bilang tidak ada.
Hyun Woo lalu mengaku heran dengan Jin Eon yang tertarik pada penyakit yang
sulit disembuhkan itu.
“Aku suka semangat
tantanganmu, tapi jalannya panjang dan berat. Apakah ada jalan?” ucap Hyun Woo.
“Kita harus membuat
jalan.” Jawab Jin Eon.
“Lakukan saja sendiri. Aku
akan segera rapat, jadi aku pergi.” Ucap Hyun Woo.
Saat hendak pergi, Hyun
Woo melihat setumpuk berkas di meja Jin Eon. Hyun Woo penasaran itu berkas apa
dan penasaran kenapa Jin Eon menumpuknya dan tidak memeriksanya. Jin Eon
mengaku takut. Hyun Woo ingin tahu Jin Eon takut soal apa. Tapi Jin Eon enggan
menjawab dan hanya berkata bukan apa2. Hyun Woo pun beranjak pergi.
Manajer Byeon masuk, ia
memberikan berkas pemberian Tae Seok pada Jin Eon. Jin Eon menyuruh Manajer
Byeon keluar. Setelah Manajer Byeon pergi, Jin Eon pun melihat berkas itu.
Berkas tentang strategi melawan pengungkap masalah Pudoxin, Kim Sun Yong. Jin
Eon terkejut melihat berkas itu.
Sementara Hae Gang sudah
berdiri di depan kantor Jin Eon. Ia terlihat resah memikirkan saat dirinya
bekerja di sana.
Kembali ke Jin Eon yang
buru2 membaca berkas itu… Jin Eon terkejut membaca berkas yang ditulis oleh Hae
Gang itu. Di berkas itu semua terlampirkan…. Di berkas itu tertulis bahwa
mereka akan memalsukan keadaan dimana Kim Sun Yong melanggar tugas2nya. Mereka
juga berencana menekan Kim Sun Yong jika Kim Sun Yong mengajukan klaim
kerugian.
Hae Gang masih berdiri di
depan kantor Jin Eon. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan…
Kembali ke Jin Eon yang
syok membaca berkas itu.Di berkas itu, juga tertulis jika efek samping Pudoxin
sampai diketahui public, maka perusahaan akan mengalami krisis besar.
Ponsel Hae Gang berdering.
Hae Gang terkejut melihat ponselnya. Tepat saat itu, Jin Eon keluar dan
menghampiri Hae Gang. Hae Gang berbalik dan menatap Jin Eon dengan tatapan
kecewa. Jin Eon melangkah mendekati Hae Gang. Tapi Hae Gang melangkah mundur.
Jin Eon pun menatap Hae Gang dengan tatapan bingung. Tangis Hae Gang kemudian
pecah!!
Bersambung............
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
0 Comments:
Post a Comment